PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PEMBUATAN MEDIA ANIMASI DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA CHANDRA KUSUMA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS
PEMBUATAN MEDIA ANIMASI DAN KREATIVITAS TERHADAP
KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT
SISWA KELAS X SMA CHANDRA KUSUMA
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Master Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
SRI FERWITASARI
NIM 8136192028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
PENGARUII MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS
PEMBUATAN MEDIA ANIMASI DAN KREATIVITAS TERIIADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS A}IEKDOT
SISWA KELAS X SMA CHANDRA KUSUMA TAIII]N PEMBELA.IARAN 201 5/201 6
TESIS Oleh SRI I'ERWITASARI
NIM 8136192028
Telah dipertahankan di Depan Meja Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal30 Mei 2016 dan dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoloh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Medan, 30 Mei 2016
Menyetujui Tim Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi PeIIlbjmbhc I
/t
rror. o.. rif./.L.i siturian, M. Pd. NIP 19481229 198003 2 000
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
NIP 19610420 198703 2 002
Sinaga, M.Pd.
(3)
PERSETUJUAI\I DEWAI\I PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No.
NAM,A.Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.
IilP
19481229 198003 2 002Dr.
Arif
Rahman, M. Pd. I{IP 19660412 199203 1 001Dr. Wisman Hadi, M. Hum. t{IP 19780201 200312 1003
Dr. Syahnan Daulay, M. Pd. NIP 19580831 198601 1002
Prof. Dr. Biner Ambarita, M. Pd.
hIIP 19570515 198403 1 0M
Tanda Tangan
,.
-,. L,"'--//
ln
tr)--L^
v
(4)
SURATPERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Program Studi Nim
Angkatan .ludul Tesis
Sri Ferwitasari
Pendidikan Bahasa indonesia 8136192028
I/ B-I
Pengaruh Model Pernbelajaran lnkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi dan Kreativitas Terhadap Kemampuan Mernahami Teks Anekdot Sisna Kelas X SMA Chandra Kusuma Tahun Peilbelajaran 201512016
Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya tulis adalah karya ilmiah hasil dari pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tesis tersebut merupakan plagiat, rnaka saya bersedia gelar dan ijazah yang telah saya peroleh ditinjau kembali.
Demikian surat pemyataan ini saya perbuat dengan pikiran yang sehat, tanpa tekanan dari siapa pun.
Medan, Mei 2016
(5)
i
ABSTRAK
SRI FERWITASARI : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi dan Kreativitas terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Chandra Kusuma Tahun Pembelajaran 2015/2016. Tesis. Medan. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan memahami teks anekdot siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan media animasi dengan model pembelajaran kooperatif, perbedaan kemampuan memahami teks anekdot siswa dengan kreativitas tinggi dan kemampuan memahami teks anekdot siswa kreativitas rendah, serta interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kreativitas dalam memengaruhi kemampuan memahami teks anekdot siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Chandra Kusuma. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan memahami teks anekdot dan angket kreativitas. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memahami teks anekdot menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan media animasi lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif dan kemampuan memahami teks anekdot pada kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan pada kelompok siswa yang memiliki kreativitas rendah, serta ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan media animasi dengan tingkat kreativitas dalam memengaruhi kemampuan memahami teks anekdot siswa.
(6)
ii
ABSTRACT
SRI FERWITASARI : The Effect of Inquiry Learning Model on the Bases of Media Making Animation and Creativity to the Ability of Grade X Students of Chandra Kusuma School in Understanding Anecdotes Text in Academic Year of 2015/2016. Graduate Program UNIMED, 2016.
This research focuses on analyzing the distinction made by students in understanding the anecdotes text between those who have been taught using Inquiry-Based Learning Model on the basis of media making animation and creativity and the ones who use cooperative learning, the distinction made between students who use high creativity and the ones who use low creativity and the interaction between learning model and the creativity in influencing students’ ability in understanding anecdotes text. This is a quasi-experiment research, and the population is the tenth-grade students of Chandra Kusuma School. The sampling is carried out by conducting cluster random sampling. The instrument used are the test of understanding the anecdotes text and creativity questionnaire. The data are analysed by using ANOVA two ways. The research displays that students who use Inquiry-Based Learning Model on the basis of media making animation and creativity are having a better understanding toward anecdotes text compare to those who use cooperative learning model. Furthermore, students’ ability to comprehend the anecdotes text are much higher for those who have high creativity and there is an interaction between the Inquiry-Based Learning Model on the basis of media making animation and the level of creativity in influencing students ability in understanding anecdotes text.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi dan Kreativitas Terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Chandra Kusuma Tahun Pembelajaran 2015/2016” ini telah selesai disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd. dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd., sebagai Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M. Pd. selaku ketua program pendidikan bahasa Indonesia yang telah membantu memberikan saran dan masukan. Kemudian ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd, Bapak Dr. Wisman Hadi, M. Hum., Bapak Dr. Syahnan Daulay, M.Pd., dan Bapak Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku nara sumber dan tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rita, S. T. M. B. A. M. Pd., selaku kepala sekolah SMA Chandra Kusuma. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Azwarsyah S.Pd., Ibu Lilis Suryani S.Pd, Ibu Eli Juniar, S.Pd dan semua rekan di Sekolah Chandra Kusuma atas bantuan dan kerjasamanya sehingga terlaksananya penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan kelas
(8)
iv
eksekutif B1 dan berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Selain itu, Penulis dengan penuh hormat menyampaikan terima kasih tidak terhingga kepada Ayahanda Khairuddin dan Ibunda Dahniar serta adinda Sahri Ullya, S.Pd., Aidi Fitri, S.Pd, Hadi Sopy dan Khairani Putri yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada Suami tercinta Sabani, S.Pd. M.Si yang telah dengan sabar dan setia memberikan pengorbanan, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam menempuh studi hingga selesai. Terima kasih pula untuk ketiga buah hati penulis Rizky Abdullah Basri, Mannawasalwa Alyiza Basri dan Qory Alifia Basri yang rela membagi waktu kebersamaan mereka karena menyelesaikan studi.
Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2016 Penulis,
Sri Ferwitasari NIM 8136192028
(9)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skor Ujian Kenaikan Kelas Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Chandra Kusuma
Deliserdang ... 5
Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Inkuiri ... 26
Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ... 64
Tabel 2.3 Tabel Perbedaan Lelucon dan Anekdot ... 75
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 93
Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava 2x2 ... 94
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Bahasa Indonesia ... 103
Tabel 3.4 Model Pembelajaran ... 114
Tabel 3.5 Rangkuman Rumus Analisis Varians ... 116
Tabel 4.1 Data Tes Awal Kemampuan Memahami Teks Anekdot Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 120
Tabel 4.2 Data Tes Akhir Kemampuan Memahami Teks Anekdot Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 122
Tabel 4.3 Pembagian Tingkat Kreativitas ... 124
Tabel 4.4 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi ... 127
Tabel 4.5 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan Dengan Model Kooperatif ... 129
Tabel 4.6 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 131
Tabel 4.7 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 133
Tabel 4.8 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Animasi pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 135
Tabel 4.9 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Animasi pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... .. 136
(10)
viii
Tabel 4.10 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa yang
Memiliki Kreativitas Tinggi ... 138
Tabel 4.11 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 140
Tabel 4.12 Pengelompokkan Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot Berdasarkan Tingkat Kreativitas Tiap Kelas ... 142
Tabel 4.13 Pengelompokan Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot Berdasarkan Tingkat Kreativitas ... 144
Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi dan Model Pembelajaran Kooperatif Serta Memiliki Kreativitas Tinggi dan Rendah ... 149
Tabel 4.15 Perhitungan Homogenitas Data Hasil Penelitian ... 151
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Homogenitas Variansi ... 152
Tabel 4.17 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Berdasarkan Sel ANAVA ... 155
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Anava ... 156
Tabel 4.19 Perhitungan Uji t Hipotesis Satu ... 157
Tabel 4.20 Perhitungan Uji t Hipotesis Dua ... 158
(11)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Dasar Pembelajaran Inquiri ... 21
Gambar 2.2 Model Pembelajaran Inquiri (Alberta Learning, 2004) .. 24
Gambar 2.3 Hasil Pembelajar Model Pembelajaran Inquiri Arends ... 25
Gambar 2.4 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Arends ... 61
Gambar 3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian ... 96
Gambar 4.1 Skor Pretes Sampel ... 121
Gambar 4.2 Skor Postes Sampel ... 123
Gambar 4.3 Skor Tes Kreativitas Sampel ... 125
Gambar 4.4 Skor Siswa Kelas IBMA ... 127
Gambar 4.5 Skor Siswa Kelas Kooperatif ... 129
Gambar 4.6 Skor Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 131
Gambar 4.7 Skor Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 133
Gambar 4.8 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 135
Gambar 4.9 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 137
Gambar 4.10 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 139
Gambar 4.11 Skor Kemampuan Memahami Teks Anekdot yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 141
Gambar 4.12 Normalitas Skor Pretes... 146
Gambar 4.13 Homogenitas Skor Pretes ... 147
Gambar 4.14 Uji Beda Pretes... 147
Gambar 4.15 Normalitas Skor Postes ... 148
Gambar 4.16 Homogenitas Skor Postes... 151
Gambar 4.17 Data Jumlah Siswa dan Tingkat Kreativitas ... 153
Gambar 4.18 Hasil Uji Anova Kedua Kelas ... 154
Gambar 4.19 Interaksi Antara Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis PembuatanMedia Animasi dan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tingkat Kreativitas .... 160
(12)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 180
Lampiran 2 RPP Model Pembelajaran Inkuiri ... 196
Lampiran 3 RPP Model Pembelajaran Konvensional ... 242
Lampiran 4 Instrumen Pilihan Ganda ... 289
Lampiran 5 Daftar Skor Siswa ... 297
Lampiran 6 Validitas Tes Pilihan Ganda ... 299
Lampiran 7 Reliabilitas Tes Pilihan Ganda ... 301
Lampiran 8 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 302
Lampiran 9 Indeks Pengecoh ... 304
Lampiran 10 Distribusi Frekuensi ... 305
Lampiran 11 Perhitungan Statistik Dasar ... 315
Lampiran 12 Perhitungan Normalitas Data ... 327
Lampiran 13 Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Barlet ... 336
Lampiran 14 Pengujian Hipotesis Satu ... 340
Lampiran 15 Pengujian Hipotesis Dua ... 342
Lampiran 16 Statistik Anava ... 344
Lampiran 17 Uji Lanjut dengan Uji Tukey ... 347
Lampiran 18 Daftar Distribusi F ... 349
Lampiran 19 Daftar Skor Kritis untuk Uji Liliefors ... 351
Lampiran 20 Daftar Distribusi Skor rtabel ... 352
Lampiran 21 Tabel Luas Wilayah Z ... 353
Lampiran 22 Surat Izin Penelitian dari Universitas Negeri Medan ... 354
Lampiran 23 Surat Keterangan Kepala Sekolah ... 355
Lampiran 24 Surat KeteranganUPBK UNIMED ... 356
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sehingga membawa
dampak perubahan yang positif dalam dunia pendidikan. Tuntutan kebutuhan
akan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan pun semakin tinggi. Oleh sebab
itu sumber daya manusia harus ditingkatkan seiring perkembangan teknologi dan
informasi. Sani (2014:8) menyatakan bahwa pembelajar harus menguasai
informasi, media, dan teknologi, yakni: 1) melek informasi; 2) melek media; dan
melek TIK. Penguasaan ini akan membuat siswa siap menghadapi tantangan di
masa depan.
