Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh untuk Meningkatkan Keserempakan

13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di kebun koleksi jarak pagar IPB di Leuwikopo September-November 2009 dan kebun jarak pagar PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cibinong Oktober 2009 sampai- November 2010. Uji viabilitas dan vigor benih dilaksanakan di rumah kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga Bogor, sedangkan uji kandungan minyak dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB. Metode Penelitian Upaya penyerempakan masak buah jarak pagar dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan aplikasi zat pengatur tumbuh untuk menyerempakkan mekar bunga betina dan aplikasi etephon untuk menyerempakkan masak buah. Penelitian aplikasi zat pengatur tumbuh untuk menyerempakkan mekar bunga terdiri atas dua tahap yaitu: a studi jenis zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan keserempakan mekar bunga betina, dan b studi konsentrasi BAP untuk meningkatkan keserempakan mekar bunga betina. Penelitian aplikasi zat pengatur tumbuh untuk menyerempakkan masak buah terdiri atas dua bagian yaitu: a pengamatan perkembangan buah dan biji jarak pagar, dan b studi konsentrasi dan waktu aplikasi etephon untuk meningkatkan keserempakan masak buah jarak pagar.

I. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh untuk Meningkatkan Keserempakan

Mekar Bunga Betina. I.A. Studi Jenis Zat Pengatur Tumbuh untuk Meningkatkan Keserempakan Mekar Bunga Betina Penelitian tahap I dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2009 di kebun jarak pagar PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Ciuterep, Bogor. Saat aplikasi kondisi cuaca cerah dengan suhu udara berkisar 31 o C. Tanaman jarak pagar yang digunakan adalah genotipe Dompu yang berumur dua tahun. Kuncup 14 bunga yang digunakan merupakan kuncup bunga yang muncul setelah panen pertama dilakukan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor dengan 11 perlakuan yaitu: kontrol, BAP 30 ppm, BAP 35 ppm, BAP 40 ppm, BAP 45 ppm, BAP 50 ppm, etephon 10 ppm, etephon 30 ppm, etephon 50 ppm, etephon 70 ppm, dan etephon 90 ppm. Masing-masing perlakuan terdiri atas enam ulangan sehingga diperoleh 66 satuan percobaan. Setiap tanaman diamati dua malai, sehingga dalam percobaan ini digunakan 132 malai. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + A i + +  ij Y ij = Nilai pengamatan akibat konsentrasi ke-i ulangan ke-j µ = Rataan umum A i = Pengaruh konsentrasi ke-i, dengan i=1, 2, 3, 4  ij = Pengaruh galat yang ditimbulkan oleh perlakuan konsentrasi ke-i ulangan ke-j, dengan i=1, 2, 3, 4 dan j=1, 2, 3 Pengolahan data menggunakan uji F dengan program komputer SAS 9.1. DMRT Duncan Multiple Range Test digunakan untuk menguji beda nyata antar perlakuan pada taraf 5. Pelaksanaan Setiap pohon ditentukan kuncup generatif sebanyak dua malai yaitu malai yang sudah menghasilkan kuncup bunga yang masih sangat kecil. Malai yang terpilih dari setiap pohon diberi label dan kemudian diaplikasikan dengan zat pengatur tumbuh sesuai perlakuan. Aplikasi dilakukan sampai kuncup bunga basah dan terlihat ada tetesan air yang jatuh dari malai tersebut. Aplikasi dilakukan langsung pada malai tanpa emulsifier. Bunga betina yang mekar diberi tanda dengan menggunakan benang berwarna. Pemberian benang tersebut dilakukan setiap hari sampai semua bunga betina mekar. Buah jarak pagar dari setiap perlakuan dipanen pada saat kulit buah berwarna kuning. Biji yang dihasilkan digunakan untuk uji viabilitas potensial daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal dan uji vigor kecepatan tumbuh. Uji viabilitas dan vigor dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga Bogor. 15 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan adalah: 1. Jumlah bunga betina adalah jumlah bunga betina yang terdapat pada tiap malai contoh. 2. Jumlah bunga jantan adalah jumlah bunga jantan yang terdapat pada tiap malai contoh 3. Rasio bunga jantan terhadap bunga betina adalah perbandingan antara bunga jantan terhadap bunga betina yang ada pada malai contoh. 4. Keserempakan mekar bunga betina diamati melalui periode mekar bunga yang merupakan rentang waktu mekar bunga betina pertama sampai bunga betina terakhir dalam satu malai. 5. Rata-rata bunga betina mekar per hari adalah jumlah bunga betina yang mekar setiap hari selama pengamatan. 