Skrining Potensi Daun Zingiberaceae Sebagai Antiaging.

Skrining Potensi Daun Zingiberaceae sebagai Antiaging

UMMI ZAHRA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Skrining Potensi Daun
Zingiberaceae sebagai Antiaging benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Ummi Zahra

NRP G451130111

RINGKASAN
UMMI ZAHRA. Skrining Potensi Daun Zingiberaceae sebagai Antiaging.
Dibimbing oleh IRMANIDA BATUBARA, LATIFAH K DARUSMAN dan
AKHIRUDDIN MADDU
Zingiberaceae adalah salah satu famili tumbuhan yang telah banyak
dimanfaatkan sebagai antikanker, antiinflamasi, maupun antiaging. Bagian
daunnya belum di manfaatkan secara maksimal, sehingga menarik dilakukan
skrining potensi antiaging pada daun tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan zat antiaging pada daun Zingiberaceae.
Sebanyak 10 jenis daun Zingiberaceae diekstraksi dengan 2 metode yaitu
maserasi dan distilasi uap.Maserasi dilakukan menggunakan tiga jenis pelarut nheksana, etil asetat dan metanol. Distilasi uap digunakan untuk mendapatkan
minyak atsiri. Seluruh ekstrak ditentukan potensi antiagingnya melalui aktivitas
antiglikasi dan antioksidan. Aktivitas antiglikasi ditentukan dengan metode
flourimetri, sedangkan aktivitas antioksidan dengan penangkap radikal ABTS.
Hasil skrining menunjukkan bahwa ekstrak Zingiber officinale merupakan
ekstrak yang memiliki aktivitas antiglikasi terbaik. Ekstrak metanol Zingiber
officinale memiliki nilai IC50 203.86µg/mL dan diikuti oleh minyak atsiri Zingiber
officinale sebesar 207.95µg/mL. Adapun Aktivitas tertinggi pada uji aktivitas

antioksidan oleh Curcuma longa sebesar 18.04% AEAC.
Ekstrak metanol Zingiber officinale diisolasi lebih lanjut menggunakan
kromatografi kolom dan menghasilkan fraksi n-heksana : etil asetat (3:7) yang
memiliki aktivitas yang terbaik. Minyak atsiri dari Zingiber officinale
diidentifikasi menggunakan kromatografi gas spektrofotometer massa dan
menghasilkan 33 komponen-komponen dengan kariofilena sebagai komponen
yang dominan (32.76 %) dan memiliki aktifitas antiglikasi dengan nilai IC50
sebesar 23.22 µg/mL.

Kata kunci: antiglikasi, antioksidan, Zingiberaceae, Zingiber officinale

SUMMARY
UMMI ZAHRA. Screening The Potency of Zingiberaceae Leaves Antiaging
Agent. Supervised by IRMANIDA BATUBARA, LATIFAH K DARUSMAN
and AKHIRUDDIN MADDU
Zingiberaceae is one of plant families which was not only utilized as anticancer, anti inflamation, but also anti-aging. The leaves of Zingiberaceae was not
utilized maximally yet so screening of anti-aging potency was conducted. The aim
of this research was to obtain the anti-aging substance in Zingiberaceae leaf.
Ten kinds of Zingiberaceae were extracted by two extract methods, which
were maseration and vapor distillation. Maseration conducted in three kinds of

solvens; n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Distillation method produced
essential oil. Potency anti-aging of all extracts were determined by anti-glycation
and anti-oxidant activity. Anti-glycation activity conducted by flourimetry method
while anti-oxidant activity by ABTS radical scavenger.
The result show that Zingiber officinale is an extract which has the best antiglication activity. IC50 methanol extract of Zingiber officinale was 203.86 µg/mL,
and followed by essential oil of Zingiber officinale which was 207.95µg/mL. The
highest antioxidant activity was performed by Curcuma longa which is 18.04 %
AEAC.
Afterwards, methanol extract of Zingiber officinale was isolated using
column chromatography and produced n-hexane : ethyl acetate fraction (3:7)
which has the best activity. The essential oil of Zingiber officinale identified by
using gas chromatograph-mass spectrophotometer produced 33 components in
which caryophyllene is the most dominant component (32.76 %) and
antiglycation activity IC 50 as 23.22 µg/mL.
Keyword: antigycation, antioxidant, Zingiberaceae, Zingiber officinale

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Skrining Potensi Daun Zingiberaceae sebagai Antiaging

UMMI ZAHRA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Kimia

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Dyah Iswantini Pradono, MScAgr

PRAKATA
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema dalam
penelitian ini ialah Skrining potensi daun Zingiberaceae sebagai antiaging.
Diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap banyak orang
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Irmanida Batubara. M.Si, Prof
Latifah K Darusman, MS dan Dr Akhiruddin Maddu, M.Si selaku pembimbing
yang telah banyak memberi ilmu, waktu dan tenaga. Disamping itu penulis
sampaikan penghargaan kepada Prof Dr Dyah Iswantini Pradono, MScAgr beserta
seluruh staf dan tenaga pendidikan program studi kimia atas bantuan dan
dukungannya. Ungkapan terima kasih dan hormat juga saya haturkan kepada
orang tua, seluruh keluarga serta rekan-rekan atas segala dukungan, doa, dan kasih
sayangnya.
Penulis haturkan pula terima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah memberikan bantuan Beasiswa Pendidikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Agustus 2016
Ummi Zahra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
2
2

2

METODE
Alat dan bahan
Waktu dan Tempat penelitian
Prosedur Kerja
Prosedur Analisis Data

2
2
2
2
3


3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi
Fitokimia secara Kualitatif
Aktivitas Antiglikasi
Antioksidan
Isolasi Senyawa Antiglikasi
Identitas Senyawa Aktif Minyak Atsiri Z. officinale dengan KG-SM

5
6
7
8
9

10

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran

11
11
11

4

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

20


DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Rendemen Ekstrak Daun Zingiberaceae
Analisis Fitokimia Daun Zingiberaceae
Persentase Inhibisi AGEs Ekstrak Zingiberaceae
Aktivitas Antiglikasi Ekstrak Daun Zingiberaceae
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Zingiberaceae
Aktivitas Antiglikasi Fraksi Ekstrak Metanol Z. officinale

6
6
7
8

8
9

DAFTAR GAMBAR
1 Kromatogram GC-MS
2 Struktur kariofilena
3 Reaksi Penghambatan AGEs oleh Aminoguanidin

10
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1 Alur Penelitian
2 Contoh Perhitungan Rendemen, Kadar Air dan Kadar Abu
3 Contoh Penghitungan % Inhibisi dan IC50 Aktivitas Antiglikasi
dalam Sampel
4 Kurva Standar Asam Askorbat dan Perhitungan Antioksidan Asam
Askorbat dalam Sampel
5 Senyawa Terdapat pada Minyak Atsiri Z.officinale

15
16
17
18
18

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penuaan ditandai dengan penurunan integritas anatomi dan fungsi beberapa
sistem organ dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi stres. (Semba et al.
2010). Salah Satu faktor tejadinya penuaan adalah reaksi glikasi. Glikasi
merupakan reaksi yang terjadi antara asam amino dan gula pereduksi. Reaksi ini
ditandai oleh produk akhir yang disebut AGEs (Advance glication end product).
Penggunaan zat antiaging dapat memberikan perlindungan terhadap stres
oksidatif, menghambat penuaan dan meningkatkan kesehatan penampilan kulit.
Zat tersebut menghambat reaksi nonenzimatik seperti menghambat terbentuknya
AGEs (Advanced glycation end products) dan reaksi enzimatik (kolagenase,
elastase, hyaluronidase dan tirosinase) (Ndlovu et al. 2013).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh zat antiaging dengan
menggunakan flourimetri. Flourimetri adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suatu senyawa berflourosens. Intensitas yang diukur merupakan
distribusi emisi yang dipancarkan setelah terjadinya proses eksitasi (Lakowicz
2006). Metode ini digunakan untuk melihat hasil dari proses glikasi yang disebut
dengan AGEs (Advanced glycation end products). Zat antiglikasi kemudian dapat
didefinisikan sebagai zat yang menghambat produksi AGEs.
Beberapa tanaman telah diketahui memiliki potensi sebagai
antiaging.Tanaman tersebut menggunakan reaksi antiglikasi dengan
menggunakan metode flourimetri untuk melihat potensi antianging nya. Nilai
IC50 yang diperoleh antara lain, daun mangga sebesar 184.11 µg/mL, daun teh
sebesar sebesar 211.87 µg/mL (Fathurrahman 2016), dan Bunium Bulbocastanum
sebesar 132.88 µg/mL (Ahmad et al. 2014). Rimpang Zingiberaceae sebagai
antiaging pun telah banyak dilaporkan (Mukherjee et al. 2011).
Zingiberaceae merupakan salah satu jenis tanaman yang memperoleh
banyak perhatian di dunia. Tanaman ini memiliki potensi sebagai antiaging,
antikanker, antioksidan, anti-penyakit Alzheimer, dan sifat obat lainnya
(Yasodama 2014).Tsukahara et al. (2006), melaporkan bahwa ekstrak rimpang
Zingiber officinale L menghambat pembentukan kerutan yang pada kulit tikus
disebabkan oleh UV B dengan menurunkan persen kerutan sebesar 4.99 ± 2.1%.
Sumiyoshi dan Kimura (2009) yang melaporkan bahwa ekstrak rimpang Curcuma
longa L berpotensi mengubah ketebalan
kulit, meningkatkan elastisitas,
menurunkan pigmentasi, dan kerutan yang disebabkan oleh radiasi UV-B pada
tikus berbulu.
Telah dilaporkan bahwa daun Curcuma longa (Raina dan Srivastava 2005),
Curcuma xanthorrhiza (Wahyuni 2012), Alpinia zerumbet (Chompoo et al. 2012),
dan Zingiber officinale R (Ghasemzadeh et al. 2014) memiliki kandungan
senyawa metabolit yang mirip dengan rimpangnya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa senyawa metabolit yang terdapat pada rimpang juga terdapat pada daun
Zingiberaceae.Potensi rimpang sebagai antiaging telah diketahui namun daun
tanaman Zingiberaceae belum banyak dieksplorasi sehingga daun Zingiberaceae
digunakan sebagai bahan antiaging.

2
Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan skrining 10 jenis daun
tanaman Zingiberaceae sebagai antiglikasi dengan menggunakan flourimetri
selanjutnya senyawa antiglikasi diisolasi untuk memperoleh zat antiaging pada
daun Zingiberaceae.

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
Zingiberaceae yang berpotensi sebagai antiaging

senyawa

aktif

daun

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan skrining potensi terhadap sepuluh jenis daun
Zingiberaceae. Menggunakan dua metode ekstraksi, setiap ekstrak diuji kualitatif
kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan dan aktivitas antiglikasi. Ekstrak yang
memiliki aktivitas terbaik selanjutnya akan diidentifikasi untuk menentukan zat
yang paling berperan sebagai antiaging.Secara umum, alur penelitian dapat dilihat
pada Lampiran 1.

2 METODE
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatografi gasspektrofotometer massa (KG-SM) (Agilent 19091s-433), flourimetri
(FluoroSTAR BMG LABTECH), microplate reader (EPOC), dan alat-alat kaca
yang umum digunakan. Bahan-bahan yang digunakan adalah daun tanaman
Zingiberaceae, yaitu daun jahe merah (Zingiber officinale), daun kunyit
(Curcuma longa), daun temu putih (Curcuma zedoaria), daun lempuyang
(Zingiber zerumbet), daun banglai hantu (Zingiber purpureum ), daun lengkuas
(Alpinia galangal), daun temulawak (Curcuma zanthorhiza), daun kapulaga
(Elettaria cardamomum), daun temu hitam (Curcuma aeruginosa), temu kunci
(Boesenbergia rotunda), aminoguanidin (Sigma Aldrich), BSA (Bovine serum
albumin) (Merck), ABTS (2,2’-azinobis-3-etil benzotiazolina 6-sulfonat),
kariofilena (Mfr Tokyo chemical), dan asam askorbat.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Mei 2016 di
Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia IPB, Laboratorium Departemen
Fisika IPB, Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, dan Pusat
Laboratorium Forensik Polri.

