Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

INVESTIGASI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ASTRID STEPHANIE DAMANIK 100503087

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKUKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 10 April 2014 Yang membuat pernyataan

Astrid Stephani Damanik NIM. 100503087


(3)

ABSTRAK

INVESTIGASI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT DELAY: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran (Total Aset), laba/rugi perusahaan, opini audit dan rasio hutang berpengaruh secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap lamanya jumlah hari terjadinya auditdelay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan jumlah sampel sebanyak 11 perusahaan pertambangan yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik lalu kemudian melakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, opini auditberpengaruh negatif dansignifikan terhadap auditdelay begitu pula rasio hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap auditdelay. Namun, ukuran perusahaan dan laba/rugiperusahaantidak berpengaruh terhadap

auditdelay.Secara simultan, ukuran perusahaan, laba/rugi perusahaan, opini audit, dan rasio hutang berpengaruh signifikan terhadap auditdelay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan (Total Aset), Laba/Rugi Perusahaan, Opini Audit, Rasio Hutang, dan AuditDelay


(4)

ABSTRACT

INVESTIGATION OF THE FACTORS EFFECTING AUDIT DELAY: EMPIRICAL STUDIES ON MINING COMPANIES LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether the firm size ( Total Assets ) , net/loss company , audit opinion , and debt ratio either partially or simultaneously affect the length of the number of days the audit delay practices in mining companies listed in Indonesia Stock Exchange. This research is a kind of associative research with a total sample of 11 mining company was listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of 2010-2012 .

The sample using purposive sampling method . The data used is external data , obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is the classical assumption and then hypothesis test . The statistical method used is multiple linear regression .

The results showed that partially , audit opinion and significant negative effect on audit delay, debt ratio and no significant negative effect on audit delay. While, firm size and net/loss company no effect on the audit delay. Simultaneously , firm size ( Total Assets ) , net/loss company , audit opinion , and debt ratio significant effect on audit delay practices in mining companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Size of The Company (Total Asset), Net/Loss Company, Audit Opinion, Debt Ratio , and Audit Delay


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dalam bentuk materiil ataupun spiritual, serta dukungan dari pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran demi tersusunnya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M, Ak selaku Dosen Penguji yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini


(6)

6. Kedua orang tua penulis, Henry VincentiusDamanik dan Angelina Siregar, serta adik penulis yang terkasih Grace Silvie Damanik, Gabriella O. Damanik dan Ary Michael W. Damanik yang selalu mendoakan, mendukung secara moral maupun materiil, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang yang begitu besar dan tanpa henti selamadalam proses penulisan skripsi ini.

7. AKBP Sakeus Ginting, Sik, MHdan Dra. Anna Elizabeth Damanik yang juga telah banyak memberikan perhatian dan dukungan serta doa bagi penulis selama dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini.

8. For the beloved one, Dani Venansus P. Sitanggang yang telah menjadi sahabat, rekan, dan pendamping terbaik serta kekasih selama 6 tahun terakhir. Dan yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis terutama selama penulisan skripsi ini. Terima kasih pula untuk : Yohana C. Sitanggang, SE, JB Kristiandi Sitanggang, JB Josua Sitanggang, dan Lorensia, SH yang telah menjadi keluarga juga bagi penulis yang juga selalu memberikan semangat dan doa bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis : Ayu Siska Sitorus, Ingrid Nadya Batubara, Debby Siagian, Widya Natalia Sirait, Maryam Rangkuti, Ruth Hutajulu, Thresya Memoriana, Sarah Mendrofa,Yessy Debora, Juliver Ardianus, dan Harry Mulya dkk.yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat berbagi cerita dan cita-cita, serta telah menjadi rekan terbaik dalam bekerja dan saling dukung satu sama lain selama proses skripisi yang cukup melelahkan.

10.Semua teman-teman khususnya grup B dan C Departemen Akuntansi-S1 angkatan 2010. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua. Dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan.Penulis


(7)

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada peneliti lain mungkin dapat mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.Terimakasih.

Medan, 10 April 2014 Penulis,

Astrid Stephanie Damanik NIM. 100503087


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... ...iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 . Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.1. Defenisi Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 12

2.1.1.3. Manfaat Laporan keuangan ... 13

2.1.1.4. Karakteristik Laporan keuangan ... 16

2.1.2. Pelaporan Keuangan ... 18

2.1.3 . Audit Laporan Keuangan ... 20

2.1.3.1 Defenisi Audit ... 20

2.1.3.2 Definisi Audit Laporan Keuangan ... 21

2.1.3.2 Tujuan Audit Laporan Keuangan ... 22

2.1.3.3 Tahapan-Tahapan Audit.. ... 22

2.1.3.4 Standar Auditing ... 24

2.1.4. Audit Delay ... 26

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay ... 29

2.5.1 Ukuran Perusahaan ... 29

2.5.2 Opini Auditor ... 31


(9)

2.5.4 Laba atau Rugi Perusahaan ... 41

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 40

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 41

2.3.1. Kerangka Konseptual ... 46

2.3.2. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

3.1 Desain Penelitian ... 52

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 52

3.3 Populasi dan Sampel ... 53

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 55

3.5 Batasan Operasional ... 55

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 55

3.6.1 Variabel Independen ... 55

1. Rasio Hutang ... 56

2. Ukuran Perusahaan... 56

3. Opini Auditor ... 57

4. Laba/Rugi Perusahaan ... 57

3.6.2 Variabel Dependen ... 58

1. Audit Delay ... 58

3.7 Pengukuran Variabel ... 59

3.8 Metode Analisis Data ... 61

3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Multikolinearitas ... 62

3. Uji Autokorelasi ... 63

4. Uji Heteroskedastisitas ... 63

3.8.2 Uji Hipotesis ... 64

a. Uji T ... 65

b. Uji F ... 66

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Data Statistik ... 67

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 68

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 71

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 74

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 76

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 76


(10)

4.2.3.1 Uji T ... 82

4.2.2.2 Uji F ... 84

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 93


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...43

Tabel 3.1 Sampel ... 54

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 60

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel ... 69

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ... 73

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 75

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda... 79

Tabel 4.6 Hasil Uji T ... 82


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 46

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 71

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 72


(13)

ABSTRACT

INVESTIGATION OF THE FACTORS EFFECTING AUDIT DELAY: EMPIRICAL STUDIES ON MINING COMPANIES LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether the firm size ( Total Assets ) , net/loss company , audit opinion , and debt ratio either partially or simultaneously affect the length of the number of days the audit delay practices in mining companies listed in Indonesia Stock Exchange. This research is a kind of associative research with a total sample of 11 mining company was listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of 2010-2012 .

The sample using purposive sampling method . The data used is external data , obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is the classical assumption and then hypothesis test . The statistical method used is multiple linear regression .

The results showed that partially , audit opinion and significant negative effect on audit delay, debt ratio and no significant negative effect on audit delay. While, firm size and net/loss company no effect on the audit delay. Simultaneously , firm size ( Total Assets ) , net/loss company , audit opinion , and debt ratio significant effect on audit delay practices in mining companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Size of The Company (Total Asset), Net/Loss Company, Audit Opinion, Debt Ratio , and Audit Delay


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur yang berkontribusi penting sebagai pendukung keberlangsungan roda kehidupan perusahaan ialah laporan keuangan \ perusahaan. Hal ini karena laporan keuangan mengandung unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang berperan atau memiliki kepentingan dalam perusahaan, diantaranya seperti calon kreditor, investor, calon investor, karyawan, pelanggan, pemerintah, masyarakat, dan manajemen perusahaan itu sendiri.Hal tersebut terkait bahwa di dalam laporan keuangan berisi informasi yang membantu peran atau kepentingan pihak-pihak tersebut dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi baik keputusan investasi maupun kredit. Laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan melalui informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatakan bahwa laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka pembuatan keputusan ekonomi. Ikatan Akuntan Indonesia juga menambahkan, laporan keuangan juga mempunyai tujuan untuk memberikan informasi yang menunjukkan


(15)

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada mereka.

Pelaporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut, maka informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan seharusnya merupakan informasi yang bermanfaat. Untuk itu, agar informasi tersebut menjadi informasi yang bermanfaat, informasi tersebut harus memenuhi tujuan kualitatif laporan keuangan, diantaranya dapat dipahami, relevan, keandalan, netral, daya banding, lengkap dan disajikan tepat waktu. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraph 43 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009 menyatakan apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Menurut Givoly dan Palmon (1982, dalam Dewi Lestari, 2010) nilai dari informasi dalam laporan keuangan itu juga tidak lagi bermanfaat jika laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu dan akurat karena nilai ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat penting bagi kemanfaatan laporan keuangan khususnya bagi perusahaan go public dan tercatat di Bursa Efek. Hal ini ditegaskan juga dalam PSAK No.1 paragraf 38 bahwa manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya.


(16)

Melihat perkembangan pasar modal di Indonesia yang sedang mengalami kemajuan yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan go public. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dimana dijelaskan bahwa pasar modal merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan fungsi pasar modal itu sendiri sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan serta sebagai sarana investasi yang beragam bagi para investor. Dengan demikian hal ini mengakibatkan jumlah laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan go public semakin meningkat.

Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Salah satu aturan terkini yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK yang tercatat jelas dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak tanggal 10 November 2008, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM dan LK


(17)

selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Peraturan BAPEPAM ini secara jelas menekankan bahwa penyajian laporan keuangan tepat waktu sangat perlu diperhatikan oleh perusahaan go public, mengingat bahwa suatu laporan keuangan dapat dikatakan laporan yang bermanfaat bila disajikan tepat waktu agar laporan tersebut tidak kehilangan nilai manfaatnya bagi sejumlah besar penggunanya. Namun BAPEPAM juga menegaskan dalam peraturannya tersebut bahwa laporan keuangan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim, yang berarti perusahaan go public membutuhkan auditor untuk mengaudit laporan keuangannya agar mendapat opini atas laporan keuangannya sebagai syarat dalam memenuhi tanggung jawab pelaporannya pada BAPEPAM & LK. Dimana kegiatan audit suatu laporan keuangan dibutuhkan jangka waktu yang cukup panjang karena meliputi kegiatan pemeriksaan, pengumpulan bukti yang memadai, dan proses evaluasi secara kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan entitas terkait sehingga tak jarang auditor melakukan keterlambatan dalam pelaporan auditnya.

