3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekspor 2.1.1. Pengertian Ekspor
Pengertian Ekspor menurut Amir 1984 adalah kegiatan mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri
sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. Tujuan kegiatan ekspor ini adalah meningkatkan laba perusahaan melalui
perluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih baik optimalisasi laba, membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik
membuka pasar ekspor, memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang idle capacity
dan membiasakan diri bersaing pada pasar internasional sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat.
Todaro 2000 menyatakan bahwa hasil yang diperoleh dari kegiatan ekspor berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut devisa.
Devisa merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara sehingga ekspor diartikan sebagai kegiatan perdagangan yang memberikan rangsangan
permintaan dalam negeri. Dari rangsangan ini memunculkan industri-industri pabrik besar bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga sosial
yang efisien.
4
2.1.2. Prosedur Ekspor
Prosedur ekspor barang dalam perdagangan antar negara dari Indonesia ke negara tujuan ekspor disajikan pada Gambar 1 Amir 1984
Gambar 1. Prosedur ekspor.
Keterangan : 1.
Eksportir menerima Order pesanan dari langganan di luar negeri B-A 2.
Bank memberitahukan telah dibukanya suatu LC untuk dan atas nama eksportir H-A
3. Eksportir menempatkan pesanan kepada Leveransir Maker Pemilik Barang
Produsen A-C 4.
Eksportir menyelenggarakan pengepakan barang khusus untuk diekspor sea-worthy packing
A Bank
Luar Negeri
Kedutaan Asing
Instansi Ekspor
Asuransi Pelayaran
Importir Buyer
Produsen Bank
Dalam Negeri
Eksportir Seller
B
3 12
2
1
C 2
14
H I
5 7
8
D 6
4
10
9
11
E G
F A
13
LUAR NEGERI
DALAM NEGERI
5
5. Eksportir memesan ruangan kapal Booking dan mengeluarkan Shipping
Order pada maskapai pelayaran A-D
6. Eksportir menyelesaikan semua formulir ekspor dengan semua instansi
ekspor yang berwenang A-E 7.
Eksportir menyelenggarakan pemuatan barang ke atas kapal, dengan atau tanpa mempergunakan perusahan ekspedisi A-D
8. Eksportir mengurus Bill of Lading dengan maskapai pelayaran A-D
9. Eksportir menutup asuransi laut dengan maskapai asuransi A-F
10. Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya A
11. Mengurus Consular-Invoice dengan Trade Councelor kedutaan negara
importir A-G 12.
Menarik Wesel kepada importir dan menerima hasilnya dari Negotiating Bank
A-H 13.
Negotiating Bank mengirimkan Shipping Document kepada principalsnya di negara importir H-I
14. Eksportir mengirimkan Shipping Advice dan Copy Shipping Document
kepada importir A-B
2.2. Impor 2.2.1. Pengertian Impor
Pengertian impor merupakan kegiatan memasukkan barang-barang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh Indonesia, kecuali wilayah bebas yang dianggap
luar negeri dan sesuai ketentuan pemerintah ke dalam peredaran masyarakat yang dibayar menggunakan valuta asing. Barang-barang tersebut bersifat komersial
maupun bukan komersil. Barang-barang luar negeri yang diolah dan diperbaiki di dalam negeri dicatat sebagai barang impor, meskipun barang tersebut akan
kembali ke luar negeri. Selain itu, impor juga dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang, jasa, teknologi atau ide dari luar negeri ke dalam negeri
dengan mengindahkan peraturan yang berlaku. Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan. Proses impor adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor adalah bagian penting dari
perdagangan internasional Amir 1984.
6
2.2.2. Prosedur Impor
Prosedur ekspor barang dalam perdagangan antar negara dari Indonesia ke
negara tujuan ekspor disajikan pada Gambar 2 Amir 1984.
Gambar 2. Prosedur impor.
Keterangan : 1.
Importir menempatkan Order pesanan ke Eksportir di luar negeri A-B
2. Importir membuka Letter of Credit untuk dan atas nama Eksportir di luar
negeri melalui Bank di dalam negeri opening bank A-F 3.
Bank menyelenggarakan pembukaan LC untuk eksportir melalui Korespondennya
di negara eksportir F-G 4.
