Lintasan Terpendek Short Path Eksentrisitas Digraf

P 1 : v 1 P 2 : v 1 v 2 P 3 : v 1 v 2 v 3 Gambar 2.17 Graf lintasan 2.5 Graf n-partit Graf n – partit di definisikan sebagai graf dimana himpunan titik VG dapat di pisah menjadi n himpunan titik, yaitu V 1 G, V 2 G,...,V n G. Sisi-sisi pada graf n-partit terhubung dari titik-titik pada V i G ke titik-titik pada himpunan titik selain V i G atau G V i , dimana G V i adalah komplemen dari V i G. Untuk n = 2, dinamakan graf bipartit. Jika k V = 1 dan l V = 2 , maka graf bipartit tersebut dinotasikan dengan B k,l . Sedangkan untuk n = 3, dinamakan dengan graf tripartit, yang dinotasikan dengan T k,l,m .

2.6 Lintasan Terpendek Short Path

Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan salah satu persoalan optimasi. Graf yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah graf berbobot weighted graph, yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan,dan sebagainya. Asumsi yang kita gunakan disini adalah bahwa semua bobot bernilai posotif. Kata ”terpendek” jangan selalu diartikan secara fisik sebagai panjang minimum, sebab kata ”terpendek” berbeda-beda maknanya bergantung pada tipikal persoalan yang akan diselesaikan. Namun secara umum ”terpendek” berarti meminimasi bobot pada suatu lintasan di dalam graf. Universitas Sumatera Utara Ada beberapa macam persoalan lintasan terpendek, antara lain: a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu, b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul, c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain, d. Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. Pada dasarnya, jenis persoalan a mirip dengan persoalan c, karena pencarian lintasan terpendek pada jenis persoalan c dapat dihentikan bila simpul tujuan yang dikehendaki sudah ditemukan lintasan terpendeknya.

2.7 Eksentrisitas Digraf

Eksentrisitas ecv pada titik v dalam graf G adalah jarak terjauh maksimal lintasan terpendek dari titik v ke setiap titik di G, dapat dituliskan ec v = max = {dv,u ׀ u Є VG}. Radius r G dari G adalah eksentrisitas minimum pada setiap titik di G, dapat dituliskan r G = min {ecv ׀ v Є V} dan diameter dari G dinotasikan diam G adalah eksentrisitas maksimum pada setiap titik di G, dapat dituliskan dimG = maks {ecv ׀ v Є V}, titik v disebut titik central jika ecv = rG, center dinotasikan cenG adalah subgraf pada G yang terbentuk dari titik central. Titik v dikatakan titik eksentrik dari u jika jarak dari v ke u sama dengan titik eksentrik dari u, dapat dituliskan dv,u = ec u. Eksentrisitas digraf diperkenalkan pertama kalinya oleh Fred Buckley pada tahun 90-an. Eksentrisitas Digraf EDG didefinisikan sebagai graf yang mempunyai himpunan titik yang sama dengan himpunan titik di G atau VEDG = VG, dimana arc menghubungkan titik u ke v jika v adalah titik eksentrik dari u. Buckley menyimpulkan bahwa hampir setiap graf G, eksentrik digrafnya adalah EDG = G , dimana G adalah komplemen dari G yang setiap sisinya diganti dengan arc simetrik. Contoh eksentrisitas titik, titik eksentrik, radius, diameter, center dan eksentrisitas digraf adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18 Eksentrisitas Titik Eksentrisitas Titik Eksentrik a eca = 3 f b ecb = 2 c,f c ecc = 3 f d ecd = 2 a,f e ece = 2 a,c f ecf = 3 a,c Tabel 2.1 Eksentrisitas dan titik eksentrik Jadi rG = 2, diamG = 3, cenG = b e d v a b e f c d Gambar 2.19 Eksentrisitas Digraf Universitas Sumatera Utara

BAB III PEMBAHASAN