Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

24 Yuridis Terhadap Pelaksanaan Lelang Penelitian pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Medan”. Permasalahan yang diajukan adalah tentang proses penyelesaian lelang pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL di Kota Medan. Penelitian lain dilakukan oleh Leonardo, Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dengan judul “Penundaan Pelaksanaan Eksekusi Lelang Terhadap Barang Jaminan Hutang Milik Nasabah Debitur Penelitian Pada KPKNL Medan”. Oleh karena itu ulasan masing-masing peneliti dalam penelitiannya berbeda, maka penelitian ini betul-betul asli, baik pada permasalahan materi maupun lokasi penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena belum ada peneliti lain yang melakukannya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

“Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis. Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis sebagai pegangan baik disetujui atau tidak disetujui”. 10 Teori berguna untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. “Kontinuitas perkembangan 10 M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung, Mandar Maju, 1994, hlm. 80 25 ilmu hukum, selain tergantung pada metodologi aktivitas penelitian dan imajinitas sosial sangat ditentukan oleh teori”. 11 Teori merupakan generalisasi yang dicapai setelah mengadakan pengujian dan hasilnya menyangkut ruang lingkup dan fakta yang luas. 12 Sedangkan kerangka teori pada penelitian Huku m Sosiologis atau Empiris yaitu kerangka teoritis yang berdasarkan pada kerangka acuan hukum, tanpa acuan hukumnya maka penelitian tersebut hanya berguna bagi sosiologis dan kurang relevan bagi ilmu hukum. 13 Dalam teori system yang dikemukakan Maryam Darus Badrulzaman, bahwa system adalah kumpulan asas-asas hukum yang terpadu yang merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum. 14 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sunaryati Hartono, bahwa sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. 15 Dengan demikian, pembentukan hukum dalam bentuk hukum positif harus berorientasi pada asas-asas hukum sebagai jantung peraturan hukum tersebut. 16 11 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, hlm. 6 12 Ibid , hlm. 126 13 Ibid , hlm. 127 14 Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1983, hlm. 15. Bandingkan, Mahadi, Falsafat Hukum Suatu Pengantar, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm.119, menjelaskan bahwa asas adalah sesuatu yang dapat dijadikan alas, sebagai dasar, sebagai tumpuan, sebagai tempat untuk menyandarkan, untuk mengembalikan sesuatu hal, yang hendak dijelaskan. 15 C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni, Bandung, 1991, hlm. 56 16 Lihat, Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 15, menyatakan bahwa disebut demikian karena dua hal yakni, pertama, asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum, artinya peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Kedua, sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. 26 Dalam penelitian ini cenderung adanya peraturan yang bersifat khusus mengenyampingkan peraturan yang bersifat umum lex specialis derogat lex generalis. Aturan hukum yang memuat azas lex specialis derogat lex generalis dilihat menurut teori Sistem Hukum dari Hart, termasuk kategori Rule of Recognition, mengingat asas ini mengatur aturan hukum mana yang diakui absah sebagai suatu aturan yang berlaku. Dengan demikian asas ini merupakan salah satu secondary rules, yang sifatnya bukan mengatur perilaku sebagaimana primary rules, tetapi mengatur pembatasan penggunaan kewenangan aparat negara dalam mengadakan suatu represi terhadap pelanggaran atas aturan tentang perilaku yang dalam penelitian ini peran KPKNL harus didukung oleh tindakan aparat negara dalam penanganan piutang negara macet agar dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. 17 Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. 18 Pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya. 19 17 http:hukum_online_blogspot.com200803tinjauan_yuridis.asas.lex.htm diakses 29 Juni 2009 18 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 2 19 Ibid , hlm. 3 27 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka 2 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 2 Undang-Undang Perbankan 1992. Fungsi utama Perbankan Indonesia Pasal 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sejalan dengan fungsi utama dimaksud, tujuan Perbankan Indonesia sebagaimana Pasal 4 Undang-Undang Perbankan 1992 adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Setelah keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari : a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat BPR 28 Bank ditinjau dari segi kepemilikan dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan lahan yang dimiliki bank yang bersangkutan adalah : a. Bank Milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal baik sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, seperti : BRI, BNI 46, Bank Mandiri dan BTN. Kemudian Bank Pemerintah Daerah BPD terdapat di Daerah Tingkat I, dan Tingkat II masing-masing propinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah masing-masing tingkatan. b. Bank Milik Swasta Nasional Bank atau seluruh atau sebagian besar lahannya dimiliki oleh swasta nasional. c. Bank Milik Koperasi d. Bank Milik Asing e. Bank Milik Campuran Pada praktek perbankan yang mempunyai fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, khususnya Bank Milik Pemerintah yang menyalurkan dana pada masyarakat dalam bentuk kredit bila terjadi kredit macet maka pihak bank akan menyerahkan pengurusan kredit macet tersebut pada PUPNDJPLN karena dana milik bank pemerintah tersebut merupakan piutang negara. Dalam hal pengurusan kredit macet pada bank swasta maka dapat ditempuh dengan jalan mengajukan permohonan penetapan ke pengadilan negeri agar dapat benda jaminan dilelang. 29 Kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya. 20 a. Adanya kesepakatan atau perjanjian antara pihak kreditur dengan debitur, yang disebut dengan perjanjian kredit Sedangkan menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 : Kredit adalah penyediaan uangtagihan yang dapat dipergunakan dengan itu, berdasarkan persetujuankesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sehingga menurut pasal tersebut, unsur-unsur kredit adalah : b. Adanya para pihak, yaitu pihak kreditur sebagai pihak yang memberikan pinjaman, seperti bank dan pihak debitur, yang merupakan pihak yang membutuhkan uang pinjamanbarang atau jasa. c. Adanya unsur kepercayaan dari kreditur bahwa para pihak debitur mau dan mampu membayarmencicil kreditnya. d. Adanya kesanggupan dan janji membayar hutang dari pihak kreditur. e. Adanya pemberian sejumlah uangbarangjasa oleh pihak kreditur kepada pihak debitur. f. Adanya pembayaran kembali sejumlah uangbarangjasa oleh pihak debiur kepada kreditur, disertai dengan pemberian imbalanbunga atau pembagian keuntungan. g. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit oleh kreditur dengan pengembalian kredit oleh debitur h. Adanya resiko tertentu yang diakibatkan oleh adanya perbedaan waktu tadi. 21 Kredit memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit secara luas tersebut adalah : a. Meningkatkan daya guna modal atau uang Maksudnya, jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemungkinan juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. 20 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung, Alumni, 1994, hlm. 21 S.Mantay Borbir, SH.MH., dkk., Pengurusan Piutang Negara, Maret pada PUPNBUPLN, Jakarta, 2001, hlm. 8 30 b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat dipergunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Sebagai contoh seorang pengusaha memperoleh bantuan dana dari salah satu bank untuk mengolah limbah plastik yang sudah tidak dipakai menjadi barang-barang rumah tangga. Biaya pengolahan barang tersebut diperoleh dari bank. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. d. Meningkatkan peredaran uang Kredit dapat juga menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar tersebut bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar yang biasanya untuk kredit atau kredit ekspor impor. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. f. Meningkatkan kegairahan pengembangan usaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Perolehan kredit nasabah akan bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. g. Meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika suatu kredit diberikan untuk membangun pabrik maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik tersebut. h. Meningkatkan hubungan internasional Pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia. 22 22 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm. 372 31 Pemberian kredit kepada debitur mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya, bank harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan : 23 1. Prinsip kepercayaan 2. Prinsip 5C 3. Prinsip kehati-hatian Adalah singkatan dari unsur-unsur : a. Character kepribadian b. Capacity kemampuan c. Capital modal d. Condition of Economy kondisi ekonomi e. Collateral agunan 4. Prinsip 5P Adalah singkatan dari unsur-unsur : a. Party para pihak b. Purpose tujuan c. Payment pembayaran d. Profitability perolehan laba e. Protection perlindungan 5. Prinsip 3R Adalah singkatan dari unsur-unsur : a. Return hasil yang diperoleh b. Repayment pembayaran kembali c. Risk Bearing Ability kemampuan menanggung resiko Selain daripada itu bank juga harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, yaitu : 1. Tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis 2. Tidak diperkenankan memberikan kredit kepada usaha yang sejak semula telah diperhitungkan kurang sehat, dan membawa kerugian. 3. Tidak diperkenankan memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit legal lending limit 4. Tidak diperkenankan memberikan kredit untuk pembelian saham, dan modal kerja dalam rangka kegiatan jual beli. 24 23 Moh.Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Yogyakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 1999, hlm. 94-100. 24 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm. 246 32 Menurut Pasal 1 Vendu Reglement VR disebutkan bahwa penjualan umum atau lelang adalah penjualan barang yang dilaksanakan secara umum dimuka umum, dengan penawaran secara lisan dan atau tertulis, dengan melakukan usaha mengumpulkan para peserta peminat lelang dan penjualan umum dan lelang tersebut harus dilaksanakan oleh dan di hadapan Pejabat Lelang atau dulu disebut dengan Juru Lelang. Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 menentukan bahwa pemberi hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan yang bersangkutan. Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan sebagaimana dimaksud di atas harus ada pada pemberi hak tanggungan pada saat pendaftaran hak tanggungan dilakukan. Piutang negara yang diurus oleh PUPNKPKNL adalah piutang negara yang tidak dilunasi oleh penerima kredit, untuk menentukan piutang itu macetdubius ialah sejak tidak ditepatinyadipenuhinya piutang ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam perjanjian kredit. 25 a. Piutang yang karena adanya ketentuan intern dari instansi itu sendiri masih mungkin untuk diselesaikan dalam tahap intern. Menurut Mariam Darus Badrulzaman piutang macet itu dibagi dalam dua phase, yaitu : 25 Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit, hlm. 154 33 b. Piutang macet sama sekali yang setelah ketentuan-ketentuan intern dilaluinya masih juga tidak terselesaikan sebagian maupun seluruhnya. 26 Piutang negara yang telah macet, harus segera diserahkan urusan penyelesaiannya kepada PUPNKPKNL, jika tidak maka PUPN berhak mengambil alih persoalannya. Hal ini berdasarkan pada ketentuan Pasal 4 ayat 3 Undang- Undang Nomor 49Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, kemudian juga berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang Negara, selanjutnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 61KMK.012002 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. 2. Konsepsi Konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Jika masalah dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian. “Konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala. Maka konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, menentukan antara variabel-variabel yang lain, menentukan adanya hubungan empiris”. 27 a. Bank Umum Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut : Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan ata u berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa 26 Ibid. 27 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm. 21. 34 dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya. 28 28 Ibid , hlm. 3 Panitia Urusan Piutang Negara PUPN dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tanggal 14 Desember 1960, kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976, tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang Negara, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 61KMK.012002 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. PUPN adalah panitia yang bersifat inter departemental yang mengurus piutang negara yang berasal dari instansi pemerintah atau badan-badan yang dikuasai negara. Selanjutnya dalam Pasal 8 jo Pasal 12 Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 mengatur tentang Instansi-instansi pemerintah dan badan-badan negara yang langsung atau tidak langsung dikuasai negara wajibdiharuskan menyerahkan piutang-piutang yang adanya dan besarnya telah pasti menurut hukum kepada PUPN. 35 Untuk memperoleh kepastian penyelesaian piutang negara oleh penanggung hutang maka PUPN mengadakan suatu Pernyataan Bersama PB dengan penanggung hutangdebitur, yang memuat pengakuan hutang kepada negara dan syarat-syarat penyelesaiannya. Pernyataan Bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti suatu putusan Hakim dalam memutus suatu perkara perdata yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960. Berdasarkan Pasal 41A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bahwa : 1 Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada BUPLN PUPN, Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada Pejabat BUPLNPUPN untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan nasabah debitur. 