sebagian komponen volatil flavor karena panas Kranawetter et al. 2005, sedangkan proses freeze concentration menghasilkan rendemen yang rendah
Jayarajah dan Lee 1988. Salah satu teknologi alternatif kompetitif yang bisa digunakan adalah teknologi membran yang hemat energi dan ramah lingkungan
Sheu dan Wiley 1983. Selain itu komponen volatil tetap terjaga. Salah satu teknologi membran adalah reverse osmosis RO yang
diharapkan dapat menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibanding proses ultrafiltrasi UF karena secara teoritis tingkat rejeksi komponen tertahan RO
lebih tinggi daripada UF. Teknologi RO telah banyak digunakan untuk proses recovery
flavor pada apel, lemon, dan mangga Matsuura et al. 1975; Kane et al. 1995; Olle et al. 1997.
Terbatasnya informasi tentang kinerja membran RO yang optimal untuk proses recovery flavor, khususnya pda limbah pasteurisasi rajungan, menjadi
alasan kuat dilakukannya penelitian ini. Untuk itulah pada penelitian ini dicari kondisi optimum kinerja RO yang diaplikasikan untuk pemekatan komponen
flavor hasil proses recovery.
1.2 Perumusan Masalah
Pemanfaatan limbah cair rajungan yang masih terbatas pada pembuatan petis dengan jumlah kecil dan bersifat tradisional, merupakan tantangan sekaligus
masalah yang harus dipecahkan, karena jika limbah tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal maka akan menjadi sumber pencemar lingkungan. Kandungan
beberapa jenis komponen flavor yang cukup tinggi dalam rajungan memungkinkan untuk dilakukannya proses recovery komponen tersebut. Proses
recovery flavor selama ini dilakukan dengan cara evaporasi yang menyebabkan
hilangnya beberapa komponen volatil, dan proses freeze concentration yang menghasilkan rendemen rendah. Teknologi membran dengan suhu rendah dapat
digunakan untuk meminimalkan kekurangan tersebut. Penggunaan RO dimaksudkan untuk mendapatkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan membran jenis lain. Masih terbatasnya informasi tentang recovery flavor limbah cair rajungan dengan menggunakan teknologi membran RO merupakan
masalah utama yang ada sekarang ini. Di sisi lain kinerja optimal dari
penggunaan RO untuk proses recovery tersebut juga belum diketahui, dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya tekanan transmembran, suhu,
dan pH.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah : a
Mengetahui pengaruh tekanan transmembran, suhu, dan pH bahan pada kinerja membran RO.
b Mendapatkan kondisi optimal kinerja membran RO.
c Melakukan pemekatan dan karakterisasi komponen flavor hasil pemekatan
limbah cair rajungan dengan teknologi RO. Manfaat dari penelitian adalah :
a Dapat mengoptimalkan kinerja membran RO dengan pemakaian variabel
terpilih yang berpengaruh. b
Dihasilkannya produk hasil recovery limbah cair rajungan melalui pemurnian dan pemekatan dengan teknologi RO.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a
Tekanan transmembran, suhu, dan pH bahan berpengaruh terhadap kinerja RO.
b Terdapat komponen flavor hasil pemekatan limbah cair rajungan.
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Cair Perikanan
Limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan hasil perikanan mengandung banyak protein dan lemak, akibatnya menghasilkan nilai BOD dan TSS yang
cukup tinggi. Kadar BOD dan TSS tersebut berbeda-beda tergantung jenis industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi, jenis bahan mentah,
kesegaran, dan jenis produk akhir yang dihasilkan Gonzales 1996. Karakteristik limbah cair dari berbagai jenis industri hasil perikanan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Beban limbah cair dari beberapa jenis operasi pengolahan perikanan
Beban limbah cair BOD
COD Minyak
lemak Padatan
Tersuspen si
Pengolahan ikan manual
332 kgt -
0,348 kgt 1,42 kgt
Pengolahan ikan mekanik
11,9 kgt -
2,28 kgt 8,92 kgt
Fillet ikan herring 3.482-10.000
mgl - 857-6.000
mgl -
Pengalengan tuna 6,8-20 kgt
11,4-64 kgt 1,7-13 kgt
3,8-17 kgt
Pabrik sardin 9,22 kgt
- 1,74 kgt
5,41 kgt Pengolahan
kepiting 4,8-5,5 kgt
7,2-7,8 kgt 0,21-0,3 kgt
0,7-0,78 kgt
Pengolahan kerang
18,7 kgt -
0,461 kgt 6,35 kgt
Cairan darah dari pabrik makanan
ikan 23.500-34.000
mgl 93.000 mgl
0-1,92 -
Air dari pengepresan
daging 13.000-76.000
mgl -
60-1 560 mgl -
Udang beku 160 mgl
1,780 mgl -
- Pengalengan ikan
941,69 mgl 1.401,78
mgl - -
Makanan ikan 245,23 mgl
949,05 gl 6.976 mgl
- Sumber : Gonzales 1996
Limbah cair dalam industri hasil perikanan dilepaskan melalui tahapan sebagai berikut : perlakuan bahan mentah pencairan dan persiapan, pembersihan
pencucian dan preparasi, dehidrasi, pengepresan, penyaringan, pemanasan, pendinginan, dan pembersihan alat. Cairan ini mengandung darah dan potongan-
potongan ikan dan kulit, isi perut, dan kondensat dari operasi pemasakan dan air
pendingin dari kondensor Jenie dan Rahayu 1990.
Limbah pengolahan rajungan diduga mengandung sejumlah senyawa yang terlarut diantaranya asam amino, nukleotida, peptida, dan asam organik Cha et al.
1993. Limbah tersebut berasal dari effluent industri perikanan jenis krustasea sebesar 28,6 pencucian dan 71,4 proses.
2.2 Komponen Flavor