Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan pada rumah makan Mie Khangen Depok

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA RUMAH MAKAN
MIE KHANGEN DEPOK

NADIA CATALINA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi
terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Nadia Catalina
NIM H24124092

ABSTRAK
NADIA CATALINA. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan pada
Rumah Makan Mie Khangen Depok. Dibimbing oleh ERLIN TRISYULIANTI.
Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan
kebutuhan pangan. Salah satu tempat dimana manusia dapat memperoleh
pemenuhan kebutuhan akan makanan adalah rumah makan (restoran).
Menghadapi persaingan industri kuliner yang semakin ketat, maka diperlukan
peran sumber daya manusia melalui kompetensi karyawan di suatu rumah makan,
agar menghasilkan kinerja yang optimal. Rumah Makan Mie Khangen Depok
merupakan sebuah tempat makan yang menyajikan berbagai aneka olahan mie
dan makanan pendukung lainnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis

pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan di Rumah Makan Mie Khangen
Depok. Pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
bantuan program komputer SPSS versi 16.0. Metode penentuan sampel
menggunakan metode non-probability sampling. Hasil penelitian menyatakan
bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Diperoleh R² sebesar 49,4% yang menunjukkan bahwa variasi dari kinerja
karyawan dapat dijelaskan oleh variabel dimensi kompetensi, sedangkan sisanya
50,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Selain itu, variabel yang
paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah keahlian teknis.
Kata kunci: kinerja karyawan, kompetensi, restoran

ABSTRACT
NADIA CATALINA. The Effect of Competency on Employee Performance at
Mie Khangen’s Restaurant of Depok. Supervised by ERLIN TRISYULIANTI.
Human daily life would not be separated from the activities of food needs.
One of the places where people can obtain the fulfillment of the need for food is
the restaurant. Culinary industry competition is getting tougher, it takes the role of
human resources through the competence of employees in a restaurant in order to
produce optimal performance. Mie Khangen’s Restaurant of Depok is a dining
place that serves a variety of noodles and various processed foods other support.

Purpose of this research is to analyze the effect of competency on employee
performance at Mie Khangen’s Restaurant of Depok. The processing data using
multiple linear regression analysis with the help of the computer program SPSS
version 16.0. Sampling method using using non-probability sampling. Result of
the research that competency significantly affect the performance of employees.
R² obtained by 49,4%, which indicates that the variation of the employee’s
performance can be explained by the variable dimensions of competency, while
the remaining 50,6% is influenced by other factors not examined. Furthermore,
the most dominant variable affecting the performance of the employee are
technical expertise.
Keywords: competency, employee performance, restaurant

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA RUMAH MAKAN
MIE KHANGEN DEPOK

NADIA CATALINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah
kompetensi dan kinerja karyawan, dengan judul Pengaruh Kompetensi terhadap
Kinerja Karyawan pada Rumah Makan Mie Khangen Depok.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Erlin Trisyulianti, STP, M.Si
selaku pembimbing skripsi, Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku pembimbing

akademik, Bapak Mokhamad Syaefudin Andriyanto, STP, M.Si selaku moderator
seminar, Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku Penguji I, Ibu Dra. Siti
Rahmawati, M.Pd selaku Penguji II dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut., MM
selaku dosen Quality Control (QC) format skripsi, serta Bapak Deddy Cahyadi
Sutarman, STP, MM yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada papa, mama, dan seluruh keluarga yang telah
mendukung, serta teman-teman seperjuangan di Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen (PSAJM) angkatan 10 Institut Pertanian Bogor (IPB), atas segala doa
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

Nadia Catalina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii


DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN



Latar Belakang



Perumusan Masalah




Tujuan Penelitian



Manfaat Penelitian



Ruang Lingkup Penelitian



TINJAUAN PUSTAKA

4

Kompetensi




Kinerja Karyawan



Hipotesis



Penelitian Terdahulu yang Relevan



METODE



Kerangka Pemikiran Penelitian




Lokasi dan Waktu Penelitian

8

Pengumpulan Data dan Sumber Data



Menentukan Populasi dan Sampel

8

Metode Pengolahan dan Analisis Data

9

Uji Validitas




Uji Reliabilitas

10

Analisis Regresi Linear Berganda

11 

Uji Hipotesis

11

Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

12 

Uji Asumsi Klasik

12


HASIL DAN PEMBAHASAN

13 

Gambaran Umum Profil Usaha

13 

Gambaran Umum Profil Karyawan

14 

Persepsi Karyawan terhadap Kompetensi

17

Persepsi Karyawan terhadap Kinerja

18 

Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan

19

Persamaan Regresi

19 

Koefisien Korelasi

19 

Koefisien Determinasi

19

Uji F

19 

Uji t

20 

Implikasi Manajerial

21 

SIMPULAN DAN SARAN

22 

DAFTAR PUSTAKA

23 

LAMPIRAN

24

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Penelitian terdahulu yang relevan
Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Koefisien korelasi
Deskripsi karyawan rumah makan Mie Khangen Depok
Karakteristik responden penelitian
Persepsi karyawan terhadap kompetensi
Persepsi karyawan terhadap kinerja
Hasil uji F
Hasil uji t



10 
12 
14 
14 
17 
18 
20 
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Perkembangan jumlah usaha rumah makan atau restoran di Kota Depok

