4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan trend posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.1.4. Pelaporan Keuangan
Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Hal tersebut telah diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-80PM1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan
perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat- lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Sejak tanggal 30
September 2003,
Bapepam semakin
memperketat peraturan
dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-
36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga yaitu 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Apabila perusahaan tidak taat pada aturan yang telah ditetapkan dengan tidak menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu maka akan dikenakan
sanksi administrastif. Sanksi administratif tersebut berupa denda, yang sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995
tentang penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa:
Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 satu juta rupiah atas setiap hari
keterlambatan penyampaian
laporan dengan
ketentuan jumlah
keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah.
2.1.5. Audit
Auditing adalah suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya dengan pihak yang berkepentingan Mulyadi, 2002. Menurut Arens 2003, tujuan audit secara umum atas laporan keuangan
oleh auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam
laporan keuangan. Asersi adalah pernyataan manajemen keuangan yang dapat bersifat implisit atau ekplisit.
Terdapat standar auditing yang telah ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI, yaitu sebagai berikut:
a. Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b.
Standar pekerjaan lapangan 1.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. c.
Standar pelaporan 1.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. 2.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
Hal ini menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Dengan adanya pemenuhan standar audit berdampak pada lamanya waktu penyelesaian laporan
audit, namun hal tersebut berdampak pada peningkatan kualitas hasil audit. Dan sebaliknya, apabila dalam pelaksanaan audit tidak sesuai dengan standar
pekerjaan audit, waktu yang diperlukan akan semakin pendek dan kualitas hasil audit juga rendah.
2.1.6. Audit Delay