24
4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Stabilisasi sludge menggunakan aerobic sludge digester dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi komponen senyawa organik kompleks pada lumpur dari
pengolahan secara biologis lumpur aktif atau biosolids. Isolat bakteri indigenous yang terpilih adalah bakteri indigenous yang memiliki sifat proteolitik dan
selulolitik serta memiliki laju pertumbuhan yang tinggi.
Proses pendegradasian
oleh mikroorganisme
indigenous mampu
menyisihkan senyawa nitrogen berupa ammonium menjadi nitrat kemudian nitrogen bebas yang ditunjukkan dari adanya penurunan porsi ammonium NH
4 +
- N dan kenaikkan porsi nitrat NH
3 -
- N pada reaktor kontrol C, reaktor dengan penambahan starter isolat proteolitik P, dan reaktor dengan penambahan starter
isolat selulolitik S yang akan menyebabkan kenaikkan pH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perlakuan dengan penambahan starter bakteri
indigenous mempunyai kemampuan untuk mempercepat degradasi komponen organik yang tinggi, akan tetapi penambahan starter tidak berpengaruh nyata
dalam mempercepat perioda proses stabilisasi. Penambahan starter bakteri proteolitik meningkatkan tingkat konversi protein menjadi ammonium, sedangkan
penambahan starter bakteri selulolitik mampu meningkatkan penyisihan nilai total suspended solids TSS, volatile suspended solid VSS, total COD, dan soluble
COD dibandingkan dengan kontrol.
Penambahan starter bakteri selulolitik mampu menghasilkan rasio CN yang lebih tinggi 9.17 dibandingkan dengan perlakuan
lainnya 7.12 – 8.97.
4.2 Saran
Sludge yang diperoleh dari proses stabilisasi sludge pada penelitian ini, dapat dikembangkan menjadi pupuk cair. Oleh karena itu, dalam
pengembangannya masih perlu diformulasi ulang agar dapat memenuhi standar pupuk cair.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1994. Official Methods of Analysis of The Association Official Analytical Chemist. Washington D.C..
______. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemist. Washington D.C.
APHA. 2005. 21
th
Standar Methods For The Examination of Water and Wastewater. American Public Health Association, American Water Works
Association, Water Environment Federation.
25 [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2004. Spesifikasi Pupuk dari Sampah
Organik Domestik. SNI 19-7030-2004. Al-Ghusain I, Mohamed FH, Mohamed AG. 2001. Nitrogen transformations
during aerobicanoxic sludge digestion. Int J Bior Tech Res. 85 : 147-154. Benefield LD, Randall CW. 1980. Biological Process Design for Waste Water
Treatment. Prentice – Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J.
______. 1980. Biological Process Design for Waste Water Treatment. Prentice –
Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J. Darsono V. 1994. Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta ID : Universitas
Atma Jaya. Davis ML. 2010. Water and Wastewater Engineering
– Design Principles and Practice Profesional Ed.. United States of America : McGraw-Hill
Companies, Inc. Djuarnani N, Kristian, Budi SS. 2005. Field
– scale modelling of carbon and nitrogen dynamics in soil amended with urban wate composts. Agric
Ecosyst Environ. 110 : 289-299. Eckenfelder WW. 2000. Industrial Water Pollution Control 3
rd
ed. United States of America US : McGraw-Hill Companies, Inc.
Fitrahani, LZ. 2012. Karakterisasi Kondisi Operasi dan Optimasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Pangan. [Skripsi]. Bogor ID : Institut
Pertanian Bogor. Hidayat N, Masdiana CP. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta ID : Penerbit
ANDI. Himanen M, Hanninen K. 2010. Composting of bio waste, aerobic and anaerobic
sludge – effect of feedstock on the process and quality of compost. Int J
Biores Tech Res. 102 : 2842-2852. Kim SH, Kim WJ, Chung TH. 2002. Release characteristics of nitrogen and
fosforus in aerobic and intermittent aerobic sludge digestion. Korean J. Chem Eng. 19 : 439-444.
Liu S, Nanwen Z, Loretta Y. 2011. The one-stage autothermal thermophilic aerobic digestion for sewage sludge treatment : Stabilization process and
mechanism. Int J Biores Tech Res. 104 : 266-273. Mandels, MR. 1982. Cellulase. In: D.Pearlman [editorial]. Annual Reports on
Fermentation Process. 5 : 39-44. Okuman TD. 2009. Respirometric Assesment of Aerobic Sludge Stabilization. Int
J Biores Tech Res.101 : 2592-2599 Peraturan Menteri Pertanian. 2011. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Cair
Organik. PermentanNo. 70SR.140102011. Rittmann BE, McCarty. 2001. Environmental Biotechnology
– Principles and Applications. Massachutes US : McGraw
– Hill Companies, Inc. Sai’d EG. 1987. Bioindustri. Jakarta ID : Mediyatama Sarana Perkasa.
Snape JB. 1995. Dynamics of Environmental Bioprocesses : Modelling and Simulation. New York, NY USA : VCH Publishers, Inc
Stanbury PF, Whitaker A. 1984. Principles of Fermentation Technology. UK : Pergamon Press.
[USEPA] US Environmental Protection Agency. 1989. StabilizationSolidification of CERCLA and RCRA Wastes. Washinton D.C US : Center for EPA.
26 Lampiran 1 Prosedur Karakterisasi Sludge
A. Analisis Hara Makro
1. Total Karbon APHA, 2005
Kadar karbon total dapat diperoleh dengan mengurangi berat kering bahan dengan kadar nitrogen dan kadar abu dibagi 1.82 dimana 1.82 adalah
faktor OH
-
.
2. Nitrogen APHA ed 21
th
4500 – Norg C 2005
Sebanyak 0.1 g sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl kemudian ditambahkan 25 mL H
2
SO
4
pekat dan 1 g katalis CuSO
4
.NaSO
4
. Larutan tersebut kemudian didekstruksi hingga jernih. Hasil dekstruksi dilarutkan
dengan akuades 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi dan ditambahkan 15 mL NaOH 40 6N. Atur proses destilasi dengan urutan asam
borat 2 ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer kemudian dihubungkan ke selang pengeluaran uap air pada tabung destilasi. Selanjutnya, larutan sampel
dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Proses destilasi dihentikan apabila volume larutan asam borat pada Erlenmeyer menjadi 2 kali lipat atau hingga
asam borat mengalami perubahan warna dari ungu muda menjadi hijau muda. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan H
2
SO
4
0.02 N terstandarisasi. Hitung volume H
2
SO
4
yang digunakan untk titrasi hingga larutan asam borat yang sudah bewarna hijau kembali lagi bewarna ungu. Lakukan prosedur yang sama
pada blanko menggunakan akuades. Kadar nitrogen dihitung dengan rumus:
3. Fosfor APHA ed 21
th
3111B 2005
a Pembuatan kurva standar fosfor
Larutan kurva standar KH
2
PO
4
diencerkan hingga mencapai konsentrasi 0, 2, 4, 6, dan 8 mgL. Masing-masing konsentrasi tersebut dipipet sebanyak 25 mL,
kemudian ditambahkan 2 mL larutan ammonium molibdat dan 5 tetes SnCl
2
, kocok merata kemudian diamkan selama 10 menit. Absorbansi diukur pada λ =
690 nm. Buat kurva standar dari hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar. Dapatkan persamaan regresi linear dari kurva standar.