Lamanya waktu (jumlah hari) dari tanggal tutup buku sampai dengan penerbitan laporan audit atas laporan keuangan perusahaan disebut audit delay. Menurut Sistya Rachmawati (2008)jarak waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan perusahaan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan dari auditor independen yang mengaudit


(18)

perusahaan per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Dalam standar audit juga dinyatakan pada umumnya tanggal selesainya pekerjaan lapangan harus digunakan sebagai tanggal laporan auditor independen. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay menurut penelitian terdahulu seperti hasil penelitian Wiwik Utami (2006), Sistya Rahmawati (2008), Andi Kartika (2009), Nurul Indah (2010), Mohammad Reza Pourali (2013), Mellisa (2011), Dwi Hayu Estrini (2013), Rangga Reza Aldi, Ani Yulianti (2011), Dessy Asmada Yunita (2013), adalah ukuran perusahaan, kategori KAP, jenis industri, opini audit, rasio hutang perusahaan (solvabilitas), laba per saham perusahaan (profitabilitas), pelaporan laba/rugi prusahaan, kategori perusahaan, kepemilikan perusahaan, gender yang mengaudit, umur perusahaan, internal auditor, dan juga lamanya perusahaan menjadi klien KAP.

Terkait pada faktor ukuran perusahaan, jenis perusahan terbagi atas dua yakni, perusahaan kecil dan besar. Perusahan besar umumnya tepat waktu dalam penyajian laporan keuangannya karena perusahaan besar diawasi oleh banyak investor, kreditur, pegawai, serta pihak pemerintah. Dengan begitu banyaknya diawasi oleh banyak pihak membuat perusahaan menghadapi tekanan yang lebih besar yang menuntut dapat melaporkan laporan keuangan tepat waktu.

Berdasarkan jenis opini auditor, perusahaan yang menerima opini

unqualified mempunyai waktu audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar dengan jenis opini lainnya. Perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion diperkirakan mengalami audit


(19)

delay yang lebih panjanghal ini dikarenakan perusahaan tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit.

Rasio hutang (debt ratio) perusahaan juga menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya panjangnya jumlah hari pelaporan laporan keuangan. Karena rasio hutang dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang akan berpengaruh buruk terhadap kondisi perusahaan di mata masyarakat. Sehingga perusahaan akan lebih lama jumlah hari penyampaian laporan keuangannya.

Laba/rugi perusahaan juga termasuk faktor yang mempengaruhi lamanya hari penyajian laporan keuangan yang telah diaudit. Karena perusahaan yang melaporkan laba cenderung menyajikan laporan keuangannya lebih cepat dari perusahaan yang mengalami kerugian. Hal ini terkait bahwa pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan proses pengauditan yang lebih lama. Oleh karena itu, maka akan terjadi pula keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Hal ini karena penyajian rugi pada laporan keuangan menunjukkan performa yang buruk kepada pembaca laporan keuangan sehingga menunjukkan pencapaian yang buruk dari pihak manajemen.

Para peneliti sebelumnya menunjukkan hasil pengamatan berbeda pada masing-masing faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay tersebut.


(20)

Mengacu pada penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini saya tertarik melakukan investagasi terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay.

Di mana investigasi itu sendiri merupakan suatu aktivitas atau proses pencarian dan pengumpulan data (menganalisis) informasi tentang fakta yang menyangkut suatu masalah dengan menggunakan metode tertentu. Atau secara sederhaba investigasi dapat didefinisikan sebagai upaya pembuktian (Tuanakotta,2010). Dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel diantara banyak variabel yang telah diteliti sebelumnya oleh peneliti terdahulu, yakni ukuran perusahaan, jenis opini yang diberikan auditor atas laporan keuangan perusahaan, rasio hutang perusahaan dan laba atau rugi perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini saya mengambil judul “InvestigasiTerhadap Faktor-Faktor Yang MempengaruhiAudit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah pada subbab sebelumnya, peneliti merumuskan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruhi terhadap audit delay

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah perolehan laba/rugi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay


(21)

3. Apakah opini audit (audit opinion) yang diberikan oleh auditor berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah rasio hutang (Debt Ratio) berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Dan apakah ukuran perusahaan (Firm Zise), laba/rugi perusahaan, opini audit (audit opinion), dan rasio hutang perusahaan (debt ratio) berpengaruh secara bersama terhadap perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menginvestigasi pengaruh setiap faktor efektif ukuran perusahaan pertambangan, perolehan laba/rugi perusahaan, opini auditor, dan rasio hutang terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 ManfaatPenelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang auditing terutama dalam memahami faktor-faktor


(22)

efektif terhadap terjadinya audit delay melalui pengumpulan data mengenai Laba/Rugi perusahaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan, Ukuran Perusahaan (Firm Size) dari perusahaan pertambangan dan Opini Audit (audit opinion) yang diberikan atas laporan keuangan perusahaan pertambangan, serta analisis rasio- rasio keuangan yang dibutuhkan, seperti Rasio Hutang (Debt Ratio).

2. Bagi Pihak Lain :

a. Bagi Auditor / Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para auditor untuk menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya

audit delay. Sehingga para auditor dapat mengoptimalkan kinerja yang terkait pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga dapat mempersingkat rentang waktu audit yang seiring dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas melalui investigasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan oleh para praktisi manajemen perusahaan dan analisis keuangan, khususnya pada perusahaan pertambangan, sebagai bahan pertimbangan khususnya berkaitan dengan proses audit laporan keuangan sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan ke publik, membantu dalam menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

c. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan para investor untuk memperoleh gambaran mengenai penyebab terjadinya audit delay yang berdampak pada keterlambatan publikasi laporan keuangan.


(23)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan pada penelitian ini sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi acuan bagi penelitian sejenis dengan objek yang sama di masa yang akan datang.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan mutu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja dan posisi keuangan perusahaan tersebut. Kemudian PSAK nomor 1 (revisi 2009) mendefenisikan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut :

Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara,misalnya sebagai laporan arus dana, catatan dan laporan ini serta materipenjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.Disamping itu juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan yangberkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmenindusti dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Budi Raharja (2001) juga menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban yang telah dibuat oleh manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaaan yang dipercayakan kepadanya oleh pemilik, pemerintah atau kreditor, dan pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu pula, laporan keuangan digambarkan sebagai beberapa lembar kertas


(25)

dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut.

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik (IAI,20000.1-20000.6) mendefenisikan laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aset dan/atau kewajiban selama satu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.


(26)

2.1.1.3 Manfaat Laporan Keuangan

Menurut PSAK (2004) ada beberapa pihak yang dapat merasakan manfaat laporan keuangan, yang dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yakni :

a. PihakInternal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan.

1. Pengelola (direksi dan manajemen)

Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi keuangan yang diberikan akurat, maka pengelola bisa mengambil keputusan dengan jernih berdasarkan data-data yang dimiliki.

2. Karyawan

Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.

b. PihakEksternal, yaitu pengambil keputusan yang berkaitan dengan berhubungan mereka dengan perusahaan.

1. Investor / Owner


(27)

dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan membayar deviden.

2. Pemberi Pinjaman (Kreditor)

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Laporan keuangan dapat membantu pihak pemberi pinjaman untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan. Kreditor membutuhkan informasi tentang profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti: apakah kita akan meminjamkan uang? Jika ya, apa saja persyaratannya? 3. Pemasok (Supplier) dan Kreditor Usaha Lainnya

Pemasok dan krediotor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.


(28)

4. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung perusahaan. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.

5. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dankarena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

6. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.


(29)

2.1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan suatu ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK (dalam IAI, 2004) bahwa Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yang dapat berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik kualitatif informasi tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,andal, dan dapat diperbandingkan.

Menurut IAI (Estrini, 2013) keempat karakteristik laporan keuangan tersebut mempunyai arti :

1. Dapat dipahami

Berarti bahwa kualitas yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai laporan keuangan dalam arti bahwa pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk dapat mempelajari dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka mengenai hasil-hasil


(30)

atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. Karena suatu laporan keuangan yang dikatakan mengandung karakteristik relevan harus mampu membantu para penggunanya mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Kemudian, apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dari uraian diatas terlihat bahwa relevansi juga berkaitan dengan tepat waktu atau tidaknya suatu laporan keuangan dibuat.

Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalam eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.

3. Keandalan

Keandalan merupakan kualitas yang disampaikan laporan keuangan menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk mendeskripsikan secara wajar keadaan atau peristiwa sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.


(31)

4. Dapat diperbandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif. Suatu laporan keuangan dapat diperbandingkan bila informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antara periode maupun antar perusahaan.

Selain itu kualitas dari suatu informasi akuntansi yang disediakan bagi pemakai eksternal akan membantu untuk menentukan (1) apakah operasi perusahaan cukup dapat menghasilkan keuntungan untuk membenarkan pemberian pendanaan tambahan, dan (2) seberapa besar resiko operasi perusahaan untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk mengganti kerugian penyedia modal bagi risiko investasi.

2.1.2 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keungan. Laporan keuangan hanyalah salah satu media dalam penyampaian informasi posisi dan kedaan suatu entitas. Berbeda halnya dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai


(32)

pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. FASB (Fanancial Accounting Standards Board) juga menyatakan pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna baik bagi investor yang sudah ada maupun investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional.

Tujuan dasar dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna. Dimana hal ini merupakan hal rumit karena adanya beberapa alternatif pelaporan. Dalam aktivitas pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain :

1. Lembaga yang terlibat, misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor

2. Peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles).

Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008 juga mengatur perihal pelaporan laporan keuangan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.


(33)

2.1.3 Audit Laporan Keuangan 2.1.3.1 Definisi Audit

Menurut Mulyadi (2002: 9) auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Sukrisno Agoes (2012: 4), audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Konrat (2002, dalam Sukrisno, 2012:2) mendefenisikan audit adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yan telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder (2011:4, dalam Sukrisno, 2012:3) “auditing is the accumulation and evaluation of evidence aboutinformation to determine and report on the degree of

correspondence between the information and established criteria. Auditing should


(34)

Atau audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut : 1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti

2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas.

3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa perusahaan, divisi, atau yang lain.

4. Dilakukan oleh seseorang (sejumlah orang) yang kompeten dan independenyang disebut sebagai auditor.

5. Menentukam kesesuaian informasi dengan cerita penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.

6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.

2.1.3.2 Defenisi Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2002:30).


(35)

2.1.3.3 Tujuan Audit Laporan Keuangan

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit, karena (Sukrisno Agoes, 2012):

a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah sajiyang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

c. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statement-nya ke BAPEPAM & LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.

2.1.3.4 Tahapan-Tahapan Audit

Tahapan-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan publik atas laporan keuangan perusahaan) dapat dijelaskan sebagai berikut (Sukrisno Agoes, 2012) :


(36)

1. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (klien) yang membutuhkan jasa audit.

2. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:

a) Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, BAPEPAM & LK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain).

b) Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.

c) Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.

d) Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan bantuan komputer.

e) Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi. 3. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain

berisi: jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi Engagement Letter (Surat Penugasan/Perjanjian Kerja).

