Komponen flavor secara umum

Limbah cair dalam industri hasil perikanan dilepaskan melalui tahapan sebagai berikut : perlakuan bahan mentah pencairan dan persiapan, pembersihan pencucian dan preparasi, dehidrasi, pengepresan, penyaringan, pemanasan, pendinginan, dan pembersihan alat. Cairan ini mengandung darah dan potongan- potongan ikan dan kulit, isi perut, dan kondensat dari operasi pemasakan dan air pendingin dari kondensor Jenie dan Rahayu 1990. Limbah pengolahan rajungan diduga mengandung sejumlah senyawa yang terlarut diantaranya asam amino, nukleotida, peptida, dan asam organik Cha et al. 1993. Limbah tersebut berasal dari effluent industri perikanan jenis krustasea sebesar 28,6 pencucian dan 71,4 proses.

2.2 Komponen Flavor

2.2.1 Komponen flavor secara umum

Flavor adalah kombinasi dari rasa, bau, dan perasaan yang ditimbulkan oleh adanya senyawa cita rasa flavoring agents yang biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam bahan pangan. Flavor dapat dibuat dari campuran berbagai komponen flavor, baik yang alami maupun sintetik. Berdasarkan bentuk fisiknya flavor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu bentuk padat solid , bentuk cair liquid, dan bentuk pasta paste. Protein, lemak, dan karbohidrat adalah komponen struktural pada sel makhluk hidup yang merupakan sumber terbesar pembentuk flavor Supran 1978. Komponen pembentuk flavor pada produk perikanan lebih banyak ditemukan pada daging moluska dan krustasea. Komponen flavor non volatil pada shellfish merupakan komponen larut air dan mempunyai bobot molekul yang rendah. Komponen-komponen tersebut diklasifikasikan sebagai senyawa nitrogen dan non nitrogen. Senyawa nitrogen meliputi asam amino bebas, nukleotida, basa organik dan senyawa terkait lainnya. Senyawa non nitrogen diantaranya adalah gula, asam organik dan anorganik Konosu dan Yamaguchi 1982. Sementara itu, Huss 1995 melaporkan bahwa komponen utama dalam fraksi non protein nitrogen adalah basa volatil seperti amonia dan trimethylamine oxide TMAO, kreatin, asam mino bebas, nukleotida dan basa purin, serta urea. Komponen flavor yang terdapat dalam fraksi NPN dari berbagai sumber disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap daging remis, udang dan kepiting mempunyai aroma dan cita rasa flavorfull yang lebih tinggi daripada daging ikan. Demikian juga asam-asam amino bebas yang terkandung dalam krustasea memiliki jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan ikan. Taurin, prolin, glisin, alanin, dan arginin dalam tingkat yang tinggi merupakan karakteristik umum yang ditemukan pada setiap krustasea Konosu dan Yamaguchi 1982. Senyawa alkilpirazine dan sulfur merupakan kontributor penting pemberi flavor pada krustasea yang dimasak. Pan dan Kuo 1994 melaporkan bahwa komponen volatil dari alkohol tidak jenuh dan aldehida dengan atom karbon kurang dari 10 merupakan kontributor penting dalam memberikan flavor pada shellfish segar atau mentah. Hayashi et al. 1981 dan Trilaksani et al. 1997 melaporkan bahwa komponen utama penyusun flavor dalam makanan laut terdiri dari asam amino bebas berberat molekul rendah, nukleotida, asam organik, dan gula. Flavor yang mengandung 15 jenis asam amino terikat dan 17 asam amino bebas diperoleh dari proses recovery limbah cair industri pengolahan tiram Shiau dan Chai 1999. Spurvey et al. 2001 menyatakan komponen-komponen flavor tersebut bersifat larut dalam air. Tabel 2 Komponen flavor dalam fraksi NPN dari berbagai sumber Compound in mg100 wet weight Fish Fish Fish Crustaceans Poutry Mammalian Cod Herring Shark species Lobster Leg muscle muscle 1 Total extractives 1200 1200 3000 5500 1200 3500 2 Total free amino- acids : 75 300 100 3000 440 350 Arginine 10 10 10 750 20 10 Glycine 20 20 20 1000 - 1000 20 10 Glutamic acid 10 10 10 270 55 36 Histidine 1,0 86 1,0 - 10 10 Proline 1,0 1,0 1,0 750 10 10 3 Creatine 400 400 300 - 550 4 Betaine 150 100 - - 5 Trimethylamine 350 250 500 - 100 oxide 1000 6 Anserine 150 280 150 7 Carnosine 180 200 8 Urea 200 - - 35 Sumber : Huss 1995

2.2.2 Komponen flavor pada rajungan