Determinan Gagal Ginjal Epidemiologi Gagal Ginjal 1. Distribusi Gagal Ginjal

c. Distribusi Menurut Waktu Berdasarkan data laporan European Renal Association European Dialysis and Transplant Association Registry ERA-EDTA 2008, pada tahun 2007, IR penderita gagal ginjal yang terdaftar adalah 1,16 per sepuluh ribu populasi, dengan PR kasus sebesar 6,62 per sepuluh ribu populasi. 26 Pada tahun 2007, Australia and New Zealand Dialysis and Transplant Registry, melaporkan IR gagal ginjal tahap akhir sebesar 1,1 10.000 untuk Australia dan 1,0910.000 di New Zealand, sedangkan PR sebesar 7,9710.000 untuk Australia dan 7,9310.000 untuk New Zealand. 27 Peningkatan jumlah penderita Diabetes Melitus yang terkena penyakit ginjal di Indonesia menunjukkan angka 8,3 dari seluruh penderita gagal ginjal terminal pada tahun 1983. Sepuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 1993, angka ini telah meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu 17 dari seluruh penderita gagal ginjal terminal yang disebabkan nefropati diabetik. 28

2.6.2. Determinan Gagal Ginjal

a. Host a.1 Umur Seiring bertambahnya usia juga akan diikuti oleh penurunan fungsi ginjal. Hal tersebut terjadi terutama karena pada usia lebih dari 40 tahun akan terjadi proses hilangnya beberapa nefron. Perkiraan penurunan fungsi ginjal berdasarkan pertambahan umur tiap dekade adalah sekitar 10 mlmenit1,73m 2 . Berdasarkan perkiraan tersebut, jika telah mencapai usia dekade keempat, dapat diperkirakan telah terjadi kerusakan ringan, yaitu dengan nilai GFR 60-89 mlmenit1,73 m 2 . Universitas Sumatera Utara Artinya, sama dengan telah terjadi penurunan fungsi ginjal sekitar 10 dari kemampuan ginjal. 14 Dengan semakin meningkatnya usia, dan ditambah dengan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi hipertensi atau diabetes, ginjal cenderung akan menjadi rusak dan tidak dapat dipulihkan kembali. 6 a.3 Gaya Hidup Gaya hidup tidak banyak bergerak ditambah dengan pola makan buruk yang tinggi lemak dan karbohidrat fast food yang tidak diimbangi serat sayuran dan buah, membuat menumpuknya lemak dengan gejala kelebihan berat badan. Gangguan metabolisme lemak menyebabkan Low Density Lipoprotein LDL dan trigliserida meningkat. Dalam jangka panjang akan terjadi penumpukan lemak dalam lapisan pembuluh darah. Ginjal bergantung pada sirkulasi darah dalam menjalankan fungsinya sebagai pembersih darah dari sampah tubuh. 6 a.4 Riwayat Penyakit i. Nefropati diabetik Diabetes adalah penyakit yang menghambat penggunaan glukosa oleh tubuh. Bila ditahan dalam darah dan tidak diuraikan, glukosa dapat bertindak seperti racun. Kerusakan pada nefron akibat glukosa dalam darah yang tidak dipakai disebut nefropati diabetik. 6 Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskular diabetes melitus. Pada sebagian penderita komplikasi ini akan berlanjut menjadi gagal ginjal terminal. 29 Universitas Sumatera Utara ii. Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi dapat merusak jaringan pembuluh darah ginjal. Hipertensi dapat menyebabkan nefrosklerosis atau kerusakan pada arteri ginjal, arteriola, dan glomeruli. Hipertensi merupakan penyebab kedua terjadinya penyakit ginjal tahap akhir. Sekitar 10 individu pengidap hipertensi esensial akan mengalami penyakit ginjal tahap akhir. 6 Hipertensi esensial tidak diketahui penyebabnya dapat menyebabkan penyakit ginjal menahun, sedangkan penyakit ginjal merupakan penyebab paling sering hipertensi sekunder penyebab dan patofisiologi diketahui, sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan. Hipertensi sekunder dapat mempercepat penurunan faal ginjal bila tidak diobati dengan seksama. Pasien hipertensi yang bersama dengan kelainan fungsi ginjal akan sulit dibedakan secara klinis, mana yang primer dari kedua penyebab tersebut. 30 iii. Penyakit Glomerulus Glomerulonefritis menunjukkan proses inflamasi pada glomeruli dengan etiologi, patogenesis dan patofisiologi, perubahan-parubahan histopatologi ginjal berlainan tetapi dengan presentasi klinisnya hampir seragam. Presentasi klinis pada glomerulonefritis mungkin tanpa keluhan dan ditemukan kebetulan pada pemeriksaan urin rutin dengan pasien keluhan ringan atau keadaan darurat medis yang harus memerlukan terapi pengganti ginjal atau dialisis. 29 Beberapa jenis penyakit ginjal digolongkan dalam kategori ini, termasuk penyakit autoimun, penyakit terkait infeksi, dan penyakit sklerotik. Penyakit glomerular primer yang paling lazim termasuk nefropati selaput Universitas Sumatera Utara membranous nephropathy, nefropati IgA, dan glomerularsklerosis segmental fokal focal segmental glomerulosclerosis. Protein, darah, atau keduanya dalam air seni sering kali menjadi tanda pertama penyakit ini. Penyakit glomerular dapat merusak fungsi ginjal secara perlahan. 30 iv. Penyakit Ginjal Keturunan dan Bawaan 29,30 Penyakit ginjal dapat berupa keturunan ataupun bawaan, diantaranya kelaianan struktur kistik maupun non kistik, kelainan fungsi, kelainan lokasi, jumlah dan fungsi ginjal. Kelainan struktur kistik atau adanya kista, merupakan suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau material semisolid. Pada ginjal bisa terdapat satu atau banyak kista yang tersebar, baik hanya satu ginjal maupun kedua ginjal, baik pada korteks maupun pada medula. Di Amerika Serikat, proporsi penyakit kista ginjal 11 dari pasien yang mengalami dialisis atau transplantasi ginjal. Kelaianan struktur nonkistik dibagi atas : a sindrom alport atau sering juga disebut hereditary nephritis, merupakan sindrom akibat kelainan genetis pada kromosom X, terdiri dari hematuria, albuminuria, azotemia dan ketulian. b Displasia ginjal, terganggunya difrensiasi jaringan nefrogenik dengan struktur yang menetap tidak sesuai dengan kehamilan. Asidosis Tubular Ginjal ATG adalah kelainan yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengekskresikan asam, tanpa adanya penurunan Laju Filtrasi Glomerulus Glomerular Filtration Rate. Kelainan lokasi, jumlah, dan ukuran ginjal, seperti : ginjal ektopik dimana, pada keadaan ini ginjal berada di tempat yang tidak semestinya. Universitas Sumatera Utara Biasanya ginjal berukuran lebih kecil daripada normal, terdapat kelainan pada sistem pendarahannya. Umumnya ginjal berlebih tidak berfungsi, terletak di bagian atas atau bawah ginjal normal. Ginjal ekstra ini sering diketemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiologi, pada pembedahan, atau autopsi. Sering terdapat keganasan pada ginjal ekstra, biasanya ditemukan pada usia sekitar 30-40 tahun. Ginjal dupleks merupakan kelainan ini yang cukup sering didapatkan, yaitu sekitar 4 dari populasi. Pada kelainan ini, ginjal membesar dengan 2 pelvis dan 2 ureter. Agenesis ginjal, dimana ginjal yang tidak terbentuk ini dapat terjadi pada satu atau kedua ginjal. Pada umumnya, keadaan ini disertai kelainan kongenital organ lain. Ginjal hipoplasia pada perkembangan ginjal, bisa terdapat gangguan, baik pada tahap awal maupun sesudah kelahiran. Pada keadaan ini ginjal mempunyai lobus yang lebih sedikit, 5-6 atau bahkan hanya 1-2 lobus saja. Keadaan ini menjadi salah satu penyebab gagal ginjal kronik pada anak. b. Agent 30,31 b.1. Trauma Terkait terutama trauma pada saluran kemih, antara lain fraktur pelvis, trauma akibat benda tumpul, dan tusukan benda tajam atau peluru. Fraktur dapat mengakibatkan perforasi kandung kemih atau robeknya uretra. Pukulan keras pada tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan kontusio, robekan, atau ruptur ginjal. Universitas Sumatera Utara b.2. Keracunan Obat Beberapa jenis obat, termasuk obat tanpa resep, dapat meracuni ginjal bila sering dipakai selama jangka waktu yang panjang. Diantaranya: Antibiotik Kanamisin, Gentamisin, Kalistin, Neomisin, aspirin, asetaminofen, ibuprofen ditemukan paling berbahaya untuk ginjal, pelarut Karbon tetraklorida, metanol, etilen glikol, logam berat merkuri, bismuth, uranium, antimony, arsenik, Mycobacterium tuberculosis, merupakan organisme penyebab tuberkulosis ginjal. Tuberkulosis ginjal adalah infeksi sekunder yang diakibatkan oleh tuberkulosis paru. Sekitar 15 dari individu dengan tuberkulosis paru aktif akan mengalami tuberkulosis ginjal. c. Environtment 32,33 c.1. Pekerjaan Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahan-bahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Bahan-bahan kimia yang berbahaya jika terpapar dan masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit ginjal. Misalnya, pada pekerja di pabrik atau industri. c.3. Cuaca Kondisi lingkungan yang panas dapat, mempengaruhi terjadinya penyakit ginjal. Jika seseorang bekerja di dalam ruangan yang bersuhu panas, hal ini dpaat mempengaruhi kesehatan ginjalnya. Yang terjadi adalah berkurangnya aliran atau peredaran darah ke ginjal dengan akibat gangguan penyediaan zat-zat yang diperlukan oleh ginjal, dan pada ginjal yang rusak hal ini akan membahayakan. Universitas Sumatera Utara

2.7. Klasifikasi Gagal Ginjal