2. Kerangka Teori
Bank sebelum melepaskan kredit kepada calon debiturnya, pertama-tama akan selalu dimulai dengan permohonan kredit oleh
calon debitur tersebut. Apabila bank menganggap permohonan kredit tersebut layak untuk diberikan maka untuk dapat terlaksana
pelepasan kredit tersebut terlebih dahulu haruslah diadakannya suatu persetujuan dan kesepakatan dalam bentuk perjanjian kredit
atau pengakuan hutang. Sedangkan modal kerja merupakan modal yang
berkesinambungan karena setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya
untuk memberikan persekot pembelian barang, membayar gaji pegawai dan lain-lain, dimana uang atau dana yang telah
dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan
barangnya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan barang tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi
selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan
9
. Pemberian kredit bagi masyarakat perorangan atau badan
hukum yang akan dianalisis adalah pemberian kredit modal kerja working capital credit dimana kredit modal kerja tersebut bersifat
9
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 1998, hal 57
revolving loan kredit berulang-ulang yaitu kredit yang pengambilannya tidak sekaligus tetapi secara berulang-ulang,
asalkan masih dalam batas maksimum dan masih dalam jangka waktu yang diperjanjikan. Oleh karena itu modal tersebut akan
digunakan selama debitur merasa masih membutuhkan untuk usahanya sehingga bila debitur misalnya meninggal dunia tetapi
modal tersebut masih digunakan maka ahli warisnya dapat meneruskannya.
Menurut Pasal 1318 K.U.H. Perdata menyatakan jika seorang minta diperjanjikan sesuatu hal, maka dianggap bahwa itu
adalah untuk ahli waris-ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya, kecuali jika dengan tegas ditetapkan
atau dapat disimpulkan dari sifat perjanjian , bahwa tidak sedemikianlah maksudnya. Yang artinya adalah bila ternyata si
debitur meninggal dunia padahal perjanjiannya belum berakhir atau belum lunas sementara kreditnya masih diperlukan untuk usahanya
maka ahli waris-ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya berkewajiban untuk meneruskan perjanjian
tersebut. Sehingga secara otomatis ahli warisnya berkewajiban untuk meneruskan kreditnya namun pihak bank tidak sertamerta
menganggap secara otomatis bahwa ahli warisnya akan meneruskan kreditnya tetapi bank mensyaratkan diperlukan
adanya novasi.
E. Manfaat Penelitian