3
Prosedur Kerja
Pengumpulan dan Pengeringan Sampel
Daun famili Zingiberaceae diperoleh dari Kebun Pusat Studi Biofarmaka
IPB, Dramaga, Bogor. Daun dipotong-potong dan dikeringkan pada suhu 60 °C.
Daun yang sudah kering diserbukkan dan disaring dengan ukuran 60 mesh di SEA
FAST IPB.
Ekstraksi
a. Maserasi (Farmakope 2009)
Sebanyak sepuluh jenis daun dari tanaman Zingiberaceae. Setiap daun
diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat. Maserasi menggunakan tiga jenis
pelarut yaitu n-heksana, etil asetat, dan metanol selama tiga kali 24 jam.
Selanjutnya dilakukan evaporasi untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak kental.
b. Distilasi (Muctaridi et al. 2004)
Sebanyak sepuluh jenis daun Zingiberaceae dilakukan distilasi uap. Setiap
daun Zingiberaceae yang telah dipotong dimasukkan ke dalam distilator uap.
Sebanyak 5 L air ditambahkan kedalamnya. Distilasi dilakukan selama 6 jam.
Minyak atsiri yang diperoleh selanjutnya dihitung bobotnya kemudian disimpan
dalam pendingin.
Fitokimia secara Kualitatif (Harborne 1987)
Pengujian fitokimia secara kualitatif terhadap sampel dilakukan dengan
menggunakan pereaksi tertentu sesuai jenis metabolit sekunder yang akan di
analisis. Pengujian yang dilakukan antara lain; uji alkaloid, uji fenol, uji flavonoid,
uji steroid dan terpenoid, uji saponin, uji tanin.
Uji Alkaloid
Ekstrak ditambahkan 10 mL kloroform-amonia kemudian ditambahkan
H2SO4 2 M dan dikocok sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas dibagi tiga
ke dalam tabung reaksi. Masing-masing larutan ditambahkan beberapa tetes
pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Uji positif adanya alkaloid ditunjukkan
apabila terbentuk endapan yang berwarna putih setelah ditambahkan pereaksi
Mayer, endapan cokelat setelah ditambahkan pereaksi Wagner, dan endapan
merah jingga setelah ditambah pereaksi Dragendorf.
Uji Fenol
Ekstrak ditambahkan 10 mL air kemudian dididihkan selama 2 menit.
Selanjutnya, ditambahkan NaOH 10 % beberapa tetes. Terbentuknya warna
merah menunjukkan adanya senyawa fenolik.
Uji Flavonoid
Ekstrak ditambahkan etanol kemudian dididihkan selama 5 menit.
Selanjutnya, ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan 0.2 g serbuk Mg. Hasil
positif ditunjukkan dengan timbulnya warna merah.
Uji Steroid dan terpenoid
Ekstrak ditambahkan kloroform. Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes
H2SO4. Hasil uji positif steroid ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning

4
keemasan pada lapisan antar muka sedangkan uji positif terpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna hijau biru.
Uji Saponin
Ekstrak ditambahkan akuades kemudian dipanaskan hingga mendidih
selama 2 menit. Selanjutnya, larutan tersebut dikocok. Hasil uji positif saponin
ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil.
Uji Tanin
Ekstrak ditambahkan etanol kemudian ditambahkan larutan FeCl3 1%. Uji
positif ditandai dengan terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman.
Antiglikasi (Povichit et al. 2011)
Metode antiglikasi mengacu pada Povichit (2011) dengan sedikit
modifikasi.Reaksi dilakukan terdiri atas larutan berisi bufer fosfat 0.2 M (pH
7.4), BSA (20 mg/mL), glukosa (235 mM), fruktosa (235 mM) dan sampel
dicampur dalam tabung reaksi. Adapun larutan koreksi ditambahkan akuades
sebagai pengganti glukosa dan fruktosa. Larutan kontrol ditambahkan akuades
sebagai pengganti sampel serta aminoguanidin sebagai kontrol positif.
Seluruh larutan diinkubasi selama 40 jam pada suhu 60oC, kemudian diukur
intensitas flouresensinya menggunakan flourimetri dengan panjang gelombang
eksitasi 330 nm dan emisi 440 nm. Aktivitas antiglikasi diukur menggunakan
persamaan berikut
A-Ao
] x 100 %
Inhibisi % = [ −
B-Bo
Keterangan A : Intensitas flourosens larutan sampel
Ao : Intensitas flourosens larutan pengoreksi sampel
B : Intensitas flourosens larutan kontrol
Bo : Intensitas flourosens larutan pengoreksi kontrol
Persentase penghambatan 50% (IC50) terhadap fluoresensi AGEs dihitung
dari kurva regresi aktivitas penghambatan.
Antioksidan (Re et al. 1999)
Prinsip uji antioksidan yang digunakan ialah dengan mengukur
kemampuan penangkapan aktivitas radikal ABTS yang akan dibandingkan dengan
trolox. ABTS (7.46 mM) dioksidasi menggunakan kalium peroksidisulfat (2.45
mM) selama 16 jam. Sebanyak 180 μL ABTS.+ yang teroksidasi direaksikan
dengan 20 μL ekstrak daun Zingiberaceae dengan konsentrasi 2 mg/mL. Sampel
yang diujikan dibandingkan menggunakan asam askorbat (5, 25, 50, 75, dan 100
μg/ml). Setiap larutan dimasukkan ke dalam plat mikro 96 sumur dan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 734 nm. Hasil ditunjukkan dengan
sebagai ascorbic acid ekivalent antioxidant capacity (AEAC).

5
Isolasi Senyawa Antiglikasi dan Antioksidan
Hasil skrining glikasi dan antioksidan pada ekstrak daun Zingiberaceae
dilanjutkan dengan penentuan eluen terbaik menggunakan kromatografi lapis tipis
(KLT). Penentuan eluen dilakukan dengan menggunakan plat KLT jenis silica gel
G60F254. Isolasi senyawa antiglikasi dan antioksidan dengan kromatografi kolom
menggunakan eluen yang terbaik. Setiap eluat diuji KLT untuk melihat pola
pemisahannya, eluat yang memiliki faktor retensi (Rf) yang sama digabung
menjadi satu fraksi. Fraksi yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian
antiglikasi kembali untuk mengetahui fraksi yang paling aktif sebagai antiglikasi.
Analisis dengan Kromatografi Gas-Spektrofotometer Massa
Minyak atsiri daun Zingiberaceae yang telah dilakukan pengujian
antiglikasi dan antioksidan selanjutnya dianalisis dengan KG-SM (Kromatografi
gas spektrofotometer). Analisis menggunakan KG-MS untuk mengidentifikasi
senyawa yang terdapat pada minyak. Spektrum massa yang diperoleh akan
dibandingkan dengan spektrum massa pembanding. Kolom yang digunakan ialah
HP 5 MS (dimensi 60 X 0.25 X 0.25 µm Agilent HP). Suhu injektor yang
digunakan 100 – 350 0C. He digunakan sebagai gas pembawa dengan laju alir 1.0
mL/min. Kondisi spektrofotometer massa yang digunakan adalah EI 60 eV.

Prosedur Analisis Data
Analisis dilakukan dengan mengunakan ANOVA dengan tingkat
kepercayaan 95%. Analisis lebih lanjut dilakukan dengan uji Duncan multiple
range test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi
Pada penelitian ini dilakukan dua jenis ekstraksi yaitu dengan cara maserasi
dan destilasi uap. Setiap jenis ekstraksi akan menghasilkan komponen senyawa
yang berbeda. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana
dengan tingkat kerusakan sampel yang rendah karena tidak dipengaruhinya oleh
pemanasan. Pada proses ekstraksi menggunakan tiga jenis pelarut yaitu n-heksana,
etil asetat dan metanol secara berturut-turut. Proses ini bermanfaat untuk
mengambil seluruh komponen senyawa nonpolar hingga polar.
Hasil ekstraksi menunjukkan tingkat rendemen yang berbeda-beda. nheksana memiliki rendemen sebesar 2.07-4.82 %, etil asetat 1.36-3.34 % dan
metanol 4.23-10.14 %. Metanol memiliki rendemen merupakan pelarut yang
menghasilkan rendemen yang tertinggi dibandingkan jenis pelarut yang lain
(Tabel 1). Contoh pehitungan dapat dilihat pada Lampiran 2. Rendemen tinggi
tersebut sangat terkait dengan jenis senyawa yang terkandung pada daun
Zingiberaceae.

6
Tabel 1 Rendemen ekstrak daun Zingiberaceae
Ekstrak Zingiberaceae

Alpinia galanga
Boesenbergia rotunda
Cucuma aeruginosa
Curcuma longa
Curcuma zedoaria
Curcuma zanthorriza
Elettaria cardamomum
Zingiber zerumbet
Zingiber officinale
Zingiber purpureum

n-heksana

Rendemen (%)
Etil Asetat
Metanol

2.13
2.20
3.16
3.22
2.33
3.92
4.82
2.42
3.72
2.07

1.92
1.36
2.78
1.89
2.38
2.92
3.40
2.03
3.34
1.71

4.23
5.86
9.72
5.61
8.78
8.49
10.14
5.12
4.50
3.81

Minyak
atsiri
1.77
2.31
0.04
0.90
3.15
0.08
-

(-) rendemen sangat rendah

Metode distilasi uap menghasilkan ekstrak volatil (minyak atsiri). Minyak
atsiri yang diperoleh sangat bervariasi. Minyak atsiri Elettaria cardamomum
memiliki rendemen yang tertinggi dibanding yang lainnya (Tabel 1). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa daun Elettaria cardamomum sangat berpotensi
untuk menghasilkan minyak atsiri. Dari sepuluh jenis minyak atsiri terdapat empat
jenis daun yaitu B. rotunda, Z. Purpureum, A. galanga dan Z. zerumbet yang
memiliki rendemen sangat rendah, sehingga tidak dapat dilakukan penimbangan
dan pengujian lebih lanjut. Rendahnya rendemen dapat disebabkan oleh
kandungan yang rendah maupun proses pasca panen yang menurunkan kuantitas
minyak atsiri pada daun (Khasanah et al. 2015).
Fitokimia secara Kualitatif
Pengujian fitokimia secara kualitatif berfungsi untuk mengetahui jenis
senyawa metabolit sekunder pada ekstrak. Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa
pada ekstrak daun Zingiberaceae terdapat seluruh jenis senyawa metabolit kecuali
pada jenis senyawa tanin dan saponin (Tabel 2). Pada minyak atsiri daun senyawa
fitokimia yang ditentukan merupakan jenis senyawa terpenoid.
Tabel 2 Analisis fitokimia daun Zingiberaceae
Analisis kualitatif fitokimia
Ekstrak Zingiberaceae
n-heksana
Etil Asetat
Metanol
Minyak atsiri
Alpinia galanga

A, F, T, St

A, F, T, St

A, F, T, St

-

Boesenbergia rotunda
Cucuma aeruginosa
Curcuma longa
Curcuma zedoaria
Curcuma zanthorriza
Elettaria cardamomum
Zingiber zerumbet
Zingiber officinale
Zingiber purpureum

A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St

A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St

A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St
A, F, T, St

T
T
T
T
T
T
-

Keterangan: Alkaloid: A, Flavanoid: F, Terpenoid: T, Steroid: St

7
Aktivitas Antiglikasi
Reaksi antiglikasi merupakan reaksi yang terjadi antara protein dan gula
pereduksi di dalam tubuh. Reaksi ini menghasilkan sebuah produk yang disebut
AGEs yang juga merupakan penanda terjadinya proses glikasi (Hory et al. 2012).
AGEs mengalami ikatan silang, akibat dari ikatan silang tersebut stabilitas AGEs
sendiri akan menyebabkan resistensi protease terhadap protein yang terlibat. Hasil
dari resistensi yang terjadi keseimbangan protein terganggu dan menyebabkan
amilodosis. Proses glikasi melibatkan berbagai macam reaksi oksidasi, dehidrasi,
pembentukan radikal bebas gugus oksigen, dan nitrogen (Rahmadi dan Zahid
2011). AGEs dalam jumlah berlebih dalam tubuh akan menghasilkan berbagai
macam penyakit antara lain diabetes, alzhemair, dan penuaan.
Pengukuran AGEs dapat dilakukan menggunakan metode flourimetri.
Flourimeter (flouresens spektrometri) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
suatu senyawa melalui intensitas dan distribusi pada emisi yang dipancarkannya.
Emisi cahaya ini akan berasal dari suatu bahan lumine, yaitu emisi cahaya dari
bahan apapun yang terjadi dari tingkat energi elektronik tertentu (Lakowicz 2006).
Sensitivitas flourimetri 1.000 kali lebih besar dibanding pada penyerapan UV/Vis.
Fluoresensi terjadi pada molekul siklik yang kaku, melakukan resonansi dengan
kehadiran donor dan ekseptor elektron (Rouessac dan Rouessac 2007).
Tabel 3 Persentase Inhibisi AGEs ekstrak Zingiberaceae
% Inhibisi
Ekstrak Zingiberaceae

