Pemanfaatan Tepung Daun Kemuning Dan Jamur Lingzhi Sebagai Suplemen Pakan Pada Kambing Pe Dan Karakteristik Daun Kemuning Bentuk Pellet.

PEMANFAATAN TEPUNG DAUN KEMUNING DAN JAMUR LINGZHI
SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PADA KAMBING PE DAN
KARAKTERISTIK DAUN KEMUNING
BENTUK PELLET

NINING SUNINGSIH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan Tepung Daun
Kemuning dan Jamur Lingzhi sebagai Suplemen Pakan pada Kambing PE dan
Karakteristik Daun Kemuning Bentuk Pellet adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Nining Suningsih
NIM D251130161

RINGKASAN
NINING SUNINGSIH. Pemanfaatan Tepung Daun Kemuning dan Jamur Lingzhi
sebagai Suplemen Pakan pada Kambing PE dan Karakteristik Daun Kemuning
Bentuk Pellet. Dibimbing oleh DWIERRA EVVYERNIE dan HERI AHMAD
SUKRIA.
Pada bidang peternakan khususnya peternakan kambing perah, penggunaan
obat-obatan kimia seperti antibiotik mulai dilarang, karena dapat menyebabkan
resistensi ternak terhadap obat, meninggalkan residu pada produk peternakan, dan
dapat menurunkan pendapatan peternak. Dengan demikian, maka diperlukan suatu
bahan alam berkhasiat obat yang dapat menggantikan obat-obatan kimia sehingga
tujuan peningkatan produksi susu tercapai tanpa membahayakan ternak dan
konsumen, serta mengurangi tingkat kerugian peternak. Bahan alam tersebut
diantaranya adalah daun kemuning (Murraya paniculata) dan jamur lingzhi

(Ganoderma lucidum). Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh
pemanfaatan tepung daun kemuning dan tepung jamur lingzhi sebagai suplemen
pakan pada kambing Peranakan Ettawa (PE) dan mempelajari karakteristik daun
kemuning bentuk pellet yang dibuat dengan dua jenis perekat .
Penelitian ini melalui 3 tahapan, yaitu tahap penelitian in vitro, berdasarkan
hasil in vitro maka dilanjutkan ke tahap penelitian in vivo, dan berdasarkan hasil
penelitian in vivo maka dilakukan penelitian pembuatan pellet. Perlakuan yang
dicobakan pada penelitian in vitro terdiri atas T0 (ransum basal), T1 (T0 + 1%
ekstrak daun kemuning), T2 (T0 + 5% tepung daun kemuning), T3 (T0 + 0.02%
ekstrak jamur lingzhi), dan T4 (T0 + 0.5% tepung jamur lingzhi). Perlakuan yang
dicobakan pada pada penelitian in vivo terdiri atas T0 (ransum basal), T1 (T0 + 5%
tepung daun kemuning), dan T2 (T0 + 0.5% tepung jamur lingzhi). Perlakuan yang
dicobakan pada pembuatan pellet daun kemuning yaitu P0 (pellet daun kemuning),
P1 (pellet daun kemuning + 2% tepung tapioka), dan P2 (pellet daun kemuning +
2% tepung ampas rumput laut). Rancangan penelitian yang digunakan pada tahap
penelitian in vitro dan in vivo adalah rancangan acak kelompok (RAK). Kemudian
rancangan penelitian pada pembuatan pellet daun kemuning adalah rancangan acak
lengkap (RAL).
Peubah yang diamati pada penelitian in vitro adalah populasi bakteri dan
protozoa, kadar VFA dan NH3, koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan

organik (KCBO). Peubah yang diamati pada penelitian in vivo adalah konsumsi
bahan kering (BK) dan bahan organik (BO), produksi susu dan produksi susu 6%
FCM, korelasi antara Konsumsi BK dengan produksi susu 6% FCM, kualitas susu.
Adapun peubah yang diamati pada penelitian pembuatan pellet daun kemuning
adalah berat jenis, ukuran partikel, kadar air, loose bulk density (LBD), compacted
bulk density (CBD), pellet durability index (PDI), dan kadar malondialdehid
(MDA).
Hasil dari penelitian in vitro menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan
terhadap populasi mikroba rumen (bakteri dan protozoa), kadar NH3, kecernaan in
vitro (KCBK dan KCBO) tidak berbeda nyata antar perlakuan, namun
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kadar VFA (P < 0.05). Kadar VFA
tertinggi (164.97 mM) ditunjukkan oleh perlakuan T3 dan terendah (132.62 mM)
ditunjukkan oleh perlakuan T1. Secara keseluruhan nilai populasi mikroba rumen,

fermentabilitas, dan kecernaan in vitro berada pada kisaran normal. Hasil dari
penelitian in vivo menunjukkan bahwa suplementasi 5% tepung daun kemuning
(T1) dan 0.5% tepung jamur lingzhi (T2) memberikan pengaruh yang sama dengan
kontrol (T0) terhadap konsumsi BK dan BO, produksi susu, dan kualitas susu.
Namun demikian, suplementasi perlakuan T1 menunjukkan kecenderungan
produksi susu yang lebih tinggi dari pada T0 yaitu sebesar 10.84%, dan lebih tinggi

