Pengaruh Visualisasi Dan Isi Caption Pada Buklet Pembuatan Pupuk Organik Cair Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Di Kota Bogor

PENGARUH VISUALISASI DAN ISI CAPTION PADA
BUKLET PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
SISWA DI KOTA BOGOR

TITIEN YUSNITA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN
HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh
Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan Pupuk organik cair
terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Titien Yusnita
NIM I352120281

RINGKASAN
TITIEN YUSNITA. Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan
Pupuk Organik Cair terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor
dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan KRISHNARINI MATINDAS.
Kota Bogor menghadapi tantangan besar dalam hal kebersihan. Produksi
sampah yang berlebihan disebabkan jumlah penduduk Kota Bogor meningkat
setiap tahunnya. Jika pada tahun 2006, produksi sampah mencapai 2.185m3/hari,
maka sampai akhir tahun 2012 jumlah produksi sampah telah mencapai 2.447
m3/hari. Produksi sampah terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk di Kota Bogor. Dampak dari produksi sampah yang berlebihan dapat
mengganggu kestabilan ekosistem alam serta penurunan kualitas lingkungan. Hal
ini berarti ancaman bagi kesehatan masyarakat. Salah satu strategi yang dapat

dilakukan untuk menjaga kualitas lingkungan adalah memberikan pendidikan
lingkungan hidup sejak dini kepada anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar. Peran serta warga sekolah dalam kegiatan sekolah menuju
lingkungan yang sehat untuk menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Penelitian ini dirancang dengan metode True Experimental dengan desain
faktorial 2x2 dan menggunakan Pretest Posttest Control Group sehingga terdapat
lima kelompok yang dipilih secara acak dimana empat kelompok eksperimen dan
satu kelompok kontrol. Tujuan penelitian eksperimen ini adalah: 1)Menganalisa
jenis visualisasi yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair,
2)Menganalisa isi caption yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk
organik cair, 3)Menganalisa kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet
pembuatan pupuk organik cair, 4)Menganalisa apakah karakteristik individu
berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor. Adapun
hasil penelitian eksperimen ini adalah: 1)Foto digital merupakan jenis visualisasi
yang paling efektif, 2)Himbauan emosional merupakan himbauan pesan yang
paling efektif, 3)Kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan
pupuk organik cair adalah kombinasi antara foto digital dengan himbauan
emosional, 4)Karakteristik individu tidak berkorelasi dengan peningkatan
pengetahuan siswa SDN Kedung Badak 4 Bogor.
Kesimpulan dari penelitian adalah perlu media komunikasi tentang

lingkungan hidup yang sesuai untuk siswa sekolah dasar agar mereka mampu
memahami pengolahan sampah sisa makanan dari rumah untuk diubah menjadi
pupuk organik cair. Pemahaman siswa sekolah dasar terhadap pengolahan sampah
di rumah diharapkan mampu meningkatkan kepedulian siswa sekolah dasar
terhadap lingkungan terutama di daerah perkotaan.
Kata kunci:

pendidikan lingkungan hidup, visualisasi, isi caption, himbauan
rasional, himbauan emosional

SUMMARY
TITIEN YUSNITA. The Effect of Visualization and Caption Content in the
Booklet of Liquid Organic Fertilizer Making towards Students’s Knowledge
Improvement in Bogor City supervised by AMIRUDDIN SALEH and
KRISHNARINI MATINDAS.
Bogor City faces a major challenge in terms of cleanliness. Excessive
production of waste was due to the increase of population of the Bogor city every
year. In 2006, the production of waste reached 2.185 m3/day, then at the end of
2012 the amount of waste production has reached 2.447m3/day. Waste production
continues to increase along with the increase of population of Bogor city. The

impact of excessive waste production can destabilize natural ecosystems and may
also cause environmental degradation. This means a threat to public health. One
strategy to maintain the quality of the environment is by providing an early age
environmental education to children who are still attending elementary school.
School community participation in school activities towards a healthy
environment aims to avoid negative environmental impacts.
True Experimental method with 2x2 factorial design was applied in this
research. Pretest Posttest Control Group was also used and resulted into five
groups which were randomly selected. Four groups called experimental group and
one group called the control group. The aims of this experimental study were: 1)
To analyze the most effective visualization type in the booklet of organic fertilizer,
2) To analyze the most effective caption content in the booklet of organic fertilizer,
3) To analyze the most effective message combination in the booklet of organic
fertilizer, 4) To analyze whether individual characteristics have a correlation to
the knowledge improvement of elementary school students in the Bogor city. The
research results of this experiment were: 1) Digital Photo was the most effective
visualization type in the booklet of liquid organic fertilizer, 2) Emotional appeal
was the most effective messages appeal in the booklet of organic fertilizer, 3) The
most effective combination message in the booklet of liquid organic fertilizer
making was the combination of digital photo with emotional appeal, 4) Individual

characteristics including gender and motivation did not have a correlation to the
knowledge improvement of the students of SDN Kedung Badak 4 Bogor.
The research concluded that the appropriate communication media for
elementary school students is considered necessary so that they will be able to
process waste leftovers from their house to be converted into liquid organic
fertilizer. The understanding of the elementary school students toward the waste
management in their home is expected to increase their awareness about the
environment, especially in urban areas.
Keywords: environmental education, visualization, content caption, rational
appeal, emotional appeal

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


PENGARUH VISUALISASI DAN ISI CAPTION PADA
BUKLET PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
SISWA DI KOTA BOGOR

TITIEN YUSNITA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

Penguji luar komisi pada ujian tesis :

MM

Dr Cahyono Tri Wibowo, SE

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret
2013 ini ialah Pendidikan Lingkungan Hidup, dengan judul Pengaruh
Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan Pupuk organik cair
terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dan statistik parametris dalam
pengumpulan dan pengolahan datanya. Sebagai ibu rumah tangga, bukan hal
yang mudah untuk mempelajari segala sesuatu yang baru. Ketersediaan
waktu luang yang terbatas di antara rutinitas pekerjaan rumah tangga
merupakan „kerja keras‟ dan „kerja cerdas‟ agar semuanya berjalan
sebagaimana mestinya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh, MS dan Ibu Dr Krishnarini Matindas, MS
selaku dosen pembimbing serta Bapak Dr Cahyono Tri Wibowo SE MM

selaku dosen penguji luar yang telah banyak memberi bimbingan dan saran
hingga selesainya karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan ini penulis
sampaikan juga kepada:
1. Papa dan Mama yang selalu mendoakan anak-anaknya agar berilmu dan
bermanfaat untuk umat
2. Suamiku tercinta Dr.Akhiruddin Maddu yang selalu memberi dorongan
dan semangat untuk menjadi lebih baik
3. Anak-anakku tersayang Fitrah dan Tizar yang selalu mendoakan ayah
dan ibu
4. Keluarga Besar H.Maddu di Makassar yang sangat peduli dengan
pendidikan
5. Bapak H.Muhammad Ajum, MM selaku pengawas sekolah dan Bapak
Drs.Atmo selaku Kepala SDN Kedung Badak 4 Bogor
6. Staf pengajar SDN Sindangbarang 2 Bogor dan SDN Kedung Badak 4
Bogor yang telah membantu pengumpulan data
7. Rekan-rekan S2 dan S3 Program Studi KMP 2012 khususnya, yang telah
meluangkan waktu dan perhatian untuk berbagi ilmu pengetahuan
8. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membalas semua kebaikan yang
telah Bapak/Ibu/rekan-rekan berikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat,

Amin.

Bogor, Januari 2015
Titien Yusnita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
3
3


2 TINJAUAN PUSTAKA

4

Komunikasi Bermedia
Media Cetak Buklet
Grafis
Tipe-tipe Gambar
Gambar Garis
Foto Digital
Caption
Isi Caption
Pupuk Organik Cair
Pendidikan Lingkungan Hidup
Teori Perkembangan Kognitif
Penelitian terdahulu tentang Pengaruh Desain Pesan
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian


4
5
6
7
8
9
10
11
14
16
17
19
21
22

3 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Pengumpulan Data
Instrumen
Definisi Operasional
Uji Coba dan Evaluasi Media
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Teknik Pengambilan Sampel
Analisis Data

23
23
23
24
24
26
26
28
29
30
31

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pandangan Umum
Lokasi Penelitian
Karakteristik Individu

32
32
32
32

Jenis Kelamin
Motivasi
Pengetahuan Awal Responden
Pengetahuan Akhir Responden
Peningkatan Pengetahuan Responden
Pengaruh Visualisasi
Pengaruh Isi Caption
Pengaruh Interaksi Visualisasi dan Isi Caption
Korelasi Karakteristik Individu dengan Peningkatan Pengetahuan
Korelasi Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan
Korelasi Motivasi dengan Peningkatan Pengetahuan
Pengaruh Visualisasi Foto Digital terhadap Peningkatan Pengetahuan
Warna pada foto
Emosi pada foto
Foto memberikan informasi tentang sebuah proses
Foto mampu memberikan informasi tentang skala
Menguatkan efek gambar

33
35
37
39
40
44
45
47
49
50
50
51
51
52
53
54

55
Pengaruh himbauan emosional terhadap peningkatan penegetahuan
56
Anekdot
Metafora dan kiasan
Teknik himbauan persuasif
Bagaimana cara kerja himbauan emosional?

57
57
58
59

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

60
60
61

DAFTAR PUSTAKA

62

LAMPIRAN

65

RIWAYAT HIDUP

85

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Perlengkapan untuk membuat pupuk organik cair
Tahapan membuat pupuk organik cair
Desain eksperimental pretest posttest control group design
Matriks desain faktorial (2x2)
Motivasi responden
Indikator tampilan media buklet
Indikator materi pupuk organik cair
Indikator peningkatan pengetahuan siswa
Jumlah responden yang menerima perlakuan
Motivasi siswa membaca buklet pembuatan pupuk organik cair
Skor rata-rata pengetahuan awal responden berdasarkan
kelompok perlakuan
Hasil analisis ragam satu arah terhadap pengetahuan awal
responden
Skor rata-rata pengetahuan akhir responden berdasarkan
kombinasi perlakuan
Skor peningkatan pengetahuan kelompok perlakuan
Skor rata-rata peningkatan pengetahuan responden berdasarkan
kombinasi perlakuan
Analisis ragam dua arah terhadap skor peningkatan pengetahuan
responden
Hasil uji wilayah berganda Duncan terhadap skor rata-rata
peningkatan pengetahuan responden
Korelasi antara jenis kelamin dengan peningkatan pengetahuan
Korelasi antara motivasi dengan peningkatan pengetahuan

15
16
23
24
26
27
27
28
31
36
37
38
39
40
42
43
49
50
50

DAFTAR GAMBAR
1 Hirarki ranah kognitif menurut revisi taksonomi Bloom
2 Kerangka pemikiran pengaruh visualisasi dan isi caption pada
buklet pembuatan pupuk organik cair terhadap peningkatan
pengetahuan siswa di Kota Bogor
3 Diagram sebaran data jenis kelamin pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
4 Diagram motivasi siswa membaca buklet pembuatan pupuk organik
cair
5 Grafik peningkatan pengetahuan berdasarkan kelompok perlakuan
6 Pengaruh interaksi visualisasi dengan isi caption terhadap
peningkatan pengetahuan responden
7 Foto berwarna memantulkan cahaya yang berbeda
8 Foto dengan ekspresi wajah „tidak senang‟
9 Foto dengan ekspresi wajah „senang‟
10 Proses menyiram tanaman
11 Proses mengaduk pupuk organik cair

18
22
33
35
43
48
52
53
53
54
55

12
13
14
15
16

Foto tanpa menggunakan isi caption
Foto menggunakan isi caption
Pertentangan dalam himbauan emosional
Pikiran sadar dalam himbauan emosional
Emosi positif dalam himbauan emosional

55
56
58
59
60

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Sinopsis media buklet pembuatan pupuk organik cair
Storyboard
Kuesioner uji coba media buklet
Kuesioner penelitian
Prosedur penelitian eksperimen
Hasil uji validitas dan reliabilitas
Hasil olah data perbedaan peningkatan pengetahuan berdasarkan
jenis kelamin menggunakan uji Pearson-Chi Square
Hasil olah data perbedaan peningkatan pengetahuan berdasarkan
motivasi menggunakan uji Pearson-Chi Square
Cover buklet pembuatan pupuk organik cair
Buklet dengan kombinasi perlakuan Foto dan Himbauan
Emosional (FE)
Buklet dengan kombinasi perlakuan Foto dan Himbauan
Rasional (FR)
Buklet dengan kombinasi perlakuan Gambar dan Himbauan
Emosional (GE)
Buklet dengan kombinasi perlakuan Gambar dan Himbauan
Rasional (GR)

65
66
70
76
80
81
83
84
85
87
91
95
99

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Bogor dan Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan jumlah
penduduk yang tinggi. Kota Bogor memiliki kepadatan penduduk 43.388
jiwa/km2 dengan jumlah penduduk 950.334 jiwa (BPS 2012). Kabupaten Bogor
merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Jawa Barat
bahkan di Indonesia. Populasi penduduk di Kabupaten Bogor mencapai 4.771.932
jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 3,19 % (BPS 2012). Pesatnya pertumbuhan
penduduk disertai ekspansi besar-besaran dalam produksi industri dan pertanian
menyebabkan meningkatnya konsumsi energi dan limbah sehingga menimbulkan
tekanan padalingkungan alam yang berdampak pada perubahandalam komposisi
atmosfir, tanah, sumber airbersih, laut hingga samudra (Van der Perk 2007).
Peningkatan kepadatan penduduk juga menimbulkan semakin rentannya manusia
terhadap perubahan lingkungan.
Merujuk pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
Kota
Bogor tahun 2010–2014 dimana penanganan masalah kebersihan
dihadapkan dengan tantangan yang tak mudah. Hal itu terutama dikarenakan fakta
bahwa jumlah timbulan (produksi) sampah dari tahun ke tahun terus mengalami
kenaikan. Jika di tahun 2006, jumlah timbulan sampah mencapai 2.185 meter
kubik per hari, maka sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah timbulan sampah
telah mencapai 2.447 meter kubik per hari. Kenaikan timbulan sampah ini seiring
dengan kenaikan jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun (Pemkot
Bogor 2012).Menurut prakiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang ratarata sekitar 0,5 kg/kapita/hari, mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk
di beberapa Kota di Indonesia, dapat diketahui prakiraan potensi sampah Kota di
Indonesia yaitu sekitar 100.000 ton/hari (Sudrajat 2006).
Produksi sampah yang berlebihan dapat mengganggu kestabilan ekosistem
alam serta penurunan kualitas lingkungan. Kemampuan lingkungan berkurang
karena menurunnya fungsi alam dalam mendukung semua aktivitas makhluk
hidup. Polusi udara, air dan tanah merupakan komponen penting dalam sistem
iklim, dan sangat berperan dalam menjaga lanskap dan ekosistem (seperti : sungai,
danau, lahan basah, padang rumput, hutan) termasuk didalamnya yang berdampak
pada kesehatan manusia (Van der Perk 2007). Polusi dan kontaminasi memiliki
arti sinonim dalam persepsi masyarakat yaitu zat-zat yang berbahaya atau beracun
bagi manusia dan ekosistem. Tanpa disadari polusi dan kontaminasi adalah hasil
dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang tidak peduli pada lingkungannya.
Pendidikan lingkungan hidup diharapkan mampu mendorong pengetahuan
dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup karena
warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat
serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. Shobeiri et al. (2013)
menyatakan bahwa pendidikan lingkungan yang difokuskan pada siswa sekolah
merupakan strategi jitu untuk melakukan intervensi pada tahap perkembangan dari
kehidupan generasi muda untuk menjaga keberlanjutan kehidupan. Selain itu,
anak-anak dapat menjadi pengaruh penting pada perilaku orang tua dan orang-

2
orang di sekitar mereka dimana kesadaran lingkungan dan pemahaman yang tepat
harus berakar dalam sistem pendidikan pada semua jenjang pendidikan sekolah.
Adapun strategi untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
adalah dengan meningkatkan pengetahuan siswa dalam memilah dan mengolah
sampah organik menjadi pupuk organik cair. Untuk meningkatkan pengetahuan
siswa dibutuhkan komunikasi yang sesuai. Tujuannya adalah agar siswa berperan
aktif di lingkungan sekitarnya dalam mengurangi tumpukan sampah sisa
makanan dari rumah tangga yang mencapai 68% dari tumpukan sampah di tempat
pembuangan akhir/TPA (Pemkot Bogor 2012). Pengolahan sampah rumah tangga
menjadi pupuk organik cair perlu dikomunikasikan pada siswa SD karena mereka
belum mengetahui cara mengolah sampah menjadi pupuk organik cair.
Bangun (2001) menyatakan media cetak mempunyai efek psikomotorik,
dimana gambar diam seperti terdapat dalam buklet dapat digunakan untuk
mengajarkan tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti. Itu berarti media buklet
merupakan media belajar yang tepat bagi anak-anak untuk meningkatkan
pengetahuan. Media buklet mampu menyampaikan pesan yang dimanipulasi yang
terdiri dari kombinasi perlakuan pesan antara visualisasi dan himbauan pesan.
Pembelajaran dengan media buklet untuk siswa SD tentang pengolahan sampah
menjadi pupuk organik cair belum pernah dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tentang penggunaan media
buklet sebagai media belajar siswa SD di Kota Bogor untuk meningkatkan
pengetahuan perlu dilakukan. Dalam penelitian ini, SDN Kedung Badak 4 Bogor
dipilih menjadi lokasi penelitian karena terletak di Kota Bogor. Selain itu, siswa
SDN Kedung Badak 4 Bogor belum terdedah proses pembuatan pupuk organik
cair khususnya pupuk organik cair melalui media buklet untuk meningkatkan
pengetahuan siswa.

Rumusan Masalah
Permasalahan sampah yang dihadapi berdampak luas hingga di berbagai sisi
kehidupan. Penanggulangan untuk mencegah timbulan sampah dengan melakukan
pengolahan sampah secara tepat untuk kepentingan kesehatan masyarakat sangat
perlu untuk dilakukan. Salah satu cara untuk menangani sampah terutama sampah
organik adalah menerapkan teknologi sederhana, yaitu dengan mengolah sampah
menjadi pupuk organik cair, maka sampah yang semula menjadi sumber masalah
diubah menjadi bahan yang dapat membantu dan menguntungkan bagi manusia
(Salawati et al.2008).
Buklet dengan materi tentang pembuatan pupuk organik cair dengan
perlakuan yang dimanipulasi dipilih sebagai media pendidikan lingkungan hidup
bagi peningkatan pengetahuan siswa. Buklet merupakan media komunikasi yang
termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat
yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut
berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek,
sederhana, singkat, ringkas, menggunakan huruf besar dan tebal. Selain itu
penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang
digunakan ekonomis (Hapsari 2013).

3
Perlakuan pesan yang diberikan terdiri dari visualisasi yang dikombinasikan
dengan himbauan pesan. Jenis visual terdiri dari foto digital dan gambar garis
dikombinasikan dengan himbauan pesan yang terdiri dari himbauan rasional dan
himbauan emosional. Pemilihan foto digital dan gambar garis dengan
pertimbangan karena foto dan gambar garis lebih efektif dalam menumbuhkan
pemahaman apabila digabung dengan kata-kata. Himbauan pesan rasional dan
emosional dipilih karena keduanya merupakan faktor eksternal. Azwar (2010)
menyatakan faktor eksternal adalah faktor di luar diri individu, yang dengan
sengaja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap manusia sehingga dengan sadar
atau tidak sadar individu yang bersangkutan akan mengadopsi sikap tertentu.
Kedua faktor ini pada dasarnya berpijak pada suatu proses yang disebut strategi
persuasi untuk mengubah sikap.
Berikut adalah beberapa persoalan aktual yang dapat dirumuskan sebagai
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Jenis visualisasi manakah yang paling efektif pada buklet untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?
2. Isi caption manakah yang paling efektif pada buklet untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?
3. Kombinasi perlakuan pesan manakah pada buklet yang paling efektif (antara
jenis visualisasi dengan himbauan pesan) dalam menyampaikan pembuatan
pupuk organik cair kepada SD di Kota Bogor ?
4. Apakah karakteristik individu berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan
siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?

Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain
pesan pendidikan lingkungan hidup terhadap peningkatan pengetahuan siswa dan
tujuan secara khusus adalah:
1. Menganalisa jenis visualisasi yang paling efektif pada buklet pembuatan
pupuk organik cair untuk meningkatkan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor.
2. Menganalisa isi caption yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk
organik cair untuk meningkatkan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor.
3. Menganalisa kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan
pupuk organik cair.
4. Menganalisa korelasi karakteristik individu dengan peningkatan pengetahuan
siswa SD di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang
desain pesan paling efektif dalam memberikan materi pendidikan lingkungan
hidup pada siswa. Selain itu secara khusus, penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk berbagai kalangan seperti:

4
1. Pihak sekolah, dapat meniru dan mengembangkan desain pesan pembuatan
pupuk organik cair di sekolah sesuai dengan tingkat pendidikan siswa dengan
tujuan agar lebih mudah memahami Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Akademisi, menambah wacana ilmu pengetahuan dalam komunikasi
pembangunan khususnya tentang kreatifitas membuat format desain pesan
untuk menyampaikan materi pembelajaran di bidang lingkungan
menggunakan kombinasi visualisasi dan himbauan pesan lainnya.
3. Pemerintah, mengaplikasikan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup
kepada semua sekolah khususnya untuk sekolah yang belum berstatus sebagai
sekolah Adiwiyata (berbasis lingkungan hidup).

2 TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Bermedia
Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang
menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada
komunikan dengan jumlah yang banyak dan berada jauh dari komunikator
(Effendy 2008). Oleh sebab itu, apabila dilihat dari banyaknya jumlah komunikan
maka komunikasi bermedia termasuk juga dalam komunikasi massa. Dalam
menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate) dan menghibur (to
entertaint). Ketiga fungsi tersebut memiliki keutamaan masing-masing
bergantung kepada jenis media massa yang digunakan. Sebagai contoh pemutaran
film di bioskop atau siaran radio, walaupun terdapat ketentuan bahwa film yang
ditayangkan di bioskop maupun acara siaran di radio mengandung nilai
pendidikan tapi film dan siaran radio tersebut bersifat hiburan karena bertujuan
untuk menghibur khalayaknya.
Menurut DeVito (2011) ada dua proses dalam komunikasi massa. Pertama,
proses mengalirnya pesan yang pada dasarnya merupakan proses satu arah. Kedua,
proses seleksi dan proses dua arah. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan
proses satu arah. Dalam komunikasi massa, pesan mengalir dari media ke
penerima tetapi tidak dikembalikan lagi kecuali berupa umpan balik. Terdapat
sedikitnya empat kualitas sebagai tanda bahwa proses umpan balik yang diberikan
tersebut efektif, yaitu:
a. Kesegeraan, umpan balik yang paling efektif adalah umpan balik yang segera
disampaikan setelah pesan diterima. Apabila makin lama umpan balik kita
terima maka makin lama pula untuk dapat mengetahui respon atau tanggapan
dari komunikan sehingga makin kecil pula dampaknya terhadap penerima
pesan tersebut.
b. Kejujuran, umpan balik harus merupakan reaksi yang jujur terhadap suatu
komunikasi. Umpan balik tentang pemahaman seseorang dan persetujuan
mengenai suatu pesan haruslah jujur. Komunikan diharapkan tidak ragu-ragu
untuk tidak setuju terhadap pesan yang tidak sepaham dengannya.
c. Kepatutan, umpan balik harus pula sesuai dengan situasi komunikasi. Dalam
hal ini, situasi komunikasi terkait pula dengan budaya yang dianut. Kepatutan

5
biasanya dapat diketahui dari pengamatan terhadap komunikan atau penerima
pesan dan budaya yang berlaku pada masyarakat sekitarnya.
d. Kejelasan, umpan balik harus merefleksi pesan bukan refleksi perasaan atau
prasangka pribadi. Selain itu, makna dari pesan itu sendiri harus jelas diterima
oleh komunikan.
Selain kelebihan dari komunikasi bermedia yang termasuk dalam kategori
komunikasi massa apabila ditinjau dari jumlah khalayak yang sudah dipaparkan di
atas, komunikasi bermedia juga memiliki kelemahan. Seperti yang kita ketahui
tentang komunikasi bermedia yang menggunakan media dalam berkomunikasi hal
itu berarti komunikan tidak langsung berhadapan dengan komunikator. Ini
mengakibatkan, komunikator tidak dapat langsung menangkap respon atau
tanggapan dari komunikannya secara langsung atau tatap muka (Effendy, 2008).

Media Cetak Buklet
Media komunikasi visual sering diidentikkan dengan media cetak, dimana
infomasi dapat disimpan (dengan dicetak) dan digunakan kembali pada saat
diperlukan. Menurut Gonzales dalam Jahi (2003) dengan bantuan media cetak,
pengetahuan atau informasi dapat disimpan dan digunakan kembali oleh orang
yang memerlukannya.
Media cetak merupakan tulang punggung komunikasi karena memberikan
kepada pengguna atau pembaca keleluasaan dalam mengontrol keterdedahan
(exposure), menyimpan dan mengambil kembali informasi yang terkandung di
dalamnya (Lozare dalam Jahi 2003). Sucipto et al. (1998) menyatakan bahwa
terdapat kelebihan dan kekurangan media cetak buklet yaitu: (1)sebagai instrumen
yang efektif untuk mendiseminasikan sains dan teknologi, serta mempopulerkan
kemajuan-kemajuan dalam riset ilmiah, (2)dapat menjalankan sebagian peranan
penyuluh dan (3)biaya pembuatan relatif murah, (4) dapat dimanfaatkan kapan
saja dan dimana saja. Buklet berisi lembaran yang tidak lebih dari 20 halaman,
berukuran 20x13 cm, dengan kedua sisi halaman dapat dicetak. Sebagai media
cetak, buklet memiliki fungsi instruksional. Menurut Turnbull dan Baird (1975),
buklet merupakan buku kecil yang terdiri dari delapan halaman atau lebih yang
disusun menjadi satu kesatuan, dimana sifat visual dan verbal dari buklet mampu
mendiseminasikan suatu inovasi, termasuk metodologi yang mengandung
tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti.
Dalam penelitian Bangun (2001) dinyatakan bahwa media cetak juga dapat
berfungsi sebagai media instruksional, apabila pesan yang disampaikan berupa
petunjuk tentang cara melakukan sesuatu dengan tahapan-tahapan tertentu untuk
diikuti. Dalam hal ini, kelebihan media cetak adalah: (1) pembaca sewaktu-waktu
dapat berhenti untuk melihat sumber lain, misalnya kamus, buku acuan,
menggunakan kalkulator dan melanjutkannya kembali, (2) dapat belajar dengan
kapasitas kecepatan belajar masing-masing, dimana materi dirancang dan
disesuaikan dengan kemauan masing-masing, sehingga dengan teknik ini
kecepatan belajar dapat dibuat seragam tergantung pada kemampuan masingmasing (keterampilan awal yang dimiliki), (3) media mudah dibawa kemanamana dan dapat dipelajari sesuai keinginan pengguna, serta (4) pengguna dapat
dengan mudah mengulangi materi dan dapat disimpan sebagai referensi.

6
Buklet berukuran 20x13cm, dengan kedua sisi halaman dicetak. Buklet
terdiri dari lembaran yang jumlahnya tidak lebih dari 20 halaman. Sebagai media
cetak, buklet memiliki fungsi instruksional. Menurut Turnbull dan Baird (1975)
buklet merupakan buku kecil terdiri dari delapan halaman atau lebih yang disusun
menjadi satu kesatuan, dimana sifat visual dan verbal dari buklet mampu
mendiseminasikan suatu inovasi, termasuk metodologi yang mengandung
tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti. Dalam hal ini, mengikuti petunjuk sesuai
dengan tahapan yang disarankan untuk melakukan sesuatu, termasuk dalam
kawasan psikomotorik (keterampilan).
Dari penelitian Bangun (2001) dinyatakan pada dasarnya buklet memiliki
kelebihan bagi khalayak pengguna. Kelebihan media buklet adalah sebagai
panduan untuk belajar sendiri atau berkelompok, dapat dibaca ulang apabila
terdapat bagian yang sukar dipahami, dapat mengatasi hambatan jarak, mampu
menjangkau lebih banyak khalayak pengguna, praktis karena ukurannya kecil.
Buklet sebagai media cetak mempunyai beberapa kelemahan seperti:
membutuhkan literasi yang menuntut khalayak pengguna memiliki keterampilan
membaca untuk menerima pesan. Dalam hal ini, bagi yang tidak terbiasa melihat
gambar akan memberikan persepsi yang lain terhadap apa yang dimaksudkan oleh
gambar tersebut, karena kemampuan seseorang untuk memahami suatu gambar
tidak berjalan secara spontan, melainkan dipengaruhi oleh pengalaman
sebelumnya. Kelemahan lainnya yaitu jika rancangan unsur-unsur visual yang
mendukung kurang sesuai maka buklet sebagai media komunikasi tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, pesan yang ingin disampaikan
harus sesuai dengan ciri-ciri khalayaknya.
Grafis
Istilah grafis (graphic) pertama kali dicetuskan pada tahun 1922 oleh
William Addison seorang perancang buku dari Amerika Serikat. Menurut
Retnowati (1995) komunikasi grafis memegang peranan penting dalam
pembuatan media cetak. Turnbull dan Baird (1975) menyampaikan bahwa
komunikasi grafis adalah proses penyampaian pesan melalui citra visual di atas
lembaran datar. Sementara citra visual terdiri dari ilustrasi dan huruf sedangkan
ilustrasi terdiri dari foto digital, lukisan dan gambar garis; sedangkan huruf dapat
dirangkai menjadi kata-kata. Pada dasarnya, produk grafis lahir dari keinginan
untuk memperbanyak dan menyebarluaskan citra atau pesan melalui huruf dan
gambar garis. Pada penelitian Iskandar (2005) dinyatakan bahwa pengertian visual
grafis adalah semua jenis atau simbol-simbol visual yang telah terproyeksikan
dalam bidang datar. Wujud visual grafis dalam medium video dapat berupa
gambar foto, sketsa, kata tercetak, atau ilustrasi visual lainnya. Karakteristik
utama gambar grafis yaitu pesan visualnya dapat dimodifikasi sesuai dengan
tujuan yang ingin ditonjolkan.
Media grafis termasuk media visual yang memiliki fungsi umum
menyampaikan pesan dari sumber ke penerima, dimana pesan yang disampaikan
terlebih dahulu dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain
fungsi umum tersebut, media grafis secara khusus berfungsi menarik perhatian,
cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak mendapat perlakuan grafis. Terdapat

7
beberapa jenis media grafis, seperti gambar garis ataufoto digital, sketsa, diagram,
bagan, grafik dan kartun (Sadiman et al. 2002).
Pada dasarnya, produk grafis lahir dari keinginan untuk memperbanyak
dan menyebarluaskan suatu citra atau pesan melalui huruf dan gambar. Sejalan
dengan perkembangan teknik cetak, berkembang pula seni lukis dan gambar.
Dalam hal ini, kegiatan grafika telah bersandar pada kegiatan teknik cetak, seni
lukis dan gambar. Kegiatan grafika ini juga lazim disebut seni grafis atau
rancangan grafis yang lebih mengutamakan segi visual dan perencanaan tata rupa
untuk mendukung tujuan komunikasi (Pusgrafin 1993). Banyak studi yang telah
dilakukan menemukan bahwa presentasi desain pesan paduan elemen visual dan
verbal yang terintegrasi secara simultan dapat membantu untuk mengingat
kembali informasi yang telah disampaikan baik dalam bentuk tulisan maupun
gambar (Pranata 2004).
Tipe Gambar
Sebuah gambar merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi dan
berpikir bagi seorang seniman. Menggambar adalah niat kreatif seniman yang
digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran sekaligus menjadi sarana
yang sangat efektif untuk menunjukkan pandangan seseorang.Gambar beroperasi
pada beberapa tingkat, hal ini penting bagi seniman dan desainer untuk
memahami perbedaan-perbedaan sehingga mencapai tingkat tertentu untuk
menjadi seorang profesional yang terampil. Yee(2012) menyatakan bahwa gambar
memiliki beberapa jenis meliputi:
1. Gambar Hidup (Life Drawing)
Gambar yang dihasilkan dari pengamatan langsung. Gambar hidup juga
dikenal sebagai gambar figur yang masih hidup. Gambar hidup
menggambarkan semua ekspresi yang dilihat dan dituangkan dalam gambar.
Sosok manusia membentuk salah satu tema yang paling bertahan dalam
gambar hidup yang diterapkan pada potret, patung, ilustrasi medis, kartun dan
komik, ilustrasi buku, dan bidang lainnya.
2. Gambar Emotif (Emotive Drawing )
Gambar emotif mirip dengan lukisan. Gambar emotif menekankan pada
eksplorasi dan ekspresi emosi yang berbeda, perasaan, suasana hati, diri,
waktu dan lain-lain. Hal ini biasanya digambarkan dalam bentuk kepribadian.
3. Gambar Analitis (Analytic Drawing)
Sketsa yang dibuat untuk memahami sekaligus representasi pengamatan yang
dilakukan oleh seorang seniman disebut gambar analitis. Gambar analitis
dilakukan untuk membagi pengamatan menjadi bagian-bagian kecil untuk
mendapatkan perspektif yang lebih baik .
4. Gambar Perspektif (Perspective Drawing)
Gambar perspektif yang digunakan oleh seniman untuk membuat gambar tiga
dimensi pada bidang gambar dua dimensi seperti kertas. Gambar perspektif ini
berwujud: ruang, jarak, volume, cahaya, permukaan pesawat dan skala.
5. Gambar Geometris (Geometry Drawing)
Gambar geometris digunakan khususnya di bidang konstruksi yang menuntut
dimensi tertentu. Berbagai pandangan deskriptif lain direpresentasikan melalui
gambar geometris.

8
6. Gambar Diagram (Diagrammatic Drawing)
Gambar diagram merupakan konsep dan ide-ide yang dieksplorasi dan
diselidiki lalu didokumentasikan di atas kertas.Diagram diciptakan
untukmenggambarkan kebetulan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
7. Gambar Ilustrasi (Illustration Drawing )
Gambar yang dibuat untuk mewakili lay out dokumen tertentu disebut gambar
ilustrasi. Gambar ilustrasi mencakup semua rincian dasar, seperti: tujuan, gaya,
ukuran, warna, karakter, efek, dan lain-lain.
8. Sketsa (Sketching)
Sketsa adalah jenis gambar yang mengedepankan pikiran dari seorang
seniman. Sketsa disebut pula lukisan tangan (freehand) dalam bentuk gambar
kasar. Sketsa merupakan hasil visualisasi di atas kertas atau lembar datar.
Pada penelitian ini menggunakan teknik gambar sketsa (sketching) yang
banyak digunakan sebagai ilustrasi pada media cetak. Proses pembuatan sketsa
(sketching) selanjutnya disebut juga gambar garis.

Gambar garis
Gambar garis sebagai sesuatu yang dapat dilihat manusia memiliki
kemampuan untuk memberi pemahaman tentang sebuah obyek atau kejadian yang
tampak di dalamnya. Gambar garis biasanya lebih efektif dalam menumbuhkan
pemahaman apabila digabung dengan kata-kata. Gambar garis tersebut harus
mampu mewakili kisah atau pesan yang akan disampaikannya. Karena itu, gambar
garis sering disebut sebagai alat gambar garis seperti poster, foto digital, peta
bumi dan sebagainya ternyata sangat efektif karena merupakan perwujudan suatu
obyek, menambah detil kedalaman pesan dan informasi yang disampaikan dalam
dua dimensi. Pesan dengan gambar garis akan lebih mudah dimengerti daripada
hanya dengan kata-kata atau tulisan (Bangun 2001).
Gambar garis adalah salah satu jenis ilustrasi yang banyak digunakan
dalam media cetak. Gambar garis ini adalah gambaran dari suatu obyek yang
dituangkan dalam kertas gambar berupa garis-garis atau sketsa. Secara umum
gambar garis ini banyak digunakan dalam ilustrasi komik, folder, poster dan
buku-buku edukasi. Yanti (2002) menyatakan ilustrasi berupagambar garis
terutama digunakan dalam buku-buku untuk pembelajaran yang berfungsi
menjelaskan teks hal-hal yang abstrak yang tidak mungkin dilukiskan dalam foto
digital. Ilustrasi juga berguna untuk membuat karikatur komik dan ilustrasi iklan
(Yanti 2002). Gambar garis lebih disukai dalam menyampaikan pesan karena
dapat dimanipulasi sesuai dengan keinginan pembuat serta mampu menonjolkan
pesan yang akan disampaikan. Namun demikian pembuatannya memerlukan
keahlian dan seni tersendiri.
Read dalam Quintus (1991) menyatakan bahwa gambar garis dalam
proses komunikasi memiliki tiga peranan yaitu:
1. Gambar garis yang baik akan menarik, mengikat dan memusatkan perhatian
sasaran pada pesan yang disampaikan.
2. Gambar garis dapat membantu sasaran untuk menafsirkan makna pesan yang
dikemukakan.

9
3. Gambar garis dapat meningkatkan kemampuan khalayak sasaran menyimpan
pesan yang diterimanya lebih lama.
Penelitian Setiati et al., (2011) membuktikan pentingnya anak menatap
gambar garis dilakukan jauh sebelum anak bisa membaca tulisan. Penelitian ini
sekaligus menunjukkan pentingnya dua fungsi utama gambar garis bercerita
sebagai pembawa pesan aktif dalam menatap gambar garis dan fungsi gambar
garis sebagai penjelas tulisan dalam belajar membaca.
Penelitian Iskandar (2005) menyatakan bahwa gambar sebagai ilustrasi
atau unsur pendukung penyajian berfungsi menjelaskan isi pesan, konsep-konsep
atau obyek yang diterangkan. Pengertian gambar di atas adalah bayangan suatu
obyek yang dikendalikan dan bersifat natural. Gambar ini, terdiri dari dua macam
yaitu gambar yang dibuat dengan tangan (drawing) dan gambar yang dibuat
melalui alat/mesin (fotograph). Gambar yang dipilih sebagai ilustrasi disesuaikan
dengan tujuan dan obyek yang ingin dijelaskan. Untuk bahan pelajaran atau obyek
yang terlalu kompleks sebaiknya menggunakan ilustrasi berupa gambar sederhana
yaitu sketsa. Untuk pengenalan dan hal-hal tertentu dimana perlu ditampilkan
obyek sesungguhnya, maka sebaiknya menggunakan foto atau gambar ilustrasi.
Rinaldi (2003) mengemukakan bahwa informasi yang dilengkapi dengan
bahasa grafis dan visual dapat meningkatkan hampir dua kali lipat kemungkinan
informasi yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh
seseorang. Kemampuan mengingat bentuk komunikasi visual dan verbal, sesudah
tiga jam yaitu 80% dan sesudah tiga hari adalah 65%; sedangkan bentuk
komunikasi visual saja hanya memiliki kemampuan 72% sesudah tiga jam dan
20% sesudah tiga hari.

Foto digital
Media elektronik memiliki keunggulan luar biasa dan ditambah dengan
perkembangan teknologi, membuat media elektronik menjadi murah dan mudah
dioperasikan. Kemajuan teknologi ini berdampak pula pada komunikasi bermedia
yang memiliki kesulitan dalam prosesnya. Salah satu perkembangan yang
termasuk sangat cepat adalah kemampuan teknologi mengubah citra gambar garis
analog dan foto digital analog menjadi citra digital (Pranata 2004).
Pada dasarnya, foto digital merupakan bahan yang bersifat universal.
Dalam hal ini semakin deskriptif dan jelas suatu foto digital disajikan maka
semakin jelas pula pesan disampaikan. Foto digital mampu mengungkapkan
sesuatu hal dengan lebih cepat dan seringkali lebih baik daripada hanya teks.
Menurut Turnbull dan Baird (1975), foto digital merupakan gambar garis
duplikat kehidupan yang sebenarnya dan dapat menimbulkan emosi yang efektif
dibandingkan dengan kata-kata. Selanjutnya menurut Sadiman et al. (2002), foto
digital merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimanamana. Khusus untuk fotografi kini sudah hampir diambil alih sepenuhnya oleh
teknologi digital.
Teknologi digital yang ramah lingkungan karena bebas suara dan limbah
kimia juga cinta lingkungan kini mulai merambah ke dalam dunia fotografi dan
dalam waktu yang singkat sudah mampu merubah sikap pandang masyarakat foto
digital terhadapnya. Teknologi digital juga menjanjikan sesuatu yang baru, yang

10
indah dan penuh kemampuan rekayasa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dari
penelitan Arief (2004) foto digital ternyata mampu digunakan dalam komunikasi
cetak seperti komik. Karena mudah dalam proses pengerjaan dan kemampuan
untuk dimanipulasi sesuai dengan keinginan penulis komik. Namun paling pokok
adalah kemampuannya dalam hal kecepatan proses pembuatan ilustrasi sebuah
komik. Dengan foto digital dan teknologi digital, proses pembuatan sebuah komik
lebih mudah dan tidak terlalu lama.
Kusumastuti (2004) menyatakan kekuatan foto melebihi kata-kata. Foto
selalu memberi dampak otentik. Meskipun foto dapat direkayasa, seperti halnya
statistik tetapi khalayak lebih mudah menerima bukti berupa foto daripada katakata. Dari penelitian Arief (2004) disebutkan pula bahwa foto digital merupakan
konkritisasi obyek secara keseluruhan sehingga mengandung makna tertentu
secara lengkap dan dapat melibatkan emosi khalayak sasaran yang melihatnya.
Dalam penelitian Nurfathiyah (2006), foto digital memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai media komunikasi. Kelebihan foto digital adalah: (1) foto
digital dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk konkrit, (2) foto
digital dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (3) obyek-obyek yang tidak
dapat ditembus dengan indera penglihatan dapat diperlihatkan melalui foto digital
dan (4) foto digital sangat baik karena memberikan pengalaman yang sama pada
semua orang yang melihatnya. Adapun kekurangan foto digital adalah: (1) hanya
menekankan persepsi indera mata, (2) foto digital yang terlalu kompleks kurang
efektif untuk kegiatan pembelajaran, (3) ukuran foto digital sangat terbatas untuk
kelompok besar. Dari beberapa kekurangan foto digital di atas, maka beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar foto digital efektif dalam menyampaikan informasi
yaitu; (1) sifat autentik dimana foto digital dapat secara jujur melukiskan situasi
seperti melihat benda sebenarnya, (2) sederhana dimana komposisi cukup jelas
menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar garis, (3) ukuran relatif dimana foto
digital dapat memperbesar atau memperkecil obyek sebenarnya, (4) foto digital
sebaiknya mengandung gerak dalam keaadaan diam melainkan melakukan
aktivitas tertentu, (5) foto digital hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mengingat tidak setiap foto digital
merupakan media yang baik (Nurfathiyah 2006).

Caption
Penjelasan pada gambar garis atau foto digital pada media cetak maupun
elektronik berfungsi untuk menjelaskan atau mengomentari pesan yang
disampaikan. Tulisan yang digunakan untuk
menjelaskan pesan
yang
disampaikan dalam penelitian ini adalah tulisan yang ditempatkan di bawah
gambar garis atau foto digital yang disebut caption. Menurut Kusmiati (1999)
caption adalah tulisan singkat yang menjelaskan gambar garis dan biasanya
letaknya di bawah gambar garis atau foto digital. Stein dalam Nurfathiyah (2006)
menjelaskan bahwa caption adalah kata-kata original di dalam suatu buku atau
naskah. Caption digunakan untuk menunjukkan dan menceritakan apa yang ada
dari suatu realita yang bisa memperlihatkan, menceritakan sehingga dapat
membantu khalayak agar bisa menyimpulkan obyek yang dibaca atau yang dilihat.
Paduan antara gambar garis dan caption harus serasi, singkat dan jelas. Cara yang

11
sederhana dalam mendesain adalah bahwa caption harus berada dekat dengan
gambar garis yang akan dijelaskan. Posisi kata-kata bisa di atas, di bawah atau di
samping tetapi posisi lain bisa juga diterapkan asal hubungan antara keduanya
mudah ditangkap khalayak (Kusmiati 1999).
Nurfathiyah (2006) menyatakan bahwa caption atau tulisan yang ada
dibawah gambar menjadi unsur komunikasi yang menarik serta ikut menunjang
agar lay out memiliki penampilan tertentu. Caption dapat ditempatkan di tengah,
sejajar atau dijauhkan sedikit ke sebelah kanan agar tampak kontras dengan artikel
yang berada di sebelah kiri. Caption mempunyai fungsi untuk membagi atau
memisahkan satu halaman dengan halaman lainnya. Penempatan caption pada
kolom yang kosong dimaksudkan untuk merenggangkan spasi dan menjadikan
halaman tampak terang atau longgar disebabkan oleh lay out yang menarik dan
asimetris. Apabila suatu tampilan atau halaman kurang desain unsur grafisnya
maka caption dapat menggantikannya. Caption juga bisa dibuat dengan ukuran
besar atau kecil serta olahan grafis yang tegas yang diberi bingkai sehingga
tampak menarik. Untuk mendesain caption yang efektif diperlukan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Menyusun caption dengan memberi nomor urut dan warna sesuai dengan
urutan gambar atau foto dan alur cerita
2. Menempatkan caption setelah gambar atau foto dengan membuat cetakan
miring dan ditempatkan di tengah atau di bawah foto atau gambar dari
masing-masing tampilan layar
3. Menyusun tiap baris caption pada satu garis dan terpisa dari gambar dan foro
4. Caption untuk tiap gambar dikomposisikan dengan tepat
5. Menempatkan caption dalam kolom grid dengan komposisi yang lebih padat
atau longgar terhadap gambar atau foto dan diambangkan pada ruang yang
masih kosong
Dari penelitian Matindas (1990) dinyatakan bahwa simbol verbal biasanya
disajikan dalam bentuk first person story yang berarti bahwa pengarang berbicara
melalui orang pertama pada khalayak. Bentuk narasi caption berbentuk non dialog
yang diletakkan di dalam format gambar atau di luar format gambar juga
berfungsi untuk menjelaskan arti dari suatu gambar.

Isi Caption
Isi caption pada penelitian ini menggunakan elemen dari himbauan pesan.
Apabila penyampaian pesan-pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain
maka pesan tersebut harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong
perilaku komunikan, hal ini berarti secara psikologis mengimbau khalayak untuk
menerima dan melaksanakan gagasan dari komunikator (Rakhmat 2008). Dalam
hal ini menurut Rakhmat (2008) terdapat beberapa faktor yang mempengarui
Himbauan pesan (message appeal) yaitu:
1. Himbauan rasional
Himbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya
makhluk rasional yang baru bereaksi pada himbauan emosional apabila
himbauan rasional tidak ada. Hal ini berarti meyakinkan orang lain dengan
pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti. Penelitian yang sudah dilakukan

12

2.

3.

4.

5.

6.

7.

terhadap himbauan rasional ada yang menggunakan pembuktian dan ada juga
yang tidak menggunakan pembuktian sebagai indikator. Pembuktian yang
dilakukan biasanya menggunakan testimoni sedangkan apabila tanpa
pembuktian biasanya dengan cara menyentuh panca indera komunikan.
Kesimpulan dari penelitian didapat bahwa sedikit sekali penelitian yang
dilakukan dalam menelaah pembuktian, selain itu dari penelitian yang ada
tidak menunjukkan data yang jelas tentang perbedaan antara efek pesan yang
menggunakan pembuktian maupun yang tidak menggunakan pembuktian.
Himbauan emosional
Himbauan emosional menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa yang
menyentuh emosi komunikan. Lewan dan Stotland (1961) menunjukkan
bahwa pengaruh himbauan emosional sangat dipengaruhi oleh pengalaman
sebelumnya. Dengan demikian efek himbauan emosional akan kurang kuat
apabila topik yang dibicarakan bukan sesuatu yang baru. Hal ini berarti
komunikan bereaksi berdasarkan kerangka rujukan yang sudah mapan.
Rakhmad (2008) menyarankan beberapa hal untuk membangkitkan emosi
manusia yaitu (1) gunakan bahasa yang penuh emosional untuk melukiskan
situasi tertentu, (2) hubungkan gagasan yang diajukan dengan gagasan yang
tengah popular atau tidak popular, (3) hubungkan gagasan dengan unsur-unsur
visual dan non verbal yang membangkitkan emosi, (4) tampakkan pada
komunikator petunjuk non verbal yang emosional seperti suara bergetar ketika
bicara, mata yang berlinang-linang dan lain-lain.
Himbauan Rasa Takut
Himbauan rasa takut menggunakan pesan mencemaskan, mengancam atau
meresahkan. Penelitian pertama yang menelaah himbauan takut dilakukan
oleh Janis dan Freshbach (Fleming 1978) dalam menyampaikan topik
kerusakan gigi pada siswa sekolah dimana tingkat himbauan takut lebih efektif
dalam mengubah sikap anak-anak terhadap kesehatan gigi.
Himbauan Ganjaran
Himbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan pada komunikan
sesuatu yang mereka perlukan atau inginkan. Menurut Rogers (2003)
seseorang bersedia mengubah sikapnya apabila diberi ganjaran lebih besar.
Himbauan Motivasional
Himbauan motivasional menggunakan himbauan motif (motive appeals) yang
menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Dengan menggunakan
pendekatan ilmu psikologi, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar
yaitu: motif biologis dan motif psikologis. Sebagai contoh bahwa manusia
bergerak bukan hanya didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan
dahaga tetapi juga karena dorongan psikologis yaitu rasa ingin tahu,
kebutuhan akan kasih sayang, dan keinginan untuk memuja.
Himbauan Negatif
Himbauan negatif merupakan himbauan pesan yang mengisyaratkan
kecemasan dan mengandung kesan konsekuensi. Dalam himbauan negatif,
jika tidak mengikuti tindakan yang direkomendasikan oleh komunikator maka
akan terjadi hal yang tidak menguntungkan bagi penerima pesan.
Himbauan Positif
Himbauan positif bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan bah