Latar Belakang Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping air susu ibu di Puskesmas Pamulang 2010

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kematian Bayi AKB merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Badan pusat statistik mengestimasikan AKB di Indonesia pada tahun 2007 adalah 341000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan AKB tahun 2002 – 2003 yang sebesar 351000 kelahiran hidup Profil Kesehatan Indonesia 2007. DepKes RI, 2008. Di Provinsi Banten AKB adalah 550100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Ikatan dokter anak Indonesia IDAI mencatat kurang dari 10 bayi dan 20 anak balita meninggal dunia setiap jam di Indonesia Depkes, Ina Hernawati, 2007. AKB yang tinggi dapat dicegah atau diturunkan apabila setiap bayi hanya diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dari kehidupannya karena ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi Depkes RI, 2007. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2002- 2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 persen. Persentase ini menurun dengan jelas menjadi 46 persen pada bayi berumur 2-3 bulan dan 14 persen pada bayi berumur 4-5 bulan. Menurut Meutia Hatta 2005 akibat pemberian makanan tambahan yang terlalu dini angka kematian bayi usia 9-11 bulan di negara-negara berkembang lebih tinggi 40 dibandingkan bayi yang diberi ASI. Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah BBLR dan dapat pula 2 menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa Depkes, 2006. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya Depkes, 2006. ASI sangat penting untuk asupan gizi untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHOUNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu: pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu MP-ASI sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih Depkes, 2006. Rekomendasi WHOUNICEF diatas sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional RPJPMN bidang kesehatan, antara lain dengan memberikan prioritas kepada perbaikan kesehatan dan gizi bayi dan anak. Sebagai tindak lanjut RPJPMN, Rencana Aksi Nasional RAN pencegahan dan penanggulangan gizi buruk tahun 2005-2009 menyusun sejumlah kegiatan yang 3 dilaksanakan masalah gizi kurang dari 27,3 tahun 2003 menjadi 20 pada tahun 2009, dan masalah gizi buruk dari 8.0 tahun 2003 menjadi 5 pada tahun 2009 Depkes RI, 2006. Untuk mencapai target diatas dilakukan sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi KADARZI. Program ini mendorong keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dalam memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan Depkes RI, 2006. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan menerbitkan surat keputusan menteri kesehatan Nomor: 450 MENKES SK IV 2004 tentang pemberian Air Susu Ibu ASI secara Eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai berusia 6 bulan Depkes RI, 2007. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian ASI. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Pemberian Air Susu Ibu ASI kepada bayi merupakan cara pemberian makan secara alamiah dan cara pemberian makanan yang terbaik bagi bayi.. Pemberian ASI akan dapat memenuhi kebutuhan bayi akan zat gizi, kebutuhan psikologis, memberikan perlindungan terhadap alergi, diare serta penyakit infeksi lainnya WHO, 2001 . ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar 4 bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai 4 sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. Seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI Ekslusif dan makanan pendamping ASI di berikan pada usia kurang dari 6 bulan sudah di berikan, tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran menyusui bayinya Arifin, 2004. Beberapa waktu lalu, bayi mulai diberi makanan padat ketika berusia 4 bulan, tetapi merujuk kepada standar world health organization WHO, disarankan agar bayi baru mulai diberi makanan padat setelah usianya menginjak 6 bulan. Pada kenyataannya sebagian besar ibu dibanyak negara mulai memberi bayi makanan dan minuman buatan sebelum 6 bulan, dan banyak berhenti menyusui sebelum 2 tahun. Kadang, hal ini disebabkan tak ada seorangpun yang memberi ibu bantuan yang ia perlukan DepKes RI, 2004 . Menurut William 2006 bahwa pemberian makanan padat yang dimulai sebelum bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan risiko alergi. Usus yang telah matang akan mengeluarkan immunoglobulin protein IgA, yang melapisi usus dan mencegah lewatnya protein allergen yang berbahaya susu sapi, gandum, dan kacang kedelai adalah contoh umum dari makanan yang menyebabkan alergi bila diberikan terlalu dini. Cadangan vitamin dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa dalam kandungan dan selama usia 3 bulan sejak lahir sudah mulai menurun, sedangkan dari ASI kandungan vitamin A dan C serta zat besi sudah tidak begitu tinggi. Karena itu sejak usia 6 bulan nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi 5 makanan padat, bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dan lain-lain . Menurut Soetjiningsih 1997, pengalaman telah menunjukan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan bayi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu-ibu. Disegi lain promosi yang tidak terkendali dari MP-ASI Makanan Pendamping Air Susu Ibu : Makanan lumat: Bubur, biskuit maka kebutuhan untuk ASI menjadi berkurang karena si kecil dipenuhi oleh makanan semi padat. Informasi yang diperoleh seorang ibu terkadang sangat minim, karena pengetahuan yang tidak dimilikinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Notoadmodjo 2003 faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan sosial ekonomi. Dengan didasari pengetahuan diharapkan sikap dan perilaku akan mengikuti, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 6 Penelitian yang dilakukan Dedek 2009 mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan keluarga memberikan MP-ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan di kelurahan Beji Depok menunjukan hasil hubungan pengetahuan tinggi yang memberikan MP-ASI 7,7 dan pengetahuan rendah 75, pendidikan tinggi yang memberikan MP-ASI 11,1, pendidikan sedang 22,7 dan pendidikan rendah 30,2, ibu yang bekerja yang memberikan MP-ASI 69,2 dan ibu yang tidak bekerja 29,7, keluarga dengan sosial ekonomi tinggi yang memberikan MP-ASI 28 dan sosial ekonomi rendah 72, ibu yang bersikap baik tinggi memberikan MP-ASI 37, 8 dan ibu yang tidak bersikap baik yang memberikan MP-ASI 46, 2, ibu yang bersosial budaya autokhrat tinggi 61,5 dan ibu yang bersosial budaya autokhrat rendah 38,5. Di Puskesmas Pamulang makanan pendamping ASI masih banyak diberikan, berdasarkan studi pendahuluan yang didapatkan dari 20 ibu yang memiliki bayi usia dibawah enam bulan, yang mendapatkan MP-ASI pada umur 0-6 bulan adalah 70. Salah satu faktor yang menyebabkan pemberian MP-ASI 0-6 bulan masih banyak diberikan yaitu karena masih rendahnya pengetahuan ibu mengenai pemberian MP- ASI. Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010. 7

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian air susu ibu (ASI) pada ibu tidak bekerja

0 12 79

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI DI PUSKESMAS 1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi ibu dalam memijatkan bayi di Puskesmas 1 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Kabupaten IMG 20160222 0001

0 0 1

Persepsi Ibu Tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi nya Ibu dalam Memberikan Air Susu Ibu | Sugiarti | Jurnal Ilmu Keperawatan 10262 19143 1 PB

0 0 6

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode006

0 0 3

MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU MPASI

1 0 55

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PENGISIAN PARTOGRAF PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS JEKULO

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELUARAN AIR SUSU IBU SETELAH TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengeluaran Air Susu Ibu Setelah Tindakan Sectio Caesarea

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DI PUSKESMAS LENDAH I KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DI PUSKESMAS LENDAH I KULON PROGO - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 10

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUMELAR AJIBARANG - repository perpustakaan

0 0 16