e. Nilai upah anak
Semakin tinggi nilai upah anak terhadap keuangan keluarga maka akan semakin tinggi pula kemungkinan anak terjun dalam dunia kerja. Hal ini
disebabkan anak yang memiliki upah tinggi dan ikut berkontribusi dalam pendapatan rumah tangga miskin akan diarahkan untuk bekerja agar dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka. Maka dari itu semakin tinggi nilai upah anak akan semakin menarik untuk rumah tangga melepaskan anak-
anak mereka untuk menjadi pekerja anak Nwaru dkk, 2011.
2.1.9. Perkembangan Peraturan Tentang Pekerja Anak
Setelah Indonesia merdeka, kebijakan perlindungan anak yang bekerja ditandai dengan terbitnya Ordonansi Nomor 9 tahun 1949 yang melarang anak
bekerja pada malam hari, dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-Undang Kerja tahun 1948 Nomor 12 yang
melarang orang laki-laki maupun perempuan berumur 14 tahun kebawah melakukan pekerjaan.
Perkembangan selanjutnya pengaturan mengenai perlindungan anak diatur dalam peraturan lain, seperti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Untuk Iebih menjamin perlindungan terhadap anak,
pemerintah melakukan ratifikasi Konvensì tentang Hak-hak Anak dengan Keppres Nomor 36 Tahun 1990, meratifikasi Konvensi
International Labour Organisation
ILO Nomor 138 mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja dan
Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Untuk Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak.
Pengaturan pekerja anak yang terbaru telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang tersebut
menjelaskan bahwa pekerja anak adalah anak yang melakukan semua jenis pekerjaan yang membahayakan kesehatan dan menghambat tumbuh kembangnya.
Pasal 1 Undang-undang No.13 Tahun 2003, menegaskan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun.
Selanjutnya yang dimaksud dengan pemberi kerja adalah pemberi kerja di dalam negeri. Pasal 35 ayat 3 menyebutkan bahwa pemberi kerja wajib memberikan
perlindungan yang mencakup kesejahteraan keselamatan dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.
Pasal 68 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, menyebutkan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak, pasal ini mengandung makna bahwa
sanksi hukum dapat dikenakan kepada siapapun yang melibatkan anak dalam kegiatan ekonomi, yang sedikit-dikitnya 1 tahun dan paling lama 4 tahun dan atau
denda sedikitnya 100 juta rupiah dan paling banyak 400 juta rupiah, karena setiap orang yang melibatkan anak dalam kegiatan ekonomi, karena tindakan ini
dianggap sebagai tindak pidana kejahatan Pasal 185. Selanjutnya dalam pasal 69 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan tentang
pengecualian bagi anak berumur antara 13 tahun sampai dengan umur 15 tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan
fisik, mental dan sosial. Namun demikian bagi pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan tersebut harus memenuhi persyaratan yaitu:
a. Ijin tertulis dari orang tua atau wali
b. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali
c. Waktu kerja maksimum 3 tiga jam
d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah
e. Keselamatan dan kesehatan kerja
f. Adanya hubungan kenja yang jelas
g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2. Penelitian Terdahulu