DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN
5.3. DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN
Jumlah UKM yang tersebar di wilayah Tangerang Selatan menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan tahun 2013 sebanyak 1.543 UKM. Berikut ini gambaran umum identifikasi Pasar Sasaran Usaha Kecil dan Menengah di Tangerang Selatan yang terbagi dalam tujuh kecamatan dalam sembilan sektor UKM, adapun data pasar sasaran UKM per kecamatan adalah sebagai berikut:
TABEL 5.17 DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN PASAR SASARAN DI TANGSEL
PASAR SASARAN NO
KECAMATAN
LOKAL
REGIONAL NASIONAL EKSPOR
1 Kecamatan Pamulang:
2 Kecamatan Setu
3 Kecamatan Serpong
4 Kecamatan Serpong Utara
5 Kecamatan Ciputat
6 Kecamatan Ciputat Timur
7 Kecamatan Pondok Aren
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Berdasarkan data di atas dapat di uraikan per kecamatan berdasarkan Sembilan sektor UKM adalah sebagai berikut:
5.3.1. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN PAMULANG
TABEL 5.18 DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN PAMULANG
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
0 0 0 0 Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Bangunan dan Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Total Kecamatan Pamulang
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Pamulang sebanyak 203 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 160 UKM dan Regional sebanyak 43 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 130 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 35 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di sector Industri Pengolahan dan sector jasa-jasa.
Mengingat banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Pamulang perlu adanya sentra pemasaran di wilayah kecamatan Pamulang khususnya di wilayah Kelurahan Pamulang dan sekitarnya untuk dapat terus bisa dikembangkanya agar bisa menjadi lebih maju.
5.3.2. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SETU
TABEL 5.19
DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SETU
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
1 Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
5 Bangunan dan Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Total Kecamatan Setu
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Setu sebanyak 148 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 119
UKM dan Regional sebanyak 29 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 90 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 28 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di sector Industri Pengolahan, sector Listrik, Gas danAirbersih serta sector jasa-jasa.
Banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Setu perlu adanya sentra pemasaran di wilayah kecamatan Setu khususnya di wilayah Kelurahan Setu dan sekitarnya untuk dapat terus bisa dikembangkan agar bisa menjadi lebih maju dan berdaya saing dengan kecamatan lainnya di lingkungan Kota Tangerang Selatan maupun daerah- daerah lain di Provinsi Banten.
5.3.3. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SERPONG
TABEL 5.20 DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SERPONG
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 9 0 0 0 2 Pertambangan dan Penggalian
0 0 0 0 3 Industri Pengolahan
7 5 0 0 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
1 0 0 0 5 Bangunan dan Konstruksi
0 0 0 0 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
35 0 0 7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0 0 0 0 9 Jasa-jasa
Total Kecamatan Serpong
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Serpong sebanyak 227 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 187 UKM dan Regional sebanyak 40 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 154 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 35 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sector Industri Pengolahan, sector Listrik, Gas dan Air bersih serta sector jasa-jasa.
Banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Serpong perlu adanya sentra pemasaran di kecamatan Serpong khususnya di wilayah Kelurahan Serpong dan sekitarnya untuk dapat terus bisa dikembangkan agar bisa menjadi lebih maju dan berdaya saing.
5.3.4. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SERPONG UTARA
TABEL 5.21 DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN SERPONG UTARA
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 4 0 0 0 2 Pertambangan dan Penggalian
0 0 0 0 3 Industri Pengolahan
2 2 0 0 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
0 0 0 0 5 Bangunan dan Konstruksi
0 0 0 0 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
32 0 0 7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0 0 0 0 9 Jasa-jasa
Total Kecamatan Serpong Utara
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Serpong Utara sebanyak 267 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 233 UKM dan Regional sebanyak 34 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 223 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 32 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sector Industri Pengolahan serta sector jasa-jasa.
Banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Serpong Utara yang mendominasi UKM di wilayah ini, perlu kiranya Banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Serpong Utara yang mendominasi UKM di wilayah ini, perlu kiranya
5.3.5. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN CIPUTAT
TABEL 5.22 DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN CIPUTAT
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 4 0 0 0 2 Pertambangan dan Penggalian
0 0 0 0 3 Industri Pengolahan
7 8 0 0 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
1 0 0 0 5 Bangunan dan Konstruksi
0 0 0 0 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
36 0 0 7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0 0 0 0 9 Jasa-jasa
Total Kecamatan Ciputat
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Ciputat sebanyak 292 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 248 UKM dan Regional sebanyak 44 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 180 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 36 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sector Industri Pengolahan, sector Listrik, Gas dan Air bersih serta sector jasa-jasa.
Banyaknya sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Ciputat yang hampir mendominasi keseluruhan UKM di daerah ini, perlu adanya sentra pemasaran di wilayah kecamatan Ciputat khususnya di wilayah Kelurahan Ciputat, kelurahan Cipayung dan sekitarnya untuk dapat terus bisa dikembangkan. Mengingat daerah kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pamulang dalam lima tahun terakhir ini perkembangannya sangat pesat khususnya sector perdagangan dan Restoran. Sehingga pada gilirannya mampu bersaing dengan daerah-daerah lain di Provinsi Banten maupun Provinsi-provinsi lain.
5.3.6. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
TABEL 5.23
DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
1 Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
5 Bangunan dan Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Sub Total Kecamatan Ciputat Timur
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Ciputat Timur sebanyak 101 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak
68 UKM dan Regional sebanyak 33 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan,
Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 48 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 30 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sector Industri Pengolahan, sector Listrik, Gas dan Air bersih serta sector jasa-jasa.
Kembali lagi bahwa sector perdagangan, Hotel dan Restoran di Kecamatan Ciputat Timur juga mendominasi keseluruhan UKM di daerah ini, perlu adanya sentra pemasaran di daerah ini khususnya di wilayah Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Rengas dan sekitarnya untuk dapat terus bisa dikembangkan agar bisa menjadi lebih maju dan berdaya saing dengan kecamatan lainnya di lingkungan Kota Tangerang Selatan maupun daerah-daerah lain di Provinsi Banten
5.3.7. JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN PONDOK AREN
TABEL 5.24
DATA JUMLAH UKM BERDASARKAN JENIS USAHA DAN PASAR SASARAN DI KECAMATAN PONDOK AREN
PASAR SASARAN NO
SEKTOR UKM
LOKAL REGIONAL NASIONAL EKSPOR
Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
1 Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan
50 79 0 0
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
5 Bangunan dan Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
93 41 0 0
7 Pengangkutan dan Komunikasi
0 0 0 0 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Total Kecamatan Pondok Aren
183
122
Sumber: DInas Koperasi dan UKM, 2013 (diolah)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa total UKM di kecamatan Pondok Aren sebanyak 305 UKM, yang tersebar dalam pasar sasaran Lokal sebanyak 183 UKM dan Regional sebanyak 122 UKM, diantara ke sembilan sector UKM yang terbanyak pada pasar sasaran local adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebnyak 93 UKM, sedangkan untuk pasar sasaran regional yang terbanyak pada sector yang sama yaitu perdagangan, Hotel dan restoran dengan jumlah 41 UKM. Adapun sector usaha yang lain yang memilki pasar sasaran hanya di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sector Industri Pengolahan, sector Listrik, Gas dan Air bersih, sector keuangan, persewaan, jasa perusahaan serta sector jasa-jasa.