4. KAP melakukan auditfield work (pemeriksaan lapangan) dikantor klien. Setelah audit field work selesai KAP memberikan draf audit report kepada klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draf report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namum sebelumnya KAP harus meminta surat Surat Pernyataan Langganan (Client Representation


(37)

Letter) dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit field work.

5. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management Letter yang isinya memberitahukan kepada manajemen, mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya.

2.1.3.5 Standar Auditing

Menurut Mulyadi (2002:35) standar audit merupakan pedoman audit atas laporan keuangan hostoris. IAI (2011: 150.1-150.2 dalam Sukrisno Agoes, 2012:31) telah menetapkan standar auditing sebagai berikut:

1. Standar Umum,

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.


(38)

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapatan atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonsia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, tingkat tanggungjawab yang dipikul auditor.


(39)

2.1.4 Audit Delay

Laporan keuangan akan kehilangan nilai relevansinya apabila terdapat penundaan atau semakin panjangnya rentang waktu dalam penyajiannya. Karena manfaat suatu laporan keuangan tergantung pada keakuratan dan ketepatan waktunya. Hal ini terkait bahwa informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila disajikan tepat waktu, sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan mempengaruhi keputusan yanag akan diambil.

Menurut Halim (2000, dalam Dewi Lestari, 2010) yang dimaksud dengan

audit delay ialah lamanya waktu atau jarak waktu (jumlah hari) penyajian laporan keuangan yang telah diaudit. Menurut Sistya Rachmawati (2008), jarak waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan perusahaan diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan dari auditor independen yang mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan, yakni sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen, inilah yang disebut sebagai auditdelay.

Menurut Ashton, Willingham, & Elliott (1987), Carslaw Kaplan (1991), Ahmad & Kamarudin (2001) dalam Estrini (2013), “Audit delay isthe length of time from a company’sfiscal year end to the date of theauditor’s report”. Menurut Dyer dan McHugh (1975, dalam Wiwik Utami, 2006) “Auditors report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the

opinion signature date in the auditor report”.


(40)

pekerjaan auditnya yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan.

Dyer dan Mchugh dalam Respati (2004, dalam Estrini, 2013) menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya:

1. Preleminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit delay juga dikenal dengan istilah audit report lag.

Tuntutan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan juga diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dituangkan dalam Keputusan Ketua BAPEPAM & LK nomor: Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak tanggal 10 November 2008, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana ditegaskan pula bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada BAPEPAM & LK.


(41)

Semakin banyaknya sekarang perusahaan yang go public mengakibatkan semakin banyak pula perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik dalam hal penyajian laporan keuangan yang telah diaudit. Dimana hal tersebut mengakibatkan banyak KAP (Kantor Akuntan Publik) menangani klien atau entitas yang ingin menggunakan jasa audit lebih dari dua atau lebih banyaknya entitas. Mengingat pula bahwa prosedur pelaksanaan audit juga bukan suatu kegiatan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Seperti yang diutarakan Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder (2011, dalam terjemahan Sukrisno Agoes, 2012) karena audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan krieria yang telah ditetapkan. Yang mana prosedur pelaksaan audit mulai dari awal hingga pada saat mengeluarkan laporan yang berisi opini, bertujuan menjelaskan kesesuaian antara informasi yang diuji dengan kriterianya sehingga membutuhkan waktu yang panjang. Dari kebutuhan waktu yang panjang dalam pelaksanaan prosedur audit tersebut, bisa menjadi penghambat penyajian laporan keuangan tepat waktu atau dapat menyebabkan semakin banyaknya jumlah hari yang terjadi untuk melaporkan laporan keuangan.

Penyebab tersebut bisa saja berasal dari perusahaan yang diaudit atau internal perusahaan, misalnya akibat dari kompleksitas informasi tentang perusahaan membuat auditor semakin lama mengumpulkan dan memverifikasi bukti-bukti yang bisa diperoleh dari informasi tersebut. Bisa pula penyebabnya dari luar perusahaan yang diaudit, misalnya auditor atau KAP yang mengaudit mempunyai banyak klien lain yang membuat pelaksanaan prosedur audit pada


(42)

satu perusahaan terhambat yang mengakibatkan penyajian laporan keuangan perusahaan tesebut juga menjadi semakin lama. Maka dari peneliti sebelumnya menyimpulkan bahwa ada banyak faktor yang secara efektif menyebabkan lamanya waktu penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi audit delay seperti, ukuran perusahaan, laba/rugi perusahaan, besar rasio hutang yang dimiliki perusahaan dan opini audit yang diberikan oleh auditor.

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay

Seperti yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi lamanya hari penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, yakni faktor internal dan eksternal. Yang dimana dalam penelitian ini meneliti beberapa faktor efektif yang mempengaruhi, diantaranya ukuran perusahaan, laba atau rugi, opini audit atas laporan keuangan perusahaan, dan besarnya rasio hutang perusahaan.

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun. Ukuran perusahaan diukur dari total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan rata-rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva.


(43)

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya.

Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975, dalam Dewi Lestari, 2010) perusahaan berskala besar cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit yang lebih awal. Selain itu pula, perusahaan besar lebih efektif dalam hal pengendalian internalnya dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga hal ini sangat membantu bagi auditor. Hal ini karena apabila suatu perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat akan mempermudah dalam melaksanakan prosedur audit.