Shipping Document diterima oleh bank di dalam negeri dari korespondennya
di luar negeri G-F 5.
Bank di dalam negeri mengakseptir atau menghonorir Wesel yang ditarik
oleh eksportir dan yang dikirimkan dengan Shipping Document, dan Bank
Luar Negeri
Asuransi Pabean
Pelayaran Bank
Dalam Negeri
Importir Buyer
Supplier Seller
B
6 2
5
1
C 3
4
F G
10
D 9
E A
3
LUAR NEGERI
DALAM NEGERI
8
7
kemudian menyelesaikan perhitungan tagihannya dengan importir. Setelah itu barulah bank menyerahkan Shipping Document kepada Importir F-A
6. Importir menyerahkan Bill of Lading kepada maskapai pelayaran atau
agentnya yang mengangkut barang-barang itu untuk ditukarkan dengan DO Delivery Order
A-C 7.
Importir menyelesaikan bea-bea masuk dengan Pabean A-D
8. Importir mengambil barang-barang dari maskapai pelayaran setelah semua
formalitas impor dipenuhi A-C 9.
Importir mengajukan claims ganti-rugi kepada eksportir atau kepada maskapai asuransi, dalam hal kedapatan atau kekurangan A-E A-B
10. Melunasi Wesel pada hari jatuh temponya, kalau hal itu belum diselesaikan
sebelumnya dengan bank A-D
2.3. Kayu Lapis Plywood
Kayu lapis menurut FAO 1982 merupakan panel kayu yang terdiri dari kumpulan lembaran venir yang diikat secara bersama dengan arah serat dari serat
saling bergantian dan saling membentuk sudut. Selanjutnya International Trade Center UNCTADGATT
1987 mendefinisikan kayu lapis atau plywood sebagai tiruan yang terbuat dari tiga lembar venir atau lebih yang disusun dengan arah
serat saling bersilangan atau membentuk sudut dengan bagian coretengahnya diberi perekat dan dikempa dibawah tekanan. Biasanya bagian core lebih tebal
daripada bagian muka dan belakang yang pada umumnya ditutup dengan venir. Kayu lapis dibedakan menjadi dua berdasarkan lapisan bagian muka face, yaitu
kayu lapis dengan lapisan face yang dilapisi lapisan filmfilm-face dan kayu lapis yang bagian mukanya menggunakan venir dari kayu yang berserat indah
decorative plywood . Kayu lapis yang permukaaannya dilapisi dengan lapisan film
bertujuan agar terlihat lebih mengkilap. Umumnya kayu lapis jenis ini berfungsi sebagai kayu lapis konstruksi dan banyak digunakan sebagai konstruksi daun
pintu dan jendela. Kayu lapis telah menjadi primadona produk industri kayu olahan Indonesia
selama beberapa tahun. Hal ini karena kayu lapis merupakan produk antara yang menjadi bahan baku material bagi industri dalam negeri, seperti perumahan
properti baik untuk penggunaan interior maupun eksterior, industri peti kemas
8
dan mebel. Angka ekspor tertinggi yang pernah dicapai Indonesia sebesar 9,7 juta m
3
pada tahun 1992. Dengan tingkat volume ekspor tersebut Indonesia dapat digolongkan memiliki peranan dominan dalam pasar kayu lapis tropis dunia.
Kurang lebih 80 produksi kayu lapis Indonesia selama ini dijual untuk tujuan ekspor FAO 2009.
