Bentuk DAS Karakteristik Geomorfologi Daerah Aliran Sungai

21 Tabel 2. Karakteristik Geomorfologi DAS Karakteristik DAS Nama DAS Ciliwung Hulu Cisadane Hulu Cidanau Cipunagara Bentuk DAS Memanjang Memanjang Membulat Membulat Bentuk jejaringan sub DAS Paralel Bulu burung Bulu burung Radial Luas DAS Ha 155.21 145.2 485.4 555.84 Panjang Sungai Utama Km 3.32 5.1 5.1 3.5 Panjang seluruh anak sungai Km 4.14 4.82 16.73 12.15 Orde sungai 2 2 3 3 Kerapatan sungai KmKm 2 2.67 3.32 3.45 2.19 Kemiringan sungai 11.68 9.03 1.73 11.49 Jenis tanah Regosol Regosol Aluvial Aluvial Ket. Data diatas hasil komplikasi dari berbagai sumber kecuali yang bertanda Berikut penjelasan terkait parameter-parameter yang menggambarkan karakteristik geomorfologi DAS Tabel 2 sebagai suatu nilai kuantitatif yang mempengaruhi karakteristik aliran sungai :

a. Bentuk DAS

Dari beberapa parameter karakteristik geomorfologi dalam suatu bentuk pengaliran daerah aliran sungai seperti yang telah disebutkan pada Tabel 2 memiliki makna yang dapat menjelaskan bahwa hubungan geomorfologi dengan respon hidrograf dari masing-masing DAS. Bahwa karakteristik geomorfologi yang memiliki hubungan tersebut adalah bentuk aliran yang dinyatakan dalam indeks “koefisien bentuk, F”. Dari perbandingan setiap luas daerah aliran sungai dengan panjang sungai utama masing–masing DAS, diketahui bahwa semakin besar luasan daerah pengaliran sungai maka semakin lebar daerah pengaliran anak–anak sungainya, begitu pula sebaliknya semakin kecil luasan daerah pengaliran sungai maka semakin sempit daerah pengaliran anak–anak sungainya dan panjang daerah alirannya, hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sosrodarsono dan Takeda 1983. Bagi daerah aliran sungai yang memiliki luas daerah pengaliran sempit dan panjang akan menimbulkan limpasan dengan waktu kosentrasi yang lebih lambat dibandingkan daerah yang memiliki luas daerah pengaliran yang melebar pada luasan yang sama. Seperti yang diilustrasikan oleh Strahler 1977 pada Gambar 2 menyatakan bahwa DAS yang memiliki bentuk memanjang atau jejaringan sub DAS paralel maupun bulu burung akan memiliki bentuk hidrograf yang lebih rendah dibandingkan DAS yang memiliki bentuk jejaringan sub DAS radial atau bentuk membulat. Menurut Chorley 1969 bentuk DAS ini dikontrol oleh struktur geologi yang berada di sekitar DAS, bentuk DAS juga merupakan pengontrol penting geometri dari jejaringan sungai. Oleh karena itu, potensi peluang terjadinya banjir pada DAS yang memiliki bentuk jejaringan sub DAS radial atau bentuk DAS membulat seperti DAS Cipunagara, peristiwa banjir sangat mungkin terjadi dibandingkan dengan ketiga DAS lainnya yang memiliki bentuk memanjang atau paralel maupun bulu burung. Peluang banjir besar dapat terjadi pada DAS Cipunagara, DAS Cisadane, DAS Cidanau kemudian DAS Ciliwung secara berturut-turut dinyatakan dengan nilai F yaitu 0.46, 0.234, 0.19, dan 0.141 sebagai besarnya nilai indeks yang menggambarkan bentuk luasan daerah pengaliran sungai.

a. 1. Daerah Aliran Sungai Ciliwung-Ciliwung Hulu