Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52 Rangkaian Sensor Infra Merah

• Setelah terhubung, barulah program dapat di write ditulis ke dalam mikrokontroler. • Apabila program dibuat dengan benar dan sesuai harapan, maka peralatan akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan . • Selesai.

3.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada gambar 3.2. dan gambar 3.3. di bawah ini: Gambar 3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52 Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler AT89S52 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset aktif tinggi. Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset Universitas Sumatera Utara mikrokontroler ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluranbus IO 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan dengan resistor array. Jika mikrokontroler tidak menggunakan memori eksternal, maka penggunaan resistor array tidak begitu penting. Selain digunakan untuk fungsi diatas resistor array digunakan sebagai pull up. Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel. Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 40 dan 20. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon. Universitas Sumatera Utara

3.3. Rangkaian Sensor Infra Merah

Rangkaian skematik dan layout PCB Rangkaian Sensor Infra Merah dapat dilihat pada gambar 3.3. dan gambar 3.4. dibawah ini: Gambar 3.3. Rangkaian Skematik Sensor Infra Merah Gambar 3.4. Layout PCB Sensor Infra Merah Universitas Sumatera Utara Dari rangkaian dapat dijelaskan bahwa pada sensor infra merah ini terdapat infra merah sebagai sumber sinar infra merah dan fotodioda sebagai penerima sinar infra merah. Pada kondisi default biasa fotodioda akan menerima sinar infra merah sehingga tegangan mengalir dari Vcc melewati fotodioda. Dari titik positif fotodioda disambungkan ke transistor C945 yang merupakan transistor jenis NPN aktif high, ketika sinar infra merah diterima oleh fotodioda, tegangan pada kaki positif fotodioda akan bertegangan sekitar 4,8 volt. Transistor C945 hanya membutuhkan tegangan sekitar 0,7 volt untuk aktif, jadi ketika mendapat tegangan 4,8 volt maka transistor C945 akan aktif, sehingga kolektor dan emitor transistor C945 akan terhubung short. Pada titik antara kolektor dengan Vcc dipasang resistor 10k sebagai pembatas, sehingga pada titik antara kolektor dengan resistor ketika transistor aktif akan berharga 0 volt karena terhubung ke ground. Dari titik ini dihubungkan ke basis transistor A733 yang merupakan transistor berjenis PNP yang aktif low. Transistor A733 akan aktif ketika basis mendapat tegangan dibawah 0,7 volt. Pada kondisi ini transistor A733 akan aktif sehingga kolektor dan emitor A733 terhubung. Antara kolektor dan ground dipasang resistor sebagai pembatas. Sehingga pada saat transistor A733 aktif maka pada titik kolektor dan resistor akan berharga 5 volt. Titik inilah yang akan dihubungkan langsung ke IO mikrokontroler AT89S52 sebagai input. Dari titik ini juga dihubungkan ke resistor 330 Ohm dan satu buah LED sebagai indikator aktif atau tidaknya sensor infra merah yang dirancang. Universitas Sumatera Utara

3.4 Rangkaian Output Buzzer Kipas