PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKATAN KONSEP UNTUK KELAS IX SEMESTER II.

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKATAN KONSEP UNTUK KELAS IX SEMESTER II

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

ALDINA NASROH AZIZAH NIM: 8136174001

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat kepada kepada Rasulullah SAW karena atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan banyak nikmat dan hikmah kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Tesis ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Konsep untuk Kelas IX Semester II” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M. Si, Bapak Syarifuddin, M. Sc, Ph, D, dan Ibu Dr. Tumiur Gutom, M.P selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran perbaikan mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M. Si dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M. Si sebagai validator pendidikan yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan membantu penulis dalam penelitian.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen beserta Staf Pegawai Pasca Sarjana Jurusan Biologi Unimed yang telah membantu penulis. Terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu guru di SMP Muhammadiyah 1 Medan, SMP Al-Ulum Terpadu, MTsN 2 Medan dan PP Raudhatul Hasanah yang telah membantu penulis dalam penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda M. Ihsan Tanjung, B.E dan Ibunda Hasniati Lubis B.A, suami tercinta Reza Maulana, S.Pd, adik-adik M. Gamal Faruk Tanjung, Khairunnisa Tanjung, A. Zaidan Khatib. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga serta siswa-siswi tersayang yang telah memberikan semangat dan partisipasinya dalam penyusunan tesis ini. Begitu juga kepada teman-teman setiaku yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepadaku, serta teman-teman seperjuangan di Pasca Sarjana Pendidikan Biologi B 2013 dan bagi semua yang selama ini telah mendoakan kesuksesan bagi penulis yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2015 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

1.7. Hasil yang Diharapkan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9

2.1.1. Pengertian LKS ... 9

2.1.2. Jenis-Jenis LKS ... 10

2.1.3. Penyusunan LKS ... 11

2.1.4. Kegunaan LKS ... 13

2.2. Pendekatan Pembelajaran... 15

2.3. Pendekatan Konsep ... 17

2.4. Dampak Pembelajaran tanpa Konsep... 29

2.5. Penelitian Pengembangan ... 32

2.6. Penelitian yang Relevan ... 35

2.7. Kerangka Berfikir... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.2. Prosedur Penelitian... ...40

3.3. Definisi Operasional... 43

3.4. Tahap Uji Coba Produk ... 43

3.4.1. Desain Uji Coba ... 43

3.4.2. Subjek Uji Coba ... 44

3.5. Jenis Data ... 44

3.6. Instrumen Pengumpulan Data ... 45

3.6.1. Angket Validasi untuk Ahli Materi ... 45


(6)

3.6.3. Angket Tanggapan Guru ... 48

3.6.4. Angket Tanggapan Siswa ... 48

3.7. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 52

4.1.1. Hasil Tahap Define (Analisis Situasi Awal) ... 52

4.1.2. Hasil Tahap Desaign (Rancangan Kegiatan LKS) ... 54

4.1.3. Hasil Tahap Develop (Pengembangan LKS) ... 57

4.1.4. Penilaian Tim Ahli ... 57

4.1.4.1. Penilaian Draf LKS Berdasarkan Ahli Materi ... 57

4.1.4.2. Penilaian Draf LKS Berdasarkan Ahli Pendidikan ... 59

4.1.5 Penilaian Draf LKS oleh Guru Biologi ... 61

4.1.6 Penilaian LKS oleh Siswa ... 64

4.1.6.2 Uji Kelompok Kecil ... 64

4.1.6.2 Uji Kelompok Besar ... 67

4.2. Pembahasan ... 69

4.2.1. Penilaian Validator Ahli Materi ... 69

4.2.2. Penilaian Validator Ahli Pendidikan ... 71

4.2.3. Penilaian Guru Biologi ... 75

4.2.4. Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Kecil ... 76

4.2.5. Penilaian Siswa pada UjI Kelompok Besar ... 77

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 79

5.2. Implikasi ... 79

5.3. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kisi-kisi Validasi Kualitas LKS untuk Ahli Materi ... 45 Tabel 3.2. Kisi-kisi Validasi Kualitas LKS untuk Ahli Pendidikan ... 46 Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap

LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II ... 47 Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru Terhadap

LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II ... 48 Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi

dengan Skala Likert ... 49 Tabel 3.6. Kriteria Presentase Kemunculan Indikator

Kelayakan LKS untuk Angket Validator ... 50 Tabel 3.7. Kriteria Persentase Kemunculan Indikator

Kselayakan LKS untuk Angket Guru dan Siswa ... 51 Tabel 4.1. Pokok Bahasan dan Tujuan Khusus pada

LKS Biologi Kelas IX Semester II... 55 Tabel 4.2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok

Bahasan LKS Biologi Kelas IX Semester II ... 56 Tabel 4.3. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Materi ... 59 Tabel 4.4. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Pendidikan ... 61 Tabel 4.5. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Guru Biologi

terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II ... 62 Tabel 4.6. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Siswa pada

Uji Kelompok Kecil Terhadap LKS Berbasis

Pendekatan Konsep Kelas IX Semester II ... 65 Tabel 4.7. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Siswa pada

Uji Kelompok Besar Terhadap LKS Berbasis


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Lembar Validasi Ahli Materi Kualitas LKS Berbasis

Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester 2... 85

Lampiran 2 Lembar Validasi Ahli Pendidikan Kualitas LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester 2 ... 89

Lampiran 3 Angket Tanggapan Guru Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II ... 93

Lampiran 4 Angket Tanggapan Siswa Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II... 96

Lampiran 5 Hasil Validasi Tim Ahli Materi ... 98

Lampiran 6 Hasil Validasi Tim Ahli Pendidikan ... 100

Lampiran 7 Hasil Penilaian Guru Bidang Studi Biologi ... 101

Lampiran 8 Hasil Uji Lapangan Kelompok Kecil ... 103

Lampiran 9 Hasil Uji Kelompok Besar SMP Muhammadiyah 1 Medan ... 105

Lampiran 10 Hasil Uji Kelompok Besar Al-Ulum Terpadu Medan ... 107

Lampiran 11 Hasil Uji Kelmpok Besar MTsN 2 Medan ... 109

Lampiran 12 Hasil Uji Kelompok Besar SMPN 23 ... 111


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skema Kerangka Berfikir ... 39 Gambar 3.2. Prosedur Penelitian ... 42 Gambar 4.1. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II Berdasar Ahli Materi ... 59 Gambar 4.2. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II Berdasar Ahli Pendidikan ... 61 Gambar 4.3. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep

Kelas IX Semester II Oleh

Delapan Orang Guru Biologi ... 63 Gambar 4.4. Persentase Hasil Penilaian Siswa pada

Uji Kelompok Kecil Terhadap LKS Berbasis

Pendekatan Konsep Kelas IX Semester II ... 66 Gambar 4.5. Persentase Hasil Penilaian Siswa pada

Uji Kelompok Besar Terhadap LKS Berbasis


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar tidak dapat berlangsung dengan sendirinya tanpa adanya faktor luar yang dapat menunjang agar proses belajar dapat terjadi. Oleh sebab itu, perlu disusun suatu sarana terstruktur agar pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007).

Pembelajaran yang menarik merupakan idaman bagi setiap guru dan siswa. Salah satu hal yang perlu disiapkan agar pembelajaran menjadi hal yang menarik/menyenangkan adalah adanya kegiatan di kelas yang dilengkapi dengan fasilitas belajar mengajar yang memadai. Sarana belajar siswa pun harus dipersiapkan salah satunya yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran agar mempermudah terhadap pemahaman materi pelajaran yang didapat. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2004). Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan (Prastowo, 2011).