Kerangka pemikiran penelitian
Perbandingan jenis kelamin dan unit kerja
Perbandingan jenis kelamin dan usia
Perbandingan penghasilan dan unit kerja

1

15 
16 
16 

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner penelitian
Hasil uji validitas dan reabilitas
Hasil uji asumsi klasik
Hasil analisis regresi linear berganda

25
29
30
32

 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan kebutuhan
pangan. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pangan yang sangat penting
bagi manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Makanan di
Indonesia sangat beranekaragam, baik dari segi jumlah maupun citarasa. Selain
dari citarasa, perlu diperhatikan juga secara cermat mengenai kualitas makanan
untuk mendukung kesehatan tubuh. Kebutuhan personal terhadap pemenuhan
makanan pasti berbeda-beda, salah satunya bergantung kepada selera, waktu dan
lokasi. Salah satu tempat dimana manusia dapat memperoleh pemenuhan
kebutuhan akan makanan adalah industri jasa makanan seperti rumah makan atau
restoran. Rumah makan atau restoran merupakan suatu tempat atau bangunan
yang diorganisasi secara komersial, dimana seluruh karyawan restoran
memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin kepada semua pelanggan yang
datang untuk memesan makanan maupun minuman.
Persaingan di industri jasa makanan atau kuliner saat ini relatif semakin
meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan data jumlah usaha jasa
makanan seperti rumah makan dan restoran. Pertumbuhan industri jasa makanan
di Kota Depok, sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 mencapai 160%. Data Dinas
Pariwisata Kota Depok mencatat jumlah bisnis rumah makan dan restoran pada
tahun 2012 mencapai 96 unit usaha, dan naik signifikan menjadi 161 unit usaha di
tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan saat ini produk dan jasa kuliner bukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, namun menjadi bagian dari gaya hidup
di sebagian kalangan masyarakat. Perkembangan jumlah rumah makan dan restoran
di Kota Depok sejak tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Perkembangan jumlah usaha rumah makan atau restoran di Kota
Depok (Disporaparsenbud Depok 2014)
Seiring dengan ketatnya persaingan, pelaku usaha jasa kuliner perlu
berkompetisi dan berupaya menarik minat, serta perhatian masyarakat. Pelaku
usaha kuliner dituntut untuk menciptakan konsep yang menarik melalui suatu
bentuk penawaran produk yang berbeda, agar mampu bersaing, bertahan dan terus

2
berkembang seiring dengan permintaan masyarakat di pasaran. Selain itu, keadaan
ini memaksa pelaku usaha kuliner untuk lebih tanggap terhadap perubahanperubahan yang sangat cepat. Melihat jumlah pasar dan kompetitor yang semakin
meningkat, maka menimbulkan berbagai tantangan yang harus dihadapi,
diantaranya: Pertama, menciptakan citarasa yang khas dengan pesaing lain
melalui inovasi dan kreativitas. Dalam hal ini pihak industri mie berusaha
meyakinkan konsumen supaya mereka yang sudah datang berkeinginan untuk
selalu ingin datang kembali. Kedua, kecepatan dalam pelayanan. Setiap karyawan
harus mampu memberikan pelayanan terbaik agar memuaskan konsumen.
Kemampuan pelaku bisnis sangat tergantung dengan kemampuan sumber
daya manusia (SDM), karena SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif
utama dan pengelolaan sumber keunggulan lainnya (Moran dan Brightman 2000).
Menghadapi tantangan tersebut, diperlukan peran SDM yang memadai melalui
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing individu karyawan di suatu rumah
makan agar menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi dapat dilihat dari
kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut (Wibowo 2007). Sedangkan kinerja karyawan dipandang
sebagai proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil
kerja. Kompetensi yang dimiliki oleh SDM adalah kompetensi yang berhubungan
dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian
yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya (Mangkunegara 2005).
Dengan kata lain, kompetensi dapat memberikan gambaran tentang kemampuan
suatu individu untuk melaksanakan tugas tertentu.
Rumah Makan Mie Khangen Depok merupakan sebuah tempat makan yang
menyajikan berbagai aneka olahan mie yang baik untuk dikonsumsi oleh semua
orang dan baik pula untuk kesehatan. Produk mie diolah dengan menggunakan
bahan-bahan alami dan menambahkan campuran sayur-sayuran, seperti sawi,
katuk, bayam, brokoli dan wortel, kedalam olahan mie tersebut. Rumah Makan
Mie Khangen Depok mengalami proses bisnis yang cukup panjang, dikarenakan
adanya perencanaan yang matang terlebih dahulu dengan cara melakukan riset
pasar untuk memahami kebutuhan konsumen dan target pasar yang akan dituju.
Rumah Makan Mie Khangen Depok resmi berdiri pada tanggal 10 April 2010.
Permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah
berkaitan dengan kompetensi yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Untuk
itu perlu melakukan identifikasi kompetensi yang relevan agar dapat
meningkatkan kinerja (Brophy dan Kely 2002). Kinerja karyawan merupakan hal
penting yang dibutuhkan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan (Yunus
2010). Model kompetensi penting dibangun, karena pembentukan pemodelan
kompetensi diidentifikasi sesuai kebutuhan dari suatu temuan melalui eksplorasi
kompetensi yang terkait dengan aspirasi pelaku bisnis dan penentu keberhasilan
dalam melakukan pekerjaan (Bogner and Thomas 2012).
Mengacu pada kondisi diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kompetensi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di Rumah Makan
Mie Khangen Depok.

3
Perumusan Masalah
Keberadaan manusia dalam suatu bidang pekerjaan memiliki posisi yang
sangat penting, karena keberhasilan dapat ditentukan dari kualitas orang-orang
yang bekerja didalammya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut
kemampuan mereka dalam menangkap fenomena perubahan tersebut. Peran SDM
lebih mengarah pada bagaimana mereka mampu mengembangkan potensi sumber
daya manusia agar menjadi kreatif dan inovatif. Seiring dengan persaingan yang
semakin tajam karena perubahan teknologi yang cepat dan lingkungan yang
begitu drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, setiap bidang pekerjaan
membutuhkan SDM yang mempunyai kompetensi agar dapat memberikan
pelayanan yang prima dan bernilai. Dengan kata lain, tidak hanya memberikan
pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction), tetapi juga berorientasi
kepada nilai (customer value) sehingga proses pencapaian kinerja dapat berjalan
dengan baik.
Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada
tingkat yang memuaskan di tempat kerja, juga menunjukkan karakteristik
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu
dimana mereka mampu untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka
secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam pekerjaan.
Selain itu, kompetensi berguna untuk membantu karyawan dalam upaya
meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk
mengukur sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawan
Rumah Makan Mie Khangen Depok sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
optimal. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apa kompetensi yang diperlukan di Rumah Makan Mie Khangen Depok?
2. Bagaimana kinerja karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Rumah Makan
Mie Khangen Depok?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah yang dituliskan.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki oleh karyawan Rumah Makan
Mie Khangen Depok
2. Menganalisis kinerja karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok
3. Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Rumah Makan
Mie Khangen Depok

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Berikut ini
manfaat penelitian yang dapat diperoleh, yaitu sebagai berikut:

4
1.

2.

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan
pertimbangan bagi manajemen Rumah Makan Mie Khangen Depok agar
dapat mengoptimalkan kinerja karyawan di masa yang akan datang.
Kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan menambah wawasan bagi para pembaca dan dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki tema serupa.

Ruang Lingkup Penelitian
Menghindari bias penelitian terhadap permasalahan yang telah
diidentifikasi, maka peneliti perlu membatasi ruang lingkup permasalahan yang
diteliti. Pada penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada kompetensi karyawan
Rumah Makan Mie Khangen Depok dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan
yang dihasilkan untuk Rumah Makan Mie Khangen Depok.

TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi
Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan
tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya yang relevan dengan
keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi mempunyai
pengaruh terhadap kinerja. Kompetensi terdiri dari sejumlah perilaku yang
dibutuhkan untuk melaksanakan peran tertentu untuk menghasilkan kinerja yang
memuaskan (Sutrisno 2009). Perilaku ini biasanya dibutuhkan secara konsisten
oleh para karyawan yang melakukan aktivitas kerja. Penentuan tingkat
kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan.
Penentuan kompetensi yang dibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan sebagai
dasar evaluasi kinerja. Kompetensi selalu mengandung maksud dan tujuan yang
menyebabkan suatu tindakan untuk memperoleh hasil kinerja dari kerja karyawan
(Dharma 2005). Peningkatan kinerja karyawan secara perseorangan akan
memberikan kompetensi bagi kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan.
Kesimpulan dari definisi diatas, kompetensi merupakan suatu kemampuan
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk menghasilkan kinerja yang
hendak dicapai.
Kompetensi Rumah Makan Mie Khangen Depok diadaptasi dari Teori
Model Kompetensi secara umum pengusaha yang dikemukakan oleh Spencer dan
Spencer (Kusumastuti 2013) dan hasil wawancara bersama dengan Pemilik
Rumah Makan Mie Khangen Depok. Berikut ini lima indikator kompetensi yang
relevan digunakan di Rumah Makan Mie Khangen Depok, yaitu:
1. Keahlian Teknis
Penguasaan bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan dan motivasi
untuk menggunakan, mengembangkan, dan membagikan pengetahuannya
yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
2. Percaya Diri

5

3.

4.

5.

Keyakinan seseorang pada kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan
suatu tugas atau tantangan (pekerjaannya).
Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja
Dorongan dalam diri seseorang untuk memastikan atau mengurangi
ketidakpastian khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan ketelitian
kerja.
Empati
Kemampuan untuk memahami hal-hal yang tidak diungkapkan dengan
perkataan yang bisa berupa atas pemahaman perasaan, keinginan atau
pemikiran dari orang lain.
Beorientasi kepada Pelanggan
Keinginan untuk membantu atau melayani pelanggan atau orang lain.

Kinerja Karyawan
Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistiyani dan Rosidah 2009).
Sedangkan menurut Simamora (2006), kinerja karyawan adalah tingkatan dimana
para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Kinerja mengacu
pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan criteria yang ditetapkan oleh
tempat kerja yang bersangkutan. Menurut Rivai dan Basri (2005), kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok untuk melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawab dengan hasil seperti yang
diharapkan. Sedangkan menurut Guritno dan Waridin (2005), kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Kesimpulan dari definisi diatas, kinerja karyawan adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang yang disesuaikan dengan peran atau tugas didalam
lingkungan kerja, dengan menghubungkan suatu ukuran nilai atau kriteria tertentu.
Ukuran kinerja menurut Mangkunegara (2005) terdiri dari lima, yaitu
diantaranya:
1. Kualitas kerja. Menunjukan hasil kerja yang dicapai dari segi ketepatan,
ketelitian dan keterampilan.
2. Kuantitas kerja. Menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi keluaran atau
hasil tugas-tugas rutinitas dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas itu
sendiri.
3. Kerjasama. Menyatakan kemampuan karyawan dalam berpartisipasi dan
bekerjasama dengan oranglain dalam menyelesaikan tugas.
4. Tanggungjawab. Menyatakan seberapa besar karyawan dalam menerima dan
melaksanakan pekerjaannya.
5. Inisiatif. Bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya, serta kemampuan
dalam membuat suatu keputusan yang baik tanpa adanya pengarahan terlebih
dahulu.

6
Hipotesis
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif, sebagai
piranti kerja teori peneliti. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan ilmiah sementara
terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya secara
empirik. Hipotesis yang diajukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok
Ha: Terdapat pengaruh kompetensi terhadap terhadap kinerja karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok

Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 1 Penelitian terdahulu yang relevan
Nama dan
Tahun
Arcynthia
(2013)

Variabel
1)
2)
3)
4)

Metode

Kesimpulan

Pengetahuan
Keterampilan
Perilaku
Pengalaman
Kerja

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Dimensi kompetensi yang terdiri dari:
pengetahuan, keterampilan, perilaku,
dan pengalaman kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan kinerja karyawan di PT
Bank Bukopin Bukopin Tbk Cabang
Makassar.

Yunus
(2009)

1. Kemampuan
Berkomunikasi
2. Kerjasama
Kelompok
3. Kepemimpinan
4. Pemutusan
Pendapat secara
Analisis

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan berkomunikasi, kerjasama
kelompok, kepemimpinan, pemutusan
pendapat secara analisis, secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja.

Rizal, Hubeis,
Mangkuprawira,
Maulana
(2013)

1. Komitmen
2. Pemikiran
Konseptual
3. Operasional
4. Dampak
dan
Pengaruh

Metode
Structural
Equation
Modeling
(SEM)

Faktor kompetensi memiliki pengaruh
positif untuk meningkatkan kinerja.
Dalam hal ini faktor utama yang
mempengaruhi adalah
komitmen,
pemikiran konseptual dan operasional.
Agar pencapaian kinerja optimal, maka
perlu ditunjang oleh faktor lainnya,
yaitu keterikatan, motivasi dan
kepuasan kerja. Keterikatan merupakan
faktor penguat yang mempengaruhi
kinerja. Dalam hal ini, keterikatan
memiliki pengaruh positif terhadap
pencapaian kinerja individu dan
sebagai
indikator
yang
paling
merefleksikan.

7

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Rumah Makan Mie Khangen Depok merupakan salah satu penyedia jasa
kuliner sedang berusaha untuk bertahan dan terus berkembang. Untuk itu Rumah
Makan Mie Khangen Depok memiliki tujuan yaitu terus meningkatkan penjualan
dengan menciptakan produk olahan mie yang lebih bervariasi, menarik minat
konsumen baru, dan mempertahankan loyalitas konsumen yang telah ada. Oleh
karena itu, dibutuhkan peran manajemen SDM (MSDM) yang dikelola dengan
baik sehingga tujuan dapat tercapai. Manajemen sumber daya manusia melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian SDM, serta
dianggap penting perannya dalam pencapaian tujuan. Salah satu peran manajemen
SDM adalah mengukur kompetensi dan mengevaluasi kinerja.
Karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok harus memiliki kompetensi
yang sesuai untuk melakukan pekerjaannya agar mampu menghasilkan kinerja
yang optimal. Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keahlian
teknis, percaya diri, perhatian terhadap kejelasan tugas dan ketelitian kerja, empati
dan berorientasi terhadap pelanggan. Sedangkan kinerja karyawan diukur secara
menyeluruh dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti kualitas kerja,
kuantitas kerja, kerjasama, tanggungjawab, dan inisiatif. Penelitian ini mengukur
tingkat kompetensi dan hubungannya terhadap kinerja karyawan melalui metode
linear regresi berganda. Hasil dari pengukuran pengaruh antara kompetensi dan
kinerja, diharapkan mampu memberikan implikasi manajerial untuk dapat
dijadikan masukan bagi manajemen Rumah Makan Mie Khangen Depok. Berikut
dibawah ini kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Rumah Makan Mie Khangen Depok
Tujuan Usaha Kuliner

 
 

Peran Sumber Daya Manusia

 
Kompetensi

 
1.

Keahlian Teknis

2.

  Diri
Percaya

3.

Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja

4.

Empati

5.

Berorientasi kepada pelanggan

Kinerja Karyawan

Analisis Regresi
Linear Berganda
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Implikasi Manajerial

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

8
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Makan Mie Khangen Depok yang
beralamat di Jalan Merdeka Raya Depok II Timur. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juli 2014.