2 Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan secara tertulis atas permintaan tertulis dari Kepala BUPLNPUPN. Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini perlu didefinisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi, yaitu sebagai berikut : a. Kredit Penyediaan uangtagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuankesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 29 29 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 36 b. Perjanjian kredit bank Perjanjian dimana pihak kreditor bank memberikan kepada nasabah debitor sebagai pinjaman sejumlah uang atau barang yang habis dipakai dana dengan syarat bahwa debitor harus mengembalikan dana yang sama jumlahnya berikut bunganya sesuai yang diperjanjikan. Perjanjian kredit bank dapat dilakukan setelah adanya suatu keputusan permohonan atas kredit yang dilakukan oleh pejabat bank yang berwenang memutuskan untuk menyetujui atau mengabulkan permohonan kredit calon debitor. 30 c. Pencairan fasilitas kredit Pencairan fasilitas kredit maksudnya yaitu setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan, dengan demikian debitor dapat secara langsung mengadakan penarikan-penarikan kredit sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh bank dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada debitor. 31 d. Pelunasan fasilitas kredit Pelunasan fasilitas kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban hutang debitor baik hutang pokok maupun bunganya terhadap bank hingga berakhirnya perjanjian kredit. 32 30 Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 31 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 32 Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 37 e. Wanprestasi Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “Wanprestatie”, artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang-undang. 33 f. Jaminan Jaminan adalah tanggungan atas segala perikatan dari seseorang seperti yang ditentukan dalam Pasal 1131 KUH Perdata maupun tanggungan atas perikatan tertentu dari seseorang seperti yang diatur dalam Pasal 1139-1149 piutang yang diistimewakan. 34 g. Hak tanggungan Hak tanggungan adalah security jaminan hutang dengan tanah sebagai agunan. 35 h. Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN Badan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang tujuannya adalah melaksanakan atau menyelenggarakan pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang berdasarkan pelaksanaan tugas PUPN maupun pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 36 33 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1990, hlm. 20 34 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 35 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 2006. 36 S.Mantay Borbir, dkk., Ibid, hlm. 55 38 i. Piutang Negara Jumlah uang yang wajib dibayar kepada negara atau badan-badan yang baik secara langsung atau tidak langsung dikuasai oleh negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 37 j. Pernyataan Bersama PB Pengakuan atas sejumlah hutang yang wajib dibayar oleh penanggung hutang kepada negara dengan syarat-syarat penyelesaiannya berdasarkan hasil perundangan dan kesepakatan antara PUPN dengan penanggung hutangdebitur. 38 k. Penyitaan Penyitaan adalah tindakan perampasan harta kekayaan milik penanggung hutangpenjamin hutang yang tersimpan pada bank dalam bentuk rekening, simpanan, giro, deposito berjangka, sertifikat berjangka, tanggungan danatau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, dalam rangka untuk penyelesaian atau pelunasan hutang penanggung hutang. 39 l. Lelang Lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka umum yang dipimpin oleh Pejabat Lelang cara penawaran lisan dan naik-naik untuk memperoleh harga yang semakin meningkat atau semakin menurun, dan atau dengan penawaran 37 Pasal 8 Penjelasan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Pejabat Lelang Pasal 1 angka 13 38 Ibid, hlm. 57 39 Pasal 11 Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. 39 tertutuptertulis yang didahului dengan pengumuman lelang sebagai usaha mengumpulkan para calon peminatpembeli. 40 m. Pejabat Lelang Pejabat fungsional yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Keuangan serta diharuskan untuk mengangkat sumpah sebelum melaksanakan tugasnya. 41 n. Eksekusi Eksekusi adalah sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan atau tata cara lanjutan proses pemeriksaan perkara. 42 o. Parate Eksekusi Suatu keputusan yang mempunyai kekuatan tetap atau daya laku eksekutorial tanpa keterlibatan penetapan pengadilan hakim dalam perkara perdata. 43

G. Metode Penelitian