Perspektif Pendekatan Penelitian Fokus Penelitian Lokasi Penelitian

38 BAB III METODE PENELITIAN

A. Perspektif Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang implementasi kebijakan garam beryodium. Untuk memperoleh gambaran dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengantarkan atau melukiskan keadaan subyek dan obyek. Penelitian pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Secara teoritis penelitian kualitatif dianggap melakukan pengamatan melalui lensa-lensa lebar, mencari pola-pola hubungan antara konsep yang sebelumnya tidak ditentukan. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki kadar keterlibatan secara ajeg dalam bertanya apakah, mengapa, bagaimana, mendengar, mencatat, mengobservasi, terlibat, menghayati, berfikir dan mengambil inferensi dari obyek di lapangan. Teknik kualitatif mencoba memberikan kesimpulan kualitatif atas keseluruhan data dengan cara membandingkan data primer yang didapat dengan teori yang ada. Melalui metode penelitian kualitatif inilah peneliti berharap mampu mengungkapkan berbagai pertimbangan yang dipakai oleh policy makers dalam menetapkan kebijakan pengadaan garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. 39 Pada akhirnya juga mampu mendiskripsikan bagaimana proses pengimplementasian kebijakan tersebut. Dengan pengertian diatas maka penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan dalam program garam beryodium.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah implementasi kebijakan Keppres RI Nomor 69 Tahun 1994 Tentang Pengadaan Garam Beriodium di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Pemilihan topik ini didasarkan pada data yang diperoleh di Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah masih banyak garam yang diproduksi belum memenuhi syarat SNI.

C. Fenomena Pengamatan Fenomena yang akan diteliti : 1. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan yaitu kesesuaian antara aturan yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang dicapai. Adapun indikator implementasi kebijakan diantaranya : a. Target yang diinginkan oleh Pemerintah terutama Pemerintah Kabupaten Pati dan realisasi mengenai pengadaan garam beryodium setelah Keppres No. 69 tahun 1994 diberlakukan b. Pemahaman masyarakat terutama produsen garam terhadap isi Keppres No. 69 tahun 1994 40 c. Upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan pengadaan garam beryodium di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.

2. Komunikasi

Proses komunikasi terjadi antara pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan dan sasaran kebijakan dimana dalam komunikasi tersebut terdapat penekanan pada dua aspek yaitu proses penyampaian dan kejelasan isi program. Adapun aspek dalam komunikasi adalah : a. Kejelasan informasi seputar pelaksanaan kebijakan garam beryodium kepada masyarakat terutama petani garam b. Kecukupan informasi yang disampaikan oleh petugas kepada produsen garam c. Ketepatan dalam menyampaikan informasi mengenai kebijakan pengadaan garam beryodium.

3. Sumber Daya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja. Adaapun aspek-aspek yang menjadi fokus dalam sumber daya adalah : a. Kemampuan petugas dalam memberikan pengarahan dalam implementasi kebijakan pengadaan garam beryodium 41 b. Kemampuan petugas dalam berkomunikasi dengan produsen garam mengenai Keppres No 69 tahun 1994 tentang pengadaan garam beryodium c. Jumlah personel yang diturunkan dalam implementasi Keppres No. 69 tahun 1994 mengenai pengadaan garam beryodium

4. Sikap

Apabila implementor memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan ketika implementor memiliki sikap perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif, adapun aspek yang menjadi fokus dalam sikap meliputi : a. Persepsi produsen garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terhadap isi Keppres No. 69 Tahun 1994 tentang Pengadaan Garam Beryodium. b. Sikap produsen garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terhadap Keppres No. 69 Tahun 1994 tentang Pengadaan Garam Beryodium.

5. Faktor Lain

a. Faktor lain yang penting dalam mendukung keberhasilan implementasi program pengadaan garam beryodium selain komunikasi, sumber daya dan sikap. b. Faktor penghambat dalam implementasi program pengadaan garam beryodium. 42

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian harus merupakan tempat dimana permasalahan atau fenomena sosial yang akan diteliti itu terjadi. Lokasi penelitian adalah wilayah kerja di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati .

E. Informan Penelitian