PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh: Heppy Shita Larasati 0513010091 / FE / EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI


(2)

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG,

DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN

AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

yang diajukan Heppy Shita Larasati

0513010091/FE/EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Siti Sundari, M.Si Tanggal : ...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si NIP. 1965092919922032001


(3)

AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh : Heppy Shita Larasati 0513010091 / FE / EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2012


(4)

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG,

DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN

AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

yang diajukan Heppy Shita Larasati

0513010091/FE/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Siti Sundari, M.Si Tanggal : ...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi


(5)

DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN

AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

yang diajukan Heppy Shita Larasati

0513010091/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Siti Sundari, M.Si Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. H.Rahman Amrullah Suwaidi, MS NIP.196003301986031003


(6)

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS

EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh : Heppy Shita Larasati

0513010091/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur

Pada Tanggal 15 Juni 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Siti Sundari, M.Si Dra.Ec.Siti Sundari, M.Si

Sekretaris

Drs.Ec.Muslimin,M.Si Anggota

Dra.Ec.Anik Yuliati,MAks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur


(7)

(8)

Segala Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan Saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Automotive

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kedua orang tua saya, mama Ningsih dan Alm.Ayah Herman yang telah mendukung baik secara moril maupun materil yang tak lelah untuk selalu mengingatkan saya agar menyelesaikan study S1 saya.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Drs. Rahman A. Suwaidi, MSi, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi, selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas


(9)

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasioanl

“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama

kuliah.

9. Terima kasih kepada Kakak saya Mas Soni, dan calon suamiku Arief yang telah memberikan doa, semangat moril maupun sepiritual.

10.Sahabatku yang paling baik Amalia dan Shinta, terima kasih sudah menemaniku selama ini, slalu memberikan dukungan, doa, semangat dan slalu menghiburku.

11.Pimpinan PT. Bank Tabungan Negara Tbk, terima kasih sudah diberikan izin tidak masuk kerja untuk menyelesaikan skripsi. BTN selalu terdepan... 12.Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung

dalam penyelesaian skripsi.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya dan penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal tersebut sangat membantu pada kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, Juni 2012


(10)

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI………. iii

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

ABSTRAK………. ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Penelitian Terdahulu... 9

2.2. Landasan Teori... . 16

2.2.1. Modal Kerja... 16

2.2.1.1. Pengertian Modal Kerja... 16

2.2.1.2. Manfaat Modal Kerja... 18

2.2.1.3. Jenis-jenis Modal Kerja... 21

2.2.1.4. Sumber-sumber Modal Kerja... 22

2.2.1.5. Unsur-unsur Modal Kerja... 25

2.2.2. Piutang... 28

2.2.2.1. Pengertian Piutang... 28

2.2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi dalam Piutang…………... 29

2.2.2.3. Penilaian Risiko Kredit………...… 31

2.2.2.4. Perputaran Piutang………...…... 33

2.2.3. Persediaan………...…….. 36

2.2.3.1. Pengertian Persediaan………...……… . 36


(11)

2.2.4.2 Rentabilitas Ekonomi………...……... 41

2.2.5. Hubungan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi………...…… . 43

2.2.6. Hubungan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi………...…………. 44

2.2.7. Hubungan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi………...……….. 46

2.2.8. Kerangka Pikir………...…… 47

2.2.9. Hipotesis………...…. 48

BAB III METODE PENELITIAN………...…... 49

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………...……. 49

3.2. Teknik Penentuan Sampel………...………. . 51

3.2.1. Populasi………...……. . 51

3.2.2. Sampel………... 51

3.3. Teknik Pengumpulan Data………...……. 52

3.3.1. Jenis Data………...… 52

3.3.2. Sumber Data………...… 53

3.3.3. Pengumpulan Data………... 53

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………...….. 53

3.4.1. Uji Normalitas………...…. 53

3.4.2. Uji Asumsi Klasik………...…….. 54

3.4.3. Teknik Analisis………...….. 56

3.4.4. Uji Hipotesis………...….. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 59

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 65

4.2.1 Modal Kerja………..…... 65

4.2.2 Perputaran Piutang………..……. 67


(12)

4.3.1 Uji Normalitas... 73

4.4 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda... 74

4.4.1 Uji Non Multikolinieritas... 74

4.4.2 Uji Non Heteroskedastisitas... 75

4.4.3 Uji Non Autokorelasi... 75

4.5 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 76

4.5.1 Persamaan Regresi... 76

4.5.2 Koefisien Determinasi (R2)... 78

4.5.3 Uji Hipotesi... 78

4.5.3.1 Uji Kesesuaian Model... 78

4.5.3.2 Uji t... 79

4.6 Pembahasan... 81

4.7 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu... 85

4.8 Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 87

4.9 Keterbatasan Penelitian... 88

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN... 90

5.1 Kesimpulan... 90

5.2 Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

(14)

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir………..……… 47 Gambar 4.1. Grafik Batang Modal Kerja Perusahaan Automotive Yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010…………..…… 67 Gambar 4.2. Grafik Batang Perputaran Piutang Perusahaan Automotive Yang

Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010………….... 69 Gambar 4.3. Grafik Batang Perputaran Persediaan Perusahaan Automotive

Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010….… 71 Gambar 4.4. Grafik Batang Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Automotive

Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010……. 73 Gambar 4.5. Distribusi Daerah Keputusan Uji Durbin Watson………... 76


(15)

Lampiran 1. Data Penelitian Lampiran 2. Pengujian Normalitas

Lampiran 3. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


(16)

Tabel 2.1. Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan sekaramg…………. 15

Tabel 4.1. Data Modal Kerja Perusahaan Automotive Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010………..… 66

Tabel 4.2. Data Perputaran Piutang Perusahaan Automotive Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010………. 68

Tabel 4.3. Data Perputaran Persediaan Perusahaan Automotive Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010……….… 70

Tabel 4.4. Data Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Automotive Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010………..… 72

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas………. 73

Tabel 4.6. Hasil Uji Non Multikolinieritas……… 74

Tabel 4.7. Hasil Uji Non Heteroskedastisitas……….... 75

Tabel 4.8. Hasil Estimasi Koefisien Regresi ……… 77

Tabel 4.9. Pengaruh Regresi Antara Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat …. 78 Tabel 4.10. Hasil Uji F………. 79

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial……….. 79

Tabel 4.12. Rangkuman Penelitian Terdahulu dan Penelitian yang Dilakukan Sekarang……… 86


(17)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

Heppy Shita Larasati

Abstrak

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Sehubungan dengan tujuan untuk memperoleh laba, maka perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan, misalnya untuk memberikan persekot pembelian, membiayai gaji pegawai, supplies kantor, dan lain-lain. Perubahan modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan dari masing-masing perusahaan dapat mempengaruhi perubahan besarnya rentabilitas ekonomi perusahaan tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik dan membuktikan adanya pengaruh modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan periode 2005-2010 dari perusahaan Automotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil sebanyak 12 perusahaan dari perusahaan automotive. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi. Modal Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas ekonomi perusahaan automotive yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Keywords: Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan


(18)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, perusahaan juga dituntut untuk mampu menentukan kinerja perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan dapat menjamin kelangsungan hidupnya.

Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Penyusunan, penganalisaan, dan pengevaluasian laporan keuangan perusahaan dianggap sebagai tanggungjawab dari para akuntan interen, akan tetapi data-data yang digunakan sebagai bahan pencatatan laporan keuangan ini haruslah


(19)

sebenarnya. Jadi Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan, informasi yang diperoleh dari laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pihak manajemen dalam mengambil keputusan agar nantinya kinerja perusahaan dapat lebih baik.

Menurut Djarwanto (2004:5), laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut Munawir (2002:114), dalam menjalankan sebuah aktivitas perusahaan dengan adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan karena memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak menghadapi bahaya-bahaya yang timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal keja yang berlebih menunjukkan dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian. Sebaliknya dengan adanya ketidakcukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Menurut Munawir (2002:75), piutang adalah tagihan kepada kreditur atau langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Apabila kita mampu mempercepat perputaran piutang, maka resiko tidak tertagihnya piutang dapat diperkecil dan diperoleh laba di masa yang


(20)

tidak tertagih dapat menambah modal perusahaan untuk mendapatkan laba.

Munawir (2002:77), perputaran persediaan merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangan dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan.

Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal (Riyanto, 1995:69). Riyanto (1995:35), rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk memperoleh laba, hal ini cukup penting karena dengan mengetahui tingkat rentabilitas ekonomi maka perusahaan dapat mengambil tindakan yang tepat sedangkan dari pihak ekstern dapat mengetahui keefisienan pemanfaatan modal kerja perusahaan dalam memperoleh laba berhubungan dengan penanaman


(21)

pertimbanganya dapat pula diketahui dari rentabilitas sehingga modal yang ditanamkan dapat terjamin

Ada pendapat yang mengatakan bahwa laba maupun tingkat penjualan yang tinggi belum dapat dijadikan indikator penilaian prestasi perusahaan dan akan dapat menyelesaikan jika tidak disertai oleh indikator yang lain, kurang adanya pengetahuan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, mengakibatkan pihak manajemen kurang bijaksana dalam mengambil langkah-langkah strategis. Jadi dalam hal ini bukanlah berupa besar laba yang diperoleh akan tetapi berapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi maka tujuan yang ingin dicapai apakah modal kerja, tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan memilki pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga perusahaan dapat dengan tepat menggambil keputusan jika ingin meningkatkan rentabilitas ekonomi. Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan, misalnya untuk memberikan persekot pembelian, membiayai gaji pegawai, supplies kantor dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Arie Margaretha (2004) dalam penilitiannya menyatakan bahwa semakin besar atau cepat perputaran kas, rentabilitas modal kerja semakin kecil dan semakin tinggi tingkat


(22)

Menurut Rina Kartika (2009), menyatakan bahwa secara simultan modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi sedangkan secara parsial tingkat perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, variabel yang paling dominan adalah modal kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan modal kerja mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang maksimal.

Sedangkan menurut Aditya Kusuma (2008), bahwa dengan adanya perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan yang banyak, maka akan meningkatkan aktifitas dalam penjualan sehingga laba perusahaan juga dapat meningkat. Pernyataan yang sama juga diungkap oleh Nurita Sari (2004) yang menyatakan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Menurut Arik Dwi (2009), secara bersama-sama perubahan modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi sedangkan secara parsial variabel tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap rentabilitas ekonomi karena tingkat perputaran piutang sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional


(23)

perusahaan yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan yang fluktuatif.

Menurut Riyanto (1995:37) bagi perusahaan masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba. Karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah mempertinggi rentabilitasnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal kerja, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Automotive yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas


(24)

ekonomi pada perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”.

1.3. Tujuan Penelitian

Bersumber dari rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik dan membuktikan adanya pengaruh modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk digunakan sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menganalisis masalah dan hal-hal yang terdapat di perusahaan sebagai objek yang diteliti dengan mengembangkan dan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah sehingga dapat menambah wawasan, pengalaman, dan meningkatkan kematangan berfikir dalam pengambilan keputusan.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan


(25)

kajian untuk permasalahan yang sama dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai Rentabilitas Ekonomi dalam suatu perusahaan. c. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan tentang faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi suatu perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan di masa yang akan datang dan sebagai pertimbangan untuk dapat lebih baik meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai laba yang optimal. d. Bagi Investor

Sebagai bahan informasi dan masukan yang ada hubungannya dengan penanaman modal kerja dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada perusahaan.


(26)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai dasar dan pembanding untuk melengkapi landasan teori adalah penelitian dari :

1. Arie Margaretha Retang (2004)

Judul “Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas Modal Kerja dalam Konsep Kualitatif pada PT. SS Utama di Surabaya –Jawa Timur”.

1) Perumusan Masalah

a) Apakah perputaran kas dan perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal kerja? b) Dari kedua faktor tersebut, manakah yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap rentabilitas modal kerja? 2) Hipotesis

a) Diduga perputaran kas dan perputaran piutang secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap rentabilitas modal kerja.

b) Diduga perputaran piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas modal kerja.


(27)

3) Kesimpulan

a) Semakin besar atau cepat perputaran kas, rentabilitas modal kerja semakin kecil.

b) Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, semakin tinggi pula rentabilitas modal keja.

2. Rina Kartika Sari (2009)

Judul “Pengaruh Modal Kerja dan Tingkat Perputaran Piutang

terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya

Tanggulangin Sidoarjo”.

1) Perumusan Masalah

a) Apakah ada pengaruh dari modal kerja dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan rokok Ketapang Jaya?

b) Manakah dari kedua variabel, yaitu modal kerja dan perputaran piutang yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan rokok Ketapang Jaya? 2) Hipotesis

a) Diduga modal kerja dan tingkat perputaran piutang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi.

b) Diduga variabel tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap rentabilitas ekonomi


(28)

3) Kesimpulan

a) Berdasarkan uji F dengan menggunakan regresi linier berganda bahwa modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

b) Berdasarkan Uji

t

bahwa variabel tingkat perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, variabel yang paling dominan adalah modal kerja.

3. Arik Dwi N (2009)

Judul “Pengaruh Modal Kerja dan Tingkat Perputaran Piutang

terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Food and Baverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2003-2007)”. 1) Perumusan Masalah

a) Apakah modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi?

b) Variabel manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap rentabilitas ekonomi?

2) Hipotesis

a) Diduga bahwa modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.


(29)

b) Diduga bahwa variabel tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas ekonomi.

3) Kesimpulan

a) Secara bersama-sama perubahan modal kerja dan tingkat perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi

b) Secara parsial variabel tingkat perputarn piutang mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap rentabilitas ekonomi. 4. Aditya Kusuma (2008)

Judul “ Pengaruh Perputaran kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran

Persediaan terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1) Perumusan Masalah

a) Apakah ada pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap perolehan laba usaha pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b) Manakah diantara ketiga variabel yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap perolehan laba usaha pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(30)

2) Hipotesis

a) Diduga perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, berpengaruh positif terhadap perolehen laba usaha pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b) Diduga yang memilki pengaruh yang paling dominan terhadap perolehan laba pada perusahaan makanan dan minuman adalah perputaran kas.

3) Kesimpulan

a) Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap laba usaha.

b) Dalam penilitian ini yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap perolehan laba usaha adalah perputaran piutang. 5. Nurita Sari (2004)

Judul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran

Persediaan terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Farmasi di Bursa

Efek Indonesia”.

1) Perumusan Masalah

a) Apakah ada pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Jakarta?


(31)

b) Manakah diantara ketiga variabel tersebut yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap laba usaha pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Jakarta?

2) Hipotesis

a) Diduga perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh terhadap perolehan laba usaha pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Jakarta.

b) Diduga yang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perolehan laba usaha adalah perputaran piutang. 3) Kesimpulan

a) Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh terhadap perolehan laba usaha.

b) Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap perolehan laba usaha adalah perputaran piutang tidak dapat terbukti kebenarannya karena yang memiliki pengaruh dominan adalah perputaran kas. Berdasarkan dari penelitian terdahulu diatas, maka persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) yaitu modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang akan berpengaruh dengan variabel terikat (Y) yaitu rentabilitas ekonomi. Perbedaannya terletak pada


(32)

jumlah sampel penelitian, obyek penelitian, waktu periode penelitian, dan hasil penelitian itu sendiri.

Tabel 2.1. Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan sekarang

No. Nama Judul Variabel

1. 2. 3. 4. 5. 6. Arie Margaretha Rentang (2004)

Rina Kartika Sari (2009)

Arik Dwi N (2009)

Aditya Kusuma (2008)

Nurita Sari (2004)

Heppy Shita Larasati (2012)

Pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas modal kerja dalam konsep kualitatif pada PT.SS Utama di Surabaya-Jawa Timur

Pengaruh modal kerja dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya Tanggulangin Sidoarjo.

Pengaruh modal kerja dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan food n beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2003-2007).

Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

 Perputaran kas (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Rentabilitas Modal Kerja (Y)

 Modal Kerja (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Rentabilitas Ekonomi (Y)

 Modal Kerja (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Rentabilitas Ekonomi (Y)

 Perputaran kas (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Perputaran Persediaan (X3)

 Laba Usaha (Y)

 Perputaran Kas (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Perputaran Persediaan (X3)

 Laba Usaha (Y)

 Modal Kerja (X1)

 Perputaran Piutang (X2)

 Perputaran Persediaan (X3)

 Rentabilitas Ekonomi (Y)


(33)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Modal Kerja

2.2.1.1. Pengertian Modal Kerja

Masalah modal kerja merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan.

Menurut Weston and Brigham (1993:353), Modal kerja adalah

“Working capital is a firm’s investment in short term assets-cash,

marketable securities, inventory, and account receivables, working capital is current asset minus current liabilities while gross working

capital is defined as current assets”.

Sedangkan Menurut Damodaran (1998:353-354), “The net

working capital, often reffered to simply as working capital, is the

difference between a firm’s current assets and current liabilities. The

current asset of a firm are those that either are in the form of cash or are

expected to be converted into cash in the short term”.

Jadi dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.


(34)

Menurut Riyanto (1995:57), modal kerja adalah dimana uang atau dana yang dikeluarkan diharapkan akan kembali masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksi untuk membiayai operasi selanjutnya.

Riyanto (1995:57-58), mengemukakan pendapatnya mengenai tiga konsep yang menyangkut modal kerja, yaitu :

a. Konsep kuantitatif

Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang dari satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, maka modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).

b. Konsep kualitatif

Pada konsep ini, modal kerja adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja neto (Net Working Capital).

c. Konsep fungsional

Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dan dalam menghasilkan penghasilan langsung (current income). Dan


(35)

digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu. Pada dasarnya, dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang (Munawir, 2002:116).

2.2.1.2. Manfaat Modal Kerja

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian-kerugian dan dapat mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Menurut Djarwanto (2004:89), manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah :

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunya nilai aktiva lancar, misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi semua kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.


(36)

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat menghasilkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganan.

7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung oleh beberapa faktor, (Munawir, 2002:117-119) yaitu sebagai berikut : a. Sifat atau type dari perusahaan


(37)

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja pada perusahaan industri.

b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Di samping itu harga pokok persatuan barang juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.

c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

d. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil risiko adanya


(38)

piutang yang tidak dapat tertagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli.

e. Tingkat perputaran persediaan

Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.

Menurut Munawir (2002:80), untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turnover). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.

2.2.1.3. Jenis-jenis Modal Kerja

Menurut W.B. Taylor dalam buku Riyanto (2001:60) penggolongan jenis-jenis modal kerja terdiri dari :

a. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.


(39)

1. Modal kerja primer (Primary Working Capital), yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal kerja normal (Normal Working Capital), yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Modal kerja variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :

1. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

2. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.

3. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

2.2.1.4. Sumber-sumber Modal Kerja


(40)

besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Di samping dari investasi para pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanen dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atas jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang tersebut. Di samping itu juga harus mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.

Menurut Munawir (2002:120-122), pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :

a. Hasil operasi perusahaan

Adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan, dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.


(41)

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (marketable securities atau efek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja. Di dalam menganalisa sumber-sumber modal kerja maka sumber yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan.

c. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya


(42)

sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).

d. Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekwensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) di samping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

2.2.1.5. Unsur-unsur Modal Kerja

Sesuai dengan pengertian modal kerja dalam penulisan ini dalam pengertian aktiva lancar, maka unsur-unsur yang terkandung didalamnya adalah :

a. Kas


(43)

maupun untuk mengadakan investasi aktiva tetap. Perusahaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk memenuhi kewajiban finansialnya apabila jumlah kas yang tersedia di perusahaan tersebut besar atau cukup.

Menurut Husnan (2004:105), kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan.

Menurut John Maynard Keynes dalam buku (Husnan, 2004:105) menyatakan bahwa ada 3 motif untuk memilki kas yaitu: 1. Motif transaksi, dimana perusahaan menyediakan kas untuk

membayar berbagai transaksi bisnisnya.

2. Motif berjaga-jaga, dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.

3. Motif spekulasi, dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasiakan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid.

b. Piutang

Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah


(44)

yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka pengumpulan piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja (Riyanto, 1995:85).

Menurut Munawir (2002:15), piutang adalah tagihan kepada pihak lain (pihak kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secra kredit. Piutang merupakan unsur yang paling penting dalam neraca sebagian besar perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara pengamanan yang cukup terhadap piutang bukan saja untuk keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara hubungan yang memuaskan dengan para pelanggan. c. Persediaan

Menurut Agus Sartono (2001:443), persediaan merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Di tinjau dari segi neraca, persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan. Menurut PSAK No.14 (2007:14.1), persedian adalah aset :

a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau


(45)

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Masalah penentuan besar kecilnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan barang mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dari yang dibutuhkan perusahaan akan memperbesar kerugian karena adanya kerusakan, sehingga menimbulkan turunya kualitas dan akan memperkecil keuntungan perusahaan.

2.2.2. Piutang

2.2.2.1. Pengertian Piutang

Menurut Baridwan (2000:124), piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan ini perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar. Dengan kata lain piutang dagang adalah tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.

Sedangkan menurut Riyanto (1995:90), menyatakan bahwa piutang sebagai elemen dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, dan piutang timbul dengan adanya penjualan kredit. Piutang mempunyai tingkat


(46)

2.2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi dalam Piutang

Menurut Riyanto (1995:85), manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.

Menurut Riyanto (1995:85-86), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang yaitu sebagai berikut :

1. Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya risiko, tetapi bersamaan dengan itu juga

memperbesar “profitability”-nya. 2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya


(47)

dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin selektif para langganan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit di sini bersifat baik kuantitatif maupun kualitatif.

4. Kebijaksanaan dalam Mengumpulkan Piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaanya secara pasif. Perusahaan yang disebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil dari pada perusahaan yang disebutkan kemudian. Tetapi biasanya perusahaan


(48)

piutang apabila biaya tambahan tersebut tidak melampaui besarnya tambahan revenue yang diperoleh karena adanya usaha tersebut. 5. Kebiasaan Membayar dari Para Langganan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapakan cash discount, dan ada sebagian lain yang tidak menggunakan kesempatan tersebut.

Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam “cash discount period” atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan

membayar dalam waktu selama “discount period”, maka dana yang

tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, yang berarti makin kecilnya investasi dalam piutang.

2.2.2.3. Penilaian Risiko Kredit

Menurut Riyanto (1995:87), risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan, hendaknya perusahaan mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan.

Menurut Riyanto (1995:88), syarat pokok yang harus dipenuhi untuk setiap perusahaan agar dapat memperoleh kredit adalah dengan


(49)

Menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor ini sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar.

2. Capacity

Yaitu pendapat subyektif mengenai kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya, kemampuan ini diukur dengan record di waktu yang lalu.

3. Capital

Diukur oleh posisi finansiil perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan oleh analisis ratio finansiil, yang khususnya

ditekankan pada “tangible net worth” dari perusahaan.

4. Collateral

Yaitu menunjukkan besarnya aktiva dari langganan yang dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan.

5. Conditions

Menunjukkan impact (pengaruh langsung) dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan langsung


(50)

Setelah diuraikan berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam penilaian risiko kredit, maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah tertentu di dalam usaha untuk memperkecil risiko tidak terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan terhadap para langganan.

Menurut Riyanto (1995:88-90), adapun langkah-langkah yang perlu untuk penyaringan para langganan dalam rangka usaha preventif untuk memperkecil risiko tertunda adalah sebagai berikut :

a. Penentuan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan. b. Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya.

c. Mengadakan klasifikasi dari para langganan berdasarkan risiko pembayarannya.

d. Mengadakan seleksi dari para langganan.

2.2.2.4. Perputaran Piutang

Menurut Riyanto (1995:90), piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar yang artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan dan seterusnya. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah


(51)

Menurut Munawir (2002:75), yaitu bahwa makin tinggi (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.

Penurunan ratio penjualan kredit dengan rata-rata piutang dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Munawir, 2002:75) sebagai berikut : a. Turunnya penjualan dan naiknya piutang.

b. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.

c. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar.

d. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap. e. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

Menurut Riyanto (1995:90), tingkat perputaran piutang (receivables turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit (credit sales) selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivables), seperti rumus di bawah ini :

s Receivable Average

Sales Credit Net

= Turnover s

Receivable


(52)

2

akhir Piutang +

awal Piutang =

s Receivable Average

Periode terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari dengan turnover-nya. Hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : (1 tahun = 360)

Hari rata-rata pengumpulan piutang :

hari 360

= 

Turnover s

Receivable

Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat pula dihitung dengan :

hari ×

360

= 

Sales Credit Net

eivables AverageRec

Menurut Munawir (2002:76), semakin besar days receivable (hari rata-rata pengumpulan piutang) suatu perusahaan, semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang, dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debt) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar (overstated).

Menurut Riyanto (1995:91), tinggi rendahnya receivable turnover

mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnover-nya berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal


(53)

dengan naiknya turnover-nya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang.

2.2.3. Persediaan

2.2.3.1. Pengertian Persediaan

Pengertian persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:14.2) persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali seperti pada perusahaan real estate. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Di dalam perusahaan dagang, persediaan yang ada hanya satu jenis persediaan saja yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory), tetapi dalam perusahaan industri ada tiga macam jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Menurut Riyanto (1995:69) menerangkan bahwa inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan


(54)

lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam

inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam

inventory akan menekan keuntungan perusahaan.

Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gedung, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan.

Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan

full-capacity, berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor” tidak

dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya (Riyanto, 1995:69).

Fungsi dari persediaan adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa harus tergantung pada supplier, melalui penyimpanan persediaan perusahaan juga dapat mengurangi biaya yang timbul karena adanya pembelian barang setiap kali akan melaksanakan proses produksi dan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi di dalam melakukan


(55)

tanpa gangguan karena adanya kekurangan bahan baku untuk melakukan produksi sehingga memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman.

2.2.3.2. Peranan Persediaan

Peranan dari persediaan adalah sangat besar sekali di dalam menentukan maju tidaknya suatu perusahaan, karena itu semua perusahaan baik perusahaan industri, dagang, maupun jasa selalu mengadakan persediaan karena tanpa adanya persediaan apabila langganan meminta barang atau jasa di luar kemampuan produksi perusahaan, dengan adanya persediaan maka hal tersebut akan dapat teratasi, sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan akan selalu terbuka.

2.2.3.3. Perputaran Persediaan

Menurut Riyanto (1995:70), dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “merchandise inventory

(persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Tingkat perputaran dapat diukur dengan rumus sebagai berikut (Riyanto, 1995:70) :


(56)

Atau bisa juga dengan rumus : Inventory e Merchandis Average Sold Goods of Cost = Turnover e Merchandis

Dimana persediaan rata-rata barang :

Persediaan rata-rata 2 tahun akhir + tahun awal barang Pesediaan =

Dengan mengetahui turnover dapat ditentukan pula hari rata-rata penjualannya atau hari rata-rata barang disimpan di gudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan persediaan rata-rata. Diketahui dengan rumus sebagai berikut (Riyanto, 1995:70) :

hari = persediaan Perputaran 360 

atau dengan rumus :

hari = penjualan pokok a arg H rata rata Persediaan × 360  2.2.4. Rentabilitas

2.2.4.1. Pengertian Rentabilitas

Menurut Riyanto (1995:35), rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu periode tertentu.


(57)

Sedangkan menurut Munawir (2002:33), rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Hal ini lebih penting daripada masalah laba karena laba yang besar bukanlah merupakan suatu ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efisien. Untuk itu dengan tingkat rentabilitas dapat mengetahui efisiensi tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya atau kegiatannya.

Rentabilitas merupakan kriteria penilaian secara luas dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rentabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi penanaman modal yang sudah sesuai dengan tingkat risikonya masing-masing. Secara umum dapat dikatakan semakin besar risiko penanaman modal dituntut rentabilitas yang semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.

2. Rentabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah modal yang ditanamkan karena rentabilitas dinyatakan dalam angka relatif.

Menurut Munawir (2002:33), juga mengemukakan rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu


(58)

perusahaan menggunakan aktivitasnya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 100 × Modal

Laba =

ntabilitas

Re

Jadi rentabilitas merupakan tolak ukur dari perusahaan untuk mengukur efisiensi modal guna mencapai keuntungan, sebab dengan laba tersebut belum cukup untuk mengukur apakah penggunaan modal itu efisien atau tidak karena laba hanya bersifat data.

2.2.4.2. Rentabilitas Ekonomi

Menurut Riyanto (1995:36), cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu :

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan


(59)

suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yang disebut dengan laba usaha (net operating income), sedangkan laba yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Rumus dari rentabilitas ekonomi yaitu :

% 100 × g sin A Modal + Sendiri Modal Usaha Laba = Ekonomi ntabilitas Re

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Adapun rumus dari rentabilitas modal sendiri yaitu :

% 100 × Sendiri Modal Bersih Laba = Sendiri Modal ntabilitas Re


(60)

karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya.

Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Oleh karena itu perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal.

2.2.5. Hubungan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi

Menurut Achmad (1997:99-103), keuntungan dari penjualan surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka panjang adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan yang merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja dan sebaliknya apabila dalam transaksi penjualan itu terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas dan piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.


(61)

Modal kerja sangat mempengaruhi rentabilitas ekonomi perusahaan. Menurut Riyanto (1995:36), rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan, sehingga rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

Semakin besar modal semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba karena modal tersebut mampu membiayai semua pengeluaran atau operasi perusahaan sehingga perusahaan dapat berproduksi semaksimal mungkin dan melakukan penjualan yang akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya semakin kecil modal maka semakin rendah pula tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba karena tidak tersedianya modal yang cukup akan merugikan perusahaan karena mempunyai efek menekan keuntungan yang diakibatkan kegiatan yang gagal dilaksanakan. Pendapat ini sesuai dengan teori keuntungan yang diungkapkan oleh Adam Smith dan Ricardo (1991), yang menyatakan bahwa keuntungan pengusaha yaitu keuntungan yang diperoleh pengusaha atau perusahaan karena memasukkan modalnya dalam perusahaan (Munawir, 2002:115).

2.2.6. Hubungan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi


(62)

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan ke dalam piutang, semakin tinggi perputarannya sehingga semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang dan modal yang dibutuhkan akan semakin kecil (Munawir, 2002:75).

Perputaran piutang menggunakan elemen penjualan kredit, dengan menggunakan elemen ini maka dapat diketahui keefektifan piutang dan juga akan berpengaruh pada laba, karena dengan adanya piutang ini perusahaan akan menanamkan modalnya pada piutang tersebut, sehingga apabila perputaran piutang cepat, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arik Dwi (2009), menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan yang fluktuatif (Munawir, 2002:75).

Periode perputaran piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang. Dan ini berarti bahwa perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah, karena semakin besar days receivable suatu perusahaan semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan jika perusahaan tidak membuat cadangan


(63)

piutang berarti perusahaan bukannya mendapat laba, melainkan mendapat kerugian (Munawir, 2002:75).

2.2.7. Hubungan Perputaran Persedian Terhadap Rentabilitas Ekonomi

Riyanto (1995:69), inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory

mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan.

Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gedung, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan.

Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat bekerja dengan


(64)

dengan full-capacity, berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor

tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya (Riyanto,1995:69).

2.2.8. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas, maka dapat digambarkan diagram kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir

Modal Kerja (X1)

Perputaran Piutang (X2)

Perputaran Persediaan (X3)

Rentabilitas Ekonomi (Y)


(65)

2.2.9. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terdapat pengaruh yang signifikan modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(66)


(67)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rentabilitas Ekonomi (Y) sebagai variabel terikat, sedangkan variabel bebasnya adalah sebagai berikut :

a. Modal kerja (X1)

b. Perputaran piutang (X2)

c. Perputaran persediaan (X3)

Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Rentabilitas Ekonomi (Y)

Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Ukuran yang digunakan adalah jumlah laba operasional yang diperoleh selama periode tertentu dengan modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Pengukuran variabel rentabilitas ekonomi diukur dalam bentuk prosentase dengan menggunakan skala rasio. Menurut Riyanto (1995:36), rentabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut :

100% ×

Asing Modal +

Sendiri Modal

Usaha Laba

= Ekonomi as


(68)

2. Modal Kerja (X1)

Yaitu kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Modal kerja diukur dalam satuan rupiah dengan menggunakan skala pengukuran rasio. Perhitungan modal kerja menurut Riyanto (1995:355), dirumuskan sebagai berikut : Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

3. Perputaran Piutang (X2)

Yaitu berapa kali piutang berubah menjadi kas dalam periode tertentu atau merupakan frekuensi dari perputaran piutang dalam periode tertentu. Skala pengukuran variabel perputaran piutang diukur dalam berapa kali putaran dengan menggunakan skala rasio. Menurut Riyanto (1995:90), tingkat perputaran piutang ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

s Receivable Average

Sales Credit Net

= Turnover s

Receivable

4. Perputaran Persediaan (X3)

Yaitu perputaran yang dimulai dari barang yang masuk, baik barang dalam proses maupun barang jadi yang disimpan sementara waktu sebagai persediaan, kemudian dikeluarkan untuk dijual kembali dengan maksud memperoleh penerimaan pendapatan dalam satu periode dalam perusahaan. Skala pengukuran variabel perputaran persediaan diukur dalam berapa kali putaran dengan menggunakan


(69)

Inventory e

Merchandis Average

Sold Goods of

Cost =

Turnover e

Merchandis

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sumarsono (2004:44), populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari perusahaan Automotive yang go publik di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2011 berjumlah 19 perusahaan.

3.2.2. Sampel

Menurut Sumarsono (2004:44), sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probability yang menyeleksi sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sample, Adapun ciri-ciri atau sifat khusus yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut :


(70)

1. Perusahaan Automotive yang go publik dan terdaftar aktif di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2010 dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap.

2. Mengalami laba pada tahun penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 12 perusahaan Automotive yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah :

1. PT Astra International, Tbk. 2. PT Astra Otopars, Tbk. 3. PT Gajah Tunggal, Tbk. 4. PT Goodyear Indonesia, Tbk. 5. PT Hexindo Adiperkasa, Tbk. 6. PT Indo Korsda, Tbk.

7. PT. Indospring, Tbk.

8. PT Multi Prima Sejahtera, Tbk. 9. PT. Nipress, Tbk.

10.PT Selamat Sempurna, Tbk. 11.PT Tunas Ridean, Tbk. 12.PT United Tractor, Tbk.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


(71)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diambil dari sumber data dokumentasi yang berupa laporan keuangan perusahaan dan prospektus perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian dari tahun 2005-2010.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Pusat Data Pasar Modal LPM GIKA di Jl. Dharmawangsa No. 86-88 Surabaya.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mencatat, mengkopi, mempelajari dan menggunakan laporan keuangan pihak emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi data normal:


(72)

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi data adalah normal (Sumarsono, 2004:43).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ke tiga asumsi klasik ini :

a. Tidak boleh ada multikolinearitas b. Tidak boleh ada heteroskedastisitas c. Tidak boleh ada autokorelasi

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

a. Multikolinearitas

Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terjadi satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendeteksi sempurna dengan variabel bebas lainnya (Alghifari, 2000:84).

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang


(1)

(2)

(3)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian tentang pengaruh modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap Rentabilitas ekonomi perusahaan automotive yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap Rentabilitas ekonomi perusahaan automotive yang go public di Bursa Efek Indonesia.

2. Modal kerja mempunyai kontribusi terhadap Rentabilitas ekonomi perusahaan automotive yang go public di Bursa Efek Indonesia. 3. Perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak mempuyai

kontribusi terhadap Rentabilitas ekonomi perusahaan automotive yang go public di Bursa Efek Indonesia.

5.2. Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Perusahaan harus dapat mengelola modal semaksimal mungkin agar menghasilkan laba yang maksimal, karena berdasarkan penelitian ini


(4)

91

modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rentabilitas ekonomi.

2. Hendaknya perputaran piutang dan perputaran persediaan masing-masing perusahaan diperhatikan fluktuasinya untuk setiap periode karena berdasarkan penelitian ini perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. 3. Untuk penelitian selanjutnya perlu disertakan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap Rentabilitas ekonomi seperti perputaran kas.


(5)

Achmad, Kamarudin, 1997, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, Penerbit Rineka Cipta.

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “VETERAN” Jawa Timur.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Damodaran, A. Swath, 1998, Corporate Finance : Theory and Practice, Edisi 2, John Wiley and Sons Inc.

Djarwanto, 2004, Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Penerbit Badan Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Husnan, Suad, 2004, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, UPP

AMP YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke empat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Surabaya.


(6)

Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F, 1993, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jurnal :

Anonim 2008, “Analisa Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas Pada UD. Sinar

Baru Jaya Pamekasan”. www.jurnalskripsi24jam.com, 17 November.

Anonim 2008, “Pengaruh Modal Kerja terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT-

PG RAJAWALI II UNIT PGTB”. www.jurnalskripsi24jam.com, 21

Maret.

Hadori Yunus.Ak, “Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

Jurnal Buletin Ekonomi, Desember 2005, Jakarta.

Skripsi :

Arik Dwi N, 2009, “Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2003-2007)”.

Aditya Kusuma, 2008, “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Rina Kartika Sari, 2009, “Pengaruh Modal Kerja dan Tingkat Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya Tanggulangin Sidoarjo”.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15 110 86

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 10

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 25

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16