7
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Sludge
Limbah cair didefinisikan sebagai buangan cair hasil kegiatan manusia yang berbentuk cairan Darsono 1994. Kandungan limbah cair didominasi oleh air
beserta kontaminan padatan terlarut atau bahan-bahan cair seperti minyak, residu senyawa-senyawa kimia, dan lain sebagainya.
Pengolahan limbah cair secara biologis menggunakan berbagai macam mikroorganisme yang mengubah padatan yang tersuspensi koloid dan karbon
organik terlarut menjadi senyawa volatil dan biosolid sludge. Pengujian karakteristik sludge dilakukan untuk mendapatkan seberapa besar kandungan
bahan berbahaya beracun B3. Menurut pengujian yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan kandungan senyawa toksik LD
50
mgkg menunjukkan bahwa sludge tidak mengandung komponen berbahaya karena memiliki LD
50
15.000 mgkg dengan nilai LD
50
sebesar 19.945,68 mgkg Lampiran 1. Berdasarkan Tabel 1, kandungan hara makro pada sludge memiliki nitrogen
sebesar 0.66, fosfor sebesar 0.182, kalium sebesar 0.171 dan CN ratio sebesar 9.25. Apabila data tersebut dibandingkan dengan standar pupuk menurut
BSN 2004 dalam SNI No 19-7030-2004 Lampiran 4 menunjukkan bahwa sludge berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk.
Akan tetapi, sludge masih memiliki komponen organik yang masih tinggi terutama kadar air, abu, protein kasar, serat kasar, dan gula sederhana masih tinggi
sehingga menyebabkan pertumbuhan kapang pada sludge setelah di pressing.
Tabel 1 Karakteristik sludge
Parameter Satuan
Hasil SNI 19-7030-2004
1. Hara makro
Nitrogen b.b
0.66 min 0.4
Fosfor b.b
0.182 min 0.1
Kalium b.b
0.171 min 0.2
CN Ratio -
9.25 10-20
2. Analisis proksimat
Air b.b
82.24 -
Abu b.b
6.11 -
Protein Kasar b.b
4.12 -
Lemak Kasar b.b
0.016 -
Serat Kasar b.b
5.82 -
Karbohidrat by difference b.b
1.69 -
3. Kandungan gula
Gula Sederhana mgkg
347.82 -
Menurut Eckenfelder 2000 pengelolaan limbah cair pada industri harus fokus dalam menghilangkan berbagai macam senyawa berbahaya pada komponen
limbah, salah satunya berupa senyawa organik terlarut yang akan menyebabkan
8 terjadinya deplesi oksigen terlarut, kualitas senyawa organik terlarut akan
mengakibatkan kemampuan badan air untuk mendegradasi secara alamiah menjadi terbatas. Teknologi mikrobiologi air limbah dimanfaatkan sebagai dasar
untuk mendegradasi senyawa organik yang terlarut dalam limbah cair menggunakan berbagai jenis mikroorganisme untuk mengubahnya menjadi
sludge. Hal ini disebabkan sludge memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air sehingga mengendap Davis 2010. Dengan demikian, penggunaan proses
stabilisasi komponen organik dengan menggunakan beberapa mikroorganisme dapat menghilangkan nutrien khususnya nitrogen dan fosfor yang akan
menghindari terjadinya dominasi pertumbuhan alga eutrofikasi yang akan berdampak pada penyempitan badan sungai.
3.2 Dinamika Populasi Mikroorganisme Indigenous
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik di dalam lingkungannya hanya selama kondisi lingkungannya menguntungkan bagi
pertumbuhannya dan untuk mempertahankan dirinya. Berdasarkan Gambar 2, dinamika populasi mikroorganisme indigenous pada sludge diidentifikasi terdiri
atas mikroorganisme jenis bakteri, kapang dan khamir, mikroorganisme dengan sifat selulolitik pemecah selulosa, sifat proteolitik pemecah protein, sifat
amilolitik pemecah amilum, dan sifat lipolitik pemecah lemak.
Davis 2010 menjelaskan bahwa bakteri dengan sifat aerobik kemoheterotrof merupakan populasi terbesar dalam wastewater treatment process
WWTP khususnya pada pengolahan air limbah secara biologis. Setiap sel bakteri indigenous, menggunakan soluble nutrient yang terkandung dalam air
limbah untuk pertumbuhannya. Karena bentuknya berukuran sangat kecil surface area per unit mass, maka bakteri melakukan metabolisme substrat lebih cepat,
populasi bakteri akan mendominasi kapang, kapang akan mendominasi protozoa.
Dinamika populasi mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh keberadaan nutrien untuk kelangsungan hidup mikroorganisme. Semua jenis mikroorganisme
membutuhkan air, sumber energi, karbon, nitrogen, dan mineral serta oksigen jika
1 2
3 4
5 6
7 8
2 4
6 Log
ju m
lah se
l m
ikr o
o rg
an ism
e
in d
ig e
n o
u s c
fu m
l
Lama Inkubasi Hari
Bakteri Selulolitik
Proteolitik Amilolitik
Lipolitik Kapang
Gambar 2 Dinamika populasi dari pertumbuhan spontan mikroba indigenous