Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG USAHA DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

TINGKAT RENTABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : ESTHER THERESIA O.S.

NIM : 050503084

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan

Esther Theresia O.S. NIM. 050503084


(3)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kupanjatkan padaMu Yesus Kristus atas segala berkat dan tuntunanMu yang tiada berkesudahan yang telah Engkau berikan kepadaku dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih ya Tuhan buat penyertaanMu dalam setiap suka maupun pergumulanku Engkau tetap menguatkanku.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta dan terhebat yang telah memberikan doa dan dukungannya, teristimewa kepada orangtuaku tersayang, E.br.Munthe dan Pdt. P.Simanjuntak yang telah memberikan kasih sayang tulus serta dukungan penuh kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan. Kepada yang terkasih adik-adikku, Grace Simanjuntak dan

Andreas Simanjuntak yang selalu memberi semangat dan keceriaan dan tidak lupa

juga kepada abangku tercinta Josua Sagala buat kasih sayang, perhatian dan dukungannya selama ini.

Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(4)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen penguji I dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku dosen penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik membangun yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya para Dosen Akuntansi yang telah membimbing dan mengajar ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan


(5)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itulah penulis selalu berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin.

Medan, 23 Juni 2009 Penulis,

Esther Theresia O.S 050503084


(6)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap tingkat rentabilitas. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 18 perusahaan dari 19 perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005-2007. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari situs resmi Bursa efek Indonesia dan dari buku ICMD. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran piutang usaha berpengaruh terhadap rentabilitas dan variabel perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Secara simultan, perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap rentabilitas. Dimana 22.4% variasi dari perubahan rentabilitas dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 77.6% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata Kunci : Perputaran Piutang Usaha, Perputaran Persediaan, Rentabilitas.


(7)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

ABSTRACT

This research purpose is to proof the influence of accounts receivable turnover and inventory turnover to profitability measured with ROA. This research is conducted at Automotive and Allied product Industries listed on Indonesian Stock Exchange.

The method of this scientific paper is a causal research design with 18 industries as a sample from 19 industries which listed on Indonesian Stock Exchange. This research is done for 2005-2007 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from Indonesian Stock Exchange sites and Indonesian Capital Market Directory book’s. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05).

The result of this research show that in partial, account receivable turnover impact the Profitability and inventory turnover unsignificantly impact the profitability, as simultan account receivable turnover and inventory turnover have an impact toward the profitability. 22.4% variation from the Profitability change can be explained by the two independent variable. Meanwhile, the remainder 77.6% explained by other variation or factor which not include in regression model.

Keywords : Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Profitability.


(8)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang ... 7

1. Pengertian Piutang Usaha... 7

2. Tingkat Perputaran Piutang ... ... 9

B. Persediaan ... 11

1. Pengertian Persediaan ... 11

2. Perputaran Persediaan ... 13


(9)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

D. Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap

Tingkat Rentabilitas ... 16

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 18

1. Kerangka Konseptual Penelitian... 18

2. Hipotesis penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 24

F. Identifikasi Variabel Penelitian ... 25

G. Metode Analisis Data ... 26

H. Jadwal Penelitian... 34

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 35

B. Hasil Analisis Data Penelitian ... 36

1. Statistik Deskriptif ... 36

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37

3. Analisis Regresi ... 46


(10)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 52

B. Keterbatasan Penelitian ... 53

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN


(11)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 3.1

Halaman

Daftar Sampel Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007……….... 23

Tabel 3.2 Tabel Jadwal Penelitian... 34

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Otomotif dan komponennya………. 35

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif..………... 36

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data……….. 38

Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Transformasi Data... 40

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas….………. 42

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi …….……… 45

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi.……… 46

Tabel 4.8 Model Summary (b)………... 47

Tabel 4.9 Uji Statistik t ………. 48


(12)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

Gambar 2.1

Halaman

Gambar 4.1

Kerangka Konseptual ……….. Grafik Histogram ………...

18 38

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ………... 39

Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5

Grafik Histogram Setelah Transformasi... Grafik Normal Probability Plot Setelah Transformasi... Grafik Scatterplot...

41 41 44


(13)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i

Populasi, Kriteria, Sampel Perusahaan Otomotif dan Komponennya

Lampiran ii Data Variabel Penelitian Lampiran iii Statistik Deskriptif Lampiran iv Hasil Uji Normalitas

Lampiran v Hasil Uji Multikolinearitas Lampiran vi Hasil Uji Heterokedastisitas Lampiran vii Hasil Uji Autokorelasi Lampiran viii Hasil Uji Hipotesis


(14)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Piutang merupakan pos penting dalam perusahaan karena merupakan bagian aktiva lancar yang likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Artinya piutang dapat dijadikan (dikonversikan) menjadi kas dengan segera dimana jangka waktu paling lama satu tahun. Semakin tinggi probabilitas piutang dapat diterima pada waktunya, semakin dapat dijadikan jaminan bagi pembayaran kas yang telah dijadwalkan. Seberapa cepat piutang dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun disebut dengan perputaran piutang.

Perputaran piutang akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi operasi perusahaan secara tidak langsung yang berdampak pada tingkat perolehan keuntungan perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin tinggi pula tingkat rentabilitasnya.

Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannya kepada para pelanggan. Dengan adanya pengelolaan persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang


(15)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

tersimpan menjadi laba melalui penjualan yang kemudian bertransformasi menjadi kas atau piutang.

Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, semakin kecil pula perolehan labanya. Tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga semakin cepat pula bagi perusahaan dalam memperoleh dana baik dalam bentuk uang tunai (kas) ataupun piutang. Dana yang diperoleh tersebut kemudian dapat digunakan untuk pembiayaan aktiva lancar perusahaan sehingga akan menunjukkan kondisi perusahaan yang baik.

Dari teori di atas, disimpulkan bahwa semakin cepat konversi ke kas maka semakin baik pengelolaan modal kerjanya. Perusahaan didalam operasi normalnya terkadang mempunyai laba yang besar dalam kegiatan bisnisnya selama setahun tetapi, laba tersebut tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak selamanya diterima berupa kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima beberapa bulan kedepan. Namun, perusahaan tetap mengakui sebagai pendapatan dan melaporkannya ke dalam laporan laba rugi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal pengakuan pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima seluruhnya berupa kas.

Hal ini memerlukan perhatian lebih karena semakin lama jangka waktu pengembalian kredit maka resiko yang didapat perusahaan akan semakin besar.


(16)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Jika terjadi resiko maka piutang yang dapat dikonversi ke kas akan berkurang dan akibatnya ternyata laba yang dicatat perusahaan bukanlah laba yang sebenarnya. Begitu juga halnya dengan persediaan, persediaan merupakan bahan untuk melakukan produksi akan dijual dalam bentuk barang jadi dan penjualan yang terjadi bisa saja berupa penjualan kredit maupun tunai.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh laba yang diperolehnya. Jika perusahaan terus-menerus rugi dalam menjalankan usahanya, akan menyebabkan perusahaan bangkrut dan artinya perusahaan tidak mampu bertahan hidup. Akan tetapi, apabila perusahaan memperoleh laba bersih yang tinggi maka perusahaan akan tetap bertahan dan mengembangkan perusahaannya. Laba bersih yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat rentabilitas perusahaan itu sendiri.

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001:35). Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Akan tetapi, bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien.

Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya. Berhubungan dengan itu maka


(17)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal.

Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas didapat dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Rasio rentabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA). Untuk dapat mencapai ROA yang maksimal dari suatu perusahaan tidak lepas dari pengelolaan modal kerja. Tingkat perputaran piutang dan persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat memaksimalkan rentabilitasnya.

Perusahaan otomotif dan komponennya merupakan perusahaan yang memiliki konsumen yang banyak di Indonesia. Setiap tahun, perusahaan selalu berlomba untuk mengeluarkan inovasi baru dari produk-produknya untuk memuaskan pelanggan. Dari tahun 2004, permintaan akan produk otomotif semakin meningkat terutama produksi sepeda motor. Hal ini disebabkan semakin murahnya konsumen untuk mendapatkan produk otomotif dengan cara kredit.

Beberapa perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007 memberikan Return On Assets dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat perputaran piutang dan perputaran persediaan meningkat , laba yang diperoleh perusahaan justru lebih kecil dari tahun sebelumnya. Dan perusahaan dengan tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan yang tinggi belum tentu menghasilkan ROA yang tinggi. Berdasarkan fenomena tersebut perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan bukanlah


(18)

satu-Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya laba yang diperoleh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi rentabilitas perusahaan seperti perputaran aktiva tetap, faktor pengawasan, ketentuan dari pemerintah dan faktor lainnya.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas menggunakan rasio Return On Assets menunjukkan pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan. Akan tetapi ada beberapa penulis yang mendapatkan hasil yang berbeda yaitu bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perputaran piutang usaha dengan tingkat rentabilitas. Dari perbedaan hasil yang diperoleh, penulis ingin menguji kembali pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan dengan objek yang berbeda yaitu perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik

untuk membuat suatu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh

Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat

Rentabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di

BEI”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan baik


(19)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

secara parsial maupun simultan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan secara parsial maupun simultan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk pengelolaan piutang dan persediaan yang lebih baik dan bagi manajemen perusahaan untuk dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan bagi perencanaan operasional perusahaan. 3. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi

bagi pihak lain untuk melakukan penelitian ataupun menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini.


(20)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang Usaha

1. Pengertian Piutang Usaha

Menurut Smith (2005:286) “..piutang dapat didefenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”. Dengan adanya hak klaim ini, perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak siapa dia berhutang.

Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Istilah piutang ( receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.

Secara umum piutang usaha dapat didefenisikan sebagai tagihan yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat timbul ketika suatu perusahaan memberi pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes/wesel, melakukan suatu jasa, ataupun beberapa tipe transaksi lainnya yang menciptakan suatu hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan pihak yang terhutang. Piutang dicatat dengan mendebet akun piutang usaha (account receivable) dan diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.


(21)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Piutang usaha dapat diklasifikasikan sebagai piutang lancar (piutang jangka pendek) dan piutang tidak lancar (piutang jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (non current receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca sebagai piutang dagang atau non dagang.

1. Piutang dagang (trade receivable)

Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang ini dapat dibagi menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

a. Piutang usaha (account receivable)

Piutang usaha berasal dari penjualan kredit jangka pendek dan biasanya dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari. Biasanya piutang usaha tidak melibatkan bunga, meskipun pembayaran bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu. Dalam melakukan penjualan kredit, perusahaan biasanya menawarkan diskon sebagai syarat pembayaran, biasanya 2/10, n/30. Ini berarti pelanggan diberikan diskon tunai 2% apabila membayar dalam 10 hari dari hari penjulan, bila tidak maka pelanggan harus membayar penuh dalam kurun waktu 30 hari.

b. Wesel tagih (notes receivable)

Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari


(22)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

penjualan, pembayaran atau transaksi lainnya. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang.

Wesel tagih dapat digolongkan dalam 2 jenis, yaitu: 1) Wesel tagih berbunga (interest bearing notes)

Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang terhutang pada tingkat khusus.

2) Wesel tagih tanpa bunga (non interest bearing note)

Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga, tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga.

2. Piutang non dagang (non trade receivable)

Piutang non dagang berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Karena sifatnya yang unik, piutang non dagang umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai pos terpisah dalam neraca.

2. Tingkat Perputaran Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit berarti


(23)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang usaha dalam satu periode dan sebaliknya.

Dalam keadaan yang normal dan dimana penjulan pada umumnya dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan. Hal ini dikarenakan perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja yaitu penagihan sedangkan persediaan harus diproses lagi untuk memperoleh kas. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang serta kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan dan mengendalikan jumlah piutang.

Perputaran piutang usaha merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Tingkat perputaran piutang usaha dapat diketahui dengan membagi total penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.

Tingkat perputaran piutang =

piutang rata

-Rata

kredit Penjualan

×1 kali

Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien.

Munawir (2005:75) mengemukakan bahwa:

“Makin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih


(24)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit”.

B. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek (Indrajit, 2003:3). Persediaan barang secara umum digunakan untuk menunjukkan barang -barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau untuk memproduksi barang yang akan dijual.

Stice dan Skousen (2004:654) mengemukakan bahwa :

“Persediaan (atau persediaan barang dagang) secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupu n ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur”.

Persediaan dapat dibedakan menjadi persediaan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Persediaan barang dagang adalah persediaan yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku dan bahan penolong, supplies pabrik, barang dalam proses, dan produk selesai. Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Besar kecilnya persediaan yang terdapat dalam perusahaan akan


(25)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

mempunyai efek langsung terhadap laba perusahaan. Kesulitan dalam penentuan besarnya persediaan akan dapat menekan laba perusahaan yang akan diperoleh.

Menurut Rangkuti (2004:7) jenis-jenis persediaan menurut fungsinya adalah sebagai beikut :

1. Batch stock/Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu.

Keuntungannya :

a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi

c. Penghematan biaya angkutan

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaanb konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.

