Sejarah Rokok Kandungan dan Efek samping

Penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif. Cara menilainya tentu akan berbeda-beda. 10 b Pertanyaan Objektif Pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan, benar atau salah, disebut pertanyaan objektif. Pertanyaan ini dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas. 10 Pengukuran tingkat pengetahuan menurut Wawan 2011, dibagi dalam tiga kategori, yaitu: 10 a Baik: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100 persen dari seluruh pertanyaan. b Cukup: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75 persen dari seluruh pertanyaan. c Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 40-55 persen dari seluruh pertanyaan.

2.2 Merokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang dibakar adalah 900 o C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 o C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen, yaitu komponen yang cepat menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Asap rokok yang diisap dapat berupa gas sebanyak 85 dan sisanya berupa partikel. 1 Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotina Tobacum, Nicotina Rustica dan spesies lainnya atau sintetis yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. 6

2.2.1 Sejarah Rokok

Tembakau memiliki sejarah yang panjang di Amerika. Suku Maya Indian Meksiko pernah membuat gambar pada batu yang menunjukkan penggunaan tembakau. Gambar ini diperkirakan dibuat pada tahun 600 - 900 Masehi. Tembakau pada mulanya ditanam oleh suku Indian Amerika sebelum bangsa Eropa yang berasal dari Inggris, Spanyol, Perancis dan Italia datang ke Amerika Utara. Penduduk asli Amerika menghisap tembakau melalui pipa dan hanya pada saat ritual adat ataupun untuk keperluan medis tertentu. 12 Christopher Columbus yang menjelajahi Amerika membawa daun dan biji tembakau saat kembali ke Eropa, tetapi sebagian besar orang Eropa tidak dapat menikmati tembakau sampai pada pertengahan abad ke-16 ketika penjelajah sekaligus diplomat asal Perancis yang bernama Jean Nicot mulai mempopulerkannya. Kata “nicotin” juga berasal dari namanya. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Perancis pada tahun 1556, Portugal pada tahun 1558, Spanyol pada tahun 1559, dan Inggris pada tahun 1565. 13 Pada tahun 1800-an, banyak orang mulai menggunakan sejumlah kecil tembakau. Pada sebagian orang menggunakan tembakau dengan mengunyahnya, sedangkan yang lainnya merokok sesekali dalam pipa, atau mereka melinting rokok atau cerutu. Pada 1865, rokok pertama kali diproduksi dan dipasarkan oleh Washington Duke. Pada 1881 James Bonsack menemukan mesin pembuat rokok, sehingga rokok bisa dipasarkan secara luas. 13

2.2.2 Kandungan dan Efek samping

Lebih dari 3040 jenis bahan kimia dijumpai dalam daun tembakau kering. Bahan kimia ini berasal dari pertumbuhan daun tembakau itu sendiri, misalnya berasal dari udara, tanah dan bahan kimia yang digunakan baik dalam proses pembuatan tembakau maupun sewaktu penanaman tembakau. Jenis tembakau yang ditanam di suatu daerah atau negara serta cara pemrosesan tembakau akan mempengaruhi komposisi bahan kimia yang dikandung oleh tembakau. 6 Bahan kimia bersifat toksis yang terkandung dalam tembakau adalah nikotin yaitu karsinogenik nitrosamin yang berasal dari nitrit, amin, protein dan alkaloid. Selain itu, karsinogenik polisiklik dan hidrokarbon aromatik yang berasal dari pemrosesan tembakau, elemen radioaktif yang diabsorbsi dari udara dan tanah, serta logam-logam berat yang diperoleh dari tanah dan udara yang tercemar. Pada waktu rokok dibakar berarti tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan tembakau lainnya ikut dibakar maka akan terbentuk bahan kimia dari hasil pembakaran berikut hasil reaksinya. 1,14,15 Asap rokok yang diisap melalui mulut disebut maintream smoke. 1 Terdiri dari 4000 jenis bahan kimia. Asap rokok dibedakan menjadi fase partikulat dan fase gas. Fase partikulat terdiri dari nikotin, nitrosamine dan N Nitrosonornikotin, polisiklik hidrokarbon, logam berat, dan karsinogenik amin. Fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbonmonoksida, benzen, amonia, formaldehid, hidrosianida, dan lain-lain. 16 Asap rokok terbentuk pada ujung rokok terbakar serta asap rokok dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. 1 Pada sidestream smoke dijumpai bahan kimia bersifat karsinogenik berupa N notrosodimetilamin dan N nitrosodietilamin serta beberapa jenis logam berat. Bahkan ada lebih banyak bahan karsinogenik yang dijumpai pada sidestream smoke. 16 1. Nikotin Nikotin merupakan senyawa kimia organik alkaloid dalam tumbuh-tumbuhan. Kadar nikotin dalam tembakau kering berkisar antara 2-8, umumnya terikat dengan asam sitrat dan malat. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin. Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia. 17 Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, serta menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonsriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok. 15,18 2. Tar Tar adalah hidrokarbon aromtik polisiklik yang bersifat karsinogen dalam tubuh dimana tar ini dapat memicu kanker. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan organik lain yang dibakar. Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Selain itu, juga dijumpai N nitrosamin nikotin di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai karsinogenik terhadap jaringan paru. 19,20 Berdasarkan jumlahnya dalam sebatang rokok, kadar tar terbagi atas tiga: 21 • High-Tar yaitu rokok yang mengandung sedikitnya 22 mg tar. • Medium-Tar yaitu rokok yang mengandung 15-21mg tar. • Low-Tar yaitu rokok yang mengandung 7 mg tar atau kurang dari itu. 3. Karbon monoksida Karbon Monoksida adalah gas bersifat toksis yang memiliki afinitas lebih tinggi dengan hemoglobin dibandingkan dengan oksigen terhadap hemoglobin. Jenis gas CO ini tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Rokok mengandung 2-6 persen gas CO pada saat merokok, sedangkan gas CO yang dihisap oleh perokok paling rendah adalah 400 ppm part per million sudah dapat meningkatkan kadar karboksi-hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16 persen. Kadar normal karboksi- hemoglobin hanya 1 persen pada bukan perokok. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka akan terjadi polisitemia yang akan mempengaruhi saraf pusat. Kandungan kadar karbon monoksida di dalam rokok kretek lebih rendah daripada kandungan karbon monoksida di dalam rokok putih. 19,20 4. Timah hitam Pb Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Satu batang rokok yang dihisap mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. 22 Dampak dari Pb sendiri sangat berbahaya bagi manusia diantaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. 20 5. Eugenol Eugenol hanya dijumpai pada rokok kretek. Eugenol merupakan cairan kuning pucat yang diekstraksi dari cengkeh atau di dalam minyak cengkeh. 22 Eugenol mempunyai efek psikotropik yang dapat memperkuat efek adiksi dari merokok. Eugenol dan derivatnya memberikan efek terapi sebagai anti inflamasi dengan menghambat sintesa prostaglandin, antibakteri, dan topikal anastesi. Eugenol bersifat hepatotoksik. Eugenol menyebabkan gangguan yang disebabkan oleh darah seperti diare, nausea, ketidaksadaran, pusing, atau meningkatnya denyut jantung. 1,20

2.2.3 Jenis Rokok

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Anatomi Normal Rongga Mulut Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi

1 66 58

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Terhadap Prosedur Penggunaan Radiografi Dental Dalam Melakukan Perawatan Gigi

2 85 44

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 13

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 1 4

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 1 8

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1