b. Peralatan Peralatan yang digunakan antara lain timbangan digital merk
Electronic Kitchen Scales berkapasitas 5 kg dengan kepekaan 0,01 kg untuk menimbang pakan dan sisa pakan, serta timbangan duduk merk Rahayu Scales
berkapasitas 300 kg dengan kepekaan 0,1 g untuk menimbang domba. Parang untuk memotong rumput, sapu lidi untuk membersihkan kandang, termometer
untuk mengukur suhu dalam dan luar kandang, alat tulis untuk mencatat data, spet, selang dan flakon untuk menampung cairan rumen. Panci, kain dan
kompor minyak tanah untuk mengukus bubur bayi afkir BBA.
C. Persiapan Penelitian
1. Penyediaan bubur bayi afkir BBA Bubur bayi afkir BBA diperoleh dari daerah Perumda Belang Wetan 37
Klaten, dimana yang dimaksud bubur bayi afkir disini merupakan bubur bayi yang tidak lolos uji kelayakan untuk dipasarkan, tidak laku dijual dan mendekati
batas akhir untuk dikonsumsi. 2. Pengukusan Pakan
Pengukusan Bubur bayi afkir BBA dilakukan setiap 2 hari sekali. BBA dikukus selama ± 15 menit pada temperatur 95-100
C dalam panci dandang berukuran sedang kapasitas 1-1,5 kg yang alasnya dilapisi oleh kain dan dikukus
menggunakan kompor minyak tanah. 3. Persiapan kandang
Kandang dan semua peralatannya sebelum digunakan dibersihkan dan dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kandang di desinfektan menggunakan
larutan Lysol dosis 15 mlliter air untuk mencegah berkembangnya mikroba patogen yang dapat mengganggu kesehatan domba.
4. Persiapan domba Domba sebelum digunakan diberi obat cacing merk Verm-O dosis 1
tablet50 kg bobot badan untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaannya dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot badan
awal. Domba dipilih 16 ekor dengan berat yang homogen, kemudian dibagi 19
menjadi 4 kelompok perlakuan, tiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri 1 ekor domba.
D. Cara Penelitian
1. Metode Penelitian Penelitian tentang pengaruh penambahan bubur bayi afkir kukus dalam
ransum terhadap kualitas ransum domba lokal jantan dilakukan secara eksperimental.
2. Rancangan Percobaan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL pola searah dengan
empat macam perlakuan P0, P1, P2, P3, dengan P0 sebagai kontrol. Masing- masing perlakuan diulang empat kali dan setiap ulangan terdiri dari seekor
domba. 3. Macam Perlakuan
Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut : P0 = 40 Hijauan + 60 Konsentrat + 0 BBA kukus
P1 = 40 Hijauan + 60 Konsentrat + 9 BBA kukus P2 = 40 Hijauan + 60 Konsentrat + 18 BBA kukus
P3 = 40 Hijauan + 60 Konsentrat + 27 BBA kukus 4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap adaptasi dan tahap koleksi data. Tahap adaptasi dilaksanakan dua minggu meliputi
penimbangan bobot badan, adaptasi terhadap lingkungan kandang, pakan serta pemberian obat cacing.
Pakan diberikan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Waktu pemberian untuk pakan konsentrat dan bubur bayi afkir BBA kukus yaitu pukul 07.00 WIB
dan pukul 14.00 WIB. Untuk pakan hijauan pada pukul 09.00 WIB dan pukul 16.00 WIB, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.
Tahap koleksi atau pengumpulan data dilakukan selama satu minggu sebelum penelitian berakhir, yaitu dengan menghitung konsumsi pakan dan
koleksi feses, sedangkan untuk pengambilan cairan rumen dilakukan pada minggu 20
terakhir penelitian. Konsumsi pakan diperoleh dari jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah sisa pakan setiap harinya. Sisa pakan diambil pada pagi
hari sebelum pemberian pakan hari berikutnya, kemudian ditimbang dan dikeringkan untuk mendapatkan berat kering. Kemudian diambil 10 persen dari
total sisa pakan dan dicampur menjadi satu setiap ulangan selama periode koleksi. Koleksi data feses dilakukan dengan menimbang feses yang dihasilkan
dalam 24 jam selama satu minggu, yang dilakukan pagi hari sebelum pemberian pakan, kemudian feses yang dihasilkan dicampur sampai homogen dan ditimbang,
kemudian diambil 10 persen dari total feses dan dikeringkan. Setelah tahap koleksi selesai, feses dikomposit menjadi satu untuk setiap ulangan, kemudian
dilakukan analisis bahan kering dan bahan organiknya Pengambilan cairan rumen dilakukan selama sehari dengan menggunakan
selang yang dimasukkan lewat mulut. Pengambilan cairan rumen dilakukan 3-4 jam setelah ternak diberi pakan pada pagi hari. Cairan rumen yang telah diambil
kemudian dimasukkan kedalam flakon, cairan rumen diambil kurang lebih 100 ml dan ditambahkan HgCL
2
jenuh dan segera disimpan dalam freezer. 5. Peubah Penelitian
a. Konsumsi Bahan Kering BK Konsumsi BK = pemberian x BK - sisa pakan x BK
b. Konsumsi Bahan Organik BO Konsumsi BO = pemberian x BO - sisa pakan x BO
c. Kecernaan Bahan Kering BK Kecernaan BK =
BK Konsumsi
feses BK
- BK
Konsumsi x 100
d. Kecernaan Bahan Organik Kecernaan BO =
BO Konsumsi
feses BO
- BO
Konsumsi x 100
e. Konsentrasi VFA cairan rumen Menganalisis konsentrasi VFA cairan rumen dengan metode gas
cromatography GC menurut petunjuk General Laboratory 1966 21
1. Cairan rumen disentrifugasi dengan kecepatan 2500-3000 rpm selama 10 menit dan menghasilkan supernatan
2. Supernatan dianalisis dengan gas cromatography GC
f. Konsentrasi NH
3
cairan rumen Mengukur konsentrasi NH
3
cairan rumen dengan metode Conway modifikasi
1. Cairan rumen disentrifugasi dengan kecepatan 2500-3000 rpm selama 10 menit dan menghasilkan supernatan
2. Menambahkan supernatan sebanyak 1ml pada cawan Conway modifikasi. 3. Menambahkan 1 ml asam borat H
2
BO
3
berindikator kedalam cawan kecil yang berada didalam cawan Conway modifikasi.
4. Cawan Conway modifikasi agak dimiringkan, kemudian menambahkan Na
2
CO
3
jenuh kedalam cawan sehingga bercampur dengan supernatan. 5. Segera menutup cawan Conway modifikasi dengan rapat sehingga dapat
meminimalkan penguapan N. 6. Membiarkan pada suhu kamar selama 24 jam.
7. Membuka setelah 24 jam tutup, N yang diikat oleh asam borat dititrasi dengan H
2
SO
4
0,0072 N sampai warnanya berubah seperti warna sebelumnya merah jingga. Konsentrasi N-NH
3
dihitung dengan rumus, Konsentrasi N-NH
3
= ml H
2
SO
4
x N H
2
SO
4
x 1000mM. ml H
2
SO
4
= titrasi H
2
SO
4
, N H
2
SO
4
= Normalitas H
2
SO
4
E. Cara Analisis Data