dari pada T2 yaitu sebesar 16.87%.
Hasil dari penelitian pembuatan pellet adalah perlakuan tidak berpengaruh
nyata terhadap berat jenis dan ukuran partikel, namun berpengaruh nyata terhadap
CBD dan kadar MDA (P < 0.05), dan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air,
LBD, dan PDI (P < 0.01). Nilai CBD pellet yang menggunakan perekat 2% tepung
ampas rumput laut (P2) dan pellet yang menggunakan perekat 2% tepung tapioka
(P1) lebih rendah dari pada pellet tanpa perekat (P0), yaitu secara berurutan sebesar
2.86% dan 5.71%. Kadar MDA pellet P2 lebih tinggi dari pada pellet P0 yaitu
sebesar 2.5% sedangkan MDA pellet P1 memiliki nilai yang sama dengan pellet P0.
Kadar air pellet P2 dan P1 lebih rendah dari pada P0 yaitu secara berurutan sebesar
12.07% dan 5.38%. Nilai LBD pellet P2 dan P1 lebih rendah dari pada pellet P0
yaitu secara berurutan sebesar 7.46% dan 10.45%. Nilai PDI pellet P2 dan P1 adalah
sama tetapi lebih rendah dari pada P0 yaitu sebesar 13.43%.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi 5% tepung daun
kemuning dan 0.5% tepung jamur lingzhi di dalam pakan kambing PE tidak
berdampak negatif terhadap konsumsi BK dan BO, kualitas susu dan dapat
mempertahankan persistensi produksi susu kambing PE. Namun demikian
suplementasi 5% tepung daun kemuning di dalam pakan cenderung dapat
mempertahankan puncak laktasi pada fase penurunan produksi susu yang lebih baik
daripada suplementasi 0.5% tepung lingzhi. Berdasarkan hasil pembuatan pellet

dapat disimpulkan bahwa pellet daun kemuning yang menggunakan bahan perekat
2% tepung tapioka dan 2% tepung ampas rumput laut menunjukkan nilai
karakteristik pellet yang lebih rendah dari pada pellet tanpa perekat sehingga pellet
tanpa menggunakan perekat lebih efisien untuk digunakan.
Kata kunci : daun kemuning (Murraya paniculata), in vitro, jamur lingzhi
(Ganoderma lucidum), kambing PE, karakteristik pellet.

SUMMARY
NINING SUNINGSIH. The Utilization Kemuning Leaves and Lingzhi Mushroom
Powder as Feed Supplements at PE Goats and Characteristics of Kemuning Leaves
Pellet Form. Supervised by DWIERRA EVVYERNIE and HERI AHMAD
SUKRIA.
In the field of livestock, especially dairy goat farms, use of chemical drugs
such as antibiotics start forbidden, because resistance to the drug, leaving residues
in livestock products, and can reduce the income of farmers. Thus, it would require
a medicinal natural ingredients that can replace chemical drugs so that the purpose
of increasing milk production achieved without endangering livestock and
consumers, and reduce the rate of loss of farmers. The natural ingredients include
kemuning leaves (Murraya paniculata) and lingzhi mushroom (Ganoderma
lucidum). The purpose of this research was to study the effect of the use kemuning

leaves powder and lingzhi mushrooms powder as a feed supplement for Peranakan
Ettawa (PE) goats and the characteristic kemuning leaves pellet form made with
two types of adhesives.
This research through three stages, namely stage of in vitro experiments,
based on the results of in vitro then proceed to the trial stage in vivo, and based on
the results of in vivo experiments the conducted experiment of pellets making.The
treatments were tested in vitro experiments consisted of T0 (basal diet), T1 (T0 +
1% of extract kemuning leaves), T2 (T0 + 5% kemuning leaves powder), T3 (T0 +
0.02% of lingzhi mushroom extract), and T4 (T0 + 0.5% lingzhi mushroom
powder). The treatments were tested in the in vivo experiments consisting of T0
(basal diet), T1 (T0 + 5% kemuning leaves powder), and T2 (T0 + 0.5% lingzhi
mushroom powder). The treatments were tested on manufacture pellets that P0
(kemuning leaves pellet ), P1 (kemuning leaves pellets + 2% tapioca), and P2
(kemuning leaves pellets + 2% dregs seaweed powder). The experimental design
used in the experimental stage in vitro and in vivo was a randomized block design
(RBD). Then the experimental design manufacture kemuning leaves pellets ware
completely randomized design (CRD).
Variables measured in vitro experiments was the population of bacteria,
protozoa population, levels of VFA, NH3 concentration, coefficient of dry matter
digestibility (DMD) and organic matter digestibility (OMD). Further, the variables

observed at in vivo experiments was the consumption of dry matter (DM) and
organic matter (OM), milk production and 6% FCM milk production, the
correlation between the consumption of DM with 6% FCM milk production, and
milk quality. The variables were observed in the trial manufacture of kemuning
leaves pellets are density, particle size, water content, loose bulk density (LBD),
compacted bulk density (CBD), pellet durability index (PDI), and the levels of
malondialdehyde (MDA).
Results from in vitro experiments showed that the treatments effect on the
rumen microbial population (bacteria and protozoa), levels of NH3, in vitro
digestibility (DMD and OMD) not significantly different between the treatments,
but significantly different to the VFA (P < 0.05). The highest VFA concentration
(164.97 mM) showed by T3 treatment and lows (132.62 mM) treatment was
showed by T1. Overall value of rumen microbial population, fermentability, and in

vitro digestibility in the normal range.Results of in vivo experiments showed that
supplementation of 5% kemuning leaves powder (T1) and 0.5% lingzhi mushroom
powder (T2) gives the same effect with control (T0) of all the variables measured.
However, supplementation of 5% kemuning leaves powder (T1) showed a trend of
higher milk production than at T0 was equal to 10.84%, and higher than the T2 was
equal to 16.87%.

Results of the research manufacture of pellets is the treatment did not
significantly affect density and particle size, but significant effect on the CBD and
MDA (P