D. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat PIO adalah pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat tentang obat kepada profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Seluruh kegiatan PIO telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik. Untuk pasien rawat inap, PIO dilakukan oleh depo farmasi,
sedangkan untuk pasien rawat jalan, dilakukan oleh apotek I dan apotek II, dan juga dilaksanakan oleh seluruh pokja yang ada di IFRS. Salah satu kegiatan PIO
yang telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik yaitu melalui penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan oleh farmasi klinis yang bekerja sama dengan PKMRS
sebanyak empat kali dalam satu bulan, yaitu dua kali untuk pasien rawat inap dan dua kali untuk pasien rawat jalan. Kemudian setiap bulan laporan PIO
direkapitulasi oleh koordianator PIO yang ada di pokja farmasi klinis.
E. Konseling
Konseling merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien
rawat jalan maupun rawat inap. Konseling untuk pasien rawat jalan dilakukan di ruang konseling yang berada di Apotek II.
Kriteria pasien yang memerlukan pelayanan konseling diantaranya penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, kardiovaskular, penderita yang
menerima obat dengan indeks terapi sempit mis: digoxin, carbamazepin, pasien lanjut usia, anak-anak, penderita yang sering mengalami reaksi alergi pada
penggunaan obat, penderita yang tidak patuh dalam meminum obat, pasien dengan resep polifarmasi 5 atau lebih obat dlm waktu yg sama, obat dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perhatian khusus mis: warfarin, anti kanker, steroid, dan obat dengan tehnik khusus.
F. Visite
Visite dilakukan oleh apoteker dengan melihat terapi pengobatan pasien dari Catatan Perkembangan Terintegrasi RM 14 dan mengisi Formulir Edukasi
Multidisiplin RM 23 RSUP H. Adam Malik pada kolom farmasi. Apoteker mampu menjelaskan kepada pasien nama obat dan kegunaannya, aturan
pemakaian dan dosis obat yang diberikan, efek samping dan kontraindikasi obat.
G. Pengkajian Penggunaan Obat
Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau. Program ini telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik bersamaan pada saat visite.
3.4.Instalasi Central Sterilized Suplay CSSD
Instalasi Cental Sterilized Supply Department CSSD atau sterilisasi pusat adalah satu unit kerja yang merupakan fasilitas penyelenggaraan dan kegiatan
pelayanan kebutuhan steril. Peranan CSSD di rumah sakit bertujuan untuk
1. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah
mengalami pencucian, pengemasan dan sterilisasi dengan sempurna 2.
Mengurangi penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit, menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pelayanan sterilisasi adalah kegiatan memproses semua bahan, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelayanan medik di rumah sakit, mulai
dari perencanaan, pengadaan, pencucian, pengemasan, pemberian tanda, proses sterilisasi, penyimpanan dan penyalurannya untuk memenuhi kebutuhan rumah
sakit. Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan CSSD adalah
a. Melakukan sterilisasi instrument dan linen untuk kebutuhan kamar operasi
b. Melakukan sterilisasi untuk kebutuhan IGD
c. Melakukan sterilisasi untuk kebutuhan catheterisasibedah jantung
d. Melakukan sterilisasi ruangan dengan fogging dan UV lamp
e. Melakukan Reuse dengan gas Etilen Oksida
Sasaran dari kegiatan yang dilakukan adalah tercapainya kebutