Pra Pengolahan Citra Pengolahan Citra

26 Model pembelajaran ANN supervised untuk mempersiapkan klasifikasi citra tersebut diilustrasikan pada Gambar 3-3. Klasifikasi data citra menggunakan ANN supervised terdiri dari dua tahap, yaitu pelatihan jaringan network training dan klasifikasi. Setelah konfigurasi jaringan ditetapkan, bobot dan bias diinisialisasi, langkah selanjutnya adalah melatih jaringan ANN-Backpropagation ANN-BP dan ANN-Adaptive Boosting ANN-AdaBoost Gambar 3-3 Training ANN supervised dalam persiapan klasifikasi citra

3.4.1 Pra Pengolahan Citra

Standar pra-pengolahan citra digital berupa koreksi radiometrik dan geometrik. Koreksi radiometrik bertujuan untuk menghilangkan faktor–faktor yang menurunkan kualitas citra. Metode koreksi radiometrik yang digunakan adalah penyesuaian histogram histogram adjustment, tetapi untuk penelitian ini tidak dilakukan lagi koreksi radiometrik karena citra QuickBird merupakan citra high resolution satellite dan telah terkoreksi secara radiometrik. Koreksi geometrik terhadap kedua periode waktu berbeda dengan acuan data lapang dilakukan setelah koreksi radiometrik. Koreksi geometrik ditempuh dengan transformasi geometris dan resampling citra menggunakan beberapa titik kontrol bumi ground control point. Titik-titik tersebut diambil pada tempat berbeda yang tersebar di bagian citra, sehingga diperoleh nilai root mean square Input data Learning rate momentum Kalkulasi Output Output yang Diharapkan Update bobot Penghentian training Pengkodean ∑ ∑ ∑ ∑ f Inisialisasi bobot Prediksi error Diterima? No Yes 1 2 3 4 27 RMS 0,5. Penentuan nilai RMS menentukan akurasi koreksi geometrik yang diketahui dari formula: n i i i y x f u a u d 2 2 } , { − = o …………………………….............……. ..........3-1 n i i i y x g v a v d 2 2 } , { − = o …………………………….....……….................3-2 Dimana; u d = standar deviasi pada nomor pixel; v d = standar deviasi pada nomor pixel; , i i y x = koordinat peta dari GCP; , i i v u = koordinat peta dari GCP. Rektifikasi pembetulan citra berdasarkan informasi posisi GCP yang ada bertujuan untuk menempatkan pixel citra pada posisi sebenarnya di permukaan bumi. Rektifikasi ini sangat erat kaitannya dengan pengambilan data in-situ, metode penentuan akurasi posisi, dan GPS yang digunakan.

3.4.2 Pengolahan Citra

Distribusi spasial karakteristik habitat dasar perairan dangkal diolah dari citra satelit menggunakan beberapa pendekatan seperti komposit Band dan penajaman citra dengan algoritma depth invariant index. Algoritma ini mengaplikasikan metode koreksi kolom air atau dikenal dengan Algoritma Lyzenga 1981. Metode ini efektif untuk meningkatkan kualitas identifikasi dan klasifikasi habitat dasar perairan dangkal secara tematik. Persamaan algoritma depth invariant index diturunkan sebagai berikut:: Y = Ln B1 – kikj Ln B2 dimana Y = indek dasar perairan; B = band yang dipilih; kikj= koefisien atenuasi = Variance Band ke i, = Variance Band ke j, = Covar Band ke ij Pengolahan citra ANN selanjutnya memerlukan ekstraksi ciri parameter input untuk data pembelajaran learning, dan paramater training masing-masing metode ANN supervised dan unsupervised. 28 1 Ekstraksi Parameter Input Penelitian ini menyelidiki kombinasi 6 enam parameter input, yaitu A1, A2, A3, A4, A5 dan A6. Ilustrasi kesemuanya disajikan pada Tabel 3-2. Tabel 3-2 Parameter input klasifikasi Kode Input Jumlah Node Proses Metode Output A1 Band 1, 2, 3 dan 4 4 Band asli 4 SOM Klaster citra A2 Komposit Band 1, 2 dan 3 Band 321 3 SOM Klaster citra A3 Komposit Band 1, 2 dan 4 Band 421 3 SOM Klaster citra A4 Komposit Band 2, 3 dan 4 Band 432 3 SOM Klaster citra A5 Band 1, 2, 3 dan 4 4 Band asli dan komposit Band 432 7 Lyzenga Klasterklasifikasi citra, dan koreksi kolom air A6 Data A5 rationing 3 SOMBP AdaBoost Klasterklasifikasi citra, dan koreksi kolom air 2 Parameter Training Parameter training untuk membangun model pembelajaran ANN unsupervised mengikuti parameter-parameter SOM berikut: Tabel 3-3 Parameter training ANN unsupervised Item parameter Nilai Jumlah input citra 3 Training rate 0.5 – 0.001 Radius ketetanggaan pixel 4 Jumlah Iterasi training 10,000 Sedangkan algoritma ANN supervised untuk membangun model pembelajaran ANN-BP dan AdaBoost mengacu parameter training Tabel 3-4 dan ROI Tabel 3-5 sebagai data pembelajaran learning. Tabel 3-4 Parameter training ANN supervised Item parameter Nilai Training threshold 0.9 Training momentum 0.9 Kriteria RMS 0 - 0.1 Jumlah unit hidden layer 2 – 4 Jumlah node hidden layer 8 Training rate 0.2 Jumlah Iterasi training 10,000 Unit hidden layer berjumlah 2 khusus untuk AdaBoost Unit node hidden layer khusus untuk AdaBoost 29 Tabel 3-5 Region of Interest ROI training ANN supervised Jenis penutupan No Kode ∑ ∑ ∑ ∑ Sampel pixel Warna Deskripsi Karang hidup 1 KH 1652 Cyan Dominan karang hidup Karang mati 2KM 68 Magenta Dominan karang mati Lamun 3L 599 Green Dominan lamun Pasir 4P 1383 Yellow Dominan pasir Pasir campur karang 5PK 375 Maroon Campuran pasir dan karang Pasir campur lamun 6PL 279 Purple Hamparan pasir ditumbuhi lamun Daratan 7D 612 Red Pemukiman penduduk dan karang mati yang timbul di permukaan air Laut 8L 2764 Blue Perairan terendam lebih dalam Total jumlah pixel 7,737 3 Model PembelajaranTraining ANN Pelatihan training ANN dalam penelitian ini ditempuh dengan dua cara pembelajaran learning, yaitu unsupervised learning algoritma SOM dan supervised learning algoritma Backpropagation. Algoritma SOM self organizing map Desain unsupervised learning menggunakan algoritma SOM Kohonen 1984 memiliki kemampuan atau pengorganisasian mandiri tanpa adanya pendefinisian kelas sebelumnya, sehingga membentuk suatu klaster. Pendekatan ini memerlukan Parameter training Tabel 3-3 dengan input minimal dari user unit input layer untuk membagi jumlah kelasklaster yang dihasilkan unit output layer:

a. Unit input layer x