Dua terbesar sector UKM di kecamatan Pondok Aren adalah sector perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Industri Pengolahan sehingga perlu adanya sentra pemasaran di wilayah kecamatan Pondok Aren khususnya di wilayah Kelurahan Jurangmangi Timur, Jurangmangu Barat dan P Lama untuk dapat terus bisa dikembangkan mengingat daerah ini langsung berbatasan dengan Kota Bintaro sehingga perkembangannya sangat pesat. Pembentukan sentra pemasaran ini perlu di adakan agar bisa mendorong UKM menjadi lebih maju dan berdaya saing dengan kecamatan lainnya di lingkungan Kota Tangerang Selatan maupun daerah-daerah lain di Provinsi Banten serta provinsi-provinsi lain.
BAB VI KENDALA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Masalah mendasar usaha kecil yang paling menonjol menyangkut penyediaan pembiayaan usaha atau modal usaha. Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha kecil tetapi dengan modal seadanya. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Masalah yang menghadang usaha kecil menyangkut kemampuan akses pembiayaan, akses pasar dan pemasaran, tata kelola manajemen usaha kecil serta akses informasi. Kesulitan usaha kecil mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam.
Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun untuk bermitra dengan bank, usaha kecil dituntut menyajikan proposal usaha yang feasible atau layak usaha dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan usaha kecil harus bankable alias dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah persoalannya. Akibat bank berlaku prudent atau hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil untuk mengakses sumber modal. Usaha kecil yang sulit mengakses bank akan mencari jalan pintas. Kemana lagi kalau bukan kepada para pelempar uang alias rentenir, tetapi usaha kecil harus Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun untuk bermitra dengan bank, usaha kecil dituntut menyajikan proposal usaha yang feasible atau layak usaha dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan usaha kecil harus bankable alias dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah persoalannya. Akibat bank berlaku prudent atau hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil untuk mengakses sumber modal. Usaha kecil yang sulit mengakses bank akan mencari jalan pintas. Kemana lagi kalau bukan kepada para pelempar uang alias rentenir, tetapi usaha kecil harus
Usaha kecil yang berhasil menembus kendala akses modal, pasar dan informasi, Kendala akan beralih pada yang lebih advance. Seperti pengembangan produk, pengembangan pasar, melakukan ekspor, hingga mempertahakan kualitas produk dan kuantitas produksi. Pada situasi ini, usaha kecil dituntut meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melakukan inovasi produk melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Untuk itu usaha kecil harus mengenal lebih dekat konsumennya know your customers.
Terdapat masalah-masalah yang dihadapi usaha kecil dan menengah. Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek, seperti peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan ekspor non migas. Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu perkembangan usaha kecil melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan usaha kecil termasuk diantaranya adalah program kemitraan antara usaha menengah dan besar dengan usaha kecil.
Namun demikian, perkembangan usaha kecil hingga saat ini berjalan sangat lamban. Sebagai contoh, di sektor industri manufaktur, tingkat produktifitas atau konstribusi output industri kecil dan rumah tangga terhadap pembentukan total nilai tambah di sektor tersebut atau produk domestik bruto masih relatif rendah dibandingkan dengan industri menengah dan besar.
Salah satu penyebab kurang berhasilnya program pengembangan atau pembinaan usaha kecil di indonesia dalam memperbaiki kondisi atau kinerja kelompok usaha kecil, dari posisi yang lemah dan tradisional ke posisi yang kuat dan modern adalah tekanan orientasi program atau kebijakan
pemerintah lebih terletak pada “aspek sosial” daripada “aspek ekonomi atau bisnis”. Selama ini usaha pengembangan kegiatan ekonomi skala kecil
yang umumnya padat karya dan dilakukan oleh kelompok masyarakat miskin berpendidikan rendah ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan mereka atau mengurangi jumlah pengangguran dan kesenjangan.
Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.
Begitu pula kendala dan strategi pengembangan UKM di Wilayah Kota Tangerang Selatan yang meliputi tujuh kecamatan yaitu, Setu, Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Pondok Aren, Ciputat serta Ciputat Timur juga perlu mendapatkan perhatian, mengingat kota tangerang selatan merupakan Pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang umurnya baru relative pendek.
