6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini
berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa disekolah dan lingkungan sekitar Jihad dan
Haris, 2013. Belajar adalah Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik
disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar Trianto, 2010.
Menurut Hilgard dalam Sanjaya, 2011 : learning is the process by which an activity originates or changed through training procedures wether
in the laboratory or in the natural environment as distinguished from changes by factors not attributable to training belajar adalah proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
B. Teori Belajar
1. Teori Gestalt
Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag berstruktur. Suatu keseluruh bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-
unsur. Unsur-unsur itu berada dalamkeseluruhan menurut struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain Shoimatul, 2013.
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya.
b. Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadapkeseimbangan itu akan mendorong
terjadinya tingkah laku. c. Belajar mengutamakan aspek pemahaman insight terhadap
situasi problematis. d. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi
tersebut menemukan dirinya. e. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya
bermakna dalam keseluruhan itu.
2. Teori R. Gagne
Teori ini didasari oleh asumsi bahwa belajar adalah proses yang sangat penting dalam perkembangan. Sementara perkembangan merupakan
hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Terkait dengan belajar R. Gagne Mendefenisikan: a.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instruksi. 5
3. Teori Behaviourisme
Teori belajar behaviourisme ini menekankan pada perunbahan tingkah laku. Menurut teori ini, belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat
diamati, diukur, dan dinilai secara konkret, yang merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungan dan berdasarkan pengalamannya.
Belajar merupakan akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Teori ini mengemukakan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah “input” yang berupa stimulus dan “output” yang berupa
respons.
4. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme adalah teori yang menekankan pada proses pengolahan informasi. Menurut teori ini, belajar adalah proses interaksi
antara individu dengan lingkungannya yang berlangsung secara terus menerus. Perspektif yang dimiliki teori kognitivisme adalah seseorang yang
sedang belajar atau peserta didik memproses informasi atau bahan pelajaran dengan cara menerima, mengorganisasi, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuannya yang telah ada. Dengan demikian, teori belajar kognitivisme
ini lebih menekankan pada bagaimana informasi di proses.
5. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme ini merupakan kelanjutan dari teori kognitivisme yang pernah dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui berbagai
analisis, dan pendapatnya dalam teori kognitivisme. Piaget pun sejatinya
melahirkan teori konstruktivisme.
Teori konstruktivisme didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersikap generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Berbeda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan
respons, konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya.
C. Strategi Belajar
Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir
dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Pembelajaran strategi lebih menekankan pada kognitif, sehingga pembelajaran ini dapat disebut dengan
strategi kognitif. Kartono 1985 dan Rooijakkers 1997 mengemukakan bahwa
strategi belajar yang dapat digunakan dalam belajar di perguruan tinggi, antara lain:
a. Mengikuti kuliah
Mahasiswa dalam perkuliahan harus aktif dan kritis sehingga mahasiswa tidak hanya mendapat materi dari dosen saja. Dengan bersikap
kritis maka mahasiswa belajar untuk mengemukakan pendapatnya. Mahasiswa juga harus bisa menangkap dan mau memahami materi dari
dosen.
b. Membaca buku
Belajar di perguruan tinggi selain mengikuti kuliah juga harus membaca banyak buku-buku. Mahasiswa dituntut untuk mencari literatur lain
sehingga mereka tidak terpaku dengan materi yang diberikan oleh dosen. c.
Cara belajar Bahan kuliah yang diperoleh harus dipelajari kembali dengan baik.
Mahasiswa harus mau meluangkan waktunya untuk mengulang pelajaran yang sudah didapatkan, selain itu catatan yang ada harus lengkap sehingga
dapat betul-betul membantu mahasiswa dalam belajar. d.
Mempergunakan perpustakaan Mahasiswa harus pandai mempergunakan fasilitas yang ada,
khususnya perpustakaan.
Mahasiswa dapat
menambah wawasan
pengetahuannya dengan banyak membaca buku-buku yang ada di perpustakaan.
e. Menghadapi tentamen ujian
Mahasiswa harus siap dalam menghadapi ujian. Dengan adanya ujian maka mahasiswa dapat mengukur sampai sejauh mana kemampuan atau
materi yang diserap.
Macam-macam strategi belajar yang dapat diterapkan oleh mahasiswa meliputi Frender, 2003:
a. Strategi Mengorganisasi dan Memanajemen Waktu
Kesuksesan dalam banyak hal seringkali tergantung pada manajemen waktu yang efektif. Kemampuan mengelola waktu merupakan hal yang
penting bagi mahasiswa. Kualitas waktu belajar yang digunakan lebih baik daripada kuantitas waktu belajar. Mahasiswa yang dapat menggunakan waktu
dengan baik dapat memilah prioritas tugas untuk menghemat waktu. Keluhan yang selama ini sering didengar dalam kalangan mahasiswa adalah kurang
tersedianya waktu untuk menyelesaikan semua tugas dan kurang cukupnya waktu untuk menyiapkan diri menghadapi ujian, sehingga hal tesebut
berakibat pada rendahnya prestasi belajar mahasiswa dan akhirnya menjadi kendala utama terhambatnya proses masa studi mahasiswa.
Fenomena ini menunjukkan bahwa manajemen waktu merupakan salah satu hal yang besar nilainya dalam belajar maupun dalam seluruh
kehidupan seorang mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa pasti memiliki tujuan belajar dan untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap mahasiswa
membutuhkan keterampilan
pengaturan waktu,
keahlian dalam
memprioritaskan tugas, kedisiplinan dalam mematuhi setiap jadwal yang dibuat dan kesediaan menyiapkan waktu untuk belajar.
Menurut Macan 1990, manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan
melakukan perencanaan, penjadwalan, sikap kontrol atas waktu dan keinginan untuk terorganisasi. Sedangkan Lakien 1997 menjelaskan
manajemen waktu sebagai langkah-langkah kebutuhan dan keinginan individu dalam urutan tingkat dengan mempertimbangkan tingkat
kepentingan atau prioritasnya, kemudian mengalokasikan waktu dan sarana yang diperlukan secara tepat.
Aspek-aspek manajemen waktu menurut Macan 1990 adalah sebagai berikut:
1 Menetapkan tujuan dan prioritas
Tujuan atau sasaran berisi pernyataan tentang apa yang penting dan ingin dilakukan seseoang. Penetapan tujuan harus dilakukan sebelum
membuat prioritas karena aktivitas akan dilakukan bila termasuk dalam prioritas mendukung tujuan atau sasaran. Prioritas adalah suatu aktivitas
yang diberi perhatian utama atau dengan kata lain sesuatu yang dilakukan sebelum yang lain.
Prioritas dibuat berdasarkan skala kepentingan, dapat juga digunakan sebagai sistem prioritas ABC yang dikemukakan oleh Lakien
1997. Aktivitas dengan prioritas A adalah harus mendapatkan perhatian utama untuk dicapai terlebih dahulu. Smith 2002 menjelaskan, dalam
menyusun prioritas, manusia harus menetukan kriteria urgent mendesak adalah tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang sudah pasti
dan important penting adalah tugas yang dimiliki pengaruh luas atau jangka panjang terhadap sesuatu yang kita hargai. Hal yang harus
diutamakan adalah kegiatan yang berkriteria penting dan meendesak sedangkan kegiatan mendesak tidak penting dapat didelegasikan untuk
menghindari tumpukan kegiatan. Dalam menentukan tujuan dan prioritas, siswa dapat menuliskan
beberapa aktivitas kegiatan sehari-hari, misalnya menetapkan dan meninjau kembali tujuan jangka panjang ataupun tujuan jangka pendek,
menetapkan prioritas kegiatan melaksanakannya, membuat dan mengevaluasi jadwal harian, menentukan batas waktu pengerjaan tugas,
memanfaatkan waktu menunggu dan membagi tugas menjadi bagian- bagian kecil agar mudah dikerjakan.
Tujuan jangka pendek dapat diwujudkan dalam tujuan harian, biasanya berisi tujuan yang lebih spesifik sehingga memudahkan dalam
pencapaian tujuan jangka panjang. Penetapan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek dapat digambarkan dengan bentuk pyramid yang
harus berkaitan satu sama yang lain dimana tujuan jangka panjang sebagai dasarnya dan pendek sebagai puncaknya. Penetapan tujuan dan
sasaran ini dapat berubah dan harus direvisi secara periodik karena manusia berubah, berkembang dan menyesuaikan diri dengan keadaan.
2 Merencanakan dan menjadwalkan
Setelah menentukan tujuan dan prioritas, langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan dan penjadwalan. Perencanaan dapat
disebut juga sebagai daftar harian, yang berisi keterangan tentang aktivitas dan perkiraan waktu yang dibutuhkan. Penyusunan perencanaan
dan penjadwalan harus memperhitungkan waktu yang digunakan untuk aktivitas rutin setiap hari karena aktivitas rutin tersebut biasanya banyak
menyita waktu. Hal ini penting yang harus diperhatikan dalam penyusun dan
perencanaan adala h “waktu prima” yang terdiri dari “waktu prima
internal” dan “waktu prima external”. Aktivitas yang penting dan menjadi prioritas harus dilaksanakan pada waktu prima internal masing-masing
individu karena pada saat itulah seseorang dapat berkonsentrasi secara maksimal sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan
dengan tepat. Sedangkan waktu prima external adalah waktu yang paling baik bagi individu untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang
berkaitan dengan kegiatan atau teman.
Perencanaan dan penjadwalan biasanya berisi beberapa aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan waktu, yaitu membuat daftar hal-hal
yang harus dikerjakan, membuat jadwal mingguan, menggunakan buku agenda atau sarana reminder yang lain Setiap perencanaan dan
penjadwalan harus bersifat flexibel agar tidak menimbulkan kesan yang kaku atau selalu tegang. Untuk menghindar hal-hal yang tidak terduga
sebaiknya dalam perencanaan dan penjadwalan disediakan kira-kira 1 jam sebagai waktu cadangan sebagai ada waktu longgar.
3 Mempunyai sikap kontrol terhadap waktu
Mempunyai sikap kontrol terhadap waktu lebih mengarah kepada keyakinan pandangan individu tentang bagaimana kemampuannya dalam
mengendalikan waktu atau bagaimana individu menggunakan waktu yang ada, misalnya dapat melaksanakan jadwal kegiatan karena selalu tidak
menunda-nunda, tidak terbelenggu dalam tugas-tugas sehingga ada waktu untuk istirahat dan mampu bersikap asertif kepada orang lain,
misalnya berkata “tidak”. Menunda-nunda pekerjaan adalah contoh umum masalah yang
terkait dengan sikap kontrol terhadap waktu yang dimiliki oleh manusia. Penundaan mungkin terjadi karena beberapa hal yaitu tugas yang
dianggap sulit sehingga seseorang tidak tahu bagaimana cara untuk mengerjakan tugas tersebut, takut gagal atau dirinya ingin tampil
sempurna. Beberapa orang merasa yakin dapat bekerja dengan baik bila berada pada saat-saat terakhir namun secara umum penundaan tidak bisa
memberikan hasil kerja maksimal, kurang bermutu, perasaan tertekan dan waktu yang berlaku tanpa hasil.
Masalah yang terpenting dengan sikap kontrol terhadap waktu adalah kebiasaan penundaan, kadang penundaan ini mempengaruhi
sebagian besar orang. Mereka tahu apa yang harus dilakukan tetapi tidak dapat mewujudkannya. Untuk sebagian orang ini adalah kebiasaan yang
berakar dari dalam tetapi dapat diatasi. Biasanya penundaan terjadi bila dihadapkan pada sesuatu hal yang tidak menyenangkan, adanya keraguan,
keinginan tampil sempurna, maupun adanya tugas yang sulit. 4
Pilihan untuk terorganisasi Hal ini melihat bagaimana keiginan individu untuk terorganisir
serta menekankan pada pendekatkan yang dilakukan individu dalam menyelesaikan tugas seperti merapikan ruang belajar sehingga individu
dengan mudah menyimpan dan menentukan sesuatu yang dibutuhkan, membuat arsip dan cara cepat untuk menangani tugas dengan baik.
b. Strategi Mencatat
Mencatat adalah bagian yang penting dari aktivitas belajar. Madden 2000 menjelaskan bahwa catatan memberikan rekaman informasi tertulis
yang dapat dipergunakan siswa untuk membaca kembali dan menganalisis. Membuat catatan yang efektif dan efisien akan lebih mendorong siswa untuk
menjadi seorang pembelajar yang aktif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam mencatat terdiri dari Frender, 2003:
1 Persiapan
Persiapan dilakukan sebelum kelas di mulai, pertama-tama siswa perlu melakukan persiapan dengan datang lebih awal sehingga memiliki
waktu untuk mempersiapkan diri, menyediakan semua barang yang
diperlukan untuk mencatat seperti bolpen, kertas dan handout, menyempatkan diri untuk melakukan skim atau review pada catatan yang
lalu, mempersiapkan pikiran untuk menjadi seorang pendengar dan pencatat yang aktif serta memilih tempat duduk yang strategis.
2 Strategi saat di dalam kelas
Berikut ini adalah beberapa strategi mencatat yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk menghasilkan catatan yang efektif yaitu:
a Metode Personal Short Hand
Metode ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mencatat secara praktis dengan cara menggunakan simbol atau
singkatan tertentu yang sering muncul. b
Mempersiapkan format catatan yang tepat Siswa dapat mulai mencatat dengan menggunakan lembar
baru, pertama siswa menuliskan referensi singkat di bagian kanan atas seperti nama mata kuliah dan nama pengajar. Siswa dapat
menggunakan sepertiga lembar kertas dari kiri berbentuk kolom untuk mencatat kata-kata yang bertujuan untuk mereview kata-kata
kunci, sejumlah pertanyaan, dan topik. Sementara itu dua pertiga bagian lainnya dalam bentuk kolom dapat dipergunakan untuk
mencatat materi perkuliahan. c
Membuat skema Membuat skema berguna untuk mengorganisasi catatan
dengan menyediakan ide-ide utama, ide-ide pendukung serta detail- detail tambahan.
3 Perbaikan catatan
Revisi atau perbaikan catatan dilakukan bersamaan dengan review atau meninjau ulang dengan tujuan memperjelas informasi
yang dicatat, mengidentifikasi ide-ide utama serta pertanyaan yang muncul. Dengan melakukan revisi serta peninjauan ulang maka
catatan akan menjadi utuh dan siap dipergunakan.
c. Strategi Membaca
Hal lain yang perlu dilakukan siswa setelah mencatat adalah membaca catatan. Membaca merupakan salah satu cara untuk belajar dan mendapatkan
informasi. Strategi
membaca menurut
Abita 2002
adalah mengidentifikasikan kata-kata yang menuntun pembaca dalam menentukan
struktur organisasi dan memfokuskan isi pada tulisan teks. Seseorang harus mampu mendapatkan beberapa urutan tersebut dalam proses membaca.
Beberapa macam strategi belajar yang dapat diterapkan secara umum menurut Frender 2003, antara lain:
1 Membaca secara cepat, yang terdiri dari:
a Scanning
Scanning berupa strategi membaca secara sekilas, yang bertujuan untuk mengetahui topik atau ide utama dan mendapatkan
gambaran materi secara garis besar. Menurut Subagja 2002, scanning adalah melihat secara sekilas keseluruhan isi dari buku yang
akan dibaca. Sedangkan Soedarso 2004 menjelaskan scanning sebagai suatu teknik membaca untuk mendapatkan info tanpa
membaca yang lain-lain jadi langsung ke masalah yang dicari yaitu
fakta khusus informasi tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran topik atau ide, organisasi bacaan keseluruhan, dan mencari
detail secara spesifik nama, kota, jawaban pertanyaan. Mahasiswa biasanya menggunakan teknik ini pada saat mencari kata pada kamus
dan mencari pada indeks. b
Skimming Merupakan
strategi membaca
yang bertujuan
untuk menemukan ide-ide utama dan sebab akibat, mensurvei ide-ide
umum, mengenali serta memahami urutan-urutan dan hubungan antara judul dan sub judul, mengidentifikasi topik dan mencari kata-
kata atau frase yang dicetak miring pada bacaan. Subagja 2002 menjelaskan skimming yaitu suatu kondisi saat
pembaca memahami bagian-bagian tentang informasi tersebut dengan mencerna secara mendalam. Sedangkan Soedarso 2004
menjelaskan skimming sebagai tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatu hal. Skimming bacaan berarti mancapai hal-hal yang
penting dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detail yang penting. c
Rapid Reading Strategi rapid reading mirip dengan skimming tetapi lebih
memfokuskan untuk membacakan ide-ide utama yang ada beserta seluruh detail yang dimiliki. Dengan tujuan individu dapat
menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cara membaca seluruh tulisan yang terdapat pada bacaan secara cepat fast rate. Rapid
reading biasanya digunakan saat membaca majalah, fiksi atau brosur. Rapid reading tidak digunakan saat sedang membaca untuk belajar.
2 Membaca secara perlahan, yang terdiri dari:
a Slow Reading
Strategi ini seringkali digunakan mahasiswa saat membaca textbooks atau untuk segala jenis buku yang bersifat teknis yang
banyak detail yang perlu untuk dibaca. Tujuan slow reading adalah untuk menemukan semua informasi yang bisa diperoleh yang
dilakukan dengan
cara menuliskan
catatan-catatan atau
menggarisbawahi informasi. Informasi-informasi tersebut digunakan mahasiswa untuk lebih mendalami bidang yang sedang dipelajarinya.
b Careful Reading
Strategi ini bertujuan untuk menemukan prosedur, mengikuti instruksi selangkah demi selangkah, dan menganalisis serta
mengevaluasi isi bacaan. Individu dapat membuat outline atau catatan rinci. Careful reading lebih mendalam daripada slow reading karena
menuntut sikap
yang kritis
dari pembacanya.
Mahasiswa menggunakan carefull reading untuk menemukan keseluruhan mekna
bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat. Materi bacaan antara lain berupa laporan penelitian, teks atau data ilmiah.
d. Strategi Mengingat
Hal berikutnya yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dalam belajar efektif adalah dengan memiliki ingatan yang efektif. Ingatan yang efektif
berguna untuk daya kreativitas dan adaptasi, menghubungkan informasi yang baru dengan informasi lama, meningkatkan kemampuan ingatan serta sangat
bermanfaat dalam proses belajar. Ada tiga proses yang terjadi dalam mengingat sesuatu:
1 Encoding proses mempersiapakan informasi yang di dapat untuk
disimpan. 2
Storage proses menyimpan informasi untuk digunakan dalam mengingat ketika dibutuhkan kelak.
3 Retrieval recall atau memanggil keluar informasi dari tempat
penyimpanan.
Langkah-langkah untuk mengingat menurut Frender 2003 adalah sebagai berikut:
1 Memotivasi yaitu mempunyai niat untuk belajar, mengingat dan
berkonsentrasi pada informasi yang baru, mengembangkan suatu tujuan realistis yang kuat, dan dengan jelas memilih untuk mengingat.
2 Mengelompokkan, yang terdiri dari:
a Mengorganisir yaitu mengelompokan informasi sehingga detail
dan gagasan utama berhubungan serta menghubungkan informasi baru untuk mengenal materi bacaan.
b Mengkategorikan yaitu menggambarkan informasi untuk
dipelajari dan tujuan yang diharapkan serta memilih umtuk mengingat antara memori jangka panjang atau memori jangka
pendek. c
Mengklarifikasi atau memperjelas yaitu secara penuh memahami apa yang ingin dipelajari dan diingat.
3 Merencanakan yaitu memilih teknik atau strategi terbaik yang sesuai
dengan materi bacaan dan kebutuhan mengingat materi tersebut. 4
Mengulang kembali yaitu mengulang informasi, mengkombinasikan sebanyak mungkin dengan panca indera dan menjadikannya sebagai
suatu kebiasaan.
e. Strategi Menghadapi Ujian
Strategi menghadapi ujian merupakan hal terakhir yang perlu dipersiapkan oleh setiap siswa. Beberapa strategi menghadapi ujian menurut
Frender 2003 adalah sebagai berikut : 1
Strategi menghadapi kecemasan saat menghadapi ujian Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk
mendapatkan hasil ujian yang kurang memuaskan adalah disebabkan oleh kecemasan yang muncul saat menghadapi ujian. Kecemasan yang
berlebihan dapat menghambat ingatan dan mengurangi keberhasilan dalam menyelesaikan ujian. Yang terpenting di sini siswa tahu akan
dirinya serta dapat memilih strategi apa yang efektif untuk menyadarkan dirinya bahwa siswa itu sendiri yang memegang kendali atas perasaan
terhadap situasi yang sedang dihadapi. 2
Persiapan sebelum ujian Persiapan
yang dapat
dilakukan antara
lain dengan
memprediksikan pertanyaan yang akan muncul di ujian dengan sumber catatan perkuliahan serta bahan bacaan, selain itu siswa juga harus banyak
berlatih menjawab pertanyaan ujian tersebut untuk dapat membantu siswa dalam menggali kembali informasi dan ingatannya. Dengan dua hal
tersebut diharapkan siswa dapat lebih siap untuk menghadapi ujian. Persiapan ujian juga dapat dilakukan dengan membaca silabus untuk
mengetahui kapan ujian akan berlangsung. 3
Strategi saat ujian berlangsung Siswa dapat menggunakan langkah-langkah yaitu pertama-tama
mengerjakan sesuai perintah, kemudian meninjau isi lembar ujian, membuat perencanaan dalam mengerjakan ujian, dan menerapkan strategi
yang cocok. Siswa lebih baik mengerjakan soal yang paling mudah terlebih dahulu.
4 Strategi menerka dengan cerdik
Strategi ini dilakukan pada saat siswa tidak mengetahui jawaban yang tepat atas pertanyaan ujian, sehingga harus menebak jawaban apa
yang kira-kira tepat dan tidak terjadi pengurangan nilai jika tebakan siswa ternyata salah. Strategi ini hanya untuk tipe-tipe ujian tertentu.
5 Strategi belajar kilat untuk ujian atau craming atau sistem kebut
semalam Strategi ini hanya boleh dilakukan dalam keadaan mendesak
sebagai alternatif terakhir, karena siswa akan mendapatkan hasil yang lebih sedikit disebabkan waktu.
D. Gaya Belajar