Pengumpulan Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti adalah data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada yang
diwawancarai.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
3. Observasi
Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama
dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan oleh
peneliti didapatkan melalui pengambilan data melalui buku sebagai pencarian
referensi teori, serta menggunakan jaringan internet yang digunakan dalam
pencarian sumber-sumber jurnal yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini.
Menentukan Populasi dan Sampel
Populasi adalah sebuah wilayah atau tempat objek atau subjek yang diteliti,
baik orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal lain yang memiliki kuantitas
dan karakteristik tertentu untuk mendapatkan informasi (Riadi 2014). Kedudukan
populasi dalam suatu penelitian memegang peran yang sangat penting sebab
populasi tersebut yang kelak akan dikenai generalisasi. Sedangkan sampel adalah
sebagian anggota atau elemen dari populasi yang mewakili karakteristik populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Rumah Makan
Mie Khangen Depok yang berjumlah sebesar 31 orang. Penelitian ini
menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara sensus. Metode
sensus yaitu jumlah keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono
2013).

9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penyusunan kuesioner pada
penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert merupakan sebuah skala yang
berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu objek.
Rentang nilai yang digunakan adalah 1 sampai 5 yang berarti nilai terendah untuk
“Sangat Tidak Setuju” hingga nilai tertinggi untuk “Sangat Setuju”. Jawabanjawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap
responden, guna dijadikan penilaian terhadap variabel-variabel yang akan diteliti.
Setiap interpretasi nilai rataan jawaban yang dihasilkan, kemudian dihitung
rentang skala dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

………………………...(1)
menghasilkan:
Rentang Skala = 5 – 1 = 0,8
5
Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh bahwa skala untuk tiap
nilai itu sebesar 0,8. Penentuan dan interprestasi dari hasil rentang skala atas
jawaban dari pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
Rentang Skala
1,00 – 1,80
1,81 – 2,60
2,61 – 3,40
3,41 – 4,20
4,21 – 5,00

Jawaban Pertanyaan
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik

Uji Validitas
Validitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
megukur apa yang ingin diukur (Siregar 2013), dengan menggunakan Correlation
Coeficien Pearson. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel. Jika r hitung bernilai positif dan lebih besar dari r tabel maka
butir pertanyaan dari kuesioner dikatakan valid.

……………………………….…(2)
dimana:
= korelasi antara X dan Y
= jumlah responden

10
= skor pertanyaan
= skor total
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan mengunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013). Kriteria
suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach yaitu jika koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

………………………………………………………(3)
dimana:
= reliabilitas instrumen
= banyak butir pertanyaan
= varians total
= jumlah varians butir
Rumus yang digunakan untuk mencari varian adalah sebagai berikut:

.........................................................................................................(4)
dimana:
= varians
= jumlah responden
 
= nilai skor yang dipilih
Berdasarkan rumus perhitungan reliabilitas diperoleh tingkat reliabilitas
yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Tingkat reliabilitas moetode Alpha Cronbach
Klasifikasi Nilai Alpha
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 – 0,80
0,81 – 1,00

Tingkat Reliabilitas
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel

11
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi bertujuan untuk meramalkan suatu nilai variabel terikat
dengan adanya perubahan dari variabel bebas. Analisis regresi ini merupakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda, dikarenakan terdapat lebih dari satu variabel
bebas. Seperti halnya dengan analisis korelasi, dalam perhitungan regresi akan
didapat koefisien regresi, yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perubahan variabel terikat jika nilai variabel bebas dinaikkan atau diturunkan.
Selanjutnya dari hasil persamaan regresi akan didapat nilai prediksi variabel
terikat. Berikut ini persamaan regresi linear berganda, yaitu:
…………………………………(5)
Keterangan:
=
=
=
=

variabel terikat yang diramalkan
konstanta
koefisien regresi (lihat tabel Coefficients)
variabel bebas

Uji Hipotesis
1.

Uji F

Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak (simultan), yaitu untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat,
apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Artinya nilai koefisien regresi variabel bebas secara serentak tidak
berpengaruh (tidak signifikan) terhadap variabel terikat.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0
Artinya nilai koefisien regresi variabel bebas secara serentak berpengaruh
(signifikan) terhadap variabel terikat.
b. Menentukan taraf signifikasi dengan menggunakan 0,05.
c. F hitung dan F kritis
F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA
F kritis dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05
d. Pengambilan keputusan
H0 diterima jika F hitung < F kritis
H0 ditolak jika F hitung > F kritis
2.

Uji t

Uji t untuk mengetahui variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat, apakkah pengaruhnya siignifikan atau tidak. Tahap-tahap pengujian
sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : b1 = 0

12

b.
c.

d.

Artinya nilai koefisien regresi variabel bebas secara parsial tidak
berpengaruh (tidak signifikan) terhadap variabel terikat.
Ha : b1 ≠ 0
Artinya nilai koefisien regresi variabel bebas secara parsial berpengaruh
(signifikan) terhadap variabel terikat.
Menentukan taraf signifikasi dengan menggunakan 0,05.
t hitung dan t kritis
t hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients
t kritis dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05
Pengambilan keputusan
H0 diterima jika t hitung < t kritis
H0 ditolak jika t hitung > t kritis

Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui derajat kekuatan
hubungan antara variabel bebas. Interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Koefisien korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Mahadianto, Setiawan (2013)

Analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa
besar prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap
variabel terikat.
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Syarat dalam analisis parametrik yaitu distribusi data harus normal.
Pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Analisis Explore) untuk
mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data
berdistribusi normal, dan jika Signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal. Sedangkan pengujian Normal Probability dapat dilihat pada output
regresi. Kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

13
2.

Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau
lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
multikolinearitas. Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinearitas
antara lain, yaitu:
a. Nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga
t hitung menjadi rendah
b. Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya
variabel bebas
c. Pengaruh masing-masing variabel bebas sulit dideteksi
Mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance
dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka semakin
mendekati terjadinya masalah multikolinearitas, begitu pula sebaliknya Nilai
Tolerance dapat dilihat pada tabel Coefficients.
3.

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian
dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak
adanya masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas meneyebabkan penaksir
atau estimator menjadi tidak efesien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi
sangat tinggi.
Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola pada
scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Profil Usaha
Rumah Makan Mie Khangen merupakan jenis usaha rumah makan yang
berada di kawasan Depok II Timur. Rumah Makan Mie Khangen Depok
menawarkan sajian makanan yang menyehatkan dengan produk utama yaitu mie,
yang diolah sendiri dengan menggunakan bahan alami sehingga baik untuk
dikonsumsi bagi tubuh dan kesehatan. Selain itu, terdapat juga sajian makanan
lainnya, seperti nasi goreng, nasi ayam bakar, sup iga, dan lain-lain. Hal yang
menarik terdapat didalam menu Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah
pemberian nama produk makanan dan minuman yang unik.
Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki 30 orang karyawan, yang
terdiri dari: 8 orang karyawan bekerja di unit dapur, dan 22 orang karyawan
bekerja di unit pelayanan. Untuk perincian yang lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 5.

14
Tabel 5 Deskripsi karyawan rumah makan Mie Khangen Depok
Jumlah
Karyawan
1 orang

Jabatan / Unit Kerja
Pemilik
(manajer restoran)

Dapur

8 orang

Pelayanan

22 orang

Keterangan
Pemilik Rumah Makan Mie Khangen Depok
adalah pengelola sekaligus manajer restoran
yang berperan sebagai pengawas dan
penanggungjawab dari keseluruhan kegiatan
operasional restoran.
Terdiri dari:
- 2 orang chef (juru masak), dan
- 6 orang helper (asisten juru masak), dimana
pekerjaannya adalah membantu menyiapkan
bahan baku dari makanan dan minuman.
Catatan:
Juru masak ditunjuk sebagai penanggung jawab
dalam unit dapur
Terdiri dari:
- 2 orang cashier (kasir), dan
- 20 orang waiter/waitress (pelayan)
Catatan:
Satu karyawan ditunjuk sebagai penanggung
jawab dalam unit pelayanan

Gambaran Umum Profil Karyawan
Data deskriptif menguraikan gambaran umum keadaan atau kondisi
responden sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari
responden. Responden dalam penelitian ini diidentifikasi menurut jenis kelamin,
usia, status pernikahan dan tingkat pendidikan. Data dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Karakteristik responden penelitian
No

Karakteristik

1

Jenis Kelamin

2

Usia

3

Status Pernikahan

4

Pendidikan

Pria
Wanita
< 25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
> 41 tahun
Menikah
Belum Menikah
SMA
S1

Jumlah
(n)
14
17
22
4
2
2
1
5
26
30
1

Total
31

31

31
31

Persentase
(%)
45,2
54,8
71,0
12,9
6,5
6,5
3,2
16,1
83,9
96,8
3,2

15
Lanjutan Tabel 6
No
5

Karakteristik
Penghasilan

Rp 900.000
Rp 1.100.000
Rp 1.500.000
> Rp 1.500.000

Jumlah
(n)
22
6
2
1

Total

31

Persentase
(%)
71,0
19,4
6,5
3,2

Sumber: Data diolah (2014)

Jenis Kelamin dan Unit Kerja
Jenis kelamin dan unit kerja dapat dijelaskan bahwa terdapat 31 orang
karyawan yang terdiri dari 14 pria dan 17 wanita. Pemilik atau manajer restoran
yaitu 1 orang (pria). Pada unit dapur memiliki 8 orang karyawan, terdiri dari juru
masak (2 pria) dan asisten juru masak (6 wanita), sedangkan unit pelayanan
terdiri dari kasir (1 pria dan 1 wanita dan pelayan (10 pria dan 10 wanita).

Gambar 3 Perbandingan jenis kelamin dan unit kerja
Usia
Karakteristik karyawan berdasarkan usia menunjukkan bahwa usia yang
terbesar dalam penelitian ini adalah dibawah 25 tahun yakni sebesar 22 orang
atau 71,0%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada Rumah
Makan Mie Khangen Depok adalah berusia dibawah 25 tahun. Karena usia
dibawah 25 tahun merupakan usia produktif, jika dibandingkan dengan usia
diatasnya. Rata-rata usaha bisnis kuliner lebih menempatkan karyawan-karyawan
muda, khususnya untuk bagian pelayanan. Sedangkan, untuk bagian yang
memiliki keterampilan (spesialisasi), seperti juru masak yang harus memiliki
kemampuan memasak, karyawan tersebut tidak diharuskan memiliki kualifikasi
umur, tetapi lebih mengedepankan pengalaman kerja.

16

Gambar 4 Perbandingan jenis kelamin dan usia
Hubungan antara usia dengan jenis kelamin dibagi menjadi lima kategori
usia. Usia dibawah 25 tahun terdiri 22 orang karyawan (11 pria dan 11 wanita).
Usia antara 26–30 tahun terdiri dari 4 orang karyawan (2 pria dan 2 wanita). Usia
antara 31–35 tahun terdiri dari 2 orang karyawan (2 wanita). Usia antara 36–40
tahun terdiri dari 2 orang (2 wanita). Dan usia diatas 41 tahun terdiri dari 1 orang
karyawan (pria).
Penghasilan dan Unit Kerja

Gambar 5 Perbandingan penghasilan dan unit kerja
Karakteristik karyawan antara penghasilan dengan unit kerja dibagi
menjadi tiga kategori penghasilan. Penghasilan sebesar Rp 900.000 untuk
karyawan unit pelayanan (termasuk kasir). Penghasilan sebesar Rp 1.100.000
untuk asisten juru masak pada unit dapur. Penghasilan sebesar Rp 1.500.000
untuk juru masak pada unit dapur.
Penilaian besaran penghasilan per bulan bergantung pada bidang pekerjaan
masing-masing karyawan dalam unit kerja yang telah dibuat oleh Rumah Makan
Mie Khangen Depok, dengan mempertimbangkan sebaik mungkin dan selayak
mungkin bagi seluruh karyawan. Pekerja pada unit dapur memiliki nilai upah
yang lebih tinggi daripada karyawan unit pelayanan. Sebab, pada unit dapur
karyawan lebih memiliki keterampilan khusus dan tanggungjawab pekerjaan
yang lebih besar, karena juru masak dan asisten juru masak bertanggungjawab
terhadap cita rasa sajian makanan yang mereka buat. Sedangkan unit pelayanan

17
tidak membutuhkan keterampilan khusus karena hanya mengantarkan makanan
dan minuman dari dapur ke meja pelanggan.

Persepsi Karyawan terhadap Kompetensi
Kompetensi dalam penelitian ini terdiri dari keahlian teknis, percaya diri,
perhatian terhadap kejelasan tugas dan ketelitian kerja, empati, dan berorientasi
kepada pelanggan. Hasil analisis deskriptif karyawan Rumah Makan Mie
Khangen Depok terhadap kompetensi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap kompetensi
No
1
2
3

Pernyataan

Keahlian Teknis
Percaya Diri
Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan
Ketelitian Kerja
4
Empati
5
Berorientasi kepada Pelanggan
Sumber: Data diolah (2014)

Skor Rataan
4,11
4,10
4,55

Kesimpulan
Baik
Baik
Sangat Baik

4,42
4,58

Sangat Baik
Sangat Baik

Keahlian Teknis
Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap keahlian teknis yaitu sebesar 4,11.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok sudah
memiliki keahlian teknis yang baik. Artinya, hampir seluruh karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok telah memiliki keahlian teknis berupa keahlian dalam
memasak dan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan ramah dan tulus.
Akan tetapi, untuk mencapai hasil yang sangat baik maka karyawan perlu
diberikan pelatihan dan pengarahan. Sebagai contoh, pada unit dapur, asisten juru
masak diberikan kesempatan untuk dapat memasak (memiliki peran yang sama
seperti juru masak).
Percaya Diri
Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap percaya diri yaitu sebesar 4,10. Hal
ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki
rasa percaya diri yang baik. Artinya, dengan percaya diri maka karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok merasa yakin akan kemampuan yang dimilikinya
sehingga mampu melayani pelanggan. Untuk mencapai hasil yang sangat baik
maka diperlukan pemberian motivasi oleh pemilik Rumah Makan Mie Khangen
Depok supaya para karyawan mampu menghasilkan kinerja sesuai yang
diharapkan oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok.
Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja
Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap perhatian kejelasan tugas dan
ketelitian kerja yaitu sebesar 4,55. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok memiliki pemahaman terhadap tugas yang harus
dilaksanakan dengan sangat baik dan memiliki tingkat ketelitian yang sangat baik

18
pula dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Artinya, seluruh karyawan Mie
Khangen Depok mampu mengerjakan tugas yang diberikan tanpa melakukan
kesalahan sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan oleh
Rumah Makan Mie Khangen Depok.
Empati
Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap berorientasi kepada pelanggan yaitu
sebesar 4,42. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen
Depok memiiliki empati yang sangat baik, Artinya, seluruh karyawan memiliki
kesungguhan dalam merespon permintaan pelanggan dan berusaha memberikan
pelayanan yang sama kepada setiap pelanggan.
Berorientasi kepada Pelanggan
Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap berorientasi kepada pelanggan yaitu
sebesar 4,58. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen
Depok memiliki orientasi kepada pelanggan yang sangat baik, yakni dalam
menjalin hubungan dan menjaga komunikasi dengan pelanggan serta berusaha
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.

Persepsi Karyawan terhadap Kinerja
Kinerja dalam penelitian ini terdiri dari kualitas kerja, kuantitas kerja,
kerjasama, tanggungjawab, dan inisiatif. Hasil analisis deskriptif karyawan
Rumah Makan Mie Khangen Depok terhadap kinerja dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap kompetensi
No
1
2
3
4
5

Pernyataan

Kualitas Kerja
Kuantitas Kerja
Kerjasama
Tanggungjawab
Inisitaif
Total Skor Rataan
Sumber: Data diolah (2014)

Skor Rataan
4,32
4,55
4,50
4,39
3,81
4,31

Kesimpulan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik

Hasil total skor rataan persepsi karyawan terhadap kinerja karyawan adalah
sebesar 4,31. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen
Depok telah menghasilkan kinerja yang sangat baik. Demi mempertahankan
kinerja yang telah diperoleh tersebut maka diperlukan peran karyawan Rumah
Makan Mie Khangen Depok melalui kompetensi yang dimiliki supaya dapat terus
ditingkatkan, terutama inisiatif yaitu kesadaran karyawan dalam membantu
pelanggan dan karyawan lain yang membutuhkan bantuan.

19
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan
Perincian dari analisis regresi linear berganda mengenai kompetensi dan
kinerja karyawan diolah dengan menggunakan program komputerisasi SPPS versi
16.
Persamaan Regresi
Y = 2,214 + 0,239 X1 + 0,062 X2 + 0,108 X3 + 0,119 X4 + 0,017 X5
Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan
(pengaruh dan hubungan) antara variabel independen (Kompetensi) terhadap
variabel dependen (Kinerja Karyawan). Berdasarkan output SPSS diketahui nilai
konstanta sebesar 2,214. Untuk nilai koefisien regresi yaitu: Keahlian Teknis
(0,239), Percaya Diri (0,062), Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian
Kerja (0,108), Empati (0,119), Berorientasi kepada Pelanggan (0,017).
Persamaan regresi tersebut menunjukkan adanya kontribusi positif dari kuat
lemahnya dimensi kompetensi (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap
Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada
Pelanggan) terhadap kinerja karyawan. Setiap peningkatan kekuatan kelima
dimensi kompetensi akan meningkatkan kinerja dari para karyawan.
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat kekuatan hubungan
antara variabel bebas (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap
Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada
Pelanggan) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).
Besarnya nilai korelasi yaitu sebesar 0,703. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
berada pada derajat kekuatan hubungan kuat (0,60 – 0,799) dan positif sebab nilai
r mendekati 1, sehingga memiliki hubungan yang searah antara variabel bebas dan
variabel terikat tersebut. Artinya, semakin tinggi nilai kompetensi maka semakin
tinggi pula nilai kinerja karyawan. Hasil koefisien korelasi dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi
atau keefektifan model dari struktur variabel bebas (Keahlian Teknis, Percaya
Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan
Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).
Nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,494. Angka tersebut
mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel kompetensi (Keahlian Teknis,
Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati,
dan Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap kinerja karyawan pada Rumah
Makan Mie Khangen Depok adalah sebesar 49,4%. Adapun sisanya sebesar
50,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi ini. Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat pada Lampiran 4.
Uji F
Uji F dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai
Ftabel. Penentuan nilai ttabel didasarkan kepada penetapan taraf kesalahan (α = 5%)

20
dan jumlah populasi penelitian. Penetapan Ftabel dicari dengan meggunakan tabel
statistik pada signifikansi 0,05 dengan df1 = k – 1 atau 5 – 1 = 4, dan df2 = n – k
atau 31 – 5 = 26, lalu diperoleh ttabel sebesar 2,743. Hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil uji F
Model

Jumlah Kuadrat

df

Rata-Rata Kuadrat

F

Sig.

Regression

1.285

5

.257

4.888

.003

Residual

1.314

25

.053

Total

2.599

30

Sumber: Data diolah (2014)

H0 : Kompetensi Karyawan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
H1 : Kompetensi Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
Diketahui bahwa thitung (4,888) > ttabel (2,743) dan memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Jadi secara
simultan Kompetensi (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap
Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada
Pelanggan) memberikan pengaruh positif signifikan tehadap Kinerja Karyawan.
Uji t
Uji t dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai
ttabel. Penentuan nilai ttabel didasarkan kepada penetapan taraf kesalahan (α = 5%)
dan jumlah populasi penelitian. Penetapan ttabel dicari dengan meggunakan tabel
statistik pada signifikansi 0,05 dengan df = n–k–1 atau 31 – 5 – 1 = 25, lalu
diperoleh ttabel sebesar 2,060. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil uji t
Variabel Bebas (X)
Keahlian Teknis
Percaya Diri
Perhatian terhadap Kejelasan
Tugas dan Ketelitian Kerja
Empati
Berorientasi kepada Pelanggan
Sumber: Data diolah (2014)

0,05
0,05

Nilai
Probabilitas
0,001
0,558

Berpengaruh
Tidak Berpengaruh

0,05

0,353

Tidak Berpengaruh

0,05
0,05

0,480
0,848

Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh

α = 0,05

Kesimpulan

Pengaruh Keahlian Teknis terhadap Kinerja Karyawan
H0 : Keahlian Teknis tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
H2 : Keahlian Teknis berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
Diketahui bahwa thitung (3,655) > ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,001 < 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Jadi secara
parsial Keahlian Teknis berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja
Karyawan.

21
Pengaruh Percaya Diri terhadap Kinerja Karyawan
H0 : Percaya Diri tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
H3 : Percaya Diri berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
Diketahui bahwa thitung (0,594) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,558 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara
parsial Percaya Diri tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja
Karyawan.
Pengaruh Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja
terhadap Kinerja Karyawan
H0 : Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan
H4 : Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan
Diketahui bahwa thitung (0,946) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,353 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara
parsial Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja tidak
berpengaruh nyata dan positi