2.4. Kayu Pulp Kimia
Kayu pulp kimia adalah salah satu jenis pulp yang terbuat dari bahan baku, dimana dalam produksi bahan bakunya dimasak dengan bahan kimia tertentu
untuk menghilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat selulosa. Proses ini dapat diperoleh selulosa yang murni dan tidak rusak. Pembuatan pulp dengan
proses kimia terdiri dari tiga macam yaitu proses sulfat, soda dan sulfit. Pulp yang dihasilkan dengan proses sulfat mempunyai kekuatan tinggi, pulp berwarna tua,
sulit untuk dipucatkan, tak dapat digunakan untuk dissolving pulp, dan rendemen 40 - 52, penggunaannya antara lain untuk kertas bungkus, kertas cetak dan
kertas lainer. Pulp yang dihasilkan dari proses soda mempunyai kekuatan rendah dan rendemen 40 - 42, penggunaannya antara lain untuk kertas cetak, buku,
majalah, kertas penghisap. Bahan baku kayu pulp kimia antara lain kayu dan bahan berserat sisa hasil pertanian seperti merang. Pulp yang dihasilkan dari
proses sulfit mempunyai sifat pulp berwarna terang, mudah dipucatkan, kekuatan sedang, daya membentuk lembaran baik, daya letup tinggi, daya sobek rendah dan
rendemen 40 - 52, penggunaannya antara lain untuk kertas koran, kertas pembungkus dan dissolving pulp. Bahan bakunya hampir semua jenis kayu
kecuali kayu berkadar silika dan ekstraktif yang tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1994
Pada perkembangannya, pulp merupakan salah satu komoditi industri hasil hutan yang sangat penting sehingga tidak ada aktivitas kehidupan manusia yang
tidak memanfaatkan komoditi ini, mulai dari aktivitas kehidupan rumah tangga, perkantoran, industri, pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. Pasar ekspor
pulp Indonesia, yaitu: Jepang, Malaysia, China, Korea Selatan, Filipina, Brunai Darussalam, India, Srilangka Turki, Kuwait, Saudi Arabia, dan banyak negara
lainnya. Perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia lebih didominasi oleh tiga negara, yaitu Jepang, China dan Korea Selatan Ningrum 2006.
9
2.5. Batu Bara
World Coal Institute 2005 menyatakan bahwa batu bara mempunyai peran
penting dalam membangkitkan tenaga listrik. Saat ini batu bara menjadi bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39 dan proporsi ini diharapkan untuk
tetap berada pada tingkat ini selama 30 tahun ke depan. Selain itu pasar batu bara yang terbesar terdapat di wilayah Asia, yang saat ini mengkonsumsi 54 dari
konsumsi batu bara dunia. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya energi alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi. Oleh karena itu
mereka harus mengimpor energi untuk memenuhi kebutuhan mereka, antara lain: negara Jepang, Cina Taipei dan Korea, yang mengimpor batu bara ketel uap untuk
membangkitkan listrik dan batu bara kokas untuk produksi baja dalam jumlah yang besar.
Pada percaturan perdagangan batu bara dunia, Indonesia memiliki peran yang semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen maupun sebagai
eksportir. Pada 2007 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen batu bara dunia dan di posisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara setelah
Australia. Perkembangan produksi batu bara nasional tentunya tidak terlepas dari permintaan dalam negeri domestik dan luar negeri ekspor yang terus
meningkat setiap tahunnya. Sebagian besar produksi tersebut untuk memenuhi permintaan luar negeri, yaitu rata-rata 72,11, dan sisanya 27,89 untuk
memenuhi permintaan dalam negeri. Kebutuhan batubara dunia saat ini ternyata meningkat sangat cepat, antara lain dipicu oleh booming harga dan semakin
banyaknya pembangunan PLTU di luar negeri yang menggunakan bahan bakar batubara Miranti 2008.
2.6. Uji t-Berpasangan T-Paired Test
Uji t-berpasangan t-paired test adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan atau juga
membandingkan rata-rata dari suatu sampel yang berpasangan paired. Umumnya uji dilakukan untuk membedakan rata-rata nilai akibat diberikan
treatment tertentu. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu objek penelitian dikenai 2 buah perlakuan
yang berbeda. Dalam hasil uji berpasangan terdapat uji two-tailed uji dua sisi
10
yaitu hasil uji dipilih jika kita belum mengetahui kecenderungan hubungan positif atau negatif dari variabel yang kita daftarkan. Sedangkan uji one-tailed uji satu
sisi ialah hasil uji dipilih jika kita sudah mengetahui setidaknya estimasi adanya kecenderungan arah korelasi positif atau negatif dari dua variabel yang kita
daftarkan Kurniawan 1998
2.7. Administrasi Negara Berkembang dan Negara Maju
Administrasi yang diterapkan di negara berkembang berupa administasi pembangunan. Administrasi pembangunan dapat diartikan sebagai merupakan
gabungan dua pengertian, yaitu: 1 Administrasi yang berarti segenap proses penyelenggaraan dari setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu, dan 2 Pembangunan yang merupakan rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Secara umum, administrasi pembangunan diartikan sebagai
bidang studi yang mempelajari sistem administrasi negara di negara yang sedang membangun dan berupaya untuk meningkatkan kemampuannya Riggs 1964
Heady 1995 menerangkan bahwa ada lima ciri administrasi publik yang umum digunakan di negara berkembang antara lain :
1 Pola dasar atau administrasi publik di negara berkembang, bersifat elitis,
otoriter, menjauh atau jauh dari masyarakat dan lingkungannya, serta paternalistik.