Survei yang dilakukan di Kota Tangerang Selatan ini meliputi tiga besar kelompok industri kecil dan menengah, yaitu kelompok industri pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan jasa-jasa dengan jumlah reponden
98 unit usaha yang tersebar di tujuh kecamatan. Dari hasil survei diperoleh data-data yang dipaparkan pada tabel berikut:
TABEL 6.1
KELOMPOK USAHA
Jenis Usaha
Jumlah
Industri Pengolahan
16 16,39 Perdagangan, Hotel dan Restoran
6.1. TEMUAN KAJIAN
Identifikasi permaslahan UKM diperlukan dalam rangka menilai lingkungan UKM di 7 kecamatan di Tangerang selatan yang meliputi, Setu, Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang dan Pondok Aren, yang terdiri atas faktor-faktor yang berada di luar (eksternal) maupun di dalam (internal) UKM yang dapat sendiri yang mempengaruhi kemajuan UKM dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, analisis lingkungn UKM di Kota Tangerang Selatan meliputi dua bagian besar yang terdiri dari analisis faktor eksternal dan analisis faktor internal.
6.1.1. Analisis Faktor-Faktor Internal
a. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM di wilayah Tangerang Selatan adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan.
Terkait dengan hal ini, UKM di beberapa kecamatan dilingkungan kota Tangerang Selatan juga menjumpai kesulitan dalam hal akses terhadap sumber pembiayaan. Selama ini yang cukup familiar dengan mereka adalah mekanisme pembiayaan yang disediakan oleh bank dimana disyaratkan adanya agunan. Terhadap akses pembiayaan lainnya seperti investasi, sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memang gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, yaitu antara lain kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan, hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha.
Kredit adalah salah satu sumber dana untuk permodalan UKM. Kredit yang di maksud disini adalah kredit perbankan untuk UKM. Kebanyakan dari UKM yang ada di Tangerang Selatan tidak mempergunakan kredit dari bank, tidak banyak UKM di Kota Tangerang Seltan yang pendanaannya melalui Bank tetapi mereka lebih senang meminjam kepada rentenir (ijon). Dengan keadaan itu maka beban bunga yang harus ditanggung oleh UKM akan semakin berat, mengingat tingkat bunga yang dikenakan dari ijon sangat tinggi. Hal ini terjadi karena masalah dalam penyebaran kredit bagi UKM. Permasalahan tersebut bisa berasal dari internal maupun eksternal mereka. Internal menyangkut karakteristik UKM di wilayah 7 kecamatan di Kota Tangerang Selatan, sedangkan eksternal menyangkut system perkreditan dalam bank.
Berdasarkan survey alasan UKM di lingkungan kota Tangerang Selatan tidak mengajukan kredit ke Bank adalah sebagai berikut berdasarkan table berikut:
TABEL 6.2 KEMUDAHAN KREDIT YANG DIHARAPKAN
9 8,19 Tingkat Bunga
49 55,73 Jangka Waktu
12 13,11 Proses Pengajuan
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Secara spesifik kendala yang dihadapi oleh UKM pada 7 kecamatan di kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
TABEL 6.3 HAMBATAN DAN KEINGINAN KEPADA PERBANKAN Kendala/Hambatan berkaitan
Keinginan Kepada Perbankan dengan Modal/Pendanaan
dalam Hal Modal/Pendanaan
Orderan tidak sebanding dengan Dana
kredit bahan baku
Modal sedikit, perkembangan usahanya Dipanjar dari konsumen susah Jaminan / Agunan
Pinjaman kredit lunak
Lambatnya Modal
Pinjam / gadai
Tidak ada karena memakai modal sendiri
tidak ada
Semakin lama perusahaan membutuhkan buka cek mundur, kepercayaan toko dana besar, sedangkan modal terbatas
karena didampingi bank Pinjaman susah
kredit lunak
Harga bahan baku naik proses cepat dan mudah Penambahan alat yang harganya mahal Banyak persyaratan Sulit mendapatkan modal Harga bahan yang tidak stabil Belum ada hambatan Kurangnya panjar dr konsumen untuk material Banyak perusahaan Karena kurangnya modal, banyak pesanan yg tdk bisa di buat Terlalu banyak persyaratan dan rumit Bunga bank tinggi
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2013, data diolah
1. Suku bunga kredit perbankan masih tinggi, sehingga kredit menjadi
mahal pada gilirannya UKM enggan untuk pinjam modal ke Bank
2. Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan non bank, misalnya dana penyisihan laba BUMN dan model ventura, masih kurang. Informasi ini meliputi informasi jenis sumber pembiayaan serta persyaratan dan prosedur pengajuan.
3. Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan non bank rumit dan lama, selain waktu tunggu pencairan kredit yang tidak pasti.
4. Perbankan kurang menginformasikan standar proposal pengajuan kredit, sehingga pengusaha kecil tidak mampu membuat proposal yang sesuai dengan kriteria perbankan.
5. Perbankan kurang memahami kriteria usaha kecil dalam menilai kelayakan usaha kecil, sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha kecil.
b. Produksi dan Operasi
Jenis dan kualitas produk yang yang dihasilkan oleh UKM di 7 kecamatan dilingkungan Tangerang Selatan sangat beragam, ada yang bagus ada juga yang kualitasnya rendah. Berikut merupakan hambatan atau kendala dalam hal bahan baku:
TABEL 6.4 HAMBATAN DALAM HAL BAHAN BAKU
Kendala/Hambatan dalam hal
Cara Mengatasi
Bahan Baku Kendala/Hambatan
Kendala pd uang tunai
Kredit
Keterlambatan pasokan bahan Mempercepat pesanan bahan baku
baku
Distribusi bahan baku yang Mempercepat bahan baku, terhambat, mahalnya bahan baku
meningkatkan harga produk Persediaan terbatas pada satu jenis Memesan lebih awal Harganya cukup tinggi
Menambah persediaan Cuaca mempengaruhi pasokan
Jadwal mundur
bahan Ingin membeli bahan baku tapi
Memberikan informasi kepada kekurangan modal
pelanggan bila tidak ada bahan
Harga tidak stabil
Model di ganti
Penjemuran dimusim hujan sulit Pengadaan persiapan bahan dilakukan Sumber: Hasil Wawancara, 2013, data diolah
Dalam proses produksi, semua proses dilakukan secara manual karena tidak ada kebutuhan mesin tertentu untuk membantu proses produksi. Penentuan kapasitas serta daya tampung produk tidak selamanya sama, tergantung tingkat penjualan dan pembelian yang Dalam proses produksi, semua proses dilakukan secara manual karena tidak ada kebutuhan mesin tertentu untuk membantu proses produksi. Penentuan kapasitas serta daya tampung produk tidak selamanya sama, tergantung tingkat penjualan dan pembelian yang
TABEL 6.5 HAMBATAN DALAM PERALATAN PRODUKSI
Kendala / Hambatan Produksi Cara Mengatasi Kendala / Hambatan Produksi
Harga mesin mahal Mengganti dengan merk lain Harga mesin mahal
cari yang lebih terjangkau Mesin dari cina cepat rusak
Melakukan izin usaha
Harga mesin mahal
Pemeliharaan
Suku cadang mesin susah Diservis alat yang rusak diperoleh & mahal
Dana untuk beli baru
Memperbaiki sendiri
Alatnya sudah tua
Diservis
Penggunaanya rumit Cari pengganti suku cadang Mesin sering rusak
Cari pengganti suku cadang Kadang tidak ada spare part
Menjaga & merawat alat tersebut Kabel Sering Putus
Servis
Belum ada kendala Cari Pengganti suku cadang
c. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebagian besar UKM di Wilayah Tangerang Selatan tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kualitas
SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya, adapun penggunaan tenaga kerja pada UKM di wilayah Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
TABEL 6.6 PENGGUNAAN TENAGA KERJA
5 - 10 orang
Sumberdaya manusia UKM merupakan aset yang menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam menjalankan roda usaha. Berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir Tenaga kerja pada UKM di 7 kecamatan di wilayah Tangerang Selatan merupakan Tenaga kerja UKM yang memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari yang tidak lulus SD sampai dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Sistem penerimaan tenaga kerja dilakukan secara sederhana, yaitu dengan wawancara atau berbicara langsung kepada pemilik UKM, tidak ada syarat-syarat khusus penerimaan tenaga kerja, yang diperhatikan hanya kemauan, kemampuan, dan loyalitas kepada pekerjaan yang akan ditekuni. Dalam menjalankan tugasnya, tenaga kerja UKM tidak mendapat pelatihan khusus sebab keahlian dan keterampilan tenaga kerja diperoleh dari kebiasaan dan rutinitas mereka bekerja setiap hari. Meskipun begitu tenaga kerja yang ada sudah cukup terampil, berpengalaman, mempunyai loyalitas dan motivasi tinggi pada pekerjaannya. Adapun menurut survey yang dilakukan sebagai berikut:
Table 6.7 Hambatan dalam tenaga kerja
Kendala / Hambatan Cara Mengatasi Kendala / Himbauan
Pengetahuan atau skiil
Mengikuti training
Skill & SDM tidak sesuai dengan
Belajar sendiri
pimpinan SDM kurang
Tidak ada
Tenaga kerja sering Menyimpan tanda pngenal menghilang/ bolos Kendalanya malas
Memberi upah perhari & memproduksi sesuai tenaga kerja yang ada
Borongan diluar susah diperoleh Cari model baru Kinerja menurun, disiplin kurang
Gaji persenan
Skill
Dibina dengan sabar
Kekurangan tenaga kerja Perpanjangan waktu pemesanan Faktor gaji saat deadline
Pembagian gaji
Tidak biasa kerja berat Dimaksimalkan yang ada Ada kesibukan lain
Tenggang waktu diperpanjang Produktivitas menurun
Tidak ada
Kekurangan karyawan Mencari karyawan baru Kendalanya harus mengajar
Training
kembali Karyawan baru Kesehatan pekerja, disiplin
Memberikan bonus
menurun Karyawan sering Pergi
Melakukan pekerjaan sendiri Kreatifitas Kurang
Langsung di latih
Sumber: Hasil Wawancara, 2013, data diolah
d. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar
Sebagian UKM di 7 kecamatan di Wilayah Tangerang Selatan pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik.
Secara spesifik lemahnya dalam jaringan pemasaran UKM di 7 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bargaining Power pengusaha kecil (UKM)di 7 kecamatan dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu lemah, utamanya berkaitan dengan penentuan harga dan system pembayaran, serta pengaturan tata letak produk usaha kecil di department store dan supermarket.
2. Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antar usaha sejenis.
3. Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, misalnya tentang produk yang diinginkan, siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.
e. Mentalitas Pengusaha UKM
Hal penting juga terjadi pada permasalahan UKM di Kota Tangerang Selatan, yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha UKM itu sendiri. Semangat yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terus berinovasi, ulet tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat ingin mengambil risiko. Suasana pedesaan atau pinggiran kota yang menjadi latar belakang dari UKM seringkali memiliki andil juga dalam membentuk kinerja. Sebagai contoh, ritme kerja UKM di daerah pinggiran kota tangsel berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada.
Terdapat faktor lain selain mentalitas pengusaha UKM di 7 Kecamatan Kota Tengerang Selatan yakni:
1. Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah. Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat.
2. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan.
f. Kurangnya Transparansi
Pada survey yang dilakukan di 7 kecamatan di wilayah kota Tangerang Selatan juga terdapat temuan Kurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UKM tersebut terhadap generasi selanjutnya. Banyak informasi dan jaringan yang disembunyikan dan tidak diberitahukan kepada pihak yang selanjutnya menjalankan usaha tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi generasi penerus dalam mengembangkan usahanya.
6.1.2 Analisis Faktor-Faktor Eksternal
a. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif dan Perijinan
Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di 7 Kecamatan di wilayah Kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di 7 Kecamatan di wilayah Kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap
TABEL 6.8 PENDAPAT PENGUSAHA TENTANG PREDIKSI KELANGSUNGAN USAHA
98 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Kebijaksanaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menumbuhkembangkan UKM, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara
menengah dengan pengusaha-pengusaha besar.
TABEL 6.9 TINGKAT PERSAINGAN USAHA
Sangat Ketat
18,03 Ketat
18 18,03
31,14 Cukup Ketat
13 13,11
75,40 Kurang Ketat
43 44,26
96,72 Sangat Longgar
98 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Total
Kendala lain yang dihadapi oleh UKM di wilayah Tangerang Selatan adalah dalam mendapatkan perijinan untuk menjalankan usaha mereka. Berdasarkan survey yang dilakukan di 7 kecamatan di wilayah Tangerang Selatan adalah adanya Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian Pemerintah daerah yang dinilai kurang memihak pihak kecil seperti UKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar. Berikut pendapat pelaku UKM tentang rencana usaha:
TABEL 6.10
Pendapat Pengusaha tentang Rencana Usaha
Item
Prospek Baik?
Ingin Pindah Usaha? Ya
Mengembangkan Usaha?
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Secara spesifik kendala Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif ini juga terkait birokrasi dan permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh UKM-UKM di Kota tangerang selatan, yakni:
1. Perizinan dari dinas terkait yang tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah).
2. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas.
3. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil.
4. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN (CSR) dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi.
5. Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak mendukung usaha kecil untuk mampu mengekspor produknya.
6. Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, tak jarang UKM di wilayah Tangerang Selatan kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis. Berikut persepsi pengusaha tentang kualitas prasarana:
TABEL 6.11 PERSEPSI PENGUSAHA TENTANG KUALITAS PRASARANA
Sangat Baik
95,08 Sangat Kurang
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Penggunaan teknologi dalam UKM akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang akan berpengaruh terhadap biaya operasional UKM. Selain itu juga pengunaan teknologi akan dapat menciptakan pasar baru dan pola konsumsi pasar. Teknologi yang senantiasa berkembang harus selalu diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang tak terkecuali UKM. Adaptasi teknologi yang kreatif akan berdampak pada perencanaan UKM melalui perkembangan produk baru atau perbaikan produk lama dan peningkatan pemasaran. Beberapa kemajuan teknologi yang terjadi antara lain dibidang komunikasi dan transportasi, proses produksi pengolahan dan pengemasan, komputer dan internet berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Berikut fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku UKM di wilayah Tangerang Selatan:
TABEL 6.12 FASILITAS YANG DI BUTUHKAN JUMLAH
Lahan Usaha
42 42,62 Bangunan
21 21,31 Kepastian Usaha
29 29,50 Lainya
6 6,55 Total
98 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah
Bagi UKM di wilayah kota Tangerang Selatan, penggunaan motor sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengirim Produk dagangan kepada pelanggan memberikan pengaruh besar terhadap efektivitas dan efisiensi pemasaran baik dilihat dari efisiensi biaya maupun waktu. Selain itu pengunaan telepon seluler sebagai alat komunikasi memperlancar proses transaksi dengan pelanggan, pelanggan yang lokasinya jauh tidak perlu repot-repot datang untuk Bagi UKM di wilayah kota Tangerang Selatan, penggunaan motor sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengirim Produk dagangan kepada pelanggan memberikan pengaruh besar terhadap efektivitas dan efisiensi pemasaran baik dilihat dari efisiensi biaya maupun waktu. Selain itu pengunaan telepon seluler sebagai alat komunikasi memperlancar proses transaksi dengan pelanggan, pelanggan yang lokasinya jauh tidak perlu repot-repot datang untuk
