Konflik Antarsuku Bangsa

b. Konflik Antarsuku Bangsa

Konflik antarsuku bangsa ini umumnya terjadi antara suku bangsa pendatang dengan suku bangsa pribumi (lokal) pada suatu daerah. Konflik ini pada dasarnya dipicu karena adanya perbedaan bahasa, budaya, dan adat istiadat dari masing- masing suku bangsa. Tidak jarang konflik ini juga dipicu karena adanya kesenjangan sosial ekonomi antara suku bangsa pribumi dengan suku bangsa pendatang. Biasanya suku bangsa pendatang secara ekonomi lebih mapan jika dibandingkan dengan suku bangsa pribumi. Perbedaan itu menimbulkan kesenjangan dan kecemburuan sosial yang mendorong suku bangsa pribumi untuk mengambil alih sumber-sumber ekonomi yang telah dikelola dan dimanfaatkan oleh suku bangsa pendatang dengan menggunakan cara-cara kekerasan dan teror. Akibatnya muncul konflik antara suku bangsa pribumi dengan suku bangsa pendatang.

Contohnya adalah konflik antara suku bangsa Dayak dan suku bangsa Madura di Sambas, Kalimantan Tengah.

Sosiologi SMA dan MA Kelas XI Sosiologi SMA dan MA Kelas XI

Agama adalah sesuatu yang mempersatukan aspirasi yang paling luhur, memberikan pedoman moral, memberikan ketenangan bagi individu dan kedamaian dalam masyarakat, serta menjadi sumber tatanan masyarakat dan membuat manusia menjadi beradab.

Setiap agama pasti mengajarkan hal-hal yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, maupun terhadap lingkungan alam yang ada di sekitarnya. Khusus dalam hubungan dengan sesama manusia, setiap agama Gambar 5.6 Rumah ibadah di Poso yang

mengajarkan atau menganjurkan umatnya agar menjalin rusak akibat konflik antarumat

beragama pada Mei 2000.

kerukunan, saling menghormati dan menghargai, kasih Sumber: Tempo, 14 Agustus 2006 sayang, tenggang rasa atau toleransi, dan lain-lain demi keteraturan dan kedamaian kehidupan di dunia ini. Orang yang taat dan menghayati ajaran agamanya akan mendasar- kan segala perilakunya pada ajaran agamnya. Namun demikian, pemahaman dan penghayatan yang kurang atau setengah-setengah atau bahkan sangat fanatik terhadap ajaran-ajaran agamanya masing-masing menimbulkan sikap- sikap revolusioner yang sangat potensial memicu terjadinya konflik dalam masyarakat.

Konflik antarumat beragama di negara kita, misalnya yang terjadi di Poso telah menimbulkan kerugian serta kerusakan terhadap tempat tinggal dan berbagai fasilitas umum.

Sebenarnya berbagai konflik dengan motif SARA ini tidak harus terjadi apabila masing-masing kelompok masyarakat memiliki sikap toleransi terhadap sesama manusia, terutama yang berbeda dengan dirinya. Penjelasan mengenai konflik telah kita pelajari bersama pada bab 2 kelas XI bukan? Untuk menyegarkan dan mengingatkanmu mengenai konflik, coba kamu buka kembali bab tersebut.

Konflik antarkelompok sosial dalam masyarakat multi- kultural ini apabila dibiarkan saja dalam artian tidak segera diusahakan penyelesaiannya, maka akan menyebabkan disinte- grasi sosial. Apakah disintegrasi sosial itu?

Suatu keadaan di mana keseimbangan dan keharmonisan dalam hubungan bermasyarakat terganggu atau mengalami kegoyahan, sehingga anggota masyarakat tidak lagi mengalami ketenteraman dan ketertiban, melainkan konflik atau per- tentangan yang diakibatkan oleh perbedaan persepsi para warga masyarakat tentang nilai dan norma sosial yang telah berubah disebut dengan disintegrasi sosial.

Disintegrasi sosial diawali suatu keadaan yang disebut dengan disorganisasi sosial dengan gejala-gejalanya sebagai berikut.

a. Tidak adanya persamaan persepsi antara anggota-anggota masyarakat mengenai tujuan masyarakat yang semula dijadikan pedoman atau patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.

Konsekuensi Sosial dalam Masyarakat Multikultural

c. Terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam

masyarakat.

d. Sanksi yang diberikan kepada mereka yang melanggar norma tidak dilaksanakan dengan konsekuen

e. Tindakan-tindakan para warga masyarakat tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

f. Terjadi proses-proses sosial yang bersifat disosiatif, seperti

persaingan, konflik, dan kontravensi. Pada giliran berikutnya, disintegrasi akan menimbulkan

gejala-gejala kehidupan sosial yang tidak normal (abnormal) yang disebut dengan masalah sosial (social problem). Masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat berupa perilaku- perilaku warga masyarakat yang menyimpang dari norma yang berlaku, melanggar hukum, atau bersifat destruktif terhadap ikatan-ikatan sosial.