2 Birokrasi di negara berkembang kekurangan sumber daya manusia untuk
menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini bukan dalam arti jumlah tetapi kualitas. Dalam jumlah justru sebaliknya, birokrasi di negara
berkembang mengerjakan orang lebih dari yang diperlukan. Sedangkan kekurangannya adalah administrator yang terlatih, dengan kapasitas
manajemen yang
memadai, memiliki
keterampilan-keterampilan pembangunan, dan penguasaan teknis.
3 Birokrasi lebih berorientasi kepada hal-hal lain daripada mengarah kepada
yang benar-benar menghasilkan. Riggs 1964 menyatakannya sebagai preferensi birokrat atas kemanfaatan pribadi ketimbang kepentingan
masyarakat. Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan
11
kewenangan, korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan aparat birokrasi di negara berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas
yang rendah, dan dianggap tidak mengenal etika. 4
Adanya kesenjangan yang lebar antara apa yang dinyatakan atau yang hendak ditampilkan dengan kenyataan. Riggs 1964 menyebutkan fenomena umum
ini sebagai formalism adalah gejala yang lebih berpegang kepada wujud- wujud dan ekspresi-ekspresi formal dibanding yang sesungguhnya terjadi. Hal
ini tercermin dalam penetapan perundang-undangan yang tidak mungkin atau tidak pernah dilaksanakan, peraturan-peraturan yang dilanggar sendiri oleh
yang menetapkan, memusatkan kekuasaan meskipun resminya ada desentralisasi dan pendelegasian kewenangan, melaporkan hal yang baik-baik
dan tidak mengetengahkan keadaan yang tidak baik atau masalah yang sesungguhnya dihadapi.
5 Birokrasi di negara berkembang acap kali bersifat “otonom”, artinya lepas dari
proses politik dan pengawasan publik. Administrasi publik di negara berkembang umumnya belum terbiasa bekerja dalam lingkungan publik yang
demokratis. Wallis 1989 menambahkan dua karakteristik pada ciri administrasi publik
di negara berkembang. Pertama, di banyak negara berkembang birokrasi sangat dan makin bertambah birokratik, departemen-departemen, badan-badan, dan
lembaga-lembaga birokrasi. Begitu pula berkembang dan berperan besar badan- badan para statal yakni badan-badan usaha negara, yang umumnya bekerja tidak
efisien dan menjadi sumber dana politik atau pusat terjadinya korupsi. Kedua, unsur-unsur nonbirokratik sangat berpengaruh terhadap birokrasi. Misalnya
hubungan keluarga dan hubungan-hubungan primordial lain, seperti suku dan agama, dan keterkaitan politik political connections. Masalah yang serius
dihadapi oleh negara-negara berkembang ialah lemahnya kemampuan birokrasi dalam menyelenggarakan pembangunan.
Riggs 1964 menjelaskan bahwa administrasi yang diterapkan di negara maju berbeda dengan negara berkembang. Perbedaan-perbedaan antara keduanya
dalam hal administrasi pemerintahan seperti :
12
1. Pada negara maju, pengangkatan dan pemberhentian pegawai didasarkan pada
suatu standar tertentu atau dikenal dengan istilah merit system. Sementara pada negara berkembang, pengangkatan dan pemberhentian pegawai terjadi
karena birokrasi atau nepotisme. 2.
Pada negara maju, berlaku prinsip legal rational impersonal, di mana setiap persoalan diselesaikan dalam kantorkedinasan serta berdasarkan hukum yang
berlaku. Sebaliknya, hubungan satu sama lain dalam pemerintahan di negara berkembang didominasi oleh praktek yang dikenal dengan istilah bureaucratic
click dan patron client relationship, yaitu penyelesaian persoalan di dalam dan
di luar kantor melalui cara-cara yang tidak legal-formal. 3.
Pada negara maju, diferensiasi fungsi dalam administrasi pemerintahan terlihat dengan jelas dan tegas, sementara hal ini tidak terjadi pada administrasi
pemerintahan di negara berkembang. 4.
Berbagai macam penawaran dan permintaan yang berkaitan dengan urusan administrasi pemerintahan di negara maju dilakukan dalam mekanisme formal
market. Tidak demikian halnya pada negara berkembang, semua penawaran dan permintaan terjadi melalui mekanisme informal market.
5. Selain efektif, administrasi pada negara maju juga berjalan efisien. Sementara
di negara berkembang, efektivitas dalam hal administrasi tidak diikuti oleh efisiensi.
2.8. Perbedaan Data Statistik
Liu et al 2008 menjelaskan bahwa kesenjangan data perdagangan yang terjadi antara China-Hongkong sehingga menimbulkan ketidakseragaman data
statistik disebabkan oleh adanya 1 Efek Entrepot China-Hong Kong adalah perdagangan re-ekspor Hong Kong dan tingginya harga tengkulak, 2 Perbedaan
standar internasional yang digunakan untuk nilai ekspor dan impor, 3 Efek ariable perdagangan China, 4 Praktik keluar-masuk Sino, dimana modal dalam
negeri China digunakan lagi di luar negeri lepas pantai untuk bebas pajak, kemudian kembali ke daratan sebagai investasi asing, 5 Praktek penyelundupan,
serta 6 Semua faktor-faktor tambahan yang tidak dapat dijelaskan, seperti kegiatan bongkar-muatan, waktu ekspor dan impor, tidak konsistennya masalah
13
wilayah geografis, kesalahan klasifikasi barang, fluktuasi nilai tukar, dan kelalaian.
Perbedaan dapat dikaitkan dengan kontribusi faktor-faktor seperti waktu kelambatan dan penilaian, atau perbedaan konseptual yang lebih kompleks seperti
sistem perdagangan, kesenjangan dalam pencatatan dan pelaporan perdagangan. Perbedaan-perbedaan tersebut akan lebih besar di perdagangan re-ekspor. Ini
menjelaskan bahwa perbedaan besar statistik perdagangan berasal dari pusat perdagangan utama seperti Hong Kong dan Singapura serta negara mitra dagang.
Anonim 2005 Vincent 2004 menjelaskan dua hal mengenai perbedaan antara impor dan
ekspor kayu gergajian dalam perdagangan bilateral negara-negara Eropa, khususnya Rumania. Pertama perbedaan di fisik volume adalah meter kubik.
Kedua, apakah perbedaan ini mencerminkan aktivitas ariabl, seperti sengaja mengurangi pelaporan jumlah ekspor atau impor guna menghindari pajak dan non
pajak atau juga untuk menyembunyikan kayu yang ditebang secara illegal. Hal pertama dijelaskan bahwa rata-rata perbedaan volume perdagangan yang
dilaporkan antara negara-negara Eropa dan negara mitra dagang secara signifikan berbeda nol selama 1982-1997. Perbedaan ini berlaku untuk negara-negara Eropa
baik sebagai ariable dan eksportir. Perbedaan mencolok antara Rumania dengan negara-negara Eropa dijelaskan dalam dua kasus yaitu Rumania mengekspor kayu
gergajian jenis konifera, di mana impor yang dilaporkan oleh mitra dagang rata- rata kurang dari 20 ekspor yang dilaporkan oleh Rumania, dan impor kayu
gergajian nonconifera Rumania berada setengah rata-rata dari besarnya ekspor yang dilaporkan oleh mitra dagang. Hal kedua dianalisa berdasarkan perbedaan
data statistik perdagangan bilateral yang dikumpulkan di negara-negara Eropa. Analisis tersebut menggunakan model teoritis yang membedakan tiga potensial
dan tidak saling eksklusif. Penyebab perbedaan dalam perdagangan antara lain: kesalahan pengukuran, perbedaan ariab, dan sengaja mengurangi pelaporan
impor atau ekspor untuk menghindari peraturan pemerintah. Dari hasil kombinasi tiga penyebab tersebut sangat sedikit variasi perbedaan di tiap negara dari waktu
ke waktu.
14
BAB III METODOLOGI