Menurut Jasmito et al (2013) yang telah melakukan analisis LKS tingkat SMP mengatakan LKS yang ditemukannya tidak memiliki tujuan pembelajaran


(11)

yang jelas sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas dari materi, tugas, dan evaluasi sedangkan menurut Widjajanti (2008) LKS itu harus memberikan stimulus terhadap tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kenyataan di lapangan, LKS yang dimiliki siswa yang dibeli dari penerbit juga memiliki kekurangan yaitu hanya berisi uraian materi secara ringkas dan soal-soal yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis, hal ini juga sejalan dengan wawancara yang saya lakukan dengan guru Biologi di SMP Muhammadiyah 1, guru tersebut mengatakan bahwa LKS sangat jarang digunakan dalam pembelajaran karena isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan hanya digunakan untuk remedi ketika hasil belajar siswa tidak tuntas pada suatu materi. Dari observasi saya di lapangan juga banyak beredar LKS yang umumnya berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan. Hal itu sebenarnya bukan LKS, tetapi merupakan lembar penilaian. LKS semacam itu tidak melatih siswa melakukan proses penyelidikan sebaliknya hanya berupa latihan soal. LKS tersebut berbeda jauh dengan lembar kerja siswa sesungguhnya yang berisi panduan kegiatan eksplorasi. Dengan LKS yang berkualitas yang berisi kegiatan eksplorasi, siswa dapat menemukan suasana dan sumber belajar yang baru, menurut Setiawan dkk (2013) LKS yang berkualitas juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa serta dapat menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Menurut Gani (2008) kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa.


(12)

Pemahaman konsep dan prinsip sangat penting dalam pembelajaran Biologi. Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi merupakan tujuan pendidikan sains yang penting. Dengan konsep-konsep yang dimilikinya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam memecahkan masalah, mengambil suatu keputusan dan menghargai alam namun dalam kegiatan pembelajaran, seringkali siswa sulit menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga sering terjadi miskonsepsi. Oleh karena itu sumber belajar yang digunakan harus dapat memberikan konsep yang dapat diterima siswa sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran bermakna sesuai menurut penelitian Aryulina (2009) bahwa pemahaman konsep siswa lebih tertanam kuat jika siswa aktif dalam belajarnya termasuk menemukan konsep.

Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada materi kelas IX semester 2 yaitu pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi siswa mengalami miskonsepsi yaitu pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah. Menurut Riandari (2013) bahwa prestasi belajar siswa pada materi Kelangsungan Hidup Organisme sebelum ada perlakuan yaitu sebesar 21,4%. Contoh miskonsepsi pada materi kelangsungan hidup organisme adalah siswa sering salah konsep dalam hal perkembangbiakan vegetatif buatan dan perkembangbiakan generatif.

Menurut Macin (2012) bahwa siswa mengalami kesulitan sebesar 100% pada materi bioteknologi dan presentase siswa sebesar 84% mengatakan penyebab


(13)

kesulitannya yaitu faktor materi yang terlalu tinggi dan factor miskonsepsi yang terjadi pada siswa pada materi bioteknologi sebesar 59,64%, miskonsepsinya terletak pada konsep-konsep abstrak seperti teknik kultur jaringan, bayi tabung serta rekayasa genetika. Berdasarkan penelitian Purwianingsih dkk (2009) menunjukkan secara umum guru belum memahami secara mendalam dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan materi bioteknologi sekaligus menemukan cara pembelajaran yang tepat, kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai, terutama bahan ajar bersifat up to date, sebagai bekal mempelajari sumber-sumber bahan ajar bioteknologi.

Sedangkan pada materi pewarisan sifat menurut Novitasari dkk (2013) bahwa materi pewarisan sifat terdapat beberapa konsep yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena kompleks dan rumit. Disamping itu, dengan kesulitan materi pewarisan sifat yang cukup tinggi dari penelitian Hidayat dkk (2009) bahwa pembelajaran genetika masih didominasi dengan metode ceramah sehingga hanya terjadi transfer pengetahuan, pembelajaran belum banyak menggunakan multi metode, multi media, multi sumber belajar maupun multi modul pembelajaran sebagai bagian dari pemberian layanan yang memperhatikan proses belaja siswa. Akibatnya, respon, inisiatif maupun interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah. Menurut Soeleman dkk (2009) bahwa pembelajaan materi pewarisan sifat dengan cara bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Untuk itu diperlukan LKS yang dapat mengatasi masalah tersebut terutama membantu siswa memahami materi pewarisan sifat. Hal ini dapat


(14)

berakibat pada pemahaman yang salah tentang konsep genetika atau terjadi miskonsepsi pada materi genetika (Nusantari, 2011). Jenis-jenis miskonsepsi yang ditemukan yaitu kesalahan pada definisi, salah memahami soal bergambar, dan salah dalam membedakan antar konsep. Faktor penyebab miskonsepsi siswa lebih besar terjadi disebabkan oleh siswa itu sendiri (Maulidi, 2014). Menurut Nusantari (2011) miskonsepsi juga dapat disebabkan dari bahan ajar yang digunakan siswa. Konsep yang mengalami miskonsepsi ditemukan peneliti pada konsep arti dan ruang lingkup genetika; meteri genetik: gen, DNA, dan kromosom; dan mekanisme pewarisan sifat.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, Silvia dkk (2013) telah membuktikan bahwa ketuntasan belajar pada siswa dapat tercapai dengan baik dikarenakan peserta didik telah menguasai konsep yang telah ditemukan secara mandiri dalam pembelajaran menggunakan LKS. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa ketuntasan belajar peserta didik sebesar 83%.

Jika miskonsepsi telah dialami oleh siswa maka miskonsepsi tersebut akan terus berlanjut dan akan berpengaruh terhadap pembentukan konsep baru. Jika dibiarkan begitu saja maka konsep-konsep itu akan tertanam di dalam diri siswa dan akan berpengaruh pada perolehan konsep pada tingkat yang lebih tinggi (Suri, 2013). Oleh karena itu, hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan baik jika diberikan penanganan lebih dini, sehingga dirasa sangat perlu dalam memberikan solusi terhadap permasalahan ini pada tingkat SMP sehingga siswa dapat memahami konsep awal yang akan menjadi bekalnya untuk pembelajaran selanjutnya.


(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut: (1) LKS tingkat SMP masih belum mencukupi dan jauh dari kondisi LKS sesungguhnya (2) LKS sangat jarang digunakan dalam pembelajaran karena isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran (3) Siswa sulit menangkap materi sehingga sering terjadi miskonsepsi yang bersumber dari bahan ajar yang digunakan oleh siswa dan (4) guru kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai.

1.3. Batasan Masalah

Penelitian pengembangan ini dibatasi pada beberapa masalah yaitu:

1. Pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar Biologi pada materi kelas IX semester II.

2. Penelitian ini dilakukan sampai uji coba kelompok terbatas.

3. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar siswa. 4. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui

tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep.


(16)

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II layak

diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi?

2. Bagaimanakah penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi?

3. Bagaimanakah penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Untuk memperoleh LKS berbasis pendekatan konsep yang layak untuk Kelas

IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi.

2. Untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS berbasis pendekatan konsep Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi.

3. Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi


(17)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain: (1) Bagi pembaca, menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran berupa LKS (2) Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran biologi di sekolah yang bersangkutan dan (3) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menjadi tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di Indonesia.

Manfaat Praktik dari penelitian ini adalah (1) Bagi guru, dapat menjadi alternatif sebagai media pembelajaran biologi untuk meningkatkan motivasi siswa (2) Bagi siswa, dapat memiliki sumber belajar yang baik dalam memahami dan (3) peneliti lain, sebagai acuan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan LKS Kelas IX Semester II.

1.7. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah LKS Kelas IX Semester 2 berbasis pendekatan konsep yang sudah valid dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi Kelas IX Semester II.


(18)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. LKS berbasis pendekatan konsep pada Kelas IX Semester II sangat layak

diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi.

2. Penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak digunakan sebagai sumber ajar dalam proses pembelajaran Biologi Kelas IX Semester II.

3. Penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.

5.2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep ini yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi untuk digunakan oleh guru biologi dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:


(19)

1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan praktis bagi guru biologi sebagai sumber ajar sehingga memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran.

2. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan praktis bagi siswa kelas IX sebagai bahan belajar sehingga memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang ada di kelas IX semester II. 3. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi para guru, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan LKS secara lebih mendalam sebagai sumber pembelajaran biologi.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran, yaitu:

1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu LKS ini dapat dicetak dan digunakan sebagai pedoman sumber belajar dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari LKS alternatif ini perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam menjelaskan kegiatan-kegiatan belajar yang ada di LKS tersebut.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2000. Common Textbook Strategi Belajar Mengaja Kimia. Bandung: JICA.

Arisworo, D. Yusa. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aryulina, D. 2009. Implementation Of 5e Learning Cycle To Increase Students’ Inquiry Skills And Biology Understanding. Jurnal Kependidikan Triadic. 12(1): 71-79.

Astuti, Y., Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1):88-92.

Begu, P.O. 2011. Pendekatan Konseptual. Diakses pada Senin, 15Agustus 2011. Dahar, R.W. 2003. Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

Bandung: Publikasi Terbatas.

Depdiknas. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Devi, P.P.R., Sofiraeni dan Khairuddin. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Bandung: PPPPTK IPA.

Ensiklopedi_encarta:http://www.unt.edu/bencmarks/archives/1998/0ctober98/net com.htm.

Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Didaktika. 2(1) : 216-22.

Henuhili, V., Rahayu, T., dan Yuliati. 2005. Pewarisan Obesitas dalam Keluarga Sebagai Bahan Ajar Genetika Dasar. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi.\


(21)

Hidayat, M, L., Rahayu, T., Henuhili, V., Suratsih. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran Genetika Berbasis Fenomena Lokal. Cakrawala Pendidikan. 2 (4): 165

Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika. Jember: Pena Salsabila.

Jasmito., Mahanal, dan Sunarmi, S. 2013. Kajian Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Biologi SMP/MTs Kelas VII Se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Malang: Universitas Negeri Malang.

Latief, M, A. 2009. Penelitian Pengembangan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Machin, A. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Bioedukasi. 5(2): 50-60.

Makmun, A. S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Maulidi, A., Ariyati, E., Mardiyyaningsih, A. N. 2014. Deskripsi Konsepsi Siswa

pada Materi Hereditas di MAN. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Novak, J. D dan Canas, A. J. 2008. TheTheory Underlying Concept Maps and How to Construct Use Them. Florida. Technical Report IHMC Cmap Tools 2006-01 Florida Institute for Human and Machine Cognition. Novitasari, F. K., Susantini, E., Kuswanti, N. 2013. Pengembangan Lembar

Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif pada Materi Pewarisan Sifat. Bioedukasi. 2 (1):40-41.

Nurina., Masjhudi., Tenzer, A. 2007. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi Manusia untuk Kelas XI SMA.Malang: Universitas Negeri Malang.

Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII. Bioedukasi. 4 (2): 52

Perwitasari, T., Hadiarsi, S., Kurniawati, S. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Acarya Media Utama.


(22)

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Presss.

Purwianingsih, W., Rustaman, N, Y., Redjeki, S. 2007. Observasi Pembelajaran Materi Bioteknologi di SMPN I Pamulihan Kabupaten Sumedang melalui Kegiatan Lesson Study. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ipa S3 Sekolah Pascasarjana Univeritas Pendidikan Indonesia.

Riandari, H. 2013. Penerapan Colek Pipi (Cooperative Learning Co-Picture And Picture) untuk Meningkatkan Prestasi dan Kualitas Belajar Siswa Kelas Ix-A Semester 5 pada Materi Kelangsungan Hidup Organisme di SMP Negeri 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Roini, C. 2012. Analisis Perencanaan Pembelajaran Genetika Berpendekatan Konsep pada Perangkat Pembelajaran Buatan Guru SMA Se-Kota Ternate. Semarang: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Sahin, C., Karsli, F. 2009. Developing worksheet based on science process

skills:Factors affecting solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10 (1): 15

Santyasa, I, W. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para GuruTK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Senjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silvia., Endang., Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Penemuan Terbimbing (Guide Discovery) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Substansi Genetika. http:// www.scribd.com/doc/123275880/Untitled/Download. Diakses pada 3 Juli 2013.

Soeleman, M, A., Suhartono, V., Sembodo, A . 2009. Media Pembelajaran Berbasis Puzzle untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pewarisan Sifat pada Siswa SMP Kelas 9. Jurnal Teknologi Informasi. 4 (2): 96

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiharto, B. 2011. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi. Surakarta. FKIP


(23)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suri, A, A. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Difusi, Osmosis Melalui Analisis Gambar. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Susilawati, F, D. 2008. Implementasi Strategi Peta Konsep Dalam Cooperatif Learning sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Bioteknologi di SMA Negeri 8 Surakarta. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Suwono, H. 2011. Inovasi Belajar Mengajar (Online). www. hadisuwono. blogspot.com, diakses tanggal 10 Maret 2012.

Syamsuri, I., Sulisetijono., Ibrohim., Rahayu, S. E. 2007. IPA BIOLOGI untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa (Online), http://

staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf, diakses 6 Maret 2013.

Yamin, M. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yuliati, L. 2006. Pengembangan Pembelajaran IPA (Online ). Tangal Akses 1 Mei

2013.htp:/pjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/BA_DIPBPJ_BAT CH_1/Pengembangan%20Pembelajaran%20IPA%20SD/sktdanrkt/Halam an%20Muka%20Latihan%20Inisiasi.pdf.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. LKS berbasis pendekatan konsep pada Kelas IX Semester II sangat layak

diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi.

2. Penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak digunakan sebagai sumber ajar dalam proses pembelajaran Biologi Kelas IX Semester II.

3. Penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.

5.2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep ini yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi untuk digunakan oleh guru biologi dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:


(2)

1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan praktis bagi guru biologi sebagai sumber ajar sehingga memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran.

2. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan praktis bagi siswa kelas IX sebagai bahan belajar sehingga memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang ada di kelas IX semester II. 3. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi para guru, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan LKS secara lebih mendalam sebagai sumber pembelajaran biologi.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran, yaitu:

1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu LKS ini dapat dicetak dan digunakan sebagai pedoman sumber belajar dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari LKS alternatif ini perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam menjelaskan kegiatan-kegiatan belajar yang ada di LKS tersebut.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2000. Common Textbook Strategi Belajar Mengaja Kimia. Bandung: JICA.

Arisworo, D. Yusa. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aryulina, D. 2009. Implementation Of 5e Learning Cycle To Increase Students’ Inquiry Skills And Biology Understanding. Jurnal Kependidikan Triadic. 12(1): 71-79.

Astuti, Y., Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1):88-92.

Begu, P.O. 2011. Pendekatan Konseptual. Diakses pada Senin, 15Agustus 2011. Dahar, R.W. 2003. Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

Bandung: Publikasi Terbatas.

Depdiknas. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Devi, P.P.R., Sofiraeni dan Khairuddin. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Bandung: PPPPTK IPA.

Ensiklopedi_encarta:http://www.unt.edu/bencmarks/archives/1998/0ctober98/net com.htm.

Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Didaktika. 2(1) : 216-22.

Henuhili, V., Rahayu, T., dan Yuliati. 2005. Pewarisan Obesitas dalam Keluarga Sebagai Bahan Ajar Genetika Dasar. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi.\


(4)

Hidayat, M, L., Rahayu, T., Henuhili, V., Suratsih. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran Genetika Berbasis Fenomena Lokal. Cakrawala Pendidikan. 2 (4): 165

Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika. Jember: Pena Salsabila.

Jasmito., Mahanal, dan Sunarmi, S. 2013. Kajian Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Biologi SMP/MTs Kelas VII Se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Malang: Universitas Negeri Malang.

Latief, M, A. 2009. Penelitian Pengembangan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Machin, A. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Bioedukasi. 5(2): 50-60.

Makmun, A. S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Maulidi, A., Ariyati, E., Mardiyyaningsih, A. N. 2014. Deskripsi Konsepsi Siswa

pada Materi Hereditas di MAN. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Novak, J. D dan Canas, A. J. 2008. TheTheory Underlying Concept Maps and How to Construct Use Them. Florida. Technical Report IHMC Cmap Tools 2006-01 Florida Institute for Human and Machine Cognition. Novitasari, F. K., Susantini, E., Kuswanti, N. 2013. Pengembangan Lembar

Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif pada Materi Pewarisan Sifat. Bioedukasi. 2 (1):40-41.

Nurina., Masjhudi., Tenzer, A. 2007. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi Manusia untuk Kelas XI SMA.Malang: Universitas Negeri Malang.

Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII. Bioedukasi. 4 (2): 52

Perwitasari, T., Hadiarsi, S., Kurniawati, S. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Acarya Media Utama.


(5)

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Presss.

Purwianingsih, W., Rustaman, N, Y., Redjeki, S. 2007. Observasi Pembelajaran Materi Bioteknologi di SMPN I Pamulihan Kabupaten Sumedang melalui Kegiatan Lesson Study. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ipa S3 Sekolah Pascasarjana Univeritas Pendidikan Indonesia.

Riandari, H. 2013. Penerapan Colek Pipi (Cooperative Learning Co-Picture And Picture) untuk Meningkatkan Prestasi dan Kualitas Belajar Siswa Kelas Ix-A Semester 5 pada Materi Kelangsungan Hidup Organisme di SMP Negeri 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Roini, C. 2012. Analisis Perencanaan Pembelajaran Genetika Berpendekatan Konsep pada Perangkat Pembelajaran Buatan Guru SMA Se-Kota Ternate. Semarang: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Sahin, C., Karsli, F. 2009. Developing worksheet based on science process

skills:Factors affecting solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10 (1): 15

Santyasa, I, W. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para GuruTK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Senjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silvia., Endang., Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Penemuan Terbimbing (Guide Discovery) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Substansi Genetika. http:// www.scribd.com/doc/123275880/Untitled/Download. Diakses pada 3 Juli 2013.

Soeleman, M, A., Suhartono, V., Sembodo, A . 2009. Media Pembelajaran Berbasis Puzzle untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pewarisan Sifat pada Siswa SMP Kelas 9. Jurnal Teknologi Informasi. 4 (2): 96

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiharto, B. 2011. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi. Surakarta. FKIP


(6)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suri, A, A. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Difusi, Osmosis Melalui Analisis Gambar. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Susilawati, F, D. 2008. Implementasi Strategi Peta Konsep Dalam Cooperatif Learning sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Bioteknologi di SMA Negeri 8 Surakarta. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Suwono, H. 2011. Inovasi Belajar Mengajar (Online). www. hadisuwono. blogspot.com, diakses tanggal 10 Maret 2012.

Syamsuri, I., Sulisetijono., Ibrohim., Rahayu, S. E. 2007. IPA BIOLOGI untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa (Online), http://

staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf, diakses 6 Maret 2013.

Yamin, M. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yuliati, L. 2006. Pengembangan Pembelajaran IPA (Online ). Tangal Akses 1 Mei

2013.htp:/pjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/BA_DIPBPJ_BAT CH_1/Pengembangan%20Pembelajaran%20IPA%20SD/sktdanrkt/Halam an%20Muka%20Latihan%20Inisiasi.pdf.