Hasil penelitian Dyer dan McHugh (1975, dalam Dewi Lestari, 2010) menunjukkan perusahaan besar juga cenderung menghindari lamanya waktu penyajian laporan keuangan yang telah diaudit karena umumnya pihak manajemen perusahaan mungkin memiliki insentif mengurangi banyaknya jumlah hari dalam penyajian laporan keuangan karena perusahaan dipantau lebih ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah, para pekerja, dan lembaga regulator sehingga dengan demikian perusahaan besar menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar dalam pelaporannya, karena pihak-pihak tersebut yang berkepentingan terhadap informasi yang dimuat dalam laporan keuangan. Ponte et


(44)

al (2005, dalam Dessy Asmada, 2013) berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya, sehingga Auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan dengan pengurangan audit delay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu.

Namun ada pula penelitian yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan lebih lama dibanding perusahaan kecil. Boynton dan Kell (1996:152,dalam Wiwik Utami, 2006) berpendapat bahwa, “Audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan karena semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya.

2.1.5.2 Opini Auditor

Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis opini (pendapat) akuntan, yaitu (Sukrisno Agoes, 2012:75) :

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditingyang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang telah


(45)

terdapat dalam Standar Professional Akuntan Publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Dengan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha suatu perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas suatu perusahaan dan dalam semua hal yang material sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Laporan keuangan dinyatakan wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi berikut ini :

1. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

2. Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


(46)

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Pendapatini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi:

1. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. 2. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena

keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI.

3. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.

4. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan standar akuntansi atau dalam metode penerapannya.

5. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif.

6. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak direview.


(47)

7. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI-Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman audit yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi proses audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.

8. Infomasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) (dalam Soekrisno Agoes, 2012: 76)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Jenis pendapat ini dinyatakan apabila:

1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak tidak dapat menyatakan pendapat tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.


(48)

2. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan SAK/ETAP/IFRS, yang berdampak material dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

3. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.

Maka dengan demikian pendapat wajar dengan pengecualian ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang ada di Indonesia kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Pendapat ini dinyatakan apabila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil


(49)

usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan auditharus menyatakan hal itu.

e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

o Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat untuk tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

o Pernyataan tidak memberikan pendapat cocok jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari SAK/ETAP/IFRS. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut. Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan


(50)

karakterisktik auditnya dalam suatu paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan auditor bentuk baku). Jika auditor menjelasklan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang diterapkan IAI, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK/ETAP/IFRS.

Hasil penelitian Ashton, Willingham dan Elliott (1987), Carslaw dan Kaplan (1991), serta Ahmad dan Kamarudin (2001) dalam penelitian Wiwik Utami (2006) membuktikan bahwa audit delay akan lebih panjang jika perusahaan menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified. Karena menurut Elliott (1982:633, dalam Wiwik Utami, 2006) hal tersebut dilatarbelakangi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Simunic yang menemukan bahwa fee audit juga akan semakin besar apabila pemberian pendapat

qualified.

Namun pada penelitian di Indonesia, Na’im (1999, dalam Wiwik Utami, 2006) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis opini akuntan publik terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan. Dan hasil penelitian Halim (2000, dalam Wiwik Utami, 2006) pada pengujian univariate dan multivariate juga menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan Akuntan Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.


(51)

2.1.5.3 Rasio Hutang

Rasio total utang terhadap total aset,yang umumnya disebut sebagai rasio hutang (Debt Ratio)ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Menurut Amin, (2012, dalam Dessy Asmada, 2013) Debt Ratio merupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari kewajiban. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya.

Semakin tinggi angka yang di tunjukkan debt ratio maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi perusahaan, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Selain itu pula rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki

debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan. Rasio hutang (debt ratio)mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor seperti dinyatakan berikut ini:

Rasio Hutang = (Brigham dan Houston, 2010:143)

Jumlah kewajiban dibagi dengan total asset, menunjukkan proporsi aset perusahaan yang dibiayai melalui utang. Hutang yang tinggi terhadap aset dapat menunjukkan kapasitas pinjaman yang rendah dari suatu perusahaan, yang seiring dengan penurunan fleksibilitas keuangan perusahaan. Total hutang termasuk seluruh kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai


(52)

rasio hutang yang rendah kerena makin rendah rasio hutang, makin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar laba yang diharapkan. Sama seperti rasio lainnya rasio hutang (debt ratio) harus dibandingkan dengan perusahaan dengan jenis industri yang sama atau perusahaan pesaingnya.

Dalam penelitian ini menggunakan ratio hutang sebagai salah satu faktor yang mana dapat menggambarkan perbandingan kewajiban dan aset dalam perusahaan dan menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam pembiayaan kewajiban perusahaan. Craslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008) mengungkapkan bahwa perbandingan proporsi total hutang terhadap total asset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit adanya indikasi tidak dapat dipercaya. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud. Menurut Rachmawati (2008) pula, proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total asset ini, akan mempengaruhi likuidasi yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan yang akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam proses pengauditan laporan keuangannya.


(53)

mengaudit hutang melibatkan lebih banyak staff dan dalam mengaudit hutang lebih rumit dibanding mengaudit ekuitas. Dengan demikian besarnya rasio hutang dapat mempengaruhi lamanya audit delay.

2.1.5.4 Laba atau Rugi Perusahaan

Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian menurut Hassanudin (2002:56, dalam Wiwik Utami, 2006)perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.

Menurut Carslow (1991) dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004, dalam Andi Kartika, 2009)ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Dan alasan kedua, menurut Chariri dan Ghozali (2001, dalam Andi Kartika, 2009)auditor akan lebih berhati-hatiselama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan sebagai:


(54)

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian.

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentuan besarnya penggunaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian deviden

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Utami (2006) yang berjudul “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di BursaEfek Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba/rugi perusahaan dan jenis opini yang diberikan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan faktor lamanya perusahaan menjadi klien suatu KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Penelitian yang dilakukan Sistya Rahmawati (2008) yang berjudul ”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan

Timeliness” menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP

berpengaruh terhadap audit delay. Sementara variable profitabilitas,solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap auditdelay.


(55)

Oleh peneliti Andi Kartika (2009) dengan penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)” menghasilkan suatu simpulan bahwa faktor total aset, laba rugi operasi, mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay

perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.

Nurul Indah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi AuditDelay Pada Perusahaan Wholesale And Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” menunjukkan hasil bahwa DER, reputasi KAP dan ukuran perusahaantidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini. Sedangkanvariabel Sektor Industri berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Mohammad Reza Pourali (2013) dengan judul penelitian ”Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange” didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan, opini audit serta faktor lainnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay. Sementara variabel laba per saham berpengaruh negatif terhadap


(56)

Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No.

Nama Penelitian

(tahun)

Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Wiwik Utami (2006) Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di BursaEfek Jakarta Variabel independen:laba/rugi perusahaan, jenis opini, dan faktor lamanya perusahaan menjadi klien suatu KAP

Variabel dependen: audit delay.

Secara parsial ukuran perusahaan,jenis industri, reputasi auditor dan rasio hutang terhadap ekuitas terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Secara simultan jenis opini auditor, laba/rugi emiten, lamanyaemiten menjadi klien KAP, ukuran perusahaan, reputasi auditor, rasio hutang terhadap ekuitas dan jenis industry berpengaruh terhadap auditdelay.

2. Sistya Rahmawati (2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit

Delay dan

Timeliness

Variabel independen: ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas, solvabilitas

dan internal auditor. Variabel dependen: audit delay dan timeliness

Variabel ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaru terhadap audit delay. Sementara variable profitabilitas,solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap auditdelay.

3. Andi Kartika (2009)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Audit Delay di Indonesia (Studi

Empiris Pada

Perusahaan-Variabel independen: total asset, laba/rugi operasi, opini auditor, profit, dan reputasi auditor.

Variabel dependen: audit delay

Variabel total aset,

laba/rugi operasi, mempunyai pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap audit delay

perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh


(57)

Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta)

yang positif dan signifikan terhadap audit delay

perusahaan. Variabel profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay

perusahaan.

4. Nurul Indah (2009)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

AuditDelay Pada Perusahaan

Wholesale And Retail Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia

Variabel independen: DER, reputasi KAP, ukuran perusahaan, dan sektor indusrti.

Variabel dependen: audit delay

Variabel DER, reputasi KAP dan ukuran perusahaantidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

auditdelay selama kurun waktu penelitian ini. Sedangkan variabel Sektor Industri berpengaruh secara

signifikan terhadap

auditdelay selama kurun waktu penelitian ini.

5. Ani Yulianti (2011)

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit

Delay

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada

Tahun 2007-2008)

Variabel independen: ukuran perusahaan, ukuran KAP, opini auditor, solvabilitas, dan profitabilitas

Variabel dependen: audit delay

Secara parsial, variabel ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay.

Variabel opini auditor,

solvabilitas dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

Secara simultan, Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. 6. Rangga Reza Aldi (2011) Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Variabel independen: ukuran perusahaan, solvabilitas,profitabilitas, opini auditor, dan ukuran KAP.

Variabel dependen: audit delay

Secara simultan Ukuran Perusahaan,Solvabilitas, Profitabilitas,OpiniAuditor, dan Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit

Delay. Secara parsial


(58)

Manufaktur Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008)

Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.

7. Mohammad Reza Pourali (2013) Investigation of Effective Factors

in Audit Delay: Evidence from

Tehran Stock Exchange

Variabel independen: ukuran perusahaan, opini audit, laba per saham dan faktor luar biasa lainnya.

Variabel dependen: audit delay

Variabel ukuran perusahaan, opini audit

serta faktor lainnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

auditdelay.

Variabel laba per saham berpengaruh negatif terhadap auditdelay.

8 Dewi Lestari (2010)

Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan

Consumer Goods

Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia

Variabel independen: ukuran perusahaan, profitabilitas,

solvabilitas, kualitas auditor, opini auditor.

Variabel dependen: audit delay

Hasil pengujian secara simultan memperlihatkan bahwa

keseluruhan variabel secara serempak mempunyai pengaruh signifikan

terhadap audit delay.

9 Desi Asmada Yunita, Taufeni Taufik, Yuneita Anisma (2011) Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Industri Kimia Dan Dasar Yang

Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia

Variabel

independen:ukuran

perusahaan, sector industry, reputasi KAP, dan DER.

Variabel dependen: audit delay.

Variabel DER dan Ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Audit

Delay. Variabel Reputasi KAP dan Sektor Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit


(59)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

H1

H H

2

5

H

H

3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

4

Ukuran Perusahaan (X1)

Laba/Rugi Perusahaan (X2)

Opini Auditor (X3)

Rasio Hutang (X4)

Audit Delay


(60)

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Zimund (1997:112), hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentatif menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset. Hipotesis menyatakan hubungan yang secara logis diduga antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.3.2.1. Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Penelitian oleh Dyer dan McHugh (1975) dalam Wirakusuma (2004) dikutip kembali dalam Dewi Lestari (2010), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah.

