Telepon Dual Tone Multi Frequency DTMF Transistor Sebagai Saklar

BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Telepon Dual Tone Multi Frequency DTMF

Dewasa ini hampir semua telepon yang ada sudah menggunakan tombol tekan yang disebut pesawat Telepon Dual Tone Multi Frequency DTMF. Pada pesawat telepon jenis ini setiap tombol membangkitkan nada sebagai pengganti pulsa dial. Nada ini dihasilkan dari kombinasi dua frequensi yang berbeda. Kedelapan frekuensi ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok frekuensi rendah dan kelompok frekuensi tinggi. Gambar 2.2 memperlihatkan keyset equitment dari sebuah pesawat telepon DTMF. Dari gambar 2.2. memperlihatkan sebuah ascilator yang mempunyai delapan frekuensi kerja. Frekuensi kerja oscilator disesuaikan dengan tombol telepon yang ditekan. Universitas Sumatera Utara EC T R A N S M IS S IO N N E T W O TRAC KS R1 697 Hz S1 R2 D1 S1 R3 DIODA RECTIF RINGE R CO S2 770 Hz 852 Hz 941 Hz 1633 Hz 1477 Hz 1366 Hz 1 2 3 4 4 3 2 1 L1 L2 Gambar 2.1 Keyset Equitment Telepon DTMF

2.2 Transistor Sebagai Saklar

Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar switching dengan memanfaatkan daerah penjenuhan saturasi dan daerah penyumbatan cut off yang ada pada karakteristik transistor. Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung short. Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter V CE = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya V CE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar 2.20 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Transistor sebagai Saklar ON Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah : Rc Vcc I max = ……………………………………………..…………….2.13 Rc Vcc I . hfe B = ………………………………………….…………….2.14 Rc . hfe Vcc I B = ………………………………………………………….2.15 Hubungan antara tegangan basis V B dan arus basis I B adalah : B BE B B R V V I − = …………………………………………………….2.16 V B = I B . R B + BE …………………………………………………..2.17 BE B B V Rc . hfe R . Vcc V + = ………………………………………………2.13 Saklar On Vcc Vcc I C R R B V B I B V BE V CE Universitas Sumatera Utara Jika tegangan V B telah mencapai BE B B V Rc . hfe R . Vcc V + = , maka transistor akan saturasi, dengan Ic mencapai maksimum. Gambar 2.2.2 dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan V CE sat adalah harga V CE pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan pada lembar data. Biasanya V CE sat hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah knee pada gambar 2.2.2 dikenal sebagai daerah saturasi. Gambar 2.2.2. Karakteristik daerah saturasi pada transistor Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka open. Keadaan ini menyebabkan tegangan V CB sama dengan tegangan sumber Vcc. Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat Titik Sumbat Cut off I B I B sat I B = I B sat I B Penjenuhan saturation I C Rc Vcc I B = 0 V CE Universitas Sumatera Utara arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.2.3.Transistor Sebagai Saklar OFF Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis V B sama dengan tegangan kerja transistor V BE sehingga arus basis I B = 0 maka : hfe I I C B = ………………………………………………………………2.19 I C = I B . hfe ….………………………………………………………2.20 I C = 0 . hfe ………..…………………………………………………2.21 I C = 0 ………………………………………………………………..2.22 Hal ini menyebabkan V CE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus : Vcc = Vc + V CE ………..………………………………………2.23 Saklar Off Vcc Vcc I C R R B V B I B V BE V CE Universitas Sumatera Utara V CE = Vcc – Ic . Rc ..…………………………………………2.24 V CE = Vcc ..……………………………………………………2.25

2.3 Arsitektur Mikrokontroler AT89S825