Persedian merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha berasal dari persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan tersebut merupakan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah (raw material), barang dalam proses (work in process), maupun barang jadi (finished goods). Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik.

Kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu, manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi. Dengan kata lain, total cost yang berhubungan


(26)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

dengan persediaan dapat diminimalkan. Perhitungan total cost persediaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk biaya dari persediaan.

2. Perputaran Persediaan

Seperti halnya piutang sebagai elemen dari aktiva lancar, persediaan juga mengalami perputaran. Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan diganti (dijual dan diganti) dalam waktu satu tahun. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan. Dengan tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti resiko kerugian dan biaya terhadap persediaan dapat diminimalkan.

Menurut Warren, et al. (2005: 462) ”Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan’’. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

rata rata Persediaan

Penjualan Pokok

a H Persediaan Perputaran

− = arg

C. Rentabilitas Perusahaan

Menurut Munawir (2005:86) “rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”, dan menurut Riyanto (2001:35) “rentabilitas suatu perusahaan


(27)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut”.

Dalam suatu perusahaan umumnya masalah rentabilitas lebih penting daripada laba, karena laba yang besar bukan ukuran perusahaan telah bekerja efisien. Efisiensi perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan menghitung rentabilitasnya.

Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan yang disebut dengan modal sendiri dan modal perusahaan yang berasal dari para kreditur yang disebut dengan modal asing. Modal yang dimiliki sangat perlu dipergunakan seefektif dan seefisien mungkin. Sehubungan dengan hal tersebut, maka rentabilitas perusahaan dapat dihitung dengan dua cara:

1. perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi

2. perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha. Penelitian ini memfokuskan pada rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha. Ada enam jenis rasio yang dapat dipakai untuk mengukur rentabilitas atau profitabilitas perusahaan yang sering digunakan, antara lain:


(28)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

1. Rasio margin laba kotor (gross profit margin)

Rasio margin laba kotor diperoleh dengan membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih. Rasio margin laba kotor menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengendalikan harga pokok atau biaya produksi dan pajak.

Gross Profit Margin =

sales net

profit gross

2. Rasio margin laba bersih (net profit margin)

Rasio margin laba bersih diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Rasio margin laba bersih =

bersih penjualan

bersih laba

3. Rasio Return On Assets (ROA)

Rasio pengembalian aktiva yaitu membandingkan laba bersih operasi perusahaan dengan total aktiva.

ROA = assets total tax and erest after earning int

4. Rasio Return On Equity (ROE)

Rasio pengembalian atas ekuitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.

ROE = equity total tax and erest after earning int

5. Earning Per Share (EPS)

EPS merupakan ukuran investor dalam menghitung profitabilitas dengan dasar saham yang dimiliki.


(29)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

EPS =

berlaku yang

saham jumlah

bersih laba

6. Basic Earning Power (BEP)

BEP menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.

BEP =

aktiva jumlah

pajak dan bunga sebelum laba

Dalam mengukur rentabilitas pada penelitian ini, peneliti menggunakan rasio Return on Assets (ROA) yang dapat dicapai dari tiap periode. Piutang dan persediaan merupakan unsur aktiva yang akan mempengaruhi pengembalian aktiva. Rasio ROA dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba setelah bunga dan pajak dengan total aktiva perusahaan.

D. Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas

Piutang dan persediaan akan selalu mengalami perputaran selama perusahaan masih melaksanakan kegiatan operasionalnya. Aktiva sebagai salah satu bagian penting yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba, termasuk di dalamnya adalah piutang dan persediaan. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran piutang dan perputaran persediaan, semakin tinggi pula tingkat rentabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan oleh semakin cepatnya perputaran piutang dan perputaran persediaan, maka modal kerja akan semakin tinggi. Modal


(30)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

kerja yang tinggi kemudian akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Dengan mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdapat di BEI, dapat diukur pengaruhnya terhadap rentabilitas perusahaan.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang menyangkut tentang perputaran piutang dan perputaran persediaan dan pengaruhnya terhadap rentabilitas antara lain:

Nama Peneliti

Judul Skripsi Variabel Penelitian Hasil Penelitian Gunarto (2007) Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 2004 - 2006

Variabel independen: perputaran piutang dan perputaran persediaan. Variabel dependen rentabilitas. Perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif secara simultan dan parsial terhadap rentabilitas koperasi. Jarot Nova (2007) Pengaruh Pengelolaan Piutang Dagang terhadap Rentabilitas Perusahaan PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Variabel independen: pengelolaan piutang dagang. Variabel dependen: Rentabilitas Perusahaan. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara piutang dagang terhadap rentabilitas perusahaan. Nisa Fitria (2007) Analisis Efisiensi Modal Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas pada KPRI Semarang Variabel independen: perputaran kas, piutang, dan persediaan Variabel dependen: rentabilitas. Secara simultan terdapat pengaruh antara perputaran modal kerja dengan rentabilitas. Akan tetapi, secara parsial, tidak terdapat pengaruh


(31)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

signifikan antara perputaran kas dan piutang terhadap rentabilitas, tetapi perputaran

persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual Penelitian.

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan hasil penelitian terdahulu yang memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan, maka dapat dibuat kerangka konseptual atas penelitian ini seperti yang digambarkan berikut ini:

H1

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Rentabilitas (Y) Perputaran Piutang Usaha

(X1)

Perputaran Persediaan (X2)


(32)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Keterangan :

Variabel Bebas (X1 ): Perputaran Piutang Usaha Variabel Bebas (X2) : Perputaran Persediaan Variabel Terikat (Y) : Rentabilitas

Perputaran piutang yaitu peredaran dana yang menunjukkan berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang menjadi kas, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang berlangsung secara cepat sehingga resiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Kas yang kembali tersebut dapat digunakan kembali untuk penjualan kredit atau pemberian pinjaman kembali sehingga kredit yang diberikan menjadi tinggi.

Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi maka piutang yang kembali menjadi kas dapat digunakan lagi sehingga operasional perusahaan tidak terganggu. Kas yang kembali tersebut meliputi unsur pokok pinjaman atau harga pokok penjualan dan jasa pinjaman (bunga) atau laba penjualan. Dengan demikian pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, dapat menghasilkan jasa pinjaman yang diterima dalam jumlah yang tinggi serta dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, sehingga laba bersih yang diterima akan tinggi jumlahnya. Tingginya laba akan mempertinggi pula tingkat rentabilitas. Dengan demikian tingkat perputaran piutang yang tinggi mengakibatkan tingkat rentabilitas perusahaan meningkat.

Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin cepat


(33)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

kembalinya dana yang tertanam pada persediaan. Dengan demikian resiko serta biaya persediaan dapat diminimalkan.

Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi tingkat penjualan barang yang tinggi pula. Dengan demikian pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi dapat mengakibatkan penekanan pada biaya atau resiko yang ditanggung dan menghasilkan volume penjualan yang tinggi. Akibatnya, laba yang diterima akan mengalami peningkatan. Peningkatan laba yang diterima akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengakibatkan tingkat rentabilitas perusahaan meningkat. Jadi, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu untuk dibuktikan lebih lanjut. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(34)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Erlina dan Mulyani (2007 : 61) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang memberi garis besar dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data.’’

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah desain kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan satu variabel dengan variabel yang lainnya atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001 : 63). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan sebagai variabel bebas dan Rentabilitas dengan memakai rasio Return On Assets (ROA) sebagai variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan


(35)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI selama tahun 2005-2007 yaitu berjumlah 19 perusahaan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004:79).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007 yang mana pada periode tersebut bernama BEJ (Bursa Efek Jakarta).

2. Menerbitkan laporan keuangan terutama laba rugi dan neraca yang diaudit periode tahun 2005-2007 dimana untuk perputaran piutang dan perputaran persediaan, laporan keuangan yang diaudit mulai dari tahun 2004.

3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan varibel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria diatas didapat 18 sampel perusahaan otomotif dan komponennya, dimana dari 19 populasi penelitian, terdapat satu perusahaan yaitu PT. Astra Otoparts Tbk.(AUTO) yang tidak memenuhi kriteria. Perusahaan


(36)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

tersebut tidak menerbitkan laporan keuangannya yang telah diaudit untuk tahun 2007 di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

1 PT.Astra International Tbk. (ASII)

2 PT. Astra Otoparts Tbk (AUTO)

3 PT. Indo Kordsa Tbk. (BRAM)

4 PT. Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR)

5 PT. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)

6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)

7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS)

8 PT. Indospring Tbk (INDS)

9 PT. Intraco Penta Tbk (INTA)

10 PT.Multin Prima Sejahtera Tbk. (LPIN)

11 PT. Polychem Indonesia Tbk. (POLY)

12 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA)

13 PT. Nipress Tbk. (NIPS)

14 PT. Prima Alloy Stell Tbk. (PRAS)

15 PT. Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)

16 PT. Allbond Makmur Usaha Tbk. (SQMI)

17 PT. Sugi Samapersada Tbk. ( SUGI)

18 PT. Tunas Ridean Tbk. ( TURI)

19 PT. United Tractor Tbk. (UNTR)

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian adalah berupa data sekunder dan bersifat kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data time series, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu. Menurut Umar (2001 : 60) “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.’’ Data sekunder yang


(37)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu:

1. laporan laba-rugi perusahaan periode 2004-2007 2. neraca perusahaan periode 2005-2007

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Perputaran Piutang Usaha

Perputaran piutang usaha ( account receivable turnover ) menunjukkan seberapa cepat piutang yang dapat dikonversikan ke kas. Perputaran piutang dianalisis untuk menilai keefektifan piutang yang dapat ditoleransi. Semakin baik (cepat) tingkat perputaran piutang sebuah perusahaan maka semakin efektif pengelolaan piutangnya dan semakin cepat piutang dapat dikonversi ke kas sehingga rentabilitas meningkat. Rumus perputaran piutang usaha sebagai berikut:

Perputaran Piutang =

g piu rata rata

bersih kredit penjualan

tan


(38)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

2. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

rata rata Persediaan

ualan aPokokPenj H

Persediaan Perputaran

− = arg

3. Rentabilitas

Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tingkat rentabilitas yang diteliti dalam masalah ini mencakup rasio Return on Assets (ROA) yaitu rasio utk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu yang dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

ROA =

aktiva total

pajak setelah bersih

laba

F. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:31) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan dependen.


(39)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

1. Variabel Independen (bebas)

Menurut Sugiyono (2006:33) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).” Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perputaran piutang usaha yang disimbolkan dengan “X1” dan perputaran persediaan yang disimbolkan dengan “X2” .

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat rentabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio Return on Assets yang disimbolkan dengan “Y”.

G. Metode Analisis Data

Sebelum menganalisis data yang terkumpul melalui penelitian ini, terlebih dahulu ditetapkan metode analisis yang akan digunakan sehingga pelaksanaannya lebih mudah dan terarah. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. mengolah data-data perputaran piutang usaha, perputaran persediaan dan tingkat rentabilitas sesuai dengan rumus yang telah dibahas sebelumnya dan sesuai dengan periode yang ditetapkan.

2. melakukan uji asumsi klasik melalui program SPSS 15.0. Pengujian ini terdiri dari:


(40)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 103), ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.”

Menurut Ghozali (2005 : 110), ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.”

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005 : 110), yaitu :

i) Analisis grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

ii) Analisis statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :


(41)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

a) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b). nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

b. Uji Multikolinearitas,

Uji multikolinearitas berhubungan dengan adanya korelasi antar variabel independen. Sebuah persamaan terjangkit penyakit ini bila dua atau lebih variabel independen memiliki tingkat korelasi yang tinggi. Sebuah persamaan regresi dikatakan baik bila persamaan tersebut memiliki variabel independen yang saling tidak berkorelasi. Menurut Ghozali (2005 : 91), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a) nilai tolerance dan lawannya b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.


(42)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Menurut Ghozali (2005 : 95), cara mengobati apabila terjadi multikolonieritas dalam data penelitian adalah sebagai berikut:

a) Menggabungkan data crossection dan time series (pooling data)

b) Keluarkan satu atau lebih variable independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variable independen lainnya untuk membantu prediksi.

c) Transformasi variable merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linear di antara variable independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta. Caranya

Yt = b1 + b2 X2t + b3 X3t + ut ……… (1)

Yt-1 = b1 + b2 X2t-1 + b3 X3t-1 + ut-1 ……… (2)

Kurangkan persamaan (2) dari (1) didapat first difference

Yt – Yt-1 = b2 (X2t – X2t-1) + b3 (X3t – X3t-1) + vt……(3) d) Gunakan model dengan variabel indevenden yang mempunyai korelasi tinggi

hanya semata-mata untuk prediksi (jangan mencoba untuk menginterpretasikan koefisien regresinya).

e) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian regression atau dalam kasus khusus ridge regression.

c. Uji Heterokedastisitas,

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedesitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statisik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heterokedesitas (Erlina,Mulyani 2007:108).


(43)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Untuk mengetahui adanya masalah heteroskesdatisitas ini kita bisa menggunakan korelasi jenjang Spearman, tes Park, tes Goldfeld-Quandt, tes BPG, tes White atau tes Glejser. Bila menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka kita harus menghitung nilai korelasi untuk setiap variabel independen terhadap nilai residu, baru kemudian dicari tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar test yang sama yaitu meregresikan kembali nilai residu ke variabel independen.

Menurut Hadi (2006 : 174), salah satu cara untuk mengurangi masalah heteroskesdatisitas adalah “menurunkan besarnya rentang (range) data. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah melakukan transformasi (manipulasi) logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan bila semua data bertanda positif.”

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot dengan dasar analisis:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.


(44)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbal karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson (D-W). Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan:

1)Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2)Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Jika terjadi autokorelasi, maka dapat diatasi dengan cara: a) Melakukan transformasi data.

b) Menambah data observasi.


(45)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Model Regresi Berganda

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan serta satu variabel dependen, yaitu rentabilitas yang mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga variabel tersebut.

Persamaan umum regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

Y : Variabel dependen (rentabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio ROA)

a : Konstanta atau harga Y bila X = 0

b1, b2 :Angka atau arah koefisien regresi, yang

menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen

X1 : Perputaran Piutang Usaha X2 : Perputaran Persediaan

e : tingkat kesalahan pengganggu

Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R² ≤ 1 ). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R²


(46)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4. melakukan uji hipotesis.

1. Uji Parsial (Uji t Statistik)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1,b2=0 , artinya Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan secara Parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Ha : b1,b2≠0 , artinya Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan

secara Parsial mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas perusahaan.

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian

pada 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n – k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan:

Ho diterima apabila t-hitung (t*) ≤ t-tabel (tt), pada 5%


(47)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

2. Uji Simultan (Uji F Statistik)

Uji ini dilakukan untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1=b2 =0 , artinya Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Ha : b1≠b2≠0 , artinya Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan sebagai berikut:

Tahapan Penelitian Apr Mei Jun Jul Agt Sept

Pengajuan Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan Data Seminar Proposal Pengolahan Data Ujian Skripsi


(48)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Data Penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif dan komponennya, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 30 November 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2005-2007 perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2009, maka penulis menggunakan nama BEI. Daftar nama emiten yang menjadi sampel penelitian, yaitu:

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Otomotif dan Komponennya

No Kode Nama Emiten Kriteria Sampel

2005 2006 2007

1 ASII PT.Astra International Tbk. √ √ √ 1

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk √ X X -

3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. √ √ √ 2

4 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ 3

5 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. √ √ √ 4

6 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk √ √ √ 5

7 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ √ 6

8 INDS PT. Indospring Tbk √ √ √ 7

9 INTA PT. Intraco Penta Tbk √ √ √ 8

10 LPIN PT.Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ √ 9

11 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ √ 10

12 NIPS PT. Nipress Tbk. √ √ √ 11

13 POLY PT. Polychem Indonesia Tbk. √ √ √ 12

14 PRAS PT. Prima Alloy Stell Tbk. √ √ √ 13

15 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. √ √ √ 14

16 SQMI PT. Allbond Makmur Usaha Tbk. √ √ √ 15

17 SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk. √ √ √ 16

18 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. √ √ √ 17


(49)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Periode penelitian dimulai dari tahun 2005 sampai 2007, dan berdasarkan kriteria yang diperlukan, terdapat 18 perusahaan sebagai sampel penelitian.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan setelah transformasi data :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

perputaran piutang 54 .17 24.05 6.5235 4.91499

perputaran persediaan 54 .57 24.53 5.9093 4.62102

Y 54 -90.37 12.95 1.0769 13.94628

Valid N (listwise) 54

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Rata-rata dari perputaran piutang adalah 6.5235 dengan standard deviasi 4.91499 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai perputaran piutang usaha tertinggi adalah 24.05, dan nilai perputaran piutang usaha yang terendah adalah 0.17.

2. Rata-rata dari perputaran persediaan adalah 5.9093 dengan standard deviasi 4.62102 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai perputaran persediaan


(50)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

tertinggi adalah 24.53, dan nilai perputaran persediaan yang terendah adalah 0.57.

3. Rata-rata dari ROA adalah 1.0769 dengan standar deviasi sebesar 13.94628 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai ROA terendah adalah -90.37 dan nilai ROA tertinggi adalah 12.95.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik, perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residua l berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.