Sani (2014:9) juga menambahkan bahwa siswa saat ini harus terbiasa
mencari informasi sendiri, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mampu
bekerja efektif dalam kelompok dan membangun jaringan, serta memiliki
kreativitas yang tinggi. Kompetensi tersebut harus dibentuk dalam diri siswa
ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah baik sebagai efek
pembelajaran maupun sebagai efek penggiring.
Sejalan dengan itu, Toto Rohimat (2014:147) menjelaskan bahwa proses
belajar mengajar di kelas juga bertujuan untuk mencapai perubahan-perubahan
tingkah laku intelektual, moral maupun sosial. Siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas ditentukan oleh beberapa komponen
(14)
2
pembelajaran, antara lain: tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar, metode dan
media, evaluasi, peserta didik/siswa, pendidik/guru.
Adapun tujuan belajar mengajar tersebut diupayakan pencapaiannya
melalui kurikulum 2013. Pada dasarnya kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari KTSP. Widyastono (2014:119) menyatakan bahwa
kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik atau seimbang pada semua
mata pelajaran. Hal ini yang menyebabkan semua mata pelajaran memiliki
kompetensi inti yang sama.
Selanjutnya, kurikulum 2013 telah menyuratkan pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah berbasis teks. Melalui muatan berbasis teks, bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjembatani penggunan bahasa dalam
komunitasnya. Selain itu, Bahasa Indonesia tidak dipandang sekadar mengajarkan
berbahasa tetapi sebagai alat mengaktualisasikan diri untuk menjawab fenomena
yang terjadi di tatanan masyarakat. Kemudian bahasa menjadi alat untuk
mengonsumsi pengetahuan bahasa dan akhirnya menuntut peserta didik untuk
memproduksi teks bahasa.
Lebih lanjut, Teks yang diajarkan dalam kurikulum 2013 antara lain
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, negosiasi, ekplanasi, ulasan
film/drama, anekdot, eksposisi, cerpen dan cerita ulang. Kemunculan teks anekdot
masih terbilang baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pemahaman terhadap teks anekdot pada dasarnya sangatlah penting.
(15)
3
dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan wawasan pengetahuan
mengenai kritik dan humor terhadap lingkungan sekitarnya, terutama layanan
publik. Tujuannya adalah agar siswa terampil berpikir kritis dan kreatif serta
mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
Kemampuan menyampaikan kritik yang terkesan lucu juga membantu siswa
ketika ia berhadapan dengan orang lain. Proses inilah yang diharapkan dapat
melatih siswa untuk terampil menyelesaikan permasalahan yang ditemukan di
masa depan.
Layanan publik sering mendapat kritik atau menjadi bahan lelucon yang
membuat gelak tawa. Kritik dan lelucon itu dapat disampaikan melalui anekdot.
Ditambahkan pula bahwa layanan publik memiliki cakupan yang sangat luas,
yakni: hukum, sosial, politik, budaya, pendidikan, lingkungan, administrasi, dan
transportasi. Layanan publik tentunya tidak terlepas dari permasalahan sosial yang
sering kita saksikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Permasalahan sosial yang ada di sekitar bisa kita lihat sehari-hari.
Contohnya: kemiskinan, pengangguran, dan kenalakan remaja. Siswa sebagai
pelajar sudah barang tentu dapat mengambil bagian untuk memberikan
sumbangan pemikiran mereka sesuai tingkat pemahaman mereka. Sebagai pelajar,
siswa dapat berkontribusi menyelesaikan masalah sosial dan memuatnya di media
massa.
Setiarini dan Artini (2013:3) menjelaskan bahwa masalah sosial adalah
suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang
(16)
4
diamati siswa secara sadar dan menumbuhkan pemikiran kritis untuk
menyampaikannnya. Ada banyak cara menyoroti masalah sosial. Salah satunya
dengan menggunakan teks anekdot.
Banyak pembaruan materi dalam Kurikulum 2013, khususnya dalam
pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan kurikulum ini menghendaki adanya
penggunaan model-model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan model ini pun tidak terlepas dari karakteristik siswa. Hal ini
menyebabkan banyaknya pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran
tersebut.
Dalam proses pembelajaran, pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi merupakan salah satu hal yang sangat penting guna mencapai
tujuan pembelajaran. Namun hingga saat ini sebagian besar guru dalam proses
pembelajaran masih sering menggunakan model pembelajaran konvensional
sehingga siswa pasif dan hasil belajar bahasa Indonesianya rendah. Hal ini bisa
diketahui dari nilai hasil ulangan semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas X SMA Chandra Kusuma Deliserdang . Sekolah ini masih tahun pertama
menggunakan Kurikulum 2013 yakni tahun pembelajaran 2014/2015. Dalam
pelaksanaan kurikulum tersebut, ternyata hasil belajar siswa pada materi teks
anekdot masih relatif rendah dibandingkan dengan teks yang lain, seperti pada
(17)
5
Tabel 1.1 Nilai Ujian Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Chandra Kusuma Deliserdang
Tahun
Pelajaran Materi
Nilai Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
2015/2016
Teks Anekdot 55,8 50,1 70,8
Teks Eksposisi 72,4 60,8 83,6
Teks Laporan
Observasi 75,8 67,5 88,4
Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi teks anekdot
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal. Dari
data tersebut, terlihat bahwa penguasaan materi pada pembelajaran Bahasa
Indonesia tergolong rendah, artinya siswa masih belum memahami konsep materi
dengan baik. Khususnya teks anekdot, siswa masih kesulitan melihat kelucuan
dan sindiran yang terkandung dalam teks tersebut.
Hal senada juga dikemukakan oleh Rahmayanti dkk (2015) yang
menyimpulkan bahwa ada tiga kendala yang dialami oleh siswa saat pembelajaran
teks anekdot. Kendala tersebut adalah (1) siswa mengalami kesulitan untuk
menentukan cerita yang tergolong lucu. Hal ini disebabkan oleh kadar/tingkat
kelucuan yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Boleh jadi apa yang
menurut mereka lucu, tetapi menurut orang lain itu tidak lucu; (2) siswa merasa
kesulitan dalam menyusun dialog, terutama dialog-dialog yang menandai
unsur-unsur teks anekdot seperti abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Dengan
kata lain, siswa merasa kesulitan ketika menyusun dialog dengan mengaplikasikan
struktur teks anekdot. dan (3) siswa merasa kesulitan dalam menyatupadukan
(18)
6
menyusun cerita yang bersifat lucu, tetapi sebenarnya unsur lucu tersebut
dimaksudkan untuk menyindir seseorang.
Selain itu, siswa masih kurang memahami istilah atau kata yang
digunakan. Oleh karena banyaknya teks, siswa menjadi bingung dan akhirnya
mereka hanya menghafal materi. Kemungkinan siswa merasa enggan harus
memahami materi melalui kegiatan membaca yang begitu banyak dan karena
merasa tidak nyaman dengan penerapan kurikulum baru, yakni kurikulum 2013.
Selain siswa, sebenarnya guru juga masih belum begitu memahami
pelaksanaan Kurikulum 2013 itu sendiri. Hal ini menyebabkan proses melibatkan
siswa dalam pembelajaran masih kurang sehingga masih didominasi oleh guru.
Akibatnya sering terjadi kesalahan konsep karena materi tidak benar-benar
dipahami oleh siswa. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu pada umumnya
hanya disimpan sendiri tanpa dikomunikasikan dengan siswa lain atau guru
sehingga kesulitan itu tidak dapat segera diatasi. Hal ini menyebabkan rendahnya
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Rendahnya hasil belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia tidak
terlepas dari peran guru. Salah satunya dipengaruhi oleh pemilihan model
pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa, sedangkan pemakaian model
pembelajaran yang kurang tepat dapat mengakibatkan siswa merasa malas dan
bosan dalam mengikuti pelajaran, sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar
yang dihasilkan kurang baik. Pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung masih
(19)
7
karena itu, kemampuan serta kesiapan guru dalam pembelajaran memegang
peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa.
Dell’Olio dan Donk (2007:4) menyatakan “While teachers must also have models for how to develop appropriate teaching and learning opportunities, knowing what to teach and when are the essential first steps in the process.”
Seorang guru harus mengetahui model-model pembelajaran untuk
mengembangkan pengajarannya dan memberikan kesempatan belajar pada
siswanya. Guru juga harus mengetahui apa yang akan diajarkan dan langkah awal
dalam proses pembelajaran tersebut.
Selain model pembelajaran, media pengajaran juga memiliki peranan
penting. Media pengajaran yang diharapkan adalah media yang dapat memberikan
deskripsi penjelasan dari pelajaran abstrak menjadi bersifat konkrit. Pelajaran
yang dibuat visualisasinya ke dalam bentuk gambar animasi lebih bermakna,
menarik, lebih mudah diterima, dipahami, dan lebih dapat memotivasi . Menurut
Lee & Owens (2004: 127) penggunaan animasi dan efek khusus sangat bagus dan
efektif untuk menarik perhatian peserta didik dalam situasi pembelajaran baik
permulaan maupun akhir rangkaian pembelajaran. Kegitatan ini membutuhkan
bantuan teknologi yakni komputer dan internet.
Kemajuan pada teknologi tersebut sangat menguntungkan bagi guru.
Teknologi dapat dilibatkan menjadi masukan bagi siswa. Islam, dkk (2014:43)
menyatakan bahwa “We have chance to change our traditional reading and memorization habits with interesting contents by effective reading use of technology.” Dengan kemajuan teknologi komputer tentunya memberikan
(20)
8
kemudahan bagi guru dalam menyiapkan media pembelajaran, khususnya media
animasi. Namun kenyatannya masih terbatasnya penggunaan media animasi
dalam proses pembelajaran, karena memerlukan keahlian khusus.
Media animasi yang merupakan bahan dari teknologi muldimedia dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pengajaran dan dijadikan
lingkungan belajar yang efektif. Islam, dkk (2014:44) menyatakan bahwa:
Multimedia Tecnology can help to create high quality learning environmens especially for student through, different medias like text, graphics, sound, animation etc. It is true that traditional education is slowly moving away from pen-and-paper correspondence course, allowing for a more interactive, integrated learning environment.
Jelaslah bahwa informasi yang disajikan menggunakan gambar dan
animasi lebih mudah dipahami oleh audiens dibandingkan informasi yang dibuat
dengan cara lain. Informasi yang diperoleh dengan membaca seringkali sulit
dimengerti, dan harus membaca berulang-ulang. Selain itu, untuk membaca suatu
informasi biasanya harus menyediakan waktu khusus yang sulit diperoleh karena
kesibukan.
Perkembangan media animasi semakin hari semakin berkembang. Bahkan,
saat ini di dunia internet banyak tersedia web yang menyediakan pembuatan gratis
media animasi. Salah satu media animasi yang gratis dan mudah diakses adalah
“Powtoon”. “Powtoon” merupakan layanan online untuk membuat sebuah paparan yang memiliki fitur animasi sangat menarik diantaranya animasi tulisan
tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan time
(21)
9
Hal ini tentu saja membawa pembaruan dalam dunia pembelajaran. Media
animasi dapat disajikan sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini peran guru
yang diandalkan agar media tersebut dapat dimaknai siswa. Tidak hanya guru
yang harus membuat media animasi. Lebih baik melibatkan siswa dalam proses
pembuatannya. Keterlibatan siswa diharapkan membawa perubahan pada hasil
belajarnya. Apalagi melihat aktivitas siswa saat ini, mereka cukup cerdas dalam
penggunaan teknologi internet dan dapat mengeluarkan kreativitas yang mereka
miliki.
Sehubungan dengan kreativitas siswa, Saparahayuningsih (2010:5)
menyatakan bahwa tidak banyak orang menyangkal bahwa kepribadian sampai
pada taraf tertentu dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Ketiga lingkungan pendidikan itu dapat berfungsi sebagai pendorong
dan pengembang kreativitas anak. Kreativitas dianggap sebagai sesuatu yang
harus dimiliki anak agar dapat menghadapi persoalan-persoalan kehidupan di
masa mendatang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sani (2014: 7) yang
menyatakan bahwa pada saat ini kompetensi untuk hidup layak bergantung pada
kreativitas dan kemampuan melakukan inovasi. Oleh sebab itu, kreativitas dapat
dikembangkan melalui pendidikan yang terintegrasi dalam proses belajar
mengajar. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran guru sebagi pendidik. Guru
dapat mencari alternatif dan berinovasi untuk menemukan cara baru agar tujuan
pembelajarannya tercapai. Salah satunya yakni dengan mengadopsi model
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat tentu secara otomatis
(22)
10
Banyak model pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan untuk
memproduksi teks anekdot. Model pembelajaran konvensional ternyata tidak
banyak membantu. Model ini masih didominasi ceramah karena siswa belum
terbiasa. Bahkan, hasil tulisan siswa yang dipajang di majalah dinding ternyata
menjadi kegiatan yang kurang menarik. Hal ini tentu saja mengakibatkan
kreativitas siswa tidak berkembang dan secara langsung berdampak pada
pemahaman terhadap teks anekdot menjadi berkurang.
Adapun pengelolaan kelas menurut Yunita (2013: 94) selama ini belum
mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk berkembangnya
pengalaman belajar peserta didik yang dapat menjadi landasan untuk
berkembangnya kemampuan intelektual peserta didik.
Julientine (2009:2) menambahkan bahwa proses pembelajaran selama ini
masih memiliki kecendrungan terhadap pengekangan kebebasan peserta didik.
Pembelajaran masih banyak didominasi guru dan mengakibatkan siswa hanya
terpaku menuruti perintah gurunya, siswa tidak mendapat kebebasan untuk
mengekspresikan dirinya. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan
berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas peserta didik, padahal
kreativitas sangatlah penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Karena
kreativitas memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan
Indonesia yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
memiliki kreativitas tinggi.
Adapun model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang
(23)
11
kemampuan siswa dalam memproduksi teks anekdot. Model ini cukup memadai
bagi siswa untuk menghasilkan cara berpikir kritis dan terampil untuk
memperoleh pengetahuan serta mengembangkan kreativitasnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Musawi dkk (2012:1) yang menyatakan:
Result indicate that the implementation of the web-based inquiry-learning model was successful and adequate to the inquiry-learning setting. This model of learning help most student to manage the tools and techniques used during the course; freedom on the construction of presentations allowed student to explore creatively the subject domain;
Musawi dkk menegaskan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat
membuat siswa lebih sukses dalam mengikuti pembelajarannya. Selain itu, model
ini cukup sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh guru. Kemudian model
inkuiri juga dapat menolong siswa untuk membangun persepsi mereka sehingga
menciptakan kreativitas dalam dirinya..
Selanjutnya, faktor lain yang menentukan keberhasilan dalam proses
belajar mengajar adalah siswa sebagai pelaku dalam kegiatan belajar perlu lebih
aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan di sekolah. Dengan demikian dalam
proses belajar mengajar, siswa dituntut mandiri artinya siswa perlu memiliki
kesadaran, kemauan, dan motivasi dari dalam diri siswa bukan semata-mata
tekanan guru maupun pihak lain.
Selanjutnya, kurangnya penguasaan siswa dalam menuangkan ide akan
mengakibatkan kurang berkembangnya pembelajaran bahasa Indonesia.
Kemudian timbul rasa gelisah dan mengakibatkan kurangnya ketertarikan siswa
dalam pelajaran bahasa Indonesia dan menjadi pelajaran yang membosankan.
(24)
12
pembelajaran bahasa Indonesia lebih menyenangkan. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi solusi dari masalah dan hambatan yang sering terjadi dalam
pengajaran bahasa Indonesia sehingga meningkatkan kemampuan memahami
siswa khususnya teks anekdot.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan untuk menentukan cerita yang tergolong lucu.
2. Siswa merasa kesulitan dalam menyusun dialog, terutama dialog-dialog
yang menandai unsur-unsur teks anekdot seperti abstraksi, orientasi,
krisis, reaksi, dan koda.
3. Siswa merasa kesulitan dalam menyatupadukan unsur lucu bernuansa
sindiran.
4. Siswa yang belum memahami kata atau istilah yang digunakan.
5. Proses pembelajaran selama ini masih memiliki kecendrungan terhadap
pengekangan kebebasan peserta didik
6. Kreativitas siswa tidak berkembang jika siswa tidak berkembang jika
siswa tidak mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.
7. Pembelajaran masih banyak didominasi guru dan mengakibatkan siswa
hanya terpaku menuruti perintah gurunya sehingga siswa tidak mendapat
kebebasan untuk mengekspresikan dirinya
(25)
13
C. Pembatasan Masalah
Ditinjau dari berbagai masalah yang muncul, maka masalah yang diteliti
berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan
media animasi dan kreativitas terhadap hasil belajar. Jika proses ini diteliti secara
menyeluruh maka ruang lingkupnya terlalu luas. Hasil belajar pada penelitian ini
dibatasi pada hasil belajar Bahasa Indonesia dalam ranah kognitif berdasarkan
Kurikulum 2013. Adapun batasan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan memahami siswa yang diajar dengan model
inkuiri berbasis pembuatan media animasi dan model kooperatif dalam
pembelajaran teks anekdot.
2. Perbedaan kemampuan memahami siswa antara kelompok siswa dengan
kreativitas tinggi dengan kelompok siswa dengan kreativitas rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran Inkuiri berbasis pembuatan media
animasi dengan kreativitas untuk meningkatkan kemampuan memahami
siswa.
D. Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan kemampuan memahami siswa yang diajar dengan
model inkuiri berbasis pembuatan media animasi dan model kooperatif
(26)
14
2. Apakah ada perbedaan kemampuan memahami antara kelompok siswa
dengan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa dengan kreativitas
rendah.
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Inkuiri berbasis
pembuatan media animasi dengan kreativitas untuk meningkatkan
kemampuan memahami siswa.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan kemampuan memahami siswa yang diajar dengan model
inkuiri berbasis pembuatan media animasi dan model kooperatif dalam
pembelajaran teks anekdot.
2. Perbedaan kemampuan memahami siswa antara kelompok siswa dengan
kreativitas tinggi dengan kelompok siswa dengan kreativitas rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran Inkuiri berbasis pembuatan media
animasi dengan kreativitas untuk meningkatkan kemampuan memahami
(27)
15
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis dan praktis oleh
pihak-pihak terkait. Secara rinci manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian penelitian yang
relevan bagi peneliti yang lain, baik yang merupakan penelitian lanjutan maupun
penelitian pengembangan yang sifatnya memperluas untuk dijadikan referensi
bagi penelitian yang lebih mendalam tentang Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Berbasis Pembuatan Media Animasi dan Kreativitas Terhadap
Kemampuan Memahami Materi Teks Anekdot pada Siswa Kelas X.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu:
a. Bagi Peserta Didik
1) Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih variatif kepada
peserta didik sehingga belajar bahasa Indonesia menjadi lebih
menyenangkan.
2) Dapat melatih peserta didik dalam mengembangkan kreativitas belajar
bahasa Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat,
(28)
16
b. Bagi Pendidik
1) Dapat memberikan alternatif model pembelajaran yang baru untuk
meningkatkan hasil belajar dan kreativitas peserta didik.
2) Dapat menambah pengetahuan model pembelajaran yang lebih tepat
dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi Lembaga Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, di samping itu untuk
memberikan motivasi kepada pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia
maupun mata pelajaran lainnya untuk mengembangkan model
(29)
172
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan kemampuan memahami siswa yang diajar dengan model
inkuiri berbasis pembuatan media animasi dan model kooperatif dalam
pembelajaran teks anekdot.
2. Terdapat perbedaan kemampuan memahami antara kelompok siswa dengan
kreativitas tinggi dengan kelompok siswa dengan kreativitas rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas dalam memengaruhi
kemampuan memahami teks anekdot siswa. Siswa yang memiliki kreativitas
tinggi memberikan peningkatan pada kemampuan memahami teks anekdotnya
dengan penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis pembutan media animasi.
Sedangkan untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah peningkatannya tidak
sebesar siswa yang memiliki kreativitas tinggi. Selanjutnya bagi siswa yang
memiliki kreativitas tinggi maupun kreativitas rendah memberikan sedikit
peningkatan pada kemampuan memahami teks anekdotnya dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif.
(30)
173
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa
yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan media animasi
memiliki kemampuan memahami teks anekdot lebih tinggi dibandingkan jika
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif. Dengan demikian diharapkan agar
para guru di Sekolah Menengah Atas mempunyai pengalaman, pemahaman, dan
wawasan dalam memilih model-model pembelajaran. Penguasaan model-model
pembelajaran tersebut dapat menciptakan pembelajaran bahasa Indonesia yang
menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Selain itu, dibutuhkan pula sosialisasi
kepada guru-guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia tentang penerapan
model-model pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri berbasis pembuatan media animasi berangkat dari
asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di
sekelilingnya merupakan kodrat manusia. Hal ini terjadi sampai manusia menjadi
dewasa. Seiring kedewasan itu, keingintahuan manusia pun berkembang
terus-menerus. Pengetahuan tersebut bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah model pembelajaran inkuiri dikembangkan.
Perkembangan teknologi juga tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran saat ini.
(31)
174
dalam membuat media animasi oleh siswa diintegrasikan dalam model pembelajaran
inkuiri agar proses belajar lebih menarik.
Siswa yang memiliki kreativitas tinggi sangat sesuai dengan penggunaan model
pembelajaran berbasis pembuatan media animasi. Sedangkan siswa yang memiliki
kreativitas rendah belum begitu menunjukkan peningkatan. Adanya perbedaan tingkat
kreativitas siswa menuntut guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa. Hal ini tentunya tidaklah mudah. Guru diharapkan menguasai
beberapa model pembelajaran sehingga pengajaran lebih bervariasi dan tidak terfokus
hanya pada satu model pembelajaran saja. Sebab, tidak hanya satu model
pembelajaran yang cocok untuk semua karakter siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, sesuai dengan hasil
penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran:
1. Untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa disarankan kepada pihak sekolah
untuk melakukan tes kreativitas dari lembaga resmi. Hasil tes kreativitas tersebut
akan membantu guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
2. Untuk guru disarankan jumlah siswa dalam model pembelajaran inkuiri berbasis
media pembuatan animasi hendaknya tidak lebih dari 25 orang untuk
(32)
175
3. Untuk guru disarankan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Pembuatan Media bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi untuk
meningkatkan kemampuan memahami teks anekdot.
4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan terlebih dahulu mengatur waktu yang tepat
untuk melakukan pembuatan langsung animasi pembelajaran di web Powtoon
karena koneksi internet bisa saja tidak stabil dan membuat proses pembuatan
(33)
176
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Learning.2004. Focus on Inquiry: A Teacher’s Guided to Implementating
Inquiry-Based Learning, (online) (http://www.Irc.learning.gov.ab.ca). Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Surabaya: Prenadamedia Group. Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Bertolini, Chiara. 2013. The creativity report of Italian literature. Dalam Sern (Ed). Exploring European Literature on Creativity in Pre-School Education and Beyond (hlm.9-21). Online www.creativityinpreschool.eu
Davis, Brent dan Denis Sumara. 2006. Complexity and Education, Inquires into Learning, Teaching, and Research. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Davis, John M. dkk. 2012. Enabling Creativity in Learning Environments: Lessons From the CREANOVA Project. Dalam LEARNing Landscapes | Vol. 6, No. 1, Autumn 2012 (hlm. 179-200)
Fatimah, Nuraini. 2013. Teks Anekdot Sebagai Pengembangan Bahasa dan Karakter Siswa. Jurnal Pendidikan.
Gomez, Jose. G. 2007. What Do We Know About Creativity? The Journal of Effective Teaching, Vol. 7, No. 1, 2007 31-43
Hakim, L. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Islam, Md. Baharul, dkk. 2014. Child Education Throught Animation: An Experimental Study. International Journal of Computer Graphics & Animation (IJCGA), Vol.4, No.4, Oktober 2014.
Jamaris, Martini. 2012. Orientasi Baru dakam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
(34)
177
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2003. Model of Teaching, Fifth Edition. New Delhi: Prentice Hall of India.
Juliantine, Tite. 2009. Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
Kemendikbud. 2013. Buku Siswa: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuhlthau, Carol. C. 2007. Guided Inquiry Learning in The 21 Century. Amerika:
Libraries Unlimited.
Lee, W. W & Owens, D. L. (2004). Multimedia-based instruction design: computer-based-training, web-based training, distance broadcast training, performance-based solution. New York: Pfeiffer.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pranada Media. Mujiono. 2009. “Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio dan Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Koloid Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMAN Se-Kota Binjai, Tesis”. Medan: Unimed. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat:
Gaung Persada Press.
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Musawi, Al, dkk. 2012. A Case of Webbased Inquiry Learning Models Using Learning Objects. The Turkish Online Journal of Education Technology (TOJET), Vol.11 Issue 1, Januari 2012.
Rahmayanti, Dewi dkk. 2015. “Pembelajaran Teks Anekdot pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 di Kelas X. A Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja. Volume 3 No 1 Tahun 2015”. e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-Design Theories and Models, An Overview of their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Salli, D dan Copur. 2008. Using Anecdotes in Language Class: English Teaching Forum. Number 1. Turkey.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
(35)
178
Santos, Maria Teresa Pereira dos & Maria do Céu Lopes da Silva André. 2013.
Creativity and education in Portugal: the particular case of pre-school. Dalam Sern (Ed). Exploring European Literature on Creativity in Pre-School Education and Beyond (hlm. 43-55) Online www.creativityinpreschool.eu
Saparahayuningsih, Sri. 2010. Peningkatan Kecerdasan dan Kreativitas Siswa. Volume 1, Nomor 1, September 2010. KREATIF: Jurnal Kependidikan Dasar.
Setiarini, Indah Wukir dan M. G. Santi Artini. 2013. Cakap Berbahasa Indonesia 1 Kelas X SMA. Bogor: Yudhistira.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sumayku, James. 2011. “Hubungan Kreativitas dan Sikap Siswa dalam Proses
Pembelajaran dengan Pencapaian Prestasi Belajar pada Jurusan Listrik di SMK Negeri 2 Bitung”. Volume 2, Nomor 2, hal 23-27, September. 2011. ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. 2013. “Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”. Volume 3, Nomor 1, hal.126-137, Februari 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi.
Susilana dan Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Toto Ruhimat, dkk. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Tuckman, B. W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt
Brace Javanovich.
Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah: dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Wachidah, Siti. 2004. Pembelajaran Teks Anekdot. Jakarta: Departemen Penddidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjut Pertama.
(36)
179
Yuliantini, Ni Pt. Ayu, dkk. 2014. “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2”. Volume 2 Nomor 1, hal.1-12. e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Yunita, Sri. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepribadian terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Pendidikan Kewarganegaraan Mahasiswa PPKN FIS UNIMED. Medan: UNIMED.
(1)
dalam membuat media animasi oleh siswa diintegrasikan dalam model pembelajaran inkuiri agar proses belajar lebih menarik.
Siswa yang memiliki kreativitas tinggi sangat sesuai dengan penggunaan model pembelajaran berbasis pembuatan media animasi. Sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah belum begitu menunjukkan peningkatan. Adanya perbedaan tingkat kreativitas siswa menuntut guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini tentunya tidaklah mudah. Guru diharapkan menguasai beberapa model pembelajaran sehingga pengajaran lebih bervariasi dan tidak terfokus hanya pada satu model pembelajaran saja. Sebab, tidak hanya satu model pembelajaran yang cocok untuk semua karakter siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran:
1. Untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa disarankan kepada pihak sekolah untuk melakukan tes kreativitas dari lembaga resmi. Hasil tes kreativitas tersebut akan membantu guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
2. Untuk guru disarankan jumlah siswa dalam model pembelajaran inkuiri berbasis media pembuatan animasi hendaknya tidak lebih dari 25 orang untuk memaksimalkan kontrol guru menjawab pertanyaan siswa.
(2)
3. Untuk guru disarankan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pembuatan Media bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi untuk meningkatkan kemampuan memahami teks anekdot.
4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan terlebih dahulu mengatur waktu yang tepat untuk melakukan pembuatan langsung animasi pembelajaran di web Powtoon karena koneksi internet bisa saja tidak stabil dan membuat proses pembuatan animasi berjalan lambat.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Learning.2004. Focus on Inquiry: A Teacher’s Guided to Implementating Inquiry-Based Learning, (online) (http://www.Irc.learning.gov.ab.ca). Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Surabaya: Prenadamedia Group. Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Bertolini, Chiara. 2013. The creativity report of Italian literature. Dalam Sern (Ed). Exploring European Literature on Creativity in Pre-School
Education and Beyond (hlm.9-21). Online
www.creativityinpreschool.eu
Davis, Brent dan Denis Sumara. 2006. Complexity and Education, Inquires into Learning, Teaching, and Research. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Davis, John M. dkk. 2012. Enabling Creativity in Learning Environments: Lessons From the CREANOVA Project. Dalam LEARNing Landscapes | Vol. 6, No. 1, Autumn 2012 (hlm. 179-200)
Fatimah, Nuraini. 2013. Teks Anekdot Sebagai Pengembangan Bahasa dan Karakter Siswa. Jurnal Pendidikan.
Gomez, Jose. G. 2007. What Do We Know About Creativity? The Journal of Effective Teaching, Vol. 7, No. 1, 2007 31-43
Hakim, L. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Islam, Md. Baharul, dkk. 2014. Child Education Throught Animation: An Experimental Study. International Journal of Computer Graphics & Animation (IJCGA), Vol.4, No.4, Oktober 2014.
Jamaris, Martini. 2012. Orientasi Baru dakam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
(4)
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2003. Model of Teaching, Fifth Edition. New Delhi: Prentice Hall of India.
Juliantine, Tite. 2009. Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
Kemendikbud. 2013. Buku Siswa: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuhlthau, Carol. C. 2007. Guided Inquiry Learning in The 21 Century. Amerika:
Libraries Unlimited.
Lee, W. W & Owens, D. L. (2004). Multimedia-based instruction design: computer-based-training, web-based training, distance broadcast training, performance-based solution. New York: Pfeiffer.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pranada Media. Mujiono. 2009. “Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio dan Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Koloid Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMAN Se-Kota Binjai, Tesis”. Medan: Unimed. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat:
Gaung Persada Press.
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Musawi, Al, dkk. 2012. A Case of Webbased Inquiry Learning Models Using Learning Objects. The Turkish Online Journal of Education Technology (TOJET), Vol.11 Issue 1, Januari 2012.
Rahmayanti, Dewi dkk. 2015. “Pembelajaran Teks Anekdot pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 di Kelas X. A Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja. Volume 3 No 1 Tahun 2015”. e-Journal JPBSI
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-Design Theories and Models, An Overview of their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Salli, D dan Copur. 2008. Using Anecdotes in Language Class: English Teaching Forum. Number 1. Turkey.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
(5)
Santos, Maria Teresa Pereira dos & Maria do Céu Lopes da Silva André. 2013. Creativity and education in Portugal: the particular case of pre-school. Dalam Sern (Ed). Exploring European Literature on Creativity in Pre-School Education and Beyond (hlm. 43-55) Online www.creativityinpreschool.eu
Saparahayuningsih, Sri. 2010. Peningkatan Kecerdasan dan Kreativitas Siswa. Volume 1, Nomor 1, September 2010. KREATIF: Jurnal Kependidikan Dasar.
Setiarini, Indah Wukir dan M. G. Santi Artini. 2013. Cakap Berbahasa Indonesia 1 Kelas X SMA. Bogor: Yudhistira.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sumayku, James. 2011. “Hubungan Kreativitas dan Sikap Siswa dalam Proses
Pembelajaran dengan Pencapaian Prestasi Belajar pada Jurusan Listrik di SMK Negeri 2 Bitung”. Volume 2, Nomor 2, hal 23-27, September. 2011. ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. 2013. “Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”. Volume 3, Nomor 1, hal.126-137, Februari 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi.
Susilana dan Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Toto Ruhimat, dkk. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Tuckman, B. W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt
Brace Javanovich.
Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah: dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Wachidah, Siti. 2004. Pembelajaran Teks Anekdot. Jakarta: Departemen Penddidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjut Pertama.
(6)
Yuliantini, Ni Pt. Ayu, dkk. 2014. “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2”. Volume 2 Nomor 1, hal.1-12. e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Yunita, Sri. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepribadian terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Pendidikan Kewarganegaraan Mahasiswa PPKN FIS UNIMED. Medan: UNIMED.