Konsentrasi

(µg/mL)
Alpinia galanga
Boesenbergia rotunda
Curcuma aeruginosa
Curcuma longa
Curcuma zedoaria
Curcuma zanthorriza
Elettaria cardamomum
Zingiber officinale
Zingiber purpureum
Zingiber zerumbet
Aminoguanidin

500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
25

n- Heksana

Etil Asetat

Metanol

49.33
43.74
46.79
40.57
51.31
42.58
50.01
54.92
41.32
46.23

62.63
48.81
48.53
52.72
51.44
69.28
44.44
55.74
50.79
59.62
66.58

36.87
66.43
46.37
69.28
57.43
77.86
62.87
73.20
59.24
43.55

Pada penelitian ini dilakukan skrining 10 jenis daun Zingiberaceae untuk
melihat aktivitas terbaik. Pada 10 jenis daun hasil maserasi dilakukan pengujian
awal dengan melihat persentasi inhibisi dari seluruh ekstrak (Tabel 3). Contoh
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Sepuluh ekstrak yang memiliki aktivitas tertinggi diuji antiglikasi kembali
untuk mengetahui nilai IC50. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak
metanol Z. officinale memiliki aktivitas antiglikasi tertinggi diikuti oleh minyak
atsiri Z. officinale (Tabel 4). Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Hal tersebut sesuai dengan laporan Olennikov dan Kashchenko (2015) bahwa
pada rimpang Z. officinale terdapat senyawa 1-dehydro-[14]-gingerdione.
Senyawa ini merupakan golongan senyawa terpenoid yang dapat menghambat
AGEs terbentuk.

8
Tabel 4 Aktivitas antiglikasi ekstrak daun Zingiberaceae
Ekstrak Zingiberaceae
Pelarut Pengekstraksi
IC 50 Antiglikasi
/ Jenis ekstrak
(µg/mL)
Zingiber officinale
Metanol
203.86h
Curcuma zanthorriza
Metanol
274.14e
Elettaria cardamomum
Metanol
285.58e
Zingiber purpureum
Metanol
305.79d
Curcuma zedoaria
Metanol
335.56c
Boesenbergia rotunda
Metanol
342.67c
Zingiber zerumbet
Etil asetat
377.95b
Curcuma longa
Etil asetat
271.79e
Curcuma zanthorriza
Etil asetat
383.37b
Alpinia galanga
Etil asetat
439.10a
Zingiber officinale
Minyak atsiri
207.95gh
Curcuma longa
Minyak atsiri
221.26g
Curcuma zanthorriza
Minyak atsiri
221.60g
Elettaria cardamomum
Minyak atsiri
240.35 f
Curcuma zedoaria
Minyak atsiri
236.38f
Curcuma aeruginosa
Minyak atsiri
243.57f
Aminoguanidin
18.91
Keterangan : Sampel dengan huruf yang sama tidak memiliki perbedaan yang signifikan melalui
Uji Duncan’s multiple range test

Antioksidan
Radikal bebas merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat proses
glikasi (Ndlovu et al. 2013), selain radikal bebas sendiri adalah salah satu hasil
glikasi. Kelebihan radikal bebas dapat menyebabkan stress oksidatif dan
menyebabkan berbagai penyakit (Ramasamy et al. 2005).
Tabel 5 Aktivitas antioksidan ekstrak daun Zingiberaceae
Ekstrak Zingiberaceae
Alpinia galanga
Boesenbergia rotunda
Curcuma aeruginosa
Curcuma longa
Curcuma zedoaria
Curcuma zanthorriza
Elettaria cardamomum
Zingiber zerumbet
Zingiber officinale
Zingiber purpureum

Kapasitas antioksidan (g AEAC/100 g ekstrak)
n-heksana Etil Asetat Metanol Minyak atsiri

5.95 s
3.07 nop
2.66 pq
4.24 l
2.37 qr
8.59 de
2.02 r
3.69 lmn
2.85 opq
2.57 opq

11.71 c
6.09 ij
7.66 fg
18.04 a
8.86 d
17.63 a
3.98 lm
3.38 mno
6.96h
7.09 gh

8.03 ef
6.64 hi
5.71 j
8.99 d
3.62 lmn
16.25 b
8.56 de
4.09 l
8.42 de
8.50 de

5.10 k
4.19 l
0.89 s
0.57 s
2.00 r
0.66 s
-

Keterangan : Sampel dengan huruf yang sama tidak memiliki perbedaan yang signifikan melalui
Uji Duncan’s multiple range test. AEAC = Antioxidant ekivalent ascorcic acid

9
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralkan radikal bebas.
Senyawa antiaging diharapkan merupakan senyawa yang memiliki kemampuan
untuk menetralkan radikal bebas. Hasil pengujian pada sepuluh sampel dari
aktivitas antioksidan sangat beragam (Tabel 5). Contoh perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 4. Radikal kation pada ABTS ini akan bereaksi dengan senyawa
penyumbang elektron dari sampel untuk menetralkannya.
Hasil pengujian antioksidan sangat variasi dari (0.57 - 18.04 %). Ekstrak
etil asetat C. longa memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sedangkan minyak
atsiri yang paling baik sebagai antioksidan adalah C. aeruginosa. C. longa telah
banyak dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis. Kandungan curcuminoid pada
rimpangnya merupakan salah satu senyawa aktif yang bermanfaat sebagai
antiinflamasi, antibakteri dan hepatoprotektif (Afzal et al. 2013).
Adapun pada minyak atsiri dari rimpang C. aeruginosa dilaporkan Gerge
dan Brito (2015) mengandung 18 senyawa aktif antara lain, kamfena, eukaliptol,
β- farnesena, elemena, fenol, kariofilena. Sehingga diduga senyawa aktif yang
berada pada rimpang juga terdapat pada bagian daun. Keberadaan senyawa aktif
tersebut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan pada kedua jenis daun
Zingiberaceae tersebut.
Isolasi Senyawa Antiglikasi
Ekstrak metanol Z. officinale dipilih sebagai ekstrak yang akan dilakukan
proses isolasi. Eluen yang dipilih adalah perbandingan n-heksana : etil asetat
(3:7). Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom
gravitasi dengan teknik gradient dari pelarut nonpolar sampai polar. Pemisahan ini
diharapkan dapat memisahkan senyawa aktif yang berada pada ekstrak Z.
officinale. Pemisahan menghasilkan 313 fraksi yang setelah digabungkan dengan
dasar pola Rf (faktor retensi yang sama) diperoleh 8 fraksi.
Tabel 6 Aktivitas antiglikasi fraksi ekstrak metanol Z. Officinale
Fraksi
IC 50 Antiglikasi
(µg/mL)
I
94.91 c
II
141.54b
III
141.95b
IV
129.22b
V
120.48 bc
VI
198.97a
VII
223.12a
VIII
120.93 bc
Keterangan : Sampel dengan huruf yang sama tidak memiliki perbedaan yang signifikan melalui
Uji Duncan’s multiple range test

Delapan fraksi hasil penggabungan diuji antigikasi kembali. Hasil pengujian
menunjukkan fraksi I merupakan fraksi yang menunjukkan aktivitas terbaik.
Identifikasi lebih lanjut fraksi untuk mengetahui zat antiaging membutuhkan
jumlah fraksi lebih banyak, sedangkan dalam hal ini jumlah fraksi hasil fraksinasi
sangat terbatas.

10
Identitas Senyawa Aktif Minyak Atsiri Z. officinale dengan KG-SM
Minyak atsiri Z. officinale dan ekstrak metanol Z. officinale memiliki
aktivitas yang tinggi sebagai antiglikasi. Hasil uji antiglikasi pada minyak atsiri
tidak berbeda nyata dengan ekstrak metanol dengan aktivitas glikasi tertinggi
(203.86 µg/mL) dari minyak atsiri Z. officinale sehingga minyak Z. officinale
yang dipilih untuk lebih lanjut dianalisis menggunakan KG-SM (kromatografi gas
spektrofotometer massa) untuk mengetahui identitas senyawa yang berperan
sebagai antiglikasi. Jenis senyawa yang ditemukan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Kromatogram menunjukkan hubungan antara instensitas dan waktu retensi.
Kromatogram minyak atsiri Z. officinale menunjukkan terdapat 33 puncak
senyawa. Kariofilena sebagai senyawa dominan (32.76 %). Struktur kariofilena
dapat dilihat pada Gambar 2.
Kariofilena atau β kariofilena adalah senyawa golongan terpenoid. Senyawa
ini memiliki berbagai sifat farmakologi antara lain, antimikroba, antiinflamasi,
analgesik, antikanker, dan antioksidan (Leandro et al. 2012; Afzal et al. 2013).
A

b

u

n

d

a

n

c

e

Total
kelimpahan ion

5
9

5

0

0

0

0

0

9

0

0

0

0

0

0

8

5

0

0

0

0

0

8

0

0

0

0

0

0

7

5

0

0

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

6

5

0

0

0

0

0

6

0

0

0

0

0

0

5

5

0

0

0

0

0

5

0

0

0

0

0

0

4

5

0

0

0

0

0

4

0

0

0

0

0

0

3

5

0

0

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

2

5

0

0

0

0

0

2

0

0

0

0

0

0

1

5

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

5

0

0

0

0

0

e

- - >

. 7

6

6

7

1

. 2

6

A

. 6

M

P

E

8

. 8

4

L

. D

4

3
1
1
1

1

0

1

0

. 2

. 6
. 8

6

. 8

1

6

2
2

1 1 3 3 . .6 8 2 6
6

. 1

8
1 1 5 5 . 4. 7 0 7

. 0

6

. 4 8
. 8 2
7 . 7

6 . 77 .3 78
. 1 0

6

5
im

. 8

I C : S
5 . 1 7

1

6

T

T
1

2

0

1

5
0. 8

1

1

9 . 2 41 1 . 6
1 0 . 2 6

1

0

. 0

0

1

0

1

5

5

. 0

6 . 3 6
1 7 . 9
6 1 . 72 .5 2 0
. 9 4
1 7 . 0 6

0

2

2
2

0

. 3

7
2

0

. 0

0

2

5

. 0

0

8

3

. 9

9

0

. 0

0

3

5

. 0

0

Waktu retensi (menit)

Gambar 1 Kromatogram KG-SM minyak daun Z.officinale
Uji antiglikasi dilakukan kembali pada senyawa murni kariofilena
menunjukkan nilai IC50 sebesar 23.21 µg/mL. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kariofilen merupakan zat aktif memiliki aktivitas antiaging pada minyak atsiri Z.
officinale.

11
CH 3

H2C
H

H
CH 3
CH 3

Gambar 2 Struktur kariofilena
Salah satu jenis senyawa telah terbukti sebagai penghambat terbaik dari
reaksi antigikasi adalah aminoguanidin. Proses penghambatannya yaitu dengan
menjerap dikarbonil dan membentuk senyawaan triazin (Gambar 3).

NH2

NH

O

R1

NH2

N

R1

N

R2

+
HN

N
NH2

Aminoguanidin

O

R2

Dikarbonil

Hidrazin

Gambar 3 Reaksi penghambatan oleh aminoguanidin (Sero 2013)
Molekul aminoguanidin adalah inhibitor AGEs pertama yang diuji secara
klinis. Aminoguanidin pada akhirnya tidak disetujui untuk produksi komersial
karena efek samping terkait dengan proses penyerapan vitamin B6 (Sero 2013).

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan skrining pada daun Zingiberaceae kariofilena merupakan zat
aktif dari minyak atsiri pada Z. officinale yang memiliki aktivitas antiaging.

Saran
Penelusuran lebih lanjut zat antiaging baik dilakukan untuk menghambat
jenis senyawa AGEs yang lebih spesifik, sehingga dapat diperoleh informasi
mengenai senyawa yang dihambat.

12

DAFTAR PUSTAKA
Afzal A, Oriqat G , M. Akram K M, Jose J, Afzal M. 2013. Chemistry and
biochemistry of terpenoids from curcuma and related species. Journal of
Biologically Active Products from Nature. 3(1):1-55
Ahmad H, Khan I, Nisar W. 2014. Antioxidation and antiglycation properties of
Bunium bulbo castanum fruits various fractions and its possible role in
reducing diabetes complication and ageing. Vitam Miner. 3(1) : 1-3.
Doi.org/10.4172/vms.1000118.
Chompoo J, Upadhyay A, Fukuta M, Tawata S. 2012. Effect of Alpinia zerumbet
components on antioxidant and skin diseases-related enzymes. BMC
Complementary and Alternative Medicine. 12 (106):1-9.
Farmakope Herbal Indonesia [FHI]. 2009. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta (ID) : Kemenkes RI.
Fathurrahman NA. 2016. Inhibisi ekstrak air lima tanaman obat terhadap glikasi
protein secara in vitro dan potensinya sebagai antipenuaan. [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
George M, Britto SJ. 2015. Pythochemical and antioxidant studies on the essential
oil of the rhizome of Curcuma aeruginosa Robx. International Journals of
pharmacy. 6(8): 579
Ghasemzadeh A, Hawa Z. E, Jaafar 1, Rahmat A. 2010. Antioxidant activities,
total phenolics and flavonoids content in two varieties of Malaysia young
ginger (Zingiber officinale Roscoe). Molecules. 15(2010): 4324-4333.
Doi:10.3390/molecules15064324.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. K Padmawinata & I Soediro, Penerjemah. Bandung (ID): ITB.
Terjemahan dari Phytochemical Methods.
Hori M, Yagi M, Nomoto K, Ichijo R, Shimode A, Kitano T, Yonei Y. 2012.
Experimental models for advanced glycation end product formation using
albumin, collagen, elastin, keratin and proteoglycan. Anti-Aging Medicine.
9(6): 125-134.
Khasanah LU, Utami KR, Aji YM. 2015. Pengaruh perlakuan pendahuluan
terhadap karakteristik mutu minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix
DC). Jurnal aplikasi teknologi pangan. 4 (2) : 48-55
Lakowicz JR . 2006. Principles of Fluorescence Spectroscopy: USA (DC):
Springer Science.
Muchtariadi, Subarnas, Apriyantono, Budijanto. 2004. Analysis of volatile active
compound of essential oils of nutmeg seeds pessesninng inhibitory
properties on mice locomotor activity. J nat Acta Math. 3(3): 20-28
Mukherjeea PK, Maitya N, Neelesh, Nemaa, Birendra K, Sarkar. 2011. Bioactive
compounds from natural resources against skin aging. Phytomedicine.Vol
(19): 64
Ndlovu G, Gerda F, Malefa T, Werner C, Vanessa S. 2013. In vitro determination
of the anti-aging potential of four southern african medicinal plants. BMC
Complementary and Alternative Medicine. 13(304):1-7.

13
Olennikov DN, Kashchenko NI. 2015. 1-dehydro-[14]-gingerdione, a new
constituent
from
Zingiber
officinale. Chemistry of Natural
Compounds.51 :877-881. DOI:10.1007/s10600-015-1438-x
Povichit N, Phrutivorapongkul A, Suttaji M, Chaiyasut C, Leelapornpisid P. 2010.
Antiglycation and antioxidant activities of oxyresveratol extracted from the
heartwood of Artocarpus lakoocha Roxb. Maejo Int J Sci Technol. 4: 454461.
Rahmadi A, Zahid M. 2011. Against advanced glycation end product: Searching,
utilizing, and conversing of tropical forest derived drugs ameliorating
degenerative disorder. Proceeding of South East Asean Agro-Forestry
Education (SEANAFE). Bogor
Raina VK, Srivastava SK. 2005. Rhizome and leaf oil composition of Curcuma
longa from the lower himalayan region of Northern India. Journal of
Essential Oil Research.17 (30): 1-4
Ramasamy R, Vannucci SJ, Yan SSD, Herold K, Yan SF, Schmidt AM. 2005.
Advanced glycation end products and RAGE: a common thread in aging,
diabetes, neurodegeneration, and inflammation [REVIEW]. Glycobiology.
15:16-28.
Re R, Pellegrini N, Proteggente A, Pannala A, Yang M and Evans CR. 1999.
Antioxidant activity applying an improved ABTS radical cation
decolorization assay. Free Radical Biology & Medicine. 26: 1231–1237.
Rouessac F, Rouessac A. 2007. Chemical Analysis: Modern Instrumentation
Methods and Techniques Second Edition. England (DC): J Wiley.
Semba RD, Nicklett EJ, Ferrucci L. 2010. Does accumulation of advanced
glycation end products contribute to the aging phenotype? Journal of
Gerontology. 2010 : 1-13.
Sumiyoshi M, Kimura Y. 2009. Effects of a turmeric extract (Curcuma longa)
onchronic ultraviolet B irradiationinduced skin damage in melaninpossessinghairless mice. Phytomedicine.16(12):1137-1143. Doi: 10. 1016/j.
phymed .2009.06.003.
Sero L, Sanguinet L, Blanchard P, Dang BT, Morel S, Richomme P, Seraphin D.
Derbre S. 2013. Tuning a 96-well microtiter plate fluorescence-based assay
to identify age inhibitors in crude plant extracts. Molecules. 18:14322.
Doi:10.3390/molecules181114320
Tsukahara K, Nakagawa H, Moriwaki S, Takema Y, Fujimura T, Imokawa G.
2006. Inhibition of ultraviolet-B-induced wrinkle formation by anelastaseinhibiting herbal extract: implication for the meccanism underlying elastaseassociated wrinkles. Dermatol. 45(4): 460–468.
Yasodamma N, Chaithra D, Alekhya C. Pharmacognostic evaluation of curcuma
neilgherrensis wt. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. 6(2) : 159-168
Wahyuni S. 2013. Penapisan Senyawa Aktif Bunga dan Daun Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

14

LAMPIRAN

15
Lampiran 1. Alur Penelitian

1 Kg Daun Zingiberaceae
Dikeringkan

Simplisia Daun
Zingiberaceae

Ekstraksi

Non Volatil

Volatil

Minyak atsiri

Non polar

Semipolar

Polar

Skrining antiglikasi

Skrining antiglikasi

Skrining antioksidan

Skrining antioksidan
Ekstrak aktif

Ekstrak aktif

Fraksinasi

Analisis GC MS

Zat antiaging

Fraksi

Skrining antiglikasi
Fraksi aktif

16
Lampiran 2 Contoh perhitungan rendemen, kadar air dan kadar abu
Menggunakan data ekstrak n-heksana C. aeruginosa ulangan 1
kadar air
Bobot kering = bobot sampel – (bobot sampel×
)
100
8.82
Bobot kering = 50.0442–(50.0442×
)
100
Bobot kering = 45.6303 g
eksrtak pekat
×100%
bobot kering
1.5049
Rendemen kering =
×100%
45.6303
Rendemen kering =3.31%
Rendemen kering =

Daun Zingiberaceae

Alpinia galanga
Boesenbergia rotunda
Cucuma aeruginosa
Curcuma longa
Curcuma zedoaria
Curcuma zanthorriza
Elettaria cardamomum
Zingiber officinale
Zingiber purpureum
Zingiber zerumbet

Kadar Air (%) Kadar Abu (%)
7.44
7.60
8.82
8.82
5.59
9.22
6.36
4.86
10.41
6.80

Contoh penghitungan kadar air
Contoh Penghitungan
Menggunakan data C. aeruginosa
Bobot sampel − Bobot sa�pe� kering
×100%
Kadar air =
Bobot sampel
2.0023 − 1.8256
×100%
2.0023
Kadar air = 8.82%
8.82+8.81+8.81
Rata-rata =
3
Rata-rata = 8.82%
Kadar air =

Contoh penghitungan kadar abu
Menggunakan data C. aeruginosa
Bobot kering = bobot sampel–(bobot sampel×

kadar air
)
100

9.64
10.55
10.67
9.64
11.62
8.63
10.92
14.39
11.23
10.02

17
Bobot kering=2.0010–(2.0010×
Bobot kering=1.8246
0.1951
×100%
Kadar abu =
1.8246
Kadar abu =10.69%

8.82
)
100

Lampiran 3. Contoh penghitungan %inhibisi dan IC50 aktivitas antiglikasi dalam
sampel
Menggunakan data ekstrak metanol Z.officinale konsentrasi 500 mg/L ulangan 1
Inhibisi % = [ −

Inhibisi % = [ −
��
A
Ao
B
Bo

− �
] x 100 %
− �

] � 100 %


��
=
.
%
: Intensitas flourosens larutan sampel
: Intensitas flourosens larutan pengoreksi sampel
: Intensitas flourosens larutan kontrol
: Intensitas flourosens larutan pengoreksi kontrol

% inhibisi

80

y = 0.0628x + 37.488
R² = 0.9784

60
40
20
0
0

100

200

300
Konsentrasi (µg/mL)

Konsentrasi inhibisi 50 %

y =500
y =0.062x + 37.48
50=0.062x + 37.48
X= 201.93 µg/mL

400

500

600

18

Absorbansi

Lampiran 4. Kurva standar asam askorbat dan perhitungan antioksidan asam
askorbat dalam sampel
1.0000

y = 0.0059x + 0.0149
R² = 0.9855

0.5000
0.0000
0

20

40

60

80

100

120

Konsentrasi (µg/mL)

Contoh perhitungan asam askorbat dalam ekstrak etil asetat C.longa ulangan 1
y = 0.005x + 0.014
y= Absorbansi
x= konsentrasi
0.487=0.005x +0.014
x= Konsentrasi Asam askorbat = 94.6 mg/L
mg
L

Kadar asam askorbat =

×

1g
1000 mg

×

1L
1000 mL

× 5 mL x Fp

bobot ekstrak
94.6 mg

kadar asam askorbat =

L

1g

×100%

1L

× 1000 mg × 1000 mL × 5mL x 4

kadar asam askorbat =18.55 g/g

0.0102 g

×100%

Lampiran 5. Senyawa terdapat pada Minyak atsiri Z.officinale
Library Search Report
Sample
: DAUN Zingiber officinale
Misc
: IPB
ALS Vial
:1
Search Libraries
Database\WILLEY09TH.L
Pk RT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Area%
Library/ID
______________________________________________________________
5.72 4.91
ALPHA.-PINENE
6.10 0.66
Sabinene
6.18 1.33
BETA.-PINENE
6.23 2.59
BETA.-PINENE
6.48 0.87
PHELLANDRENE
6.73 0.78
Benzene
6.82 0.97
Limonene
6.87 5.74
beta.-Phellandrene
7.70 0.94
ALPHA.-TERPINOLENE
7.75 0.85
LINALOOL L

19
11 8.81
12 9.24
13 10.25
14 10.62
15 10.83
16 11.26
17 11.60
18 13.62
19 13.85
20 15.17
21 15.40
22 15.77
23 15.94
24 16.25

0.64
0.53
0.97
4.45
3.70
5.35
0.65
2.11
1.99
32.76
1.39
1.43
0.64
0.76

25
26
27
28
29
30
31
32
33

1.06
7.28
3.88
0.65
0.51
0.99
7.28
0.80
0.55

16.35
16.64
16.81
17.07
17.20
17.91
18.84
20.37
28.99

2-Pyrimidinamine, 4,6-dimethyl
Cyclohexane, ethenyl
2,6-Octadien-1-ol, 3,7-dimethyl
Z-Citral $$ 2,6-Octadienal.
2,6-Octadien-1-ol, 3,7-dimethyl.
2,6-Octadienal, 3,7-dimethyl.
2-Undecanone
LAVANDULYL ACETATE
alpha.-Copaene
Caryophyllene
a.-farnesene
alpha.-Caryophyllene
Aromadendrene
1,3,6,10-Dodecatetraene, 3,7,11-tr 191293 026560-14-5 97 imethyl-,
(Z,E)
Germacrene D
E,E-.ALPHA.-FARNESENE
Isoledene
+)-Epi-bicyclosesquiphellandrene
beta.-cadinene
Nerolidol
Caryophyllene oxide
Tumerone
2-Hexadecen-1-ol

20

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujung pandang pada tanggal 11 Mei 1990 dari ayah
Nasiruddin dan ibu ST Marliah. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 1 Bontomate’ne dan melanjutkan
pendidikan tinggi pada tahun yang sama. Pendidikan sarjana penulis tempuh pada
program studi Kimia di Universitas Islam negeri (UIN) Alauddin Makassar. Lulus
pada tahun 2013 dan ditahun yang sama pula mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan pascasarjana pada program studi kimia di IPB .
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan
akademik maupun nonakademik, diantaranya; pengurus Himpunan Mahasiswa
Muslim Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (HIMMPAS IPB) periode 20132014 sebagai Anggota Departemen Kaderisasi dan pengurus IMAPASKA (Ikatan
Mahasiswa Pasca Kimia) periode 2014 sebagai Anggota Divisi Akhlak dan
Moral.