Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009.
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Oleh :
NIM. 061000180
RAFIAH MAHARANI PULUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(2)
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NIM. 061000180
RAFIAH MAHARANI PULUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(3)
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
TAHUN 2005-2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NIM. 061000180
RAFIAH MAHARANI PULUNGAN
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Juni 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
drh. Hiswani, M.Kes
NIP. 196501121994022001 NIP. 196404041992031005 Drs. Jemadi, M.Kes
Penguji II Penguji III
dr. Achsan Harahap, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes NIP. 130318031 NIP. 195908181985032002
Medan, Juni 2010
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan,
NIP. 195310181982032001 dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
(4)
ABSTRAK
Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Data dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Polulasi dan sample berjumlah 156 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan t-test.
Hasil penelitian didapat penurunan trend menurut garis persamaan Y = 45,3–4,7x. Proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (25,6%), umur > 40 tahun (80,8%), perempuan (95,5%), Batak (57,1%), Islam (97,4%), SLTA (33,3%), ibu rumah tangga (51,9%), kawin (70,5%), tempat tinggal kota Medan (51,9%), keluhan utama benjolan di payudara (88,5%), letak di payudara kiri (60,3%), stadium IIIB (32,7%), Non-Operasi (41,0%), lama rawatan rata-rata 10,05 hari, pulang berobat jalan (65,4%). Hasil uji statistik tidak ada perbedaan antara umur dengan stadium klinik (p=0,064), jenis kelamin dengan stadium klinik (p=1,000). Ada perbedaan pendidikan dengan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan penatalaksanaan medis (p=0,000), lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,020), penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).
Kepada Rumah Sakit Haji Medan diharapkan dapat melengkapi fasilitas penunjang untuk pengobatan kanker payudara seperti peralatan untuk peatalaksanaan medis radioterapi. Kepada masyarakat baik pria maupun wanita hendaknya segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila menemukan benjolan di payudara.
(5)
ABSTRACT
Breast cancer is a disease of malignant neoplasms arising from the parenchyma. Breast Cancer by WHO included in the International Classification of Diseases (ICD) with the code number 174 for women and 175 for men. Data from medical records of Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 there were 156 cases of breast cancer patients
To determine the characteristic of breast cancer patients hospitalized at Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 conducted a descriptive study with a case series design. Polulation and sample amounted to 156 persons (total sampling). Data collected from medical records, analyzed the data using Chi-square test and t-test.
.
To RS Haji Medan
The results obtained by decreasing trend line equation Y = 45.3 to 4.7 x. Proportion of breast cancer patients most in 2005 (25.6%), age> 40 years (80.8%), women (95.5%), Batak (57.1%), Islam (97.4%), Senior High School (33.3%), housewife (51.9%), married (70.5%), Medan (51.9%), the main complaint in the breast lump (88,5%), lies in the left breast (60.3%), stage IIIB (32.7%), Non-Operating (41.0%), duration of treatment on average 10.05 days, outpatient home (65.4%). The statistical result is no difference between age and clinical stage (p = 0.064), sex with clinical stage (p = 1.000). There are differences of education with clinical stage (p = 0.000), clinical stage with medical treatment (p = 0.000), duration of treatment on average based on clinical stage (p = 0.000), clinical stage with while home state (p = 0.020), medical treatment with state when to go home (p = 0.000).
is expected to complete supporting facilities for the treatment of breast cancer such as radiotherapy equipment for medical peatalaksanaan. To the public both men and women should immediately check into the health service if found a lump in the breast.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rafiah Maharani Pulungan Tempat/ Tanggal Lahir : Tapsel, 2 Oktober 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara
Alamat Rumah : Jln. Perjuangan RT 01/02 No.58 T. Pucung Bekasi Utara Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri Teluk Belimbing I Bekasi Utara 2. Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Bekasi
3. Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 4 Bekasi
4. Tahun 2006-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul : “Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Tulisan ini penulis persembahkan kepada Ayahanda H. Ali Busron Pulungan dan Ibunda Hj. Midasari, sebuah hasil dari Ananda menjalani pendidikan 4 tahun di FKM USU, terima kasih atas kesabaran dan dukungan yang terus Ananda terima selama ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyusunan proposal hingga skripsi. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku Dosen Penguji I dan Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(8)
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU.
3. Ibu Dra. Syarifah, MS selaku dosen pembimbing akademik.
4. Direktur dan Kepala Bagian Rekam Medik RS Haji Medan beserta staf yang telah memberikan izin penelitian dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
5. Para Dosen dan Pegawai di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
6. Adikku tersayang Saadillah Pulungan yang sama-sama berjuang untuk membahagiakan Orang Tua dan meraih cita-cita.
7. Sahabat-sahabat (Irma, Ade, Yati, Tiwi, Kak Evi, Melly, Geni, Rinil, Sari), teman-teman Peminatan Epidemiologi 2006, PBL, LKP, serta FKM Stambuk 2006. Terima kasih telah membantu penulis di kala menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi dan memberikan motivasi dalam menjalankan pendidikan di FKM USU.
8. Serta semua pihak yang telah berjasa yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar kedepannya bisa menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat
Medan, Juni 2010 Penulis
(9)
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.3.1. Tujuan Umum ... 5
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Pengertian Kanker Payudara ... 7
2.2. Anatomi Payudara ... 8
2.3. Gejala Kanker Payudara ... 9
2.4. Stadium Kanker Payudara ... 12
2.5. Diagnosis Kanker Payudara ... 15
2.5.1. Diagnosis Klinis ... 15
2.5.2. Pemeriksaan Penunjang ... 15
2.5.3. Diagnosis Pasti ... 16
2.6. Epidemiologi Kanker Payudara ... 17
2.6.1. Distribusi Frekuensi Kanker Payudara ... 17
2.6.2. Determinan Kanker Payudara ... 18
2.7. Pencegahan Kanker Payudara ... 23
2.7.1. Pencegahan Primordial ... 23
2.7.2. Pencegahan Primer ... 24
2.7.3. Pencegahan Sekunder ... 28
2.7.4. Pencegahan Tersier ... 29
2.8. Penatalaksanaan Medis Kanker Payudara ... 29
2.8.1. Pembedahan... 30
2.8.2. Radioterapi ... 30
2.8.3. Kemoterapi ... 31
2.8.4. Hormonal ... 31
BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 32
(10)
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 37
4.1. Jenis Penelitian ... 37
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
4.2.1. Lokasi Penelitian ... 37
4.2.2. Waktu Penelitian ... 37
4.3. Popolasi dan Sampel... 37
4.3.1 Populasi ... 37
4.3.2 Sampel ... 38
4.4. Metode Pengumpulan Sampel ... 38
4.5. Teknik Analisa Data ... 38
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 39
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39
5.2. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan kecenderungannya ... 41
5.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi ... 42
5.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama ... 44
5.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker ... 45
5.6. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik ... 45
5.7. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis .... 46
5.8. Lama rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara ... 47
5.9. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 47
5.10. Analisa Statistik... 48
5.10.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 48
5.10.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik ... 49
5.10.3. Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik ... 50
5.10.4. Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 51
5.10.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 52
5.10.6. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 52
5.10.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 53
BAB 6 PEMBAHASAN ... 55
6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan kecenderungannya Tahun 2005-2009 ... 55
6.2. Sosiodemografi Penderita Kanker Payudara ... 56
6.2.1. Umur ... 56
6.2.2. Jenis Kelamin ... 58
6.2.3. Suku ... 59
6.2.4. Agama ... 60
6.2.5. Pendidikan ... 61
6.2.6. Pekerjaan ... 63
6.2.7. Status Perkawinan ... 64
(11)
6.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama ... 66
6.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker ... 67
6.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik ... 69
6.6. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis .... 70
6.7. Lama rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara ... 71
6.8. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 72
6.9. Analisa Statistik... 74
6.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik... 74
6.9.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik ... 75
6.9.3. Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik ... 77
6.9.4. Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis... 79
6.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 80
6.9.6. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 82
6.9.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 84
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
7.1. Kesimpulan ... 86
7.2. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA
(12)
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan
Tahun yang Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………. ... 41 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap
Berdasarkan Sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjan, status perkawinan, dan tempat tinggal) di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………... 42 Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap
Berdasarkan Keluhan Utama di RS Haji Medan Tahun
2005-2009……… 44
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker yang di RS Haji Medan Tahun
2005-2009……… 45
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RS Haji Medan Tahun
2005-2009……… 45
Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………... 46 Tabel 5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara yang
Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………... 47 Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Haji Medan
Tahun 2005-2009………... 47 Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik
Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan
Tahun 2005-2009………... 48 .
Tabel 5.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan
(13)
Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan
Tahun 2005-2009………... 50 Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Rawat Inap
di RS Haji Medan Tahun 2005-2009... 51 Tabel 5.13 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik
Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009……... 52 Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS
Haji Medan Tahun 2005-2009... 52 Tabel 5.15 Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Keadaan
Berdasarkan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
(14)
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara... 8
Gambar 2.2. Luka pada payudara... 11
Gambar 2.3. Peau d’orange... 11
Gambar 2.4. Kanker Payudara pada Pria (Kiri) dan Wanita (Kanan)... 11
Gambar 2.5. Kanker Payudara berdasarkan stadium menurut Portmann... 14
Gambar 2.6. Langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)... 26
Gambar 6.1. Trend (Kecenderungan) Kunjungan Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun Rawat Inap di RS Haji Medan………... 55
Gambar 6.2. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Umur di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………. ... 56
Gambar 6.3. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………. ... 58
Gambar 6.4. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Haji Medan Tahun 2005-2009……… 59
Gambar 6.5. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Agama di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 60
Gambar 6.6. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 61
Gambar 6.7. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 63
Gambar 6.8. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 64
(15)
Gambar 6.9. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………. ... 65 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan
Keluhan Utama di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………... 66 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan
Letak Kanker di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………...……...……... 68 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan
Stadium Klinik di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………...……...……... 69 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………...……...……...……...……...… 70 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………...……...……...……...…… 72 Gambar 6.15. Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker
Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………...……...……...……... 74 Gambar 6.16. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik Penderita
Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………....……...……...……...……... 75 Gambar 6.17. Proporsi Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik Penderita
Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun
2005-2009………...……...……...……... 77 Gambar 6.18. Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik
Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………...……...……...……...……. 79 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik
Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009……...……...……...…….... 80
(16)
Gambar 6.20. Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009…………...……...……...……... 82 Gambar 6.21. Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009... ……...……...……... 84
(17)
ABSTRAK
Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Data dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Polulasi dan sample berjumlah 156 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan t-test.
Hasil penelitian didapat penurunan trend menurut garis persamaan Y = 45,3–4,7x. Proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (25,6%), umur > 40 tahun (80,8%), perempuan (95,5%), Batak (57,1%), Islam (97,4%), SLTA (33,3%), ibu rumah tangga (51,9%), kawin (70,5%), tempat tinggal kota Medan (51,9%), keluhan utama benjolan di payudara (88,5%), letak di payudara kiri (60,3%), stadium IIIB (32,7%), Non-Operasi (41,0%), lama rawatan rata-rata 10,05 hari, pulang berobat jalan (65,4%). Hasil uji statistik tidak ada perbedaan antara umur dengan stadium klinik (p=0,064), jenis kelamin dengan stadium klinik (p=1,000). Ada perbedaan pendidikan dengan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan penatalaksanaan medis (p=0,000), lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,020), penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).
Kepada Rumah Sakit Haji Medan diharapkan dapat melengkapi fasilitas penunjang untuk pengobatan kanker payudara seperti peralatan untuk peatalaksanaan medis radioterapi. Kepada masyarakat baik pria maupun wanita hendaknya segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila menemukan benjolan di payudara.
(18)
ABSTRACT
Breast cancer is a disease of malignant neoplasms arising from the parenchyma. Breast Cancer by WHO included in the International Classification of Diseases (ICD) with the code number 174 for women and 175 for men. Data from medical records of Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 there were 156 cases of breast cancer patients
To determine the characteristic of breast cancer patients hospitalized at Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 conducted a descriptive study with a case series design. Polulation and sample amounted to 156 persons (total sampling). Data collected from medical records, analyzed the data using Chi-square test and t-test.
.
To RS Haji Medan
The results obtained by decreasing trend line equation Y = 45.3 to 4.7 x. Proportion of breast cancer patients most in 2005 (25.6%), age> 40 years (80.8%), women (95.5%), Batak (57.1%), Islam (97.4%), Senior High School (33.3%), housewife (51.9%), married (70.5%), Medan (51.9%), the main complaint in the breast lump (88,5%), lies in the left breast (60.3%), stage IIIB (32.7%), Non-Operating (41.0%), duration of treatment on average 10.05 days, outpatient home (65.4%). The statistical result is no difference between age and clinical stage (p = 0.064), sex with clinical stage (p = 1.000). There are differences of education with clinical stage (p = 0.000), clinical stage with medical treatment (p = 0.000), duration of treatment on average based on clinical stage (p = 0.000), clinical stage with while home state (p = 0.020), medical treatment with state when to go home (p = 0.000).
is expected to complete supporting facilities for the treatment of breast cancer such as radiotherapy equipment for medical peatalaksanaan. To the public both men and women should immediately check into the health service if found a lump in the breast.
(19)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari terjadinya perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular atau transisi epidemiologi dan adanya penurunan angka kematian dari penyakit menular dan peningkatan kematian akibat penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup yang terjadi karena perkembangan pembangunan, industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, globalisasi, dan urbanisasi.
Salah satu penyakit tidak menular yang utama adalah kanker yang telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat dan berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. Kanker merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditakuti karena insidensnya terus meningkat.
1
Kanker sebagai penyakit tidak menular merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2003 di dunia diperkirakan terdapat 1.334.100 kasus kanker dengan 556.500 orang meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) 41,71%. Pada tahun 2004, insiden kanker di dunia 10 juta orang, dan 6 juta orang meninggal akibat kanker di seluruh dunia
(20)
(CFR=60%).3 Pada tahun 2005 di seluruh dunia, jumlah kematian akibat kanker 7,6 juta jiwa. Pada tahun 2005 di Eropa CFR kanker 66,65%.
Salah satu kanker yang mengkhawatirkan karena sering menimbulkan kematian pada wanita adalah kanker payudara.
4
5
Walaupun jarang, laki-laki juga dapat terkena kanker payudara dengan perbandingan 1 : 100 antara laki-laki dengan perempuan. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on
Cancer (IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh
kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 penduduk) dengan proporsi 22,7% dan Proportional Mortality Rate (PMR) 14%.6
Menurut American Cancer Society (2007) di Amerika Serikat pada tahun 2007, kasus kanker payudara adalah 178.847 dengan jumlah kematian 40.910 (CFR=22,87%).
7
Pada tahun 2008 di Amerika Serikat, diperkirakan insiden kanker payudara 184450 kasus dengan dengan jenis kelamin perempuan 182460 kasus (99%) dan pria 1990 kasus (1%).8 Menurut National Cancer Institute (2010) di Amerika Serikat pada tahun 2009, jumlah kasus kanker payudara adalah 194.280 kasus dengan jumlah kematian 40.610 (CFR=20,9%).9 Di Jepang pada tahun 2006, Cause Spesific
Death Rate (CSDR) kanker payudara 11,7 per 100.000 penduduk.10 Di Belanda pada tahun 2003, (CSDR) kanker payudara 19 per 100.000 penduduk.4
Berdasarkan data American Cancer Society (2008), rasio insidens rate kanker payudara pada perempuan : laki-laki, di Kanada 57 : 0,7 per 100.000 penduduk.
3
Menurut WHO (2002) pada tahun 2000, insidens rate kanker payudara di Thailand 21,7 per 100.000 perempuan, dan di Oman 13,7 per 100.000 perempuan. Pada tahun 2002, insidens rate kanker payudara di India 28,9 per 100.000 perempuan, dan di
(21)
Singapore 46 per 100.000 penduduk. 11 Menurut Ministry of Health Malaysia (2006) di Malaysia tahun 2006, insidens rate kanker payudara 35,9 per 100.000 perempuan.
Menurut Depkes RI (2003), di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 dan diperkirakan insidens rate per tahun adalah 100 per 100.000 penduduk.
12
Menurut International Agency Cancer Registry (IACR) tahun 2005, insidens rate kanker di Indonesia adalah 26 per 100.000 penduduk.
Menurut data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada perempuan kanker payudara menduduki urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus kanker dengan proporsi 12,2%.
6
13
Menurut SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, pada kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%.
Di Jawa Tengah pada tahun 2006 insidens rate kanker payudara 34,5 per 100.000 penduduk.
14
15
Di Semarang pada tahun 1990-1999, insidens rate kanker payudara 14,84 per 100.000 perempuan per tahun dan pada tahun 2007 berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas jumlah kasus kanker payudara yaitu 5.641 kasus dengan proporsi 44% dari seluruh penyakit kanker.
Data patologi anatomi di 13 Rumah Sakit terbesar di Indonesia menunjukkan bahwa jenis kanker pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia tahun 2004 tertinggi adalah kanker payudara yaitu 5.196 kasus dengan jumlah kematian 367 (CFR=7,06%).
2
(22)
Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2007 kanker payudara merupakan urutan pertama dari seluruh kasus kanker yaitu 437 kasus dengan proporsi 34,57%.
Penelitian Dewinta tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin semuanya perempuan.
17
18
Penelitian Juliana tahun 2000-2004 di RSUD Provinsi Riau Pekanbaru tercatat sebanyak 207 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin perempuan 205 kasus (99%) dan lak-laki 2 kasus (1%).19 Penelitian Nurmaya tahun 2003-2007 di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan tercatat sebanyak 170 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin semuanya perempuan.
Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap yaitu tahun 2005 terdapat 40 kasus (25,64%) , tahun 2006 terdapat 38 kasus (24,36%), tahun 2007 terdapat 32 kasus (20,51%), tahun 2008 terdapat 21 kasus (13,46%), dan tahun 2009 terdapat 25 kasus (16,03%).
20
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009.
(23)
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan uraian tahun 2005-2009 dan kecenderungan (trend) penderita kanker payudara selama 5 tahun.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal).
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan penatalaksanaan medis.
g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) penderita kanker payudara. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
(24)
i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan stadium klinik. j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan stadium
klinik.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pendidikan berdasarkan stadium klinik. l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan
penatalaksanaan medis.
m. Untuk mengetahui perbedaan stadium klinik berdasarkan lama rawatan rata-rata (hari).
n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Haji Medan untuk membuat rencana program pelayanan kesehatan, dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker payudara.
1.4.2. Sebagai masukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya dan perpustakaan FKM USU.
1.4.3. Sebagai sarana meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kanker payudara, dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU Medan.
(25)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti payudara.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.
21
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya.
22
Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening.
22
(26)
2.2. Anatomi Payudara
Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85% jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.
23
Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.
21
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah.21
(27)
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:24
Gambar 2.1. Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara Keterangan:
24,21
1. Korpus (badan) I Lateral atas(pinggir atas)
2. Areola II Lateral bawah
3. papilla atau puting, III Medial atas (tengah atas) IV Median bawah
2.3. Gejala Kanker Payudara
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil
(28)
peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti:
26
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
26,27
b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati seperti pada gambar 2.2.
h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) akibat dari neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting kulit. Payudara yang mengalami peau d’orange dapat dilihat pada gambar 2.3.
(29)
Gambar 2.2. Luka pada payudara28 Gambar 2.3. peau d’orange28
Gejala kanker payudara pada pria sama seperti kanker payudara yang dialami wanita, mulanya hanya benjolan. Umumnya benjolah hanya dialami di satu payudara, dan bila diraba terasa keras dan menggerenjil. Bila stadium kanker sudah lanjut, ada perubahan pada puting dan daerah hitam di sekitar puting. Kulit putingnya bertambah merah, mengerut, tertarik ke dalam, atau puting mengeluarkan cairan. Perbedaan penderita kanker payudara pada pria dan wanita dapat dilihat pada gambar di bawah ini:29
(30)
2.4. Stadium Kanker Payudara
Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
26,27,30
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain. Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
(31)
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan Metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan). Pembagian stadium kanker menurut Portmann dapat dilihat pada gambar 2.5.
(32)
Gambar 2.5. Kanker Payudara berdasarkan stadium menurut Portmann
a. Stadium I b. Stadium II
c. Stadium IIIA d. Stadium IIIB
(33)
2.5. Diagnosis Kanker Payudara
Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti.
26,31
2.5.1. Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis di dasarkan atas:
26
a. Wawancara dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan kanker payudara.
b. Pemeriksaan klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemerikasaan payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.
c. Insfeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri,kelainan papila, letak dan bentuk, retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.
d. Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
2.5.2. Pemeriksaan Penunjang31
Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu kanker payudara, yaitu:
a. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
b. Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuannya
(34)
mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.
c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan pemantulan gelombang suara.
d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop.
Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang dianjurkan adalah mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan mammografi memberikan angka ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.
2.5.3. Diagnosis Pasti
Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
26
a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman
(35)
2.6. Epidemiologi Kanker Payudara
2.6.1. Distribusi dan Frekuensi Kanker Payudara
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan.
Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
21
Menurut WHO (2008) dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya 350.000 kasus di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang.
32
Di Amerika Serikat diperkirakan setiap tahunnya 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara dengan proporsi 32% dari seluruh jenis kanker yang menyerang wanita dan proporsi umur tertinggi yaitu pada kelompok umur ≥50 tahun dengan proporsi 65%. 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit dan 44.000 penderita meninggal setiap tahunnya (CFR=29%). Di Kanada tahun 2005 jumlah penderita kanker payudara mencapai 21.600 wanita dan 5.300 wanita meninggal dunia (CFR=24,54%).
3
33
Di Malaysia pada tahun 2006, kanker payudara menduduki urutan pertama dari seluruh kanker yang menyerang wanita dengan proporsi 29,9% dan proporsi umur tertinggi yaitu pada kelompok umur 50-59 tahun dengan proporsi 33,9%.12
(36)
Data statistik Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2006, menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker dengan proporsi 19,64%.
Pada tahun 2001, dari 447 kasus kanker payudara yang berobat di RS Kanker Dharmais Jakarta 9,1% diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun.
16
17
Menurut Penelitian Azamris (2006), proporsi umur tertinggi penderita kanker payudara yang berobat di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu pada kelompok umur 40-44 tahun dengan proporsi 34,3%.34
2.6.2. Determinan Kanker Payudara
Sampai saat ini belum ada penyebab spesifik timbulnya kanker payudara yang diketahui, diperkirakan multifaktorial. Namun timbulnya kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor risiko ini penting untuk mengembangkan program-program pencegahan. Faktor risiko timbulnya kanker payudara terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat diubah (unchangeable) dan dapat diubah (changeable) yaitu:
21
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable) 1) Umur
Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun.21
(37)
Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko kelompok usia ≥ 50 tahun terkena
kanker payudara 1,35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita usia < 50 tahun (OR=1,35).
2) Menarche Usia Dini 34
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.21
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menarche pada
umur ≤12 tahun terkena kanker payudara 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).
3) Menopause Usia Lanjut
2
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara.21 Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum terjadinya perubahan klinis.
Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause setelah usia
55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).
26
(38)
4) Riwayat Keluarga
Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.21 Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan denga
Cancer 1) dan BRCA 2 (Breast Cancer 2), yaitu suat
kanker payudara, 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki anggota
keluarga penderita kanker payudara terkena kanker payudara 3,94 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (OR=3,94).
35
5) Riwayat Penyakit Payudara Jinak 2
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis) mempunyai risiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara (RR=2,0). Wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR=4,0). Wanita dengan hiperplasia atipikal mempunyai risiko 5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR=5,0)36
(39)
b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah / Dicegah (Changeable) 1) Riwayat Kehamilan
Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker payudara.27 Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang
multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara
(RR=4,0).36
2) Obesitas dan Konsumsi Lemak Tinggi
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Penelitian Norsaadah tahun 2005 di Malaysia dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 untuk terkena kanker payudara 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 (OR=2,1).
22
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 mempunyai risiko 1,79 kali lebih besar dibandingkan pria yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 untuk terkena kanker payudara (RR=1,79).
37
36
(40)
3) Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi Oral
Hormon yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar payudara.21 Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).
27
4) Konsumsi Rokok
2
Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan laki-laki yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara (RR=1,26).
2
(41)
5) Riwayat Keterpaparan Radiasi
Radiasi diduga meningkatkan risiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang terpapar radiasi
lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).
21
2
2.7. Pencegahan
Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan kanker payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan melindungi tubuh dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik. Usaha pencegahan kanker payudara dapat berupa pencegahan primordial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier.22
2.7.1. Pencegahan Primordial
Pencegahan sangat dini atau sangat dasar ini ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak berkembang yaitu dengan membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan menjauhi faktor risiko changeable (dapat diubah) kejadian kanker payudara. Pencegahan primordial yang dapat dilakukan antara lain:
(42)
1) Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung serat dan vitamin C, mineral, klorofil yang bersifat antikarsinogenik dan radioprotektif, serta antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, berbagai zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh dari bahaya radiasi.
2) Perbanyak konsumsi kedelai serta olahannya yang mengandung fitoestrogen yang dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.
3) Hindari makanan yang berkadar lemak tinggi karena dapat meningkatkan berat badan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang merupakan faktor risiko kanker payudara.
4) Pengontrolan berat badan dengan berolah raga dan diet seimbang dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara.
5) Hindari alkohol, rokok, dan stress.
6) Hindari keterpaparan radiasi yang berlebihan. Wanita dan pria yang bekerja di bagian radiasi menggunakan alat pelindung diri.
2.7.2. Pencegahaan Primer
Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kanker pada orang sehat yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Beberapa usaha yang dapat dilakukan antara lain:
(43)
a. Penggunaan Obat-obatan Hormonal
1) Penggunaan obat-obatan hormonal harus sesuai dengan saran dokter. 2) Wanita yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker payudara
atau yang berhubungan, sebaiknya tidak menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan, dan susuk KB.
b. Pemberian ASI
Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.
c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi terakhir ketika payudara sudah tidak membengkak dan sudah menjadi lembut. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan seperti pada gambar 2.6:
(44)
Gambar 2.6. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu:
Tahap I Melihat Perubahan di Hadapan Cermin
(1) Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah dan perhatikan apakah ada kelainan lekukan, kerutan dalam, atau pembengkakan pada kedua payudara atau puting.
(2) Kedua tangan diangkat ke atas kepala periksa payudara dari berbagai sudut.
(3) Tegangkan otot-otot bagian dada dengan meletakkan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah ada kelainan pada kedua payudara atau puting.
(4) Pijat puting payudara kanan dan tekan payudara untuk melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting payudara. Lakukan hal yang sama pada payudara kiri.
(45)
Tahap II Melihat Perubahan dengan Cara Berbaring
d. Pemeriksaan Mammografi.
Pemeriksaan melalui mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu sekitar 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena hal tersebut, menurut American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
21,26
(1) Letakkan bantal di bahu kanan dan letakkan tangan kanan di atas kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan untuk memeriksa benjolan atau penebalan.
(2) Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah puting Buat sekurang-kurangnya dua putaran kecil sampai ke puting payudara.
(3) Raba payudara dengan gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk,tengah, dan jari manis untuk merasakan perubahan. Ulangi gerakan 1, 2, dan 3 untuk payudara kiri.
(46)
1) Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi.
2) Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1-2 tahun sekali.
3) Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setiap tahun dan pemeriksaan rutin.
2.7.3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini terhadap penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan, mencegah komplikasi penyakit, dan memperpanjang harapan hidup penderita Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
22,26
a. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis di mulai dengan mewawancarai penderita kanker payudara, pemeriksaan klinis payudara, untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya, insfeksi payudara, palpasi, dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila. Dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu antara lain dengan termografi, ultrasonografi, scintimammografi, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologis untuk mendiagnosis secara pasti penderita kanker payudara.21
(47)
b. Penatalaksanaan Medis yang Tepat
Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan akan semakin mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium kanker didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi homonal.26
2.7.4. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan spritual.
Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan Rehabilitasi supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali.
26
Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik, dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi.21
2.8. Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya tergantung pada stadium klinik kanker payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi pembedahan/operasi, radioterapi/penyinaran, kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk tunggal, tetapi beberapa kombinasi.21
(48)
2.8.1. Pembedahan/Operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
21
a. Mastektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
27
b. Mastektomi total (mastektomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2.8.2. Radioterapi
Radioterapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara
(49)
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.26
2.8.3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.21,24
2.8.4. Terapi Hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormon estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormon dapat menghambat laju perkembangan sel kanker. Terapi hormonal disebut juga dengan therapy
anti-estrogen karena sistem kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan
hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.21
(50)
BAB 3
KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Kanker Payudara: 1. Sosiodemografi
Umur
Jenis kelamin Suku
Agama Pendidikan Pekerjaan
Status perkawinan Tempat tinggal 2. Keluhan utama 3. Letak kanker 4. Stadium klinik
5. Penatalaksanaan Medis 6. Lama rawatan
7. Keadaan sewaktu pulang
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Penderita Kanker Payudara adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker payudara berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dalam kartu status yang ada di bagian rekam medik.
(51)
3.2.2. Sosiodemografi di bedakan atas:
a. Umur adalah usia penderita sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. ≤ 40 tahun
21
2. > 40 tahun
b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Perempuan 2. Laki-laki
c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh
d. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Islam
(52)
e. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Tidak tamat SD 2. SD
3. SLTP 4. SLTA
5. Akademi/Perguruan Tinggi
Untuk analisa statistik, pendidikan dikategorikan menjadi: 1. Pendidikan Rendah (Tidak tamat SD, SD, dan SLTP)
2. Pendidikan Menengah (SLTA)
3. Pendidikan Tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi)
f. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan penderita setiap harinya sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Ibu Rumah Tangga (IRT)
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/Polri) 3. Wiraswasta
4. Pegawai Swasta 5. Lain-lain
g. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Belum kawin 2. Kawin 3. Janda 4. Duda
(53)
h. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita kanker payudara tinggal dan menetap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas: 1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
3.2.3. Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh penderita kanker payudara yang menyebabkan datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas: 1. Benjolan di payudara
2. Nyeri di payudara
3. Puting sakit dan keluar darah, nanah, atau cairan encer 4. Luka di payudara
3.2.4. Letak kanker adalah lokasi pada payudara penderita dimana kanker payudara ditemukan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Payudara kanan 2. Payudara kiri
3. Payudara kanan dan kiri
3.2.5. Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penderita pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV
Untuk analisa statistik, stadium klinik dikategorikan menjadi: 1. Stadium dini (stadium I dan II)
(54)
3.2.6. Penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:
1. Operasi
2. Non-Operasi (Kemoterapi) 3. Operasi dan kemoterapi
3.2.7. Lama rawatan rata-rata adalah jumlah rata-rata hari perawatan penderita kanker payudara dari hari pertama masuk rumah sakit sampai hari terakhir perawatan penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status.
3.2.8. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada saat keluar dari RS sesuai dengan yang tercatat pada karu status yang ada di rekam medis dikategorikan atas:
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 3. Meninggal
(55)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case
series.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas pertimbangan bahwa Rumah Sakit Haji Medan memiliki data kanker payudara yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara tahun 2005-2009.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 yang tercatat dalam kartu status dengan jumlah 156 penderita.
(56)
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh data penderita kanker payudara yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 yang tercatat dalam kartu status dengan jumlah 156 data penderita (total sampling).
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita kanker payudara yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009. Berkas rekam medis dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang diteliti.
4.5. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data univariat dianalisa secara deskriptif dan data bivariat dianalisa dengan Chi square dan t test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram bar dan diagram pie.
(57)
BAB 5
HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaram Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Haji Medan diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992, berlokasi di jalan Rumah Sakit Haji Estate di areal tanah seluas 6 ha dengan luas bangunan 13.017,59 m2
5.1.1. Visi
. Adapun visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit Haji Medan adalah:
Mewujudkan Rumah Sakit Haji Medan sebagai rumah sakit yang bernafaskan Islam dalam semua kegiatannya di Sumatera Utara.
5.1.2. Misi
a. Pelayanan kesehatan yang islami dan profesional dengan tetap peduli pada kaum dhua’fa.
b. Melaksanakan dakwah islamiah dalam setiap kegiatannya. c. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi cendikiawan muslim. 5.1.3. Falsafah
Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari iman, amal saleh dan ibadah kepada Allah SWT. Rumah Sakit Haji Medan mempunyai niat untuk melakukan dakwah Islam melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pengelolaan yang islami sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Rumah Sakit Haji Medan dalam seluruh kegiatannya dilandaskan atas Al-Qur’an dan Hadits. Sesuai Surat Maryam ayat 96 : ”Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha
(58)
Assyu’ara ayat 80: ”Dan apabila aku sakit maka Dialah (Allah) yang akan
menyembuhkan.”
5.1.4. Motto
Bekerja sebagai ibadah, ikhlas dalam pelayanan dan istiqomah dalam pendirian.
Rumah Sakit Haji Medan menyediakan pelayanan kesehatan antara lain: a. Pelayanan gawat darurat, baik bedah maupun non bedah.
b. Pelayanan Unit Rawat Jalan, terdiri dari poliklinik umum, poliklinik gigi, pelayanan spesialis seperti: bedah onkologi, bedah umum, pediatri, kebidanan dan penyakit kandungan, mata, kulit dan kelamin, neurologi, psikiatri, paru-paru, THT, jantung, orthopedi, dan klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing). c. Pelayanan Rawat Inap, terdiri dari: rawat inap (kelas utama A/super VIP, kelas
utama B/VIP, kelas IA, kelas IB, kelas II, kelas III), ranjang bayi, inkubator, dan ruang ICU.
d. Pelayanan farmasi rumah sakit.
e. Pelayanan Penunjang medis terdiri dari : laboratorium, radiologi, arthroscope, CT
Scan, FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery), ureteroscope, electrokinetic lithotriptor, multimobile (C-Arm), gastroscopy, fisioterapi, konsultasi gizi, dan
rehabilitasi medis.
f. Pelayanan transportasi pasien terdiri dari: ambulance gawat darurat, antar jemput pasien dan antar jemput jenazah.
(59)
5.2. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan Kecenderungannya Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan tahun dan kecenderungannya di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tahun di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
No Tahun f %
1 2005 40 25,6
2 2006 38 24,4
3 2007 32 20,5
4 2008 21 13,5
5 2009 25 16,0
Jumlah 156 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terdapat 40 penderita kanker payudara (25,6%), tahun 2006 terdapat 38 penderita kanker payudara (24,4%), tahun 2007 terdapat 32 penderita kanker payudara (20,5%), tahun 2008 terdapat 21 penderita kanker payudara (13,5%), dan tahun 2009 terdapat 25 penderita kanker payudara (16,0%).
Berdasarkan metode kuadrat kecil (least squared) terjadi penurunan menurut garis linier persamaan Y = 45,3 – 4,7x. Penurunan dari tahun 2005-2009 sebesar (40-25)/40 x100%= 37,50% atau dengan simple rasio 40/25 = 1,6 kali.
(60)
5.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
No Sosiodemografi f %
1 Umur (tahun) ≤40 >40 30 126 19,2 80,8
Jumlah 156 100
2 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 149 7 95,5 4,5
Jumlah 156 100
3 Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh 89 30 12 10 15 57,1 19,2 7,7 6,4 9,6
Jumlah 156 100
4 Agama Islam Kristen Protestan 152 4 97,5 2,5
Jumlah 156 100
5 Pendidikan
Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Akademi/Perguruan Tinggi 5 25 41 52 33 3,2 16,0 26,3 33,3 21,2
Jumlah 156 100
6 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pegawai Negeri Sipil(PNS/TNI/Polri) Wiraswasta Pegawai Swasta Dan lain-lain 81 22 21 21 11 51,9 14,1 13,5 13,5 7,0
(61)
No Sosiodemografi f % 7 Status Perkawinan
Belum Kawin Kawin Janda Duda 5 110 39 2 3,2 70,5 25,0 1,3
Jumlah 156 100
8 Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan
81 75
51,9 48,1
Jumlah 156 100
Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur >40 tahun yaitu 126 orang (80,8%), dan terendah kelompok umur ≤ 40 yaitu 30 orang (19,2%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu 149 orang (95,5%), dan terendah laki-laki yaitu 7 orang (4,5%).
Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan suku tertinggi adalah Batak yaitu 89 orang (57,1%), kemudian Jawa 30 orang (19,2%), Aceh 15 orang (9,6%), Melayu 12 orang (7,7%), dan terendah Minang 10 orang (6,4%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan agama tertinggi adalah Islam 152 orang (97,5 %), dan terendah Kristen Protestan yaitu 4 orang (2,5%).
Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan tertinggi adalah SMA yaitu 52 orang (33,3%), SMP 41 orang (26,3%), Akademi/Perguruan Tinggi 33 orang (21,1%), SD 25 orang (16,0%), dan terendah adalah tidak tamat SD 5 orang (3,2%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga yaitu 81 orang (51,9%), Pegawai Negeri Sipil 22
(62)
orang (14,1%), wiraswasta 21 orang (13,5%), pegawai swasta 21 orang (13,5%), dan terendah adalah lain-lain 11 orang (7,0%).
Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah status kawin yaitu 110 orang (70,5%), janda 39 orang (25,0%), belum kawin 5 orang (3,2%), dan terendah adalah duda 2 orang (1,3%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah Kota Medan yaitu 81 orang (51,9%), dan terendah adalah di luar Kota Medan 75 orang (48,1%).
5.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama
Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
No Keluhan Utama (n=156) f %
1 Benjolan di payudara 138 88,46
2 Nyeri di payudara 95 60,89
3 Puting sakit dan keluar darah,nanah, atau cairan encer
17 10,9
4 Luka di payudara 52 33,33
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah benjolan di payudara yaitu 138 orang (88,46%), nyeri di payudara 95 orang (60,89%), luka pada payudara 52 orang (33,33%), dan terendah puting sakit dan keluar darah, nanah, atau cairan encer 17 orang (10,9%).
(63)
5.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker
Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
No Letak Kanker f %
1 Payudara kanan 52 33,3
2 Payudara kiri 94 60,3
3 Payudara kanan dan kiri 10 6,4
Jumlah 156 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan letak kanker tertinggi adalah di payudara kiri yaitu 94 orang (60,3%), payudara kanan 52 orang (33,3%), dan terendah adalah di payudara kanan dan kiri 10 orang (6,4%).
5.6. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik
Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
No Stadium Klinik f %
1 Stadium I 5 3,2
2 Stadium II 41 26,3
3 Stadium IIIA 39 25,0
4 Stadium IIIB 51 32,7
5 Stadium IV 20 12,8
Jumlah 156 100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan stadium klinik
(1)
Descriptives
10.05 .622
8.82 11.28 9.34 7.50 60.320 7.767 2 38 36 9.00
1.366 .194
1.342 .386
Mean
Lower Bound Upper Bound 95% Confidence
Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median
Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range
Interquartile Range Skewness
Kurtosis Lama Rawatan
Statistic Std. Error
Keadaan Sewaktu Pulang
102 65.4 65.4 65.4
38 24.4 24.4 89.7
16 10.3 10.3 100.0
156 100.0 100.0
PBJ PAPS Meninggal Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Crosstabs
Stadium Klinik * Umur Penderita Crosstabulation
13 33 46
8.8 37.2 46.0
28.3% 71.7% 100.0%
43.3% 26.2% 29.5%
8.3% 21.2% 29.5%
17 93 110
21.2 88.8 110.0
15.5% 84.5% 100.0%
56.7% 73.8% 70.5%
10.9% 59.6% 70.5%
30 126 156
30.0 126.0 156.0
19.2% 80.8% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
19.2% 80.8% 100.0%
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Umur Penderita % of Total
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Umur Penderita % of Total
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Umur Penderita % of Total
Stadium dini
Stadium lanjut Stadium
Klinik
Total
<=40 >40 Umur Penderita
(2)
Chi-Square Tests
3.425b 1 .064
2.650 1 .104
3.250 1 .071
.076 .054
3.403 1 .065
156 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.85.
b.
Crosstabs
Stadium Klinik * Jenis Kelamin Penderita Crosstabulation
44 2 46
43.9 2.1 46.0
95.7% 4.3% 100.0%
29.5% 28.6% 29.5%
28.2% 1.3% 29.5%
105 5 110
105.1 4.9 110.0
95.5% 4.5% 100.0%
70.5% 71.4% 70.5%
67.3% 3.2% 70.5%
149 7 156
149.0 7.0 156.0
95.5% 4.5% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
95.5% 4.5% 100.0%
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Jenis Kelamin Penderita
% of Total Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Jenis Kelamin Penderita
% of Total Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Jenis Kelamin Penderita
% of Total Stadium dini
Stadium lanjut Stadium
Klinik
Total
Perempuan Laki-laki Jenis Kelamin Penderita
Total
Chi-Square Tests
.003b 1 .957
.000 1 1.000
.003 1 .957
1.000 .660
.003 1 .957
156 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.06.
(3)
Crosstabs
Stadium Klinik * Pendidikan Penderita Crosstabulation
10 20 16 46
20.9 15.3 9.7 46.0
21.7% 43.5% 34.8% 100.0%
14.1% 38.5% 48.5% 29.5%
61 32 17 110
50.1 36.7 23.3 110.0
55.5% 29.1% 15.5% 100.0%
85.9% 61.5% 51.5% 70.5%
71 52 33 156
71.0 52.0 33.0 156.0
45.5% 33.3% 21.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Pendidikan Penderita
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Pendidikan Penderita
Count
Expected Count % within Stadium Klinik % within Pendidikan Penderita
Stadium dini
Stadium lanjut Stadium
Klinik
Total
Pendidikan rendah
Pendidikan menengah
Pendidikan tinggi Pendidikan Penderita
Total
Chi-Square Tests
15.844a 2 .000
16.482 2 .000
14.930 1 .000
156 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.73.
(4)
Crosstabs
Penatalaksanaan Medis * Stadium Klinik Crosstabulation
11 42 53
15.6 37.4 53.0
20.8% 79.2% 100.0% 23.9% 38.2% 34.0%
35 29 64
18.9 45.1 64.0
54.7% 45.3% 100.0% 76.1% 26.4% 41.0%
0 39 39
11.5 27.5 39.0
.0% 100.0% 100.0% .0% 35.5% 25.0%
46 110 156
46.0 110.0 156.0 29.5% 70.5% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within
Penatalaksanaan Medis % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within
Penatalaksanaan Medis % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within
Penatalaksanaan Medis % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within
Penatalaksanaan Medis % within Stadium Klinik Operasi
Kemoterapi
Operasi dan Kemoterapi Penatalaksanaan
Medis
Total
Stadium dini
Stadium lanjut Stadium Klinik
Total
Chi-Square Tests
37.800a 2 .000
46.922 2 .000
2.487 1 .115
156 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50.
a.
T-Test
Group Statistics
46 5.24 2.609 .385
110 12.06 8.313 .793
Stadium Klinik Stadium dini Stadium lanjut Lama Rawatan
N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
(5)
Independent Samples Test
38.164 .000 -5.448 154 .000 -6.82 1.253 -9.299 -4.350 -7.746 146.688 .000 -6.82 .881 -8.566 -5.083 Equal variances
assumed Equal variances not assumed Lama Rawatan
F Sig. Levene's Test for Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error
Difference Lower Upper 95% Confidence
Interval of the Difference t-test for Equality of Means
Crosstabs
Keadaan Sewaktu Pulang * Stadium Klinik Crosstabulation
32 70 102
30.1 71.9 102.0
31.4% 68.6% 100.0%
69.6% 63.6% 65.4%
14 24 38
11.2 26.8 38.0
36.8% 63.2% 100.0%
30.4% 21.8% 24.4%
0 16 16
4.7 11.3 16.0
.0% 100.0% 100.0%
.0% 14.5% 10.3%
46 110 156
46.0 110.0 156.0
29.5% 70.5% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within Stadium Klinik Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within Stadium Klinik PBJ
PAPS
Meninggal Keadaan
Sewaktu Pulang
Total
Stadium dini
Stadium lanjut Stadium Klinik
Total
Chi-Square Tests
7.854a 2 .020
12.300 2 .002
2.986 1 .084
156 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.72.
(6)
Crosstabs
Keadaan Sewaktu Pulang * Penatalaksanaan Medis Crosstabulation
40 27 35 102
34.7 41.8 25.5 102.0
39.2% 26.5% 34.3% 100.0%
75.5% 42.2% 89.7% 65.4%
4 32 2 38
12.9 15.6 9.5 38.0
10.5% 84.2% 5.3% 100.0%
7.5% 50.0% 5.1% 24.4%
9 5 2 16
5.4 6.6 4.0 16.0
56.3% 31.3% 12.5% 100.0%
17.0% 7.8% 5.1% 10.3%
53 64 39 156
53.0 64.0 39.0 156.0
34.0% 41.0% 25.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within
Penatalaksanaan Medis Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within
Penatalaksanaan Medis Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within
Penatalaksanaan Medis Count
Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang % within
Penatalaksanaan Medis PBJ
PAPS
Meninggal Keadaan
Sewaktu Pulang
Total
Operasi Kemoterapi
Operasi dan Kemoterapi Penatalaksanaan Medis
Total
Chi-Square Tests
42.685a 4 .000
43.982 4 .000
2.285 1 .131
156 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
1 cells (11.1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.