terlalu berbeda 3,62±0,01; 3,31±0,02; dan 3,26±0,00. Hal ini menunjukkan bahwa pada kultivasi batch substrat yang digunakan selain untuk membentuk
produk juga untuk pembentukan serta penambahan jumlah sel. Dilihat dari kadar etanol yang dihasilkan, maka perlakuan ketiga
menghasilkan etanol yang paling tinggi yaitu 10,77 ± 1,60 bv dibandingkan dengan perlakuan yang lain 10,12 ± 0,11 dan 10,69 ± 0,00 bv dengan
rendemen masing-masing perlakuan berturut-turut 68,15 vb, 71,15 vb dan 71,49 vb. sedangkan efisiensi kultivasi masing-masing perlakuan
berturut-turut 87,68 , 91,55 dan 91,99 , serta pemanfaatan substrat untuk masing-masing perlakuan 94,37 , 95,46 dan 95,72 . Sedangkan substrat
yang terkonsumsi untuk masing-masing perlakuan 225,86 gL, 228,50 gL dan 229,13 gL. Hal ini disebabkan karena pada saat penghentian aerasi pemanfaatan
substrat yang tersisa semuanya tidak untuk pembentukan etanol melainkan pembentukan sel. Namun dari Gambar 14 pada perlakuan pertama dan kedua juga
mengalami peningkatan produksi etanol.
Kultivasi Fed-batch Aerasi Penuh 1 vvm dan Terekayasa Berbagai
Konsentrasi
100 200
300
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72
Ko n
sen tr
asi g
u la
sis a
g L
B io
m ass
a g
L ;
E tOH
b v
Waktu jam
A. Fed-batch aerasi penuh 1 vvm umpan TG
16
X gL EtOH bv
S gL
Umpan
50 100
150 200
250
10 20
30 40
50
6 12 18 24 30 36
42 48 54 60 66 72 K
o n
se n
tr asi
g u
la sisa
g L
B io
m as
sa g
L ;
EtOH b v
Waktu jam
B. Fed-batch umpan TG 20
X gL EtOH bv
S gL
Umpan
50 100
150 200
250
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72
Ko n
sen trasi
g u
la sis
a g
L
B io
m as
sa g
L ;
EtOH b
v
Waktu jam
C. Fed-batch umpan TG 16
X gL EtOH bv
S gL
Umpan
50 100
150 200
250
5 10
15 20
25 30
35 40
45
6 12
18 24
30 36
42 48
54 60
66 72
Ko n
sen tr
asi g
u la
sis a
g L
B io
m ass
a g
L ;
E tOH
b v
Waktu jam
D. Fed-batch umpan TG 12
X gL EtoH bv
S gL
Umpan
50 100
150 200
250
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
6 12
18 24
30 36
42 48
54 60
66 72
Ko n
sen tr
asi g
u la
sis a
g L
B io
m ass
a g
L ;
E tOH
b v
Waktu jam
E. Fed-batch umpan TG 8
X gL EtOH bv
S gL
Umpan
Gambar 15. Perbandingan biomassa X, konsentrasi gula sisa S dan etanol EtOH hasil kultivasi fed-batch Aerasi penuh 1 vvm dan
terekayasa berbagai konsentrasi. Sistem fed-batch dilakukan dengan penambahan substrat baru ke dalam
media kultivasi pada saat biomassa telah mencapai kondisi maksimum. Fed-batch merupakan ilustrasi dari kultur curah atau batch dengan penambahan substrat
secara kontinyu atau bertahap pada media tanpa pemindahan dari cairan kultur. Sehingga volume kultur bertambah seiring waktu, istilah ini diperkenalkan oleh
Yoshida et al. 1973. Pada sistem fed-batch ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu setelah
biomassa maksimum jam ke-30 dilakukan penambahan substrat. Pada perlakuan pertama penambahan disebut fed-batch aerasi penuh 1 vvm dengan dilakukan
penambahan substat 16 dan tanpa melakukan penghentian aerasi. Pada perlakuan kedua dilakukan stop aerasi dengan variasi umpan 20 , 16 , 12 ,
8 dan 4 . Penambahan substrat dilakukan menggunakan pompa peristaltik dengan kecepatan laju alir mengacu pada penelitian Wahyuni 2008, laju alir
digunakan 0,01 mlmenit. Hasil kultivasi yang dilakukan pada sistem fed-batch ditunjukkan pada
Gambar 15. Dari keenam perlakuan tersebut terlihat bahwa pada awal kultivasi terjadi penurunan konsentrasi total gula dari substrat yang ada. Peristiw ini seiring
dengan terjadinya fase eksponensial dari kultur Saccharomyces cerevisiae var.
50 100
150 200
250
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
6 12
18 24
30 36
42 48
54 60
66 72
Ko n
se n
tras i
g u
la sisa g
L
Bio m
ass a
g L
; Et
OH b
v
Waktu jam
F. Fed-batch umpan TG 4