pengendapan dalam silinder yang dapat diperoleh untuk lumpur dengan konsentrasi yang berbeda.
Nilai-nilai DSVI dan SSVI3.5 kurang rentan terhadap pengaruh-pengaruh ini, karena mereka tidak mengungkapkan hasil dalam konsentrasi yang bervariasi seperti. Namun,
satu harus selalu sadar akan fakta bahwa tes SVI dan variannya hanya mengekspresikan sedimentasi setelah periode tertentu 30 enit dan tidak memberikan indikasi langsung
dari kecepatan pengendapan. Dua lumpur dengan SVI yang sama bisa memiliki settling berbeda kecepatan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.21.
Representasi dari dua lumpur dengan SVI yang sama tapi kecepatan pengendapan yang berbeda
Gambar 10.21. Representasi dari dua sampel lumpur dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, tetapi dengan SVI yang sama diadaptasi dari Wanner, 1994
Contoh 10.6
Hitung SVI tanpa pengadukan dan pengenceran dari sampel lumpur aktif dari Contoh 10,4 di mana nilai-nilai berikut yang diberikan atau diperoleh:
• H0 = 0,40 m
• H30 = 0.10 m
• SS = 2.900 mg L
Penyelesaian : Dari Persamaan 10.12:
= 10
. =
0,10 10
0,40 2920
= 86 Berdasarkan interpretasi Tabel 10.4, yang settleability lumpur ini dapat dianggap
baik.
10.5.5 Penentuan padatan membatasi fluks
Seperti yang terlihat dalam Bagian 10.5.2, total padatan fluks ditransmisikan ke bawah tangki sedimentasi sekunder terdiri dari komponen-komponen berikut:
• gravitasi fluks Gg, yang disebabkan oleh sedimentasi gravitasi lumpur;
• underflow fluks Gu, yang disebabkan oleh pergerakan lumpur yang dihasilkan dari
penghapusan lumpur kembali dari bagian bawah tangki sedimentasi. Rumus masing-masing adalah:
Total fluks: +
Gravity Flux = .
. Underflow flux
= .
di mana: C = konsentrasi padatan tersuspensi dalam lumpur kg m3
vo = koefisien, mengungkapkan zona menetap kecepatan pada konsentrasi C = 0 m h
K = koefisien sedimentasi m3 kg Qu = lumpur underflow m3 h
A = permukaan tangki sedimentasi m2. Membatasi fluks sesuai dengan minimum pada kurva Gt vs C. minimum dapat
diperoleh, untuk nilai tertentu Qu A, melalui perhitungan membatasi konsentrasi CL, sehingga turunan pertama dari total persamaan fluks Gt Persamaan 10,13 adalah sama
dengan nol, dan turunan kedua lebih besar dari nol, untuk mengkonfigurasi minimum. Persamaan masing adalah:
• Limiting Solids flux
= . . +
• Fist derivative
= . . .
+ 1 + = 0
• Second derivative
= . . .
2. 0
Namun, penentuan fluks membatasi berdasarkan Persamaan 10,16 tidak bisa dilakukan secara langsung. Karena Persamaan 10.17 tidak eksplisit dalam hal C, itu perlu
diselesaikan secara numerik dengan iterasi misalnya metode Newton-Raphson dan hasil akhir diganti lagi menjadi Persamaan 10,16. Meskipun solusi ini dapat diperoleh
tanpa masalah menggunakan program komputer, bagian ini menyajikan sederhana dan pendekatan yang lebih didaktik dari solusi grafis, yang dapat juga diimplementasikan
dalam komputer, menggunakan spreadsheet sederhana. Untuk mengingat nilai-nilai koefisien vo dan Kand dari kecepatan lumpur underflow
Qu A, kurva fluks gravitasi, fluks underflow dan jumlah fluks dapat terdiri grafis. Contoh 10.7 mengilustrasikan metodologi untuk dipekerjakan.
contoh 10.7
Berdasarkan data dari Contoh 10.4 dan 10.5, menyusun padatan kurva fluks dan menentukan nilai dari: a membatasi padatan fluks, b konsentrasi padatan membatasi
dan konsentrasi c padatan di lumpur bawah. Menentukan apakah tangki sedimentasi kelebihan beban atau underloaded.
Data yang diberikan dalam Contoh 10.4 dan 10.5 •
V0 = 7.4mh •
K=0.67 m3kg •
MLSS: C0 = 2900 gm3 = 2,9 kgm3 Data tambahan:
• total luas permukaan tangki sedimentasi sekunder: A = 500 m2
• aliran air limbah berpengaruh terhadap karya-karya: Qi = 350 m3 h
• aliran lumpur kembali underflow ≈: Qu = 200 m3 jam
Penyelesaian :
a. Hitung fluks untuk nilai yang berbeda dari konsentrasi padatan