Kerangka Teori Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Konseptual

2. Kerangka Teori

Bank sebelum melepaskan kredit kepada calon debiturnya, pertama-tama akan selalu dimulai dengan permohonan kredit oleh calon debitur tersebut. Apabila bank menganggap permohonan kredit tersebut layak untuk diberikan maka untuk dapat terlaksana pelepasan kredit tersebut terlebih dahulu haruslah diadakannya suatu persetujuan dan kesepakatan dalam bentuk perjanjian kredit atau pengakuan hutang. Sedangkan modal kerja merupakan modal yang berkesinambungan karena setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian barang, membayar gaji pegawai dan lain-lain, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan barangnya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan barang tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan 9 . Pemberian kredit bagi masyarakat perorangan atau badan hukum yang akan dianalisis adalah pemberian kredit modal kerja working capital credit dimana kredit modal kerja tersebut bersifat 9 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 1998, hal 57 revolving loan kredit berulang-ulang yaitu kredit yang pengambilannya tidak sekaligus tetapi secara berulang-ulang, asalkan masih dalam batas maksimum dan masih dalam jangka waktu yang diperjanjikan. Oleh karena itu modal tersebut akan digunakan selama debitur merasa masih membutuhkan untuk usahanya sehingga bila debitur misalnya meninggal dunia tetapi modal tersebut masih digunakan maka ahli warisnya dapat meneruskannya. Menurut Pasal 1318 K.U.H. Perdata menyatakan jika seorang minta diperjanjikan sesuatu hal, maka dianggap bahwa itu adalah untuk ahli waris-ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya, kecuali jika dengan tegas ditetapkan atau dapat disimpulkan dari sifat perjanjian , bahwa tidak sedemikianlah maksudnya. Yang artinya adalah bila ternyata si debitur meninggal dunia padahal perjanjiannya belum berakhir atau belum lunas sementara kreditnya masih diperlukan untuk usahanya maka ahli waris-ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya berkewajiban untuk meneruskan perjanjian tersebut. Sehingga secara otomatis ahli warisnya berkewajiban untuk meneruskan kreditnya namun pihak bank tidak sertamerta menganggap secara otomatis bahwa ahli warisnya akan meneruskan kreditnya tetapi bank mensyaratkan diperlukan adanya novasi.

E. Manfaat Penelitian