Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pemahaman konsep dan prinsip-prinsip fisika merupakan prasyarat keberhasilan belajar fisika untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep dan prinsip fisika tentunya akan diperoleh melalui kegiatan belajar. Berdasarkan dampak kompetensi tersebut, pemahaman merupakan unsur yang sangat mendasar. Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti sesuatu yang diajarkan, mengetahui sesuatu yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya. Jika kemampuan pemahaman konsepnya belum dipahami maka akan kesulitan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar fisika. Hasil temuan Bukhori 2012 memperlihatkan bahwa model pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika. Selain itu, pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri ternyata juga dapat mengembangkan perilaku baik siswa yang terkait dengan perubahan pemahaman konsep fisika, juga meningkatkan nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal, selalu aktif, komunikatif, dan bergairah dalam belajar. Begitu juga yang dikemukakan oleh Sutikno 2010 bahwa inkuiri terbimbing mampu meningkatkan minat dan pemahaman konsep fisika siswa. Selain meningkatkan pemahaman konsep, tujuan pembelajaran fisika adalah mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menganalisis pikirannya dalam menentukan pilihan dan menarik kesimpulan dengan cerdas. Apabila anak diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyaninan. Kemampuan berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif dan beralasan yang difokuskan pada pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah Ennis, 1985. Dengan demikian, proses mental ini akan memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk dapat menguasai fisika secara mendalam. Salah satu pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya adalah model pembelajaran. Hasil temuan Kurniawati 2014 mengemukakan inkuiri terbimbing mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang melibatkan guru mengidentifikasikan masalah dan menyampaikan banyak pertanyaan yang mengacu pada prosedur Wening, 2010. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran yang melatih siswa dalam menemukan permasalahan dan melakukan penyelidikan sampai akhirnya memperoleh kesimpulan tentang permasalahan Joyce, 1996. Walaupun telah disebutkan bahwa pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keuntungan positif, tetapi berdasarkan hasil observasi di lapangan didapatkan bahwa kenyataannya sampai saat ini masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Kekurangaktifan siswa ini menimbulkan kesulitan dalam menguasai konsep dan mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan kesimpulan penelitian Ornek 2008 yang menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam menguasai konsep fisika disebabkan oleh kurang bekerja keras dalam pembelajaran. Keadaan ini memungkinkan proses belajar dan konsentrasi siswa kurang maksimal. Sebab itu, perlu dilakukan integrasi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan media lainnya seperti bantuan Mind map. Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sedermikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Dengan Mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi suatu diagram berwarna, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal Buzan, 2012. Sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map ini dapat diterapkan lebih efektif lagi dan mampu mengoptimalkan pemahaman konsep serta kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran ekspositori kurang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran fisika karena sesungguhnya fisika merupakan bagian dari sains secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan beberapa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu latihan inkuiri Sanjaya, 2007. Metode ceramah yang digunakan dalam proses pembelajaran fisika dapat menghambat kemampuan pemahaman konsep fisika, karena siswa hanya mendengar dan mengingat apa yang disampaikan oleh guru, tanpa terlibat langsung dalam proses belajar. Sehingga model ini dinilai kurang mampu dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. Pemahaman materi fisika memerlukan pemikiran dan penalaran agar dapat menyelesaikan masalah fisika. Pada tingkat pendidikan tinggi, berpikir kritis mencakup pemahaman argumen dan meyakini, menilai argumen secara kritis dan meyakininya dan mengembangkan dan mempertahankan argumen dengan mendukung secara kuat dan penuh keyakinan Sarwi, 2012. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis bukan materi bahan ajar tetapi suatu proses atau aktivitas yang selayaknya dimasukkan dalam pembelajaran materi apapun pada level pendidikan tertentu. Dalam penyelesaian masalah fisika diperlukan berpikir logis dan berpikir prosedural karena masalah fisika bersumber dari gejala alam dan materi yang kompleks memerlukan tahapan berpikir mulai berpikir dasar sampai berpikir tingkat tinggi. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif siswa adalah guru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto 2003 yakni, guru memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar dan guru harus benar-benar memperhatikan dan memikirkan serta merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa agar siswa berminat dan semangat belajar dan siswa ikut serta dalam proses belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi efektif. Namun kenyataannya masih ditemukan beberapa kelemahan mendasar seperti, pembelajaran tematik, pembelajaran kontekstual CTL, kemampuan melakukan evaluasi belum dipahami secara utuh oleh guru. Pemahaman guru terkait dengan materi ajar hanya sekedar “text” belum “contex”, demikian juga dengan kemampuan guru dalam mengaitkan materi dengan materi lain. Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis inquiry, discovery, contextual teaching and learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya, dan perubahan filosofisnya Rizali, 2009. Menyikapi masalah tersebut, perlu diadakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik dalam belajar fisika agar dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam bidang fisika. Setiap model mengajar atau pembelajaran harus mengandung suatu rasional yang didasarkan pada teori, berisi serangkaian langkah strategi yang dilakukan guru maupun siswa, didukung dengan sistem penunjang atau fasilitas pembelajaran, dan metode untuk mengevaluasi kemajuan belajar siswa. Model pembelajaran yang dapat memberikan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan konsep fisika serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis salah satunya adalah melalui inkuiri terbimbing yang terpusat pada siswa student centre. Di dalam kegiatan inkuiri terbimbing berbantuan mind map ini siswa dapat mengembangkan diri untuk berpikir yang lebih luas, mengingat konsep yang diberikan dengan mudah, dapat memecahkan masalah, mengarahkan mereka ke dalam penyelidikan, membantu siswa mengidentifikasikan masalah secara konseptual dan metodologi. Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Mind Map Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pollung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Pemahaman konsep fisika siswa masih rendah ditunjuk dari data tes kemampuan pemahaman konsep. 2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran masih kurang variatif. 3. Pembelajaran masih kurang melibatkan peran aktif siswa. 4. Proses pembelajaran kurang merangsang siswa untuk memahami konsep yang dipelajari. 5. Siswa belum dapat mengembangkan pemikiran yang kritis tentang pelajaran fisika.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penelitian ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, penulis melakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Pollung T.P. 20152016. 2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran fisika adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan model pembelajaran ekspositori. 3. Penelitian ini meninjau pemahaman konsep fisika siswa. 4. Penelitian ini meninjau berpikir kritis siswa tentang fisika. 5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah materi Elastisitas dan Getaran kelas XI semester I SMAN 1 Pollung T.P. 20152016.

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan model pembelajaran ekspositori? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan model pembelajaran ekspositori?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan model pembelajaran ekspositori. 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map lebih dan model pembelajaran ekspositori.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran pada pelaksanaan pendidikan tentang penerapan khususnya model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan pengaruhnya terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa dan berpikir kritis siswa. 2. Bagi penulis memberikan informasi kepada guru tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind map dan model pembelajaran ekspositori. 3. Menumbuhkan perhatian siswa dalam pembelajaran dan merangsang pemikiran sehingga menimbulkan pemahaman konsep fisika dan peningkatan berpikir kritis siswa.

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran, maka diberikan suatu defenisi operasional sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran penyelidikan atau penemuan sendiri yang diyakini terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi dan mengetes gagasan-gagasan baru yang melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif. Adapun langkah-langkah dalam model inkuiri terbimbing dalam penelitian ini adalah: 1. Menyajikan masalah 2. Mengumpulkan data verifikasi berupa pengumpulan informasi, data mentabulasi data dan mengkarifikasi data 3. Pengumpulan data eksperimentasi, 4. Organisasi data dan formulasi kesimpulan 5. Analisis proses inkuiri dalam hal ini membimbing peserta didik untuk memahami pola penemuan yang dilakukan dan melihat kelemahan atau kesalahan yang mungkin terjadi. 2. Model Pembelajaran Ekspositori Model pembelajaran langsung adalah model yang dirancang dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan penyampaian informasi yang langsung diberikan oleh guru kepada siswa. Adapun langkah- langkah dalam model pembelajaran langsung adalah : 1 Persiapan Preparation 2 Penyajian Presentation 3 Korelasi Correlation 4 Menyimpulkan Generalization 5 Mengaplikasikan Application 3. Mind Map Mind map adalah peta pikiran yang dikembangkan oleh guru agar dapat memudahkan siswa mengingat materi pelajaran yang disusun berdasarkan ide pokok atau konsep yang menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut dengan ide utama. Adapun tujuan mind map dalam penelitian ini adalah sebagai media bantu siswa untuk mengingat materi pelajaran dengan mudah. 4. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai suatu proses menerjemahkan suatu konsep kedalam suatu bentuk, kemudian menafsirkan tanda ataupun simbol dari suatu teori sehingga dapat membandingkan, mengklasifikasikan, memberikan contoh dan mampu meramalkan penyelesaian suatu masalah melalui pemikiran intelektual yang tinggi. Indikator kemampuan pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini yang mengacu pada pendapat Anderson Krathwohl 2001 yaitu: 1 menginterpretasikanmenafsirkan; 2 mencontohkan; 3 mengklasifikasikan; 4 menyimpulkan; 5 membandingkan; 6 menjelaskan. 5. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau proses kognitif dan tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan melakukan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya yang dilakukan dengan berpikir secara mendalam tentang hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengalaman seseorang, pemeriksaan dan melakukan penalaran yang logis. Penelitian ini mengacu terhadap indikator kemampuan berpikir kritis yaitu: 1 memberikan penjelasan sederhana; 2 membangun kemampuan dasar; 3 menyimpulkan; 4 penjelasan lebih lanjut; 5 strategi dan taktik.