6. Persentase pembentukan buah adalah persentase buah yang terbentuk dari bunga betina yang mekar 7. Daya berkecambah DB Daya berkecambah merupakan tolok ukur viabilitas potensial benih yang menunjukkan seluruh potensi benih untuk tumbuh normal pada kondisi optimum. Daya berkecambah diuji dengan menggunakan 25 butir benih dengan empat ulangan untuk setiap satuan percobaan. Pengecambahan benih dilakukan pada polibag ukuran 5x20 cm dengan menggunakan media pasir. Pengamatan daya berkecambah dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14 setelah tanam. Tipe perkecambahan jarak pagar adalah epigeal, maka kriteria kecambah normal adalah: kecambah tumbuh sehat, hipokotil tumbuh normal dengan panjang 2-4 kali panjang benih, dan minimal sudah tumbuh satu plumula jumlah KN I + jumlah KN II DB = x 100 jumlah benih yang dikecambahkan dengan: KN I = kecambah normal pada hitungan pertama KN II = kecambah normal pada hitungan kedua 16 8. Bobot Kering Kecambah Normal BKKN. Bobot kering kecambah normal merupakan tolok ukur viabilitas potensial benih. Bobot kering kecambah normal diukur pada hitungan akhir pengamatan. Kecambah normal dibuang sisa cadangan makanannya endospermkotiledon, kemudian dioven pada suhu 60 o C selama 3x24 jam. Setelah itu ditimbang bobot keringnya. 9. Kecepatan tumbuh Pengujian dilakukan dengan mengamati jumlah kecambah normal yang mekar setiap hari interval 24 jam hingga pengamatan kecambah hitungan terakhir. Kecepatan tumbuh benih K CT dihitung berdasarkan jumlah pertambahan persentase kecambah normaletmal Sadjad et al. 1999, dengan rumus: n Keterangan: K CT = ∑d i = Hari pengamatan i=1 n= Hari pengamatan terakhir d= persentase pertambahan kecambah normaletmal I.B. Studi Konsentrasi BAP untuk Meningkatkan Keserempakan Mekar Bunga Betina Jarak Pagar Penelitian tahap II dilaksanakan pada bulan September-November 2010 di kebun jarak pagar PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Ciuterep, Bogor. Saat aplikasi kondisi cuaca cerah dengan suhu udara berkisar 29 o C. Rata-rata curah hujan selama penelitian adalah 13.61 mmhari dan suhu udara rata-rata 27.43 o C Lampiran 1. Tanaman jarak pagar yang digunakan adalah genotipe Dompu yang berumur sekitar dua tahun setengah dan baru mengalami pemangkasan. Kuncup generatif yang digunakan adalah kuncup generatif yang baru pertama kali keluar dari cabang hasil pemangkasan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor dengan enam perlakuan yaitu: kontrol, BAP 30 ppm, BAP 50 ppm, BAP 70 ppm, BAP 90 ppm dan BAP 110 ppm. Semua perlakuan diulang empat kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Masing-masing perlakuan terdiri atas dua tanaman dan dari masing-masing tanaman diamati satu malai, sehingga dalam percobaan ini digunakan 48 malai. 17 Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + A i + +  ij Y ij = Nilai pengamatan akibat konsentrasi ke-i ulangan ke-j µ = Rataan umum A i = Pengaruh konsentrasi ke-i, dengan i=1, 2, 3, 4  ij = Pengaruh galat yang ditimbulkan oleh perlakuan konsentrasi ke-i ulangan ke-j, dengan i=1, 2, 3, 4 dan j=1, 2, 3 Pengolahan data menggunakan uji F dengan program komputer SAS 9.1. DMRT Duncan Multiple Range Test digunakan untuk menguji beda nyata antar perlakuan pada taraf 5. Pelaksanaan Setiap pohon ditentukan kuncup generatif sebanyak satu malai. Malai yang terpilih dari setiap pohon diberi label dan kemudian diaplikasikan dengan zat pengatur tumbuh sesuai perlakuan. Aplikasi dilakukan sampai kuncup bunga basah dan terlihat ada tetesan air yang jatuh dari malai tersebut. Aplikasi dilakukan langsung pada malai tanpa emulsifier. Bunga betina yang mekar diberi tanda dengan menggunakan benang berwarna. Pemberian benang tersebut dilakukan setiap hari sampai semua bunga betina mekar. Buah jarak pagar dari setiap perlakuan dipanen pada saat berwarna kuning. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan adalah: 1. Jumlah bunga betina: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 2. Jumlah bunga jantan: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 3. Rasio bunga jantan terhadap bunga betina: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 4. Waktu bunga mekar pertama hari: adalah saat bunga betina pertama mekar pada tanaman setelah aplikasi ZPT 5. Periode mekar bunga hari: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 6. Rata-rata bunga betina mekar per hari: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 7. Persentase pembentukan buah: prosedur seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 18

II. Aplikasi Etephon untuk meningkatkan keserempakan masak buah.