Ponte et al (2005, dalam Dessy Asmada, 2013) berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya, sehingga auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan dengan pengurangan auditdelay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu.


(1)

lebih besar terhadap besar asetnya cenderung lebih panjang hari dalam mengauditnya, karena proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan dalam penelitian ini tidak berpengaruh apakah ROA nya besar atau kecil, karena ada yang rasio hutangnya besar tanggal terbit laporan auditornya lama namun ada pula yang singkat. Sehingga tidak terpengaruh besarnya rasio hutang.

6. Hubungan secara parsial variabel independen (ukuran perusahaan (X1),

laba/rugi perusahaan (X2), opini audit (X3), dan rasio hutang (X4))

terhadap variabel dependen yakni audit delay (Y). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan, keseluruhan variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam memprediksi audit delay, juga memperhatikan Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Perusahaan, Jenis Opini Audit, serta Rasio Hutang secara bersamaan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diperoleh, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan (Total Aset) sebagai variabel X1

2. Laba/rugi perusahaan sebagai variabel X

tidak berpengaruh terhadap audit delay (Y), sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Indah (2009) dan Desi Asmada dkk. (2011).

2

3. Opini audit sebagai variabel X

tidak memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap audit delay (Y), sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sistya Rahmawati (2008).

3

4. Rasio hutang sebagai variabel X

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay (Y), sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wiwik Utami (2006) dan Mohammad Reza Pourali(2013).

4

5. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X tidak berpengaruh terhadap audit delay (Y), sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sistya Rahmawati (2008) dan Ani Yulianti (2011), dan Rangga Reza Aldi.

1),

laba/rugi perusahaan (X2), opini audit (X3) dan rasio hutang (X4) secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay (Y) sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ani Yulianti (2011).


(3)

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini tingkat variabel independen dalam mempengaruhi

variabel dependen sangat kecil sekali hanya sepuluhan persen, maka disarankan menambah variabel tambahan yang diperkirakan berpengaruh kuat terhadap audit delay perusahaan seperti laba-rugi perusahaan, Extraordinary item, jenis opini auditor, kompleksitas audit internal, lamanya perusahaan menjadi klien KAP. Sehingga hasil penelitian lebih mampu memprediksi faktor yang benar-benar mempengaruhi audit delay.

2. Penelitian ini hanya menggunakan laporan keuangan dari tahun 2010 sampai 2012 yang hanya 3 tahun periode pengamatan, maka disarankan untuk menambah periode tahunyang diteliti,misalnya 10 tahun sebelumnya atau 5 tahun sebelumnya, sehingga dapat melihat kecendrungan tren audit delay yang terjadi pada perusahaan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan pertambangan sehingga hasil penelitian pasti tidak sama bila perusahaannya berubah. Maka disarankan untuk memperbanyak sampel, atau menggunakan sampel perusahaan jenis lain untuk dapat melihat bagaimana audit delay pada perusahaan-perusahaan tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2012. Auditing: Petunjuk Praktis Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.

Reza, Mohammad Pourali, Mahshid Jozi, Keramatollah Heydari Rostami, Gholam Reza Taherpour and Faramarz Niazi.2013.Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE), Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology 5(2): 405-410. Erlina dan Sri Mulyani. 2007. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen”. Medan: USU Press.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Indah, Nurul. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aufit Delay Pada Perusahaan WholesaleAnd RetailYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia".Skripsi. FakultasEkonomi. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”.Jawa Timur.

Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma (2010).“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol.12,No.2, hlm.97-106.

BAPEPAM LK, 2008, Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Nomor KEP-460/BL/2008.

Sistya Rachmawati. (2008). “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10.

Asmada, Desi Yunita, Taufeni Taufik, dan Yuneita Anisma.2013.”Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Industri Kimia Dan Dasar Yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia”.

Dyers, J.C, and A.J. Mc Hugh, 1975.“The Timeliness of the Australian Annual Report”.Journal of Accounting Research.Autumn, p.204-219.

Givoly, D. and D. Palmon.1982. Timeliness Of Annual Earnings Announcements: Some Empirical Evidance. The Accounting Review 57 (July): 486-508.


(5)

Ponte,E.B dan Dominguez, 2008. Emprical Analicis of Delay in the singing of Audit Report.Spanysn.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Carslaw, C.A.P.N dan Steven E. Kaplan. 1991. “An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand”. Acc and BusinessResearch, Vol 22. Na’im, Ainun. 1998. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan BisnisIndonesia.Vol.15.No. 2.Pp85-100.

Wiwik Utami. (2006). “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”.Bulletin Penelitian No. 09.Ka.Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana.

Kartika,Andi.2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi AuditDelayDi Indonesia(Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftarm Di Bursa Efek Jakarta)”. JurnalBisnis Dan Ekonomi, (JBE), Maret 2009, Hal. 1 – 17.

Yuliyanti, Ani. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aufit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)".Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston.(2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat.

Estrini, Dwi Hayu. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aufit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-20011)".Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Suardi, Jetira Raisa. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Pertambangan dan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009”.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.


(6)

Reza, Rangga Aldie. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008). Fakuktas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Damayanti, Deni. 2013. Panduan Lengkap Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis,

Disertrasi Untuk Semua Program Studi. Peberbit Raska: Yogyakarta. SPSS 18