(51)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Regression Standardized Residual

2 0 -2 -4 -6 -8 Frequency 30 20 10 0 Histogram Dependent Variable: Y

Mean =-1.3E-16฀ Std. Dev. =0.981฀N =54

Tabel 4.3

Uji Normalitas (sebelum data di transformasi) One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardize d Residual

N 54

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 12.90409991

Most Extreme Differences

Absolute .251

Positive .175

Negative -.251

Kolmogorov-Smirnov Z 1.843

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 0.002 dan signifikan pada 0.05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0.002 < dari 0.05). Dari hasil yang diperoleh maka H0 ditolak atau H1 diterima, dengan kata lain data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1 Histogram


(52)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot

Dari grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng kekanan (negative skewness). Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Untuk mengatasi data yang tidak terdistribusi normal maka dilakukan transformasi data dengan mentransformasi variabel dependen dan independen menjadi bentuk logaritma natural. Hasil dari transformasi data dapat dilihat sebagai berikut:


(53)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Tabel 4.4

Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 44

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 1.20702865

Most Extreme Differences

Absolute

.103

Positive .052

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .684

Asymp. Sig. (2-tailed) .737

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari transformasi data, maka nilai Kolmogrov – Smirnov menjadi 0.684 dan signifikansi pada 0.737 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0.737 > dari 0.05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(54)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Regression Standardized Residual

2 1 0 -1 -2 -3 Frequency 12 10 8 6 4 2 0 Histogram Dependent Variable: LN_Y

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: LN_Y

Gambar 4.3 Grafik Histogram

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan


(55)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tol > 0.10 dan variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.241 .771 -1.609 .115

LN_X1 1.175 .312 .515 3.763 .001 .963 1.038

LN_X2 .056 .256 .030 .220 .827 .963 1.038

a Dependent Variable: LN_Y

Coefficients corelations(a)

Model LN_X2 LN_X1

1 Correlations LN_X2 1.000 .192

LN_X1 .192 1.000

Covariances LN_X2 .066 .015

LN_X1 .015 .097

a Dependent Variable: LN_Y


(56)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel perputaran piutang mempunyai korelasi sebesar 0.192 atau sekitar 19.2%. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0,963 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,038. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance perputaran piutang (X1), perputaran persediaan (X2) > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) nya < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

c. Uji Heterokedasititas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,


(1)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Regression Standardized Residual

2 0

-2 -4

-6 -8

Frequency

30

20

10

0

Histogram Dependent Variable: Y

Mean =-1.3E-16฀ Std. Dev. =0.981฀

N =54

Regression Standardized Residual

2 1

0 -1

-2 -3

Frequency

12

10

8

6

4

2

0

Histogram Dependent Variable: LN_Y

Mean =-2.64E-16฀ Std. Dev. =0.976฀N =44

Lampiran iv (lanjutan)


(2)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LN_Y

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y


(3)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Lampiran v

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

Std. Error

1

(Constant)

-1.241

.771

-1.609

.115

LN_X1

1.175

.312

.515

3.763

.001

.963

1.038

LN_X2

.056

.256

.030

.220

.827

.963

1.038

a Dependent Variable: LN_Y

Coefficient Correlations(a)

Model

LN_X2

LN_X1

1

Correlations

LN_X2

1.000

.192

LN_X1

.192

1.000

Covariances

LN_X2

.066

.015

LN_X1

.015

.097


(4)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Regression Standardized Predicted Value

3 2

1 0

-1 -2

-3

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Scatterplot

Dependent Variable: LN_Y

Hasil Uji Heterokedastisitas

Lampiran vii

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1

.510(a)

.260

.224

1.23612

1.553

a Predictors: (Constant), LN_X2, LN_X1

b Dependent Variable: LN_Y


(5)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Coefficients

a

-1.241

.771

-1.609

.115

1.175

.312

.515

3.763

.001

.963

1.038

.056

.256

.030

.220

.827

.963

1.038

(Constant)

LN_X1

LN_X2

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coeffic ients

Beta

Standardiz ed

Coeffic ients

t

Sig.

Tolerance

VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: LN_Y

a.

Lampiran viii

Hasil Uji Hipotesis ( Uji t)

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

22.037

2

11.019

7.211

.002(a)

Residual

62.647

41

1.528

Total

84.685

43

a Predictors: (Constant), LN_X2, LN_X1

b Dependent Variable: LN_Y


(6)

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 118

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

10 68 112

BAB II - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 19

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16