maka penentuan batas pajanan diturunkan dari nilai kriteria arus induksi dalam tubuh berupa kuat medan listrik E yang tidak terganggu dan
rapat fluks magnetik B. Misalnya saja suatu medan listrik yang homogen dengan kuat medan sebesar 10 kVm akan menginduksi rapat
arus efektif kurang dari 4 mAm2 dengan rata-rata pengaliran arus di seluruh daerah kepala atau batang tubuh manusia Tribuana, 2000.
WHO dan IRPA pada tahun 1987 mengeluarkan suatu pernyataan mengenai nilai rapat arus induksi terhadap efek-efek
biologis yang ditimbulkan akibat pajanan medan listrik dan medan magnet pada frekuensi 5060HZ terhadap tubuh manusia sebagai
berikut : antara 1 dan 10 mAm2 tidak menimbulkan efek biologis yang berarti, antara 10 dan 100 mAm2 menimbulkan efek biologis
yang terbukti termasuk efek pada sistem penglihatan dan syaraf, antara 100 dan 1000 mAm2 menimbulkan stimulasi pada jaringan-jaringan
yang dapat dirangsang dan ada kemungkinan bahaya terhadap kesehatan dan, di atas 1000 mAm2 dapat menimbulkan ekstrasistole
dan fibrasi ventrikular dari jantung bahaya akut terhadap kesehatan Tribuana, 2000.
f. Mekanisme Gelombang Elektromagnetik Mempengaruhi Sistem
Biologik
Mekanisme mengenai bagaimana radiasi ELF-MF bisa mempengaruhi kesehatan masih belum dapat dengan jelas diterangkan
Torres-duran, 2007. Mekanisme yang memungkinkan dibangun
adalah interaksi tubuh manusia dengan ELF akan menginduksi arus listrik. Hal itu jelas terlihat pada studi laboratorium dan perhitungan
dari teori bahwa densitas yang tinggi dari arus listrik internal akan menyebabkan efek biologis akut Ahlbom dan Feychting, 2003.
Crumpton 2005 mengatakan bahwa mekanisme yang paling mungkin pengaruh elektromagnetik terhadap kesehatan adalah adanya
perubahan keseimbangan kadar radikal bebas dalam sistem biologik. Radikal bebas adalah kemungkinan yang paling besar karena radikal
bebas dapat mentranduksi physical force, ada secara alami dalam tubuh, sangat rektif, dan mutagenik.
Pada mekanisme radical-pair strating point adalah sebuah molekul yang dapat terpisah oleh kekuatan alami untuk membentuk
sebuah bagian dari radikal bebas, yang disebut dengan keadaan singlet yang memiliki putaran elektron yang berlawanan. Apabila radikal ini
berada dekat dengan molekul lain, kemudian berkombinasi untuk membentuk molekul asalnya, dimana bila mereka terpisah lagi, mereka
akan membentuk radikal bebas. Radikal bebas dalam kondisi singlet dapat mengalami interconvert menjadi “kondisi triplet’, memiliki
putaran paralel. Pada kondisi triplet radikal tidak dapat di rekombinasi, jadi molekul ini sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan molekul lain.
Teori memprediksikan bahwa paparan elektromagnetik akan memacu interkonversi dari singlet menjadi triplet dan menaikkan proporsi triplet
dan kadar dari radikal bebas Crumpton, 2005.
g. Studi pada Hewan Coba
Beberapa penelitian mengenai medan listrik telah dilakukan para ahli dengan menggunakan hewan coba sebagai model diantaranya
seperti yang dilakukan oleh Marino et al. pada tahun 1976 mereka telah memberikan pajanan medan listrik terhadap mencit selama tiga
generasi secara vertikal dan horisontal secara terus menerus. Hasilnya berupa penurunan berat badan dan meningkatnya laju kematian
keturunannya Yurnadi, 2000. Pengaruh medan elektromagnetik terhadap fungsi reproduksi
telah diteliti dengan menggunakan hewan coba seperti mencit. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa selain menghambat
pertumbuhan dan meningatkan jumlah kematian pada keturunan yang dihasilkan, ternyata medan listrik juga menyebabkan produksi telur
menurun secara nyata. Pada penelitian dengan menggunakan medan listrik elektrostatik pada tikus jantan mengakibatkan perubahan sebaran
stadia epitel seminiferus, penurunan jumlah sel germinal, dan penurunan berat testis Yurnadi, 2000.
Paparan medan elektromagnetik dengan frekuensi 75 Hz dan dengan amplitudo rendah 0,75 – 2.20 mT pada telur urchin laut
Paracentrotus lividus yang telah dibuahi, menyebabkan kehilangan sinkronisasi pada siklus sel yang pertama, dengan formasi embrio yang
tersambung aneh ke cromatid yang tersebar secara tidak teratur selama proses mitosis Ravera, et al., 2006. Paparan medan elektromagnet
frekuensi ekstrim rendah juga diketahui meningkatkan stres oksidatif pada beberapa percobaan dengan embrio ayam, kultur sel mamalia dan
eritrosit manusia Torres-duran, 2007. Selain itu, penelitian terhadap otot tikus yang dilakukan oleh Meriem et al. melaporkan bahwa tikus
yang dipajan dengan medan elektromagnetik terjadi kerusakan pada otot dan tulangnya Yurnadi, 2000.
h. Studi pada Manusia