2012. Perbedaan periode pengamatan dan variabel independen yang dipilih diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih akurat sesuai dengan kondisi
perekonomian saat ini, maka peneliti ini mengambil judul : ”Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis pada
perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia?
2. Apakah perputaran persediaan secara parsial berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia?
3. Apakah perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh
terhadap rentabilitas ekonomis secara simultan pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perputaran piutang dan perputaran persediaan baik secara parsial maupun secara simultan
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi penulis, untuk menambah dan mengembangkan wawasan
pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
2. Bagi pihak yang berkepentingan, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan, khususnya hubungan perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas
ekonomis sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara
efesein. Efesien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain adalah
menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian, maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang
lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Berhubungan dengan itu maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik
rentabilitas maksimal dari pada laba maksimal. Untuk dapat mencapai tingkat rentabilitas yang maksimal dari suatu perusahaan tidak lepas dari pengelolaan modal kerja.
Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan operasional sehari-hari yang selalu berputar dalam
periode tertentu. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas yang tersedia diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas. Periode perputaran modal kerja dipengaruhi oleh periode perputaran masing-masing komponen dari modal kerja tersebut Ryanto, 2001. Semakin
pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan
operasi suatu perusahaan, lama atau cepatnya perputaran ini juga akan menentukan besar atau kecilnya kebutuhan modal kerja. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam
jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali.
Universitas Sumatera Utara
Perputaran modal kerja yang rendah bisa disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan dan perputaran piutang.
Tingkat perputaran piutang menunjukkan kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali. Sedangkan tingkat perputaran persediaan menunjukkan kecepatan
digantinya persediaan barang dagangan melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Dengan demikian makin tinggi tingkat perputaran piutang dan persediaan
menunjukkan tingginya volume penjualan maka laba yang diterima juga makin besar atau dengan kata lain laba yang diterima dalam jumlah yang banyak. Rentabilitas yang tinggi
lebih penting daripada keuntungan yang besar Munawir, 2001:33. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesien penggunaan modal dalam suatu perusahaan,
sedangkan keuntungan yang besar belum tentu sebagi jaminan bahwa perusahaan tersebut efesien. Perusahaan yang mempunyai modal lebih besar lazimnya akan memperoleh laba
yang besar pula daripada perusahaan yang mempunyai modal lebih sedikit. Meskipun demikian, ada kemungkinan perusahaan yang mempunyai modal lebih kecil adalah lebih
efesien daripada perusahaan yang mempunyai modal lebih besar.
Dengan adanya Teori Pensinyalan
Signalling Theory
yang
menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jogiyanto 2000: 392, informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada
waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis
informasi tersebut sebagai signal baik good news atau signal buruk bad news. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi
perubahan dalam volume perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa
mendatang good news sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap
fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan
Universitas Sumatera Utara
diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka
perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.
1. Piutang Soemarso 2002:338 menyatakan piutang usaha adalah: “Perusahaan
mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau
penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.
2. Jenis-jenis Piutang
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya
akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama kurang dari satu tahun yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
1 Piutang usahapiutang terhadap langganan.
Piutang usahapiutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang
merupakan usaha perusahaan yang normalkurang dari 1 satu tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu
1 satu tahun maka akan dilaporkan sebagai aset tidak lancar. Tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan
terhadap pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
2 Piutang yang akan diterima.
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belumtidak saatnya untuk diterima,
piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1
satu tahun atau siklus usaha normal. 2.
Piutang tidak lancar adalah tagihanpiutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 satu tahun.
3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi
dikarenakan pelanggan mengalami kerugianbangkrut tidak tertagih. 4.
Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih.
3. Besar Kecilnya Piutang dalam Perusahaan
Penentuan besar kecinya jumlah piutang serta kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan dan mengendalikan jumlah
piutang. Gitosudarmo 2002:82 menyatakan besar kecilnya jumlah piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Volume penjualan 2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit
3. Ketentuan mengenai batas volume penjualan secara kredit 4. Kebisaan pelanggan membayar para pelanggan kredit
5.Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan
Universitas Sumatera Utara
4. Biaya Atas Piutang
Dengan dilaksanakan penjualan atas kredit yang kemudian menimbulkan terjadinya piutang, maka perusahaan menanggung resiko akibat piutang tersebut.
Resiko akibat piutang adalah berupa biaya-biaya yang mengurangi besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Biaya-biaya tersebut adalah Gitosudarmo 2002:82-83 :
1. Biaya penghapusan piutang 2. Biaya pengumpulan piutang
3. Biaya administrasi 4. Biaya sumber dana
5. Perputaran Piutang
Drs. Munawir 2001:75 menyatakan bahwa: “Posisi piutang dan taksiran
waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto
dengan piutang rata-rata”.
Warren Reeve 2005:407 meyatakan perputaran piutang adalah “Usaha account receivable turn over untuk mengukur seberapa sering piutang usaha
berubah menjadi kas dalam setahun”.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata
piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka
Universitas Sumatera Utara
penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan menggunakan perputaran piutang dapat pula waktu rata-rata pengumpulan piutang tersebut, yaitu dengan membagi jumlah hari dalam satu
tahun dengan tingkat perputaran piutang tersebut atau rasio antara piutang rata- rata kali jumlah hari dalam setahun dengan total penjualan kredit, hasilnya
menunjukan berapa hari piutang tersebut tidak dapat ditagih atau days of Receiveable yang umumnya 1 satu sampai 2 dua bulan. Rumusnya sebagai
berikut : Days of Receiveable =
Piutang Rata-Rata Penjulan Kredit
X 360
6. Persediaan
Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa
bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek Indrajit, 2003:3.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : persediaan adalah aset: 1 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
2 Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau 3 Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa. Perputaran Piutang =
Penjualan kredit Piutang rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi
barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari
pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumen, atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya
sesuai dengan kepentingan produksi.
7. Jenis-jenis Persediaan
Menurut Rangkuti 2004:7 jenis-jenis persediaan menurut fungsinya terbagi menjadi 3 jenis.
1. Batch StockLot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan saat itu. 2.
Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3.
Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan
yang meningkat.
Universitas Sumatera Utara
8. Metode Penilaian Persedian
Menurut Stice, et al. 2004:667 metode-metode penilaian persediaan yang paling umum ada 4 macam.
1. Identifikasi Khusus Spesific Identification Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan
dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut.
2. Biaya Rata-rata average weight Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap
unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang
dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. 3. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama First-in, First-out, FIFO
Metode masuk pertama, keluar pertama first-in, first-out, FIFO didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih
dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan model
identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus
fisik dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang yang terjual.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama Last-in, First-out, LIFO Metode masuk terakhir, keluar pertama last-in, first-out, LIFO
didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan
angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun.
9. Metode Pencatatan Persediaan
Donal E Kieso dan Jerry J Weygandt 2008:405 mengemukakan bahwa ada dua sistem pencatatan persediaan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu :
1. Sistem Persediaan Perpetual Perpetual Inventory System
Dalam sistem perpetual, perkiraan persediaan akan diperbaharui terus menerus, karena semua pembelian dan penjualan barang yang terjadi dicatat secara
langsung ke perkiraan persediaan barang. Jadi jumlah fisik dan nilai persediaan dapat diketahui setiap saat. Selain itu, system perpetual juga menyediakan catatan
tentang harga pokok penjualan Cost of goods sold, yang muncul bila terjadi penjualan barang. Saldo perkiraan di akhir periode menunjukkan jumlah
persediaan akhir. 2.
Sistem Persediaan Periodik Dalam sistem periodik, perkiraan persediaan tidak mengalami perubahan. Saat
terjadi pembelian barang, dicatat pada perkiraan pembelian purchases. Saldo yang ada pada persediaan hanyalah jumlah persediaan pada awal periode. Pada
akhir periode, total pembelian ditambahkan dengan persediaan awal sehingga didapat jumlah barang tersedia untuk dijual total cost of goods available for
sale. Persediaan akhir diketahui dengan cara perhitungan fisik, kemudian jumlah
Universitas Sumatera Utara
barang yang tersedia untuk dijual kembali total cost of goods available for sale ini dikurangkan dengan persediaan akhir sehingga didapat harga pokok penjualan
COGS.
10. Perputaran Persediaan
Menurut Warren Reeve 2005: 462 ”Perputaran persediaan inventory turnover mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan
yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut : Perputaran persediaan =
Persediaan Rata-rata Harga Pokok Penjualan
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakannya kita menentukan persediaan rata-rata
dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2 dua.
11. Rentabilitas
Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan yang terjadi
dalam laporan keuangan tersebut dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penilaian atau analisa terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dalam
menilai dan menganalisa posisi keuangan dan potensi ataupun kemajuan perusahaan, rentabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat diketahui dan perlu untuk
dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan.
Menurut Riyanto 2001: 29, yaitu : “ Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode waktu tertentu dan
umumnya dirumuskan dengan L M x 100 , dimana L adalah jumlah laba yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang dihasilkan untuk menghasilkan laba tersebut .”
12. Jenis-Jenis Rentabilitas
Modal yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas modal sendiri dan modal
asing, sehubungan dengan adanya dua modal tersebut menurut maka rentabilitas
suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 1. Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba
operasi dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan. Yang dirumuskan sebagi berikut :
2. Rentabilitas modal sendiri return on equity menunjukkan persentase perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik laba setelah
pajak dengan modal sendiri. Yang dirumuskan sebagi berikut:
Kedua rentabilitas tersebut mempunyai hubungan yang erat, sehingga dapat dipakai untuk mengambil keputusan yaitu :
1. Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal
asing, maka lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan
modal asing.
RE = Laba Operasi
Modal asing + Modal sendiri x 100
RMS = Laba Operasi
Modal sendiri x 100
Universitas Sumatera Utara
2. Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibandingkan dengan tingkat
bunga modal asing, maka lebih baik menggunakan modal asing. Karena rentabilitas modal asing akan lebih besar dibandingkan apabila
menggunakan modal sendiri.
13. Rentabilitas Ekomomis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel rentabilitas ekonomis, maka perlu diketahui beberapa definisi rentabilitas ekonomis yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya :
Munawir 2001: 33 mengatakan bahwa : “Perbandingan antara laba usaha
dengan seluruh modal yang digunakan modal sendiri dan modal asing disebut dengan rentabilitas ekonomis .”
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan operating capital asset.
Demikian pula dengan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut
laba usaha net operating income. Dengan demikian maka laba yang diperoleh dari usaha di luar perusahaan atau dari efek misalnya deviden, kupon, dan lain-
lain tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir 2001: 87 yang mengatakan
bahwa : “Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain-lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha untuk
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.”
Universitas Sumatera Utara
14. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini
adalah faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis:
1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income laba
opearsi dengan net sales penjualan bersihyang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin tinggi profit margin maka semakin tinggi
rentabilitas ekonomis. 2.
Turn Over of Operating Asset Tingkat perputaran aktiva usaha, yaitu kecepatan berputarnya operating asset aktiva usaha dalam suatu
periode tertentu, yang diperoleh dengan membandingkan penjualan dengan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka
semakin tinggi rentabilitas ekonomis. Riyanto, 2001.
15. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas Ekonomis
Pada penjualan kredit berarti pembayaran dilakukan beberapa lama setelah barang diterima oleh pelannggan. Hal ini akan berdampak makin besarnya dana yang
tertanam dalam bentuk piutang dagang karena pembayarannya tertunda. Ada risiko yang timbul akibat pemberian kreedit, karena timbul kemungkinan pelanggan tidak
membayarnya ataupun membayar tetapi lebih lambat dari jangka waktu kredit yang diberikan.
Rasio perputaran piutang menjadi salah satu ukuran penting karena memberikan informasi kepada manajemen perusahaan tentang seberapa besar manfaat kebijakan kredit
harus dapat menjaga keseimbangan antara manfaat yang diperoleh dari peningkatan penjualan kredit dengan biaya-biaya yang timbul karena memberikan kredit yang
Universitas Sumatera Utara
berdampak pada besar kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan sehingga mengakibatkan kenaikan atau penurunan rentabilitas ekonomis pada perusahaan tersebut.
16. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis
Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja aktiva lancar. Persediaan merupakan investasi yang sangat berarti pada perusahan. Masalah penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan
perusahaan. Bila investasi dalam persediaan lebih besar dari kebutuhannya maka akan memperbesar biaya-biaya, terutama sumber modal kerjanya berasal dari pinjaman beban
bunga, akan mempesar kerugian karena kerusakan persediaan yang semua itu akan mempekecil keuntungan yang juga akan mengakibatkan kecilnya rentabilitas ekonomis
perusahaan tersebut. Selain rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan juga menjadi salah
satu ukuran penting bagi manajemen perusahaan sebab memberikan informasi kepada manajemen perusahaan tentang seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba di masa yang akan sehingga mengakibatkan kenaikan rentabilitas ekonomis perusahaan perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2-1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Dian
2005 Pengaruh Perputaran
Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Variabel
Dependen : rentabilitas
ekonomis. Variabel
Indenpenden : Perputaran
persediaan. Perputaran persediaan
tidak mempunyai pengaruh terhadap
rentabilitas ekonomi.
2 Asti
Lamriama Sianturi
2009 Pengaruh perputaran
persediaan terhadap rentabilitas pada
perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di BEI Variabel
Dependen : rentabilitas
ekonomi. Variabel
Independen : Perputaran
persediaan. Terdapat pengaruh
yang signifikan antara perputaran persediaan
terhadap likuiditas
ekonomi dengan analisa uji t signifikan
0,035.
Universitas Sumatera Utara
3 Ridha
Utami 2010
Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran
Persediaan terhadap rentabilitas Ekonomis
pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Variabel Dependen :
Rentabilitas ekonomi.
Variabel Independen :
Perputaran piutang dan
persediaan Terdapat pengaruh
yang tidak signifikan antara perputaran
piutang dan pengaruh signifikan perputaran
persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
C. Kerangka Konseptual