TABEL 6.13
HARAPAN KEMUDAHAN DARI PEMERINTAH TANGSEL No. Kemudahan-kemudahan yang di Harapkan dari Pemerintah
1 Bantuan modal usaha dengan persyaratan ringan
2 Jaminan dalam mendapatkan kredit ringan
3 Promosi iklan gratis, memberikan orderan gratis
4 Kemudahan memperoleh kredit, pengurusan administrasi usaha
5 Pajak dikurangi, Fasilitas kredit
6 Kredit lunak dan cepat
7 Memberikan perhatian kepada industri ini
8 Dana UKM terealisasikan merata
9 Jadi mitra pemerintah dlm pengadaan barang, dipasarkan oleh pemerintah
10 Bunga stabil & tidak mati lampu
11 Lebih memperhatikan sektor kecil
12 Bantuan KUR dipermudah
13 Agar dapat orderan proyek dari pemerintah
14 Bantuan dana dari pemerintah
15 Pemerintah Kota bekerja sama dengan bank untuk mempermudah usaha
Sumber : Hasil Wawancara, 2013, data diolah
c. Pungutan Liar
Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi salah satu kendala bagi UKM di wilayah Tangerang Selatan terutama di daerah-daerah sekitar Pasar Tradisional karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secara periodik, misalnya setiap hari, minggu atau setiap bulan.
d. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.
e. Terbatasnya Akses Pasar
Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional. Berikut rata-rata konsumen yang membeli produk
TABEL 6.14 RATA-RATA KONSUMEN YANG MEMBELI PRODUK Jumlah Konsumen
Komulatif (Orang)
98 Sumber : Hasil Wawancara, 2013, data diolah
f. Terbatasnya Akses Informasi
Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya
Table 6.15 KENDALA DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Cara mengatasi Hambatan / Hambatan / Kendala Kendala
Belum tersedinya teknologi Memberikan apa adanya Harganya masih mahal
Biaya produksi dikurangi & meningkatkan produk
Biaya Untuk akses Internet Dipakai sesuai kebutuhan Rusak
Memperbanyak referensi dalam mengakses
Banyak konsumen kurang
Membeli bekas
percaya dengan internet Pengaruh model
Tidak ada
Tidak ada operator Perbaiki manajemen Dianggap belum perlu
Belajar sendiri
Kurangnya keahlian karyawan
Secara manual
menggunakan komputer Masih jarang di gunakan
Pelatihan
Pengalaman masih rendah, sering Secara manual rusak
Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan
6.2 Strategi Pengembangan UKM
Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
b. Bantuan Permodalan
Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sampai saat ini, BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Untuk itu perlu mendorong pengembangan LKM agar dapat berjalan dengan baik, karena selama ini LKM non koperasi memilki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya.
c. Perlindungan Usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah Kota Tangerang Selatan, baik itu melalui undang-undang, Peraturan Pemeritah maupun peraturan Daerah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
d. Pengembangan Kemitraan
Perlunya Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk Perlunya Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk
e. Pelatihan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, kewirausahaan, manajemen, administrasi
keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
f. Membentuk Lembaga Khusus
Perlunya Pemerintah Kota Tangerang Selatan memfasilitasi dibentuknya suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
7. Memantapkan Asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
8. Mengembangkan Promosi
Perlunya fasilitas yang digagas oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk- produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
9. Mengembangkan Kerjasama yang Setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah Kota Tangerang Selatan dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.
10. Mengembangkan Sarana dan Prasarana
Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu membuat suatu lokasi yang strategis (misalnya di Mall, atau Centra-centra UKM di tiap-tiap kecamatan, pendirian Mall UKM dll) dalam hal pengalokasian tempat usaha bagi UKM sehingga dapat menambah potensi berkembangnya UKM tersebut.
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI