Penyelesaian Konflik
G. Penyelesaian Konflik
Masih ingatkah kamu pada materi kelas X tentang akomodasi? Akomodasi adalah usaha-usaha mengurangi, mencegah, dan menghentikan pertentangan atau konflik untuk mencapai sebuah keseimbangan atau keteraturan dalam hidup bermasyarakat. Akomodasi sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat bertujuan untuk mengurangi pertentangan di antara individu-individu atau kelopok manusia sebagai akibat perbedaan paham, mencegah meledaknya pertentangan, memungkinkan terjadinya kerja sama di antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah sebagai akibat faktor sosial psikologis dan kebudayaan, serta megusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran.
Beberapa cara akomodasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik adalah konsiliasi, mediasi, arbitrasi, ajudikasi, eliminasi, subjugation atau domination, majority rule, minority consent , kompromi, integrasi, dan gencatan senjata. Bukalah kembali buku sosiologi kelas X untuk mengingatkanmu lagi mengenai cara-cara dalam bentuk akomodasi yang dapat
digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan konflik Gambar 2.12 Georg Simmel, pelopor
mazhab sosiologi formal.
yang terjadi di masyarakat.
Sumber: www.static.flickr.com
Konflik Sosial dalam Masyarakat
Sementara itu Georg Simmel mengatakan ada beberapa cara
Tahukah Kamu?
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu
Georg Simmel, seorang ahli
sebagai berikut.
filsafat dan sosiologi yang lahir di Jerman tahun 1858. Ajaran
1. Kemenangan di salah satu pihak atas pihak lainnya.
pokoknya yang terkenal adalah penekanan pada interaksi sosial
2. Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang
dalam bidang mikro sosiologi dan
bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang
dinamika kelompok, serta tipe-tipe proses sosial dan analisis konsep-
dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya,
tual terhadap masyarakat. Hasil
perundingan di Helsinki, Finlandia tentang penyelesaian
tulisannya yang cukup mendunia
permasalahan Gerakan Separatis Aceh Merdeka (GAM)
adalah Philosophie de Geldes (1900) dan Soziologie (1908).
dengan Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu, yang
Simmel meninggal pada tahun 1918.
akhirnya mencapai kesepakatan bahwa Nangroe Aceh
Sumber: Kamus Sosiologi, 1985, hal. XIX.
Darussalam masih menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan suasana persahabatan dan saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.
4. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak
yang lain.
5. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
Rangkuman
x Konflik adalah sebuah proses sosial, di mana individu atau kelompok berusaha
mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.
x Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk khusus konflik yang terjadi dalam
masyarakat, yaitu konflik pribadi, politik, rasial, antarkelas sosial, dan yang bersifat internasional.
x Menurut Ralf Dahrendorf, konflik dibagi atas empat macam, yaitu sebagai berikut. – Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan
konflik peran. – Konflik antara kelompok-kelompok sosial. – Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir. – Konflik antara satuan nasional seperti antarpartai politik, antarnegara atau organisasi
internasional. x Lewis A. Coser membedakan konflik atas bentuk (konflik realistis dan konflik
nonrealistis) dan tempat terjadinya konflik (konflik in-gorup dan konflik out-group). x Ursula Lehr membagi konflik dari sudut pandang psikologi sosial, yaitu sebagai berikut.
– Konflik dengan orang tua sendiri. – Konflik dengan anak-anak sendiri. – Konflik dengan sanak keluarga. – Konflik dengan orang lain. – Konflik dengan suami atau stri.
56 Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
– Konflik di sekolah. – Konflik dalam pemilihan pekerjaan. – Konflik dalam agama. – Konflik pribadi.
x Secara sosiologis, kekerasan dapat terjadi di saat individu atau kelompok yang
melakukan interaksi sosial mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.
x Menurut Soerjono Soekanto, sebab-sebab terjadinya konflik di antaranya adalah
perbedaan antarperorangan, perbedaan kebudayaan, bentrokan kepentingan, dan perubahan-perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat.
x Sisi positif terjadinya konflik sosial, di antaranya adalah sebagai berikut. – Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. – Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk
ditelaah. – Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
– Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. – Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan
norma-norma yang baru. – Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan dalam masyarakat. – Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam