20
2.5 Penilaian Akurasi Peta Tematik
Sejarah penilaian akurasi peta tematik dimulai sekitar tahun 1975. Tercatat bahwa Hord dan Brooner 1976, van Genderen dan Lock 1977, Ginevan
1979 menyusun kriteria dan teknik dasar untuk menguji akurasi peta secara keseluruhan, dan studi lebih mendalam pada tahun 1980 tentang tujuan dan
teknik baru Aronoff 1982,1985; Rosenfield et al. 1982; Congalton dan Mead 1983; Congalton et al. 1983. Sejak tahun 1980 hingga sekarang banyak peneliti,
ilmuwan dan user menemukan cara menilai secara tepat akurasi peta tematik dari data remote sensing sebagaimana diformulasikan oleh Congalton dan Green
2009 pada Tabel 2-8.
Tabel 2-8 Contoh matriks uji secara matematik
Dimana: n
i+
: jumlah sampel kategori i data klasifikasi citra, dan
n
+j
: jumlah sampel klasifikasi kategori j dalam data referensi
n : total jumlah unit sampel n
jj
: total jumlah unit sampel yang benar dalam “kelas x”
n
ii
: total jumlah unit pixel yang benar dalam “kelas x”
dan
21
Penilaian akurasi erat hubungannya dengan akurasi posisi dan tematik Congalton dan Green 1999; 2009 dan ketidakpastian Atkinson dan Foody
2002 suatu masalah penelitian remote sensing. Untuk itu penilaian akurasi output spasial, penggunaan referensi data GIS dan satelit perlu memperhatikan:
i variabel peta, dan ii tingkat akurasi klasifikasi berupa bias dan presisi untuk mendeterminasi prediksi dan ketidakpastian. Taylor dan Smith 2006 menilai
kebenaran dan kenyataan dari software yang digunakan dapat dengan teknik verifikasi dan validasi.
Penilaian akurasi data digital secara efektif dibagi kedalam empat bagian epoch Congalton dan Green 1999; 2009;
1. Penilaian akurasi tidak nyata terbentuk, tetapi lebih terlihat baik dari sebelumnya. Pendekatan ini merupakan sesuatu yang baru di bidang
teknologi dan berubah secara cepat untuk menilai bagaimana kegiatan dilakukan. Meskipun teknologi tersebut sudah berusia lebih dari 25 tahun,
beberapa analis remote sensing dan pengguna peta masih lemah dalam mengintrepretasi;
2. Penilaian dari lokasi non spesifik. Total luas lahan pada kelas peta terlebih dahulu diperkirakan, diperbandingkan dengan referensi pendugaan. Hal
tersebut bukan masalah jika diketahui dimana lokasinya yang spesifik atau tipe vegetasinya. Oleh sebab itu pada bagian kedua ini penilaian berlangsung
relatif singkat dan cepat; 3. Penilaian lokasi spesifik sebenarnya melalui pengecekan lokasi yang
diperbandingkan dengan peta dan diukur dari akurasi keseluruhan-nya. Keuntungannya mampu memperkirakan kategori penutupan lahanvegetasi.
Metode ini berbeda jauh dengan metode penilaian lokasi non spesifik yang hanya menilai akurasi keseluruhan. Teknik penilaian lokasi spesifik ini
dominan digunakan hingga akhir tahun 1980; dan 4. Penilaian akurasi dapat diketahui dari error matrix. Matrik konfusi
membandingkan informasi dari referensi lokasi sejumlah area sampel dengan label peta atau citra. Dua label masing-masing sampel diperbandingkan,
yaitu: i Label data referensi; label atau nilai kelas dari penilaian akurasi lokasi pengumpulan data yang diasumsikan benar, dan ii Klasifikasi data
atau label peta; label atau nilai kelas dari penilaian akurasi lokasi yang diperoleh dari peta. Salah satu contoh perhitungan matrik konfusi disajikan
pada Gambar 2-5.
22
Gambar 2-5 Ilustrasi perhitungan matriks konfusi
Kesalahan posisi untuk banyak penggunaan GPS dimulai dari 30-100 m merupakan hal yang tidak dapat diterima. Untuk mengukur kesalahan yang
sering terjadi dan pada waktu yang sama dari informasi spasial yang dikumpulkan, memungkinkan untuk mengkoreksi banyak ketidakakuratan. GPS
referensi sedetik untuk mengkoreksi GPS stationer memiliki akurasi yang sangat tinggi jika akurasi posisi 2-3m dihasilkan, maka memerlukan akurasi 0.5m
Green et al. 2000. Koreksi GPS ketika GPS receiver mengumpulkan data lapang, akurasinya
menjadi sangat penting khususnya pengumpulan data menggunakan citra resolusi tinggi seperti Quickbird. GPS receiver dengan akurasi 2-5m seperti
Trimble GeoExplorer II tidak dapat mengumpulkan data yang meregistrasi 2-4m pixel yang benar dari citra Quickbird Serr et el. 2006.
Pada perhitungan GPS receiver 5 detik sudah memadai sebagaimana koreksi global GPS dari pengujian kinematik 7-8 detik dan lebih dari 99 pada
koreksi global tersedia dengan interval 1 detik Kechine et al. 2003.
3. METODE PENELITIAN