Metodologi Penelitian

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian kualitatif. Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan- penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai

bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi. 68 Penelitian kualitatif tidak mendasarkan bukti-bukti empirik pada logika

matematik, prinsip-prinsip bilangan, ataupun teknik-teknik analisis statistik, tetapi lebih mendasarkan diri pada hal-hal yang bersifat diskursif, seperti transkip dokumen, catatan lapangan, hasil wawancara, dokumen-dokumen tertulis, dan data nondiskursif lazimnya dikonversikan ke dalam bentuk-bentuk nasrasi yang

bersifat deskriptif sebelum dianalisis, diinterpretasi, dan kemudian disimpulkan. 69 Penelitian kualitatif memiliki tujuan menemukan hal-hal yang bersifat tersembunyi (latent) yang karenanya sangat menaruh perhatian pada kejangggalan dan kontorversi. Peneliti dituntut untuk dapat mengemukakan penjelasan- penjelasan mengenai temuan-temuan data yang dinilai penting dan menarik,

termasuk yang saling berbeda atau berlawanan satu sama lain. 70 Pijakan analisis dan penarikan kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif adalah kategori- kategori substantif dari makna-makna, atau lebih tepatnya adalah interpretasi-

68 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, halm 35 69 Ibid, halm 37 70 Ibid, halm 98 68 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, halm 35 69 Ibid, halm 37 70 Ibid, halm 98

diukur dengan bilangan. 71

2. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelititan ini adalah analisis wacana. Pendekatan analisis wacana dipilih karena fenomena komunikasi massa bukanlah sekedar sebuah proses yang linier atau sebatas transmisi pesan kepada khalayak massa, tetapi dalam proses tersebut komunikasi dilihat sebagai produksi dan pertukaran pesan, yaitu dengan memperhatikan bagaimana suatu pesan (pesan teks) berinteraksi dengan masyarakat yang bertujuan memproduksi makna

tertentu. 72 Analisis wacana (Discourse Analysis) adalah salah satu alternatif dari

analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. 73 Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis

wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi itu disampaikan, yakni lewat kata, frase, kalimat, serta metafora. Dengan melihat bagaimana struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna tersembunyi dari suatu teks.

Pawito secara singkat menyatakan bahwa analisis wacana (discourse Analysis) adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual

71 Ibid, halm 38 72 Alex Sobur, Op Cit, halm 145 73 Ibid, halm 68 71 Ibid, halm 38 72 Alex Sobur, Op Cit, halm 145 73 Ibid, halm 68

analisis wacana juga dapat memungkinkan kita untuk melacak variasi cara yang digunakan komunikator dalam upaya mencapai tujuan melalui pesan-pesan berisi wacana-wacana tertentu. Hal ini mencakup berbagai hal termasuk misalnya, bagaimana proses-proses simbolik khususnya terkait dengan kekuasaan, ideologi, dan lambang-lambang bahasa serta apa fungsinya. Sementara itu, Eriyanto dalam Kriyantono mendefinisikan analisis wacana sebagai suatu upaya pengungkapan

maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan pernyataan. 75 Secara garis besar, terdapat dua pendekatan dalam analisis wacana (Keiko

Matsuki, 1996: 351-352). 76 Pertama, pendekatan sosiolinguistik yang menitikberatkan persoalan-persoalan bahasa secara mikro, seperti persoalan

formasi tekstual dari wacana, atau bentuk-bentuk serta fungsi-fungsi dari lambang-lambang bahasa yang digunakan dalam teks. Kedua, pendekatan sosiokultural yang melihat wacana sebagai praktik sosial kehidupan manusia, dan menempatkan wacana sebagai tindakan manusia yang senantiasa berkaitan dengan proses-proses simbolik, seperti kekuasaan (power) dan ideologi. Selain itu,

analisis wacana dalam kaijan komunikasi dapat dibedakan menjadi empat jenis: 77 (a) wacana representasi (discourse of representation), (b) wacana pemahaman

atau wacana interpretatif (discourse of understanding), (c) wacana keragu-raguan (discourse of suspicion), dan (d) wacana posmodernisme (discourse of

74 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hal 170 75 Rahcmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group.

Jakarta, 2007, halm 258 76 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, halm 172

77 Ibid, halm 173 77 Ibid, halm 173

membuat representasi realitas dalam bentuk pengungkapan bahasa. 78

3. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah tayangan iklan politik televisi Partai Demokrat sebagai berikut: - versi Penurunan Harga Bahan Bakar Minyak - versi Penurunan Harga Sembako I - versi Penurunan Harga Sembako II - versi Anggaran Pendidikan Nasional

Keempat ikan di atas mengunggulkan jargon Lanjutkan! dan bertajuk “Berjuang untuk Rakyat” serta ditayangkan pada pertengahan Januari 2009 hingga pertengahan Februari 2009.

4. Sumber Data

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi. 79 Berdasarkan sumbernya, maka data kualitatif dapat

dikelompokkan menjadi: 80 (a) data historis, dari sumber-sumber sejarah, (b) data teks, dari teks-teks tertentu, (c) data kasus, dari kasus-kasus tertentu, dan (d) data pengalaman individu sebagai anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian. Selain itu, secara garis besar data dalam penelitian komunikasi

78 Ibid, halm 174 79 Kriyantono, Op Cit, halm 39 80 Ibid 78 Ibid, halm 174 79 Kriyantono, Op Cit, halm 39 80 Ibid

dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk narasi). Jadi transkrip dari hasil interview atau percakapan dengan subyek, catatan lapangan yang dibuat ketika observasi, catatan berkenaan dengan shot adegan dalam film atau mungkin diorama sebuah candi, dokumen-dokumen organisai atau bentuk-bentuk perkumpulan, semuanya adalah data.

Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah iklan politik televisi Partai Demokrat yang bertajuk “Berjuang untuk Rakyat” yang meliputi versi Penurunan Harga BBM, versi Harga Sembako I dan II, serta versi Anggaran Pendidikan Nasional. Keempat iklan tersebut muncul di televisi pada pertengahan Januari 2009 hingga pertengahan Februari 2009.

Sedangkan sumber data lain (data sekunder) yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah dari buku-buku literatur, artikel-artikel di majalah dan situs internet, termasuk juga situs yang menyediakan tentang rekaman iklan politik televisi Partai Demokrat yang bertajuk “Berjuang untuk Rakyat” tersebut.

5. Teknik Analisa Data

Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan

81 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, halm 96

(transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang menuansakan proposi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya

sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. 82 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, pertama adalah

dengan mengembangkan teknik analisis data Teun van Dijk. Model analisis van Dijk yang melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing- masing bagian saling mendukung, digunakan untuk mengetahui tema-tema tentang citra Presiden SBY dalam iklan politik televisi Partai Demokrat yang diteliti sekaligus untuk mengetahui konstruksi tentang citra tersebut dilakukan.

Tema-tema yang muncul tersebut diperoleh dengan menggunakan elemen analisis Van Dijk pada struktur makro. Struktur makro, merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu teks. Kemudian untuk mendukung munculnya teme-tema tersebut digunakan elemen analisis Van Dijk pada tingkatan super struktur. Super struktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Berikut

ini akan diuraikan tentang elemen wacana Van Dijk tersebut: 83

82 Ibid, halm 101 83 Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar analisis teks media cet. VII, LKis, Yogkayarta, 2009, halm 225-227

Tabel 1.1. Elemen Wacana van Dijk

Struktur Wacana

Hal Yang Diamati

Elemen

Struktur Makro

Tematik

Topik

(apa yang dikatakan)

(bagaimana pendapat disusun dan dirangkai)

Sumber: Eriyanto (2009) halm 228-229 (diolah) Untuk memperoleh gambaran tentang elemen-elemen struktur wacana

tersebut, berikut ini penjelasannya:

a. Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan yang paling penting dari isi suatu teks. Topik baru bisa disimpulkan setelah kita selesai membaca tuntas teks tersebut. Gagasan penting Van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum (macrorule). Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koherensi global (global coherence ). Topik menggambarkan tema umum sari suatu teks, akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan subbagian Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan yang paling penting dari isi suatu teks. Topik baru bisa disimpulkan setelah kita selesai membaca tuntas teks tersebut. Gagasan penting Van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum (macrorule). Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koherensi global (global coherence ). Topik menggambarkan tema umum sari suatu teks, akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan subbagian

koheren dan utuh. 84

b. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk satu kesatuan aksi. Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi komunikator untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian- bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi

untuk menyembunyikan informasi penting. 85

Selain itu, juga akan dikembangkan model analisis dari Zongdan Pan dan Gerald M. Kosicki atau sering disebut model Pan Kosicki untuk menganalisis hal- hal yang mendukung dan memperkuat munculnya tema-tema tentang citra Presiden SBY dalam iklan politik televisi Partai Demokrat yang diteliti. Model analisis yang dikembangkan Pan Kosicki ini akan digunakan dalam framing (pembingkaian) realitas yang ditampilkan sehingga memperkuat wacana yang disampaikan komunikator.

Esensi framing menurut Entman sebagaimana dikutip Sudibyo adalah seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Esensi framing ini

84 Ibid,halm 229-231 85 Ibid,halm 231-234 84 Ibid,halm 229-231 85 Ibid,halm 231-234

memorable 86 bagi khalayak. Pan dan Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks

sebagai perangkat framing: sintaksis, script, tematik, dan rethoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertalikan elemen- elemen semantik narasi teks dalam suatu koherensi global. Terlihatlah bahwa perangkat framing yang digunakan Pan dan Kosicki merupakan modifikasi dari

dimensi operasional analisis wacana van Dijk. 87 Namun tidak semua elemen tersebut akan digunakan dalam penelitian ini,

hanyalah yang sesuai dengan data yang ada yang akan digunakan. Struktur sintaksis diantaranya dapat diamati dari latar yang digunakan. Latar merupakan bagian yang mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan komunikator. Latar yang dipilih menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator sangat beralasan. Karena itu latar membantu menyelidiki bagaimana

seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa. 88

86 Agus Sudibyo, Citra Bung Karno: Analisis Berita Pers Orde Baru, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1999, halm 27

87 Ibid, halm 39

88 Fathurin Zen. NU Politik: Analisis Wacana Media. Yogyakarta: LkiS. 2004. Halm 107

Struktur tematik antara lain dapat diamati dengan elemen detail dan pemakaian kata ganti. Kata ganti menunjukkan posisi seseorang dalam suatu wacana bertujuan untuk memanipulasi dengan menciptakan imajinasi. Sedangkan detail merupakan hal yang berhubungan dengan pengendalian informasi yang menguntungkan diri komunikator agar ditampilkan lebih besar. Sebaliknya, komunikasi yang merugikan akan mendapat posisi yang lebih sedikit atau

dihilangkan sama sekali. 89

Sedangkan struktur retoris berhubungan dengan cara komunikator menekankan arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pemilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna memberi

penekanan pada arti tertentu. 90 Elemen grafis diwujudkan dalam variasi huruf (ukuran, warna, efek), caption, grafis, gambar, tabel, foto dan data lainnya.

Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan keterkaitan secara intensif dan menujukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan

menarik sehingga harus difokuskan. 91

6. Validitas dan Triangulasi Penelitian

Triangulasi merupakan persoalan penting dalam upaya pengumpulan data dalam konteks penelitian komunikasi kualitatif. Peneliti selalu menginginkan agar data yang berhasil dikumpulkan bersifat valid dan reliable. Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili relitas atau gejala yang

89 Ibid, halm 111 90 Pan Kosicki dalam Alex Sobur, Op Cit, halm 176 91 Fathurin Zen, Op Cit, halm 114 89 Ibid, halm 111 90 Pan Kosicki dalam Alex Sobur, Op Cit, halm 176 91 Fathurin Zen, Op Cit, halm 114

penggunaan cara pengumpulan data. 92

Patton dalam Pawito memaparkan beberapa teknik triangulasi, yaitu triangulasi data (sering kali juga disebut triangulasi sumber), triangulasi metode,

triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. 93 Penelitian ini menggunakan triangulasi data, yakni menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang

lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Serta memakai triangulasi teori, yakni menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang bervariasi dalam mengiterpretasi data yang sama.

92 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, halm 97 93 Ibid, halm 99

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang keberadaannya paling melimpah di atas permukaan bumi, yaitu meliputi 70 dari permukaan bumi dan berjumlah kira-kira 1,3 - 1,4 juta ribu km3 . Namun dari sekian besar

0 0 94

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Perencanaan dan perancangan interior amusement centre di Surakarta ( restaurant, bar dan kafe area )

0 2 40

BAB I PENDAHULUAN - Tradisi marawis di pasar kliwon (studi tentang budaya masyarakat Arab di Surakarta)

1 4 88

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Identifikasi bakat olahraga siswa putra kelas VII SMP se-Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2007/2008

0 0 45

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi em-4 terhadap pertumbuhan kacang tunggak (vigna unguiculata l. walp.)

1 4 33

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penerapan model garch dan jaringan saraf tiruan backpropagation dalam peramalan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

0 1 36

47 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis pengembangan agroindustri berbahan baku akar wangi di kabupaten garut

0 5 81

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Kemampuan Mengucapkan Konsonan Bilabial Anak Tuna Rungu Melalui Metode Oral Pada Siswa

0 0 77

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. Perry) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) Naskah Publikasi - FEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) PADA TIKUS PUTIH (Rattus

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang - Prarancangan pabrik metil benzoat dari metanol dan asam benzoat kapasitas 10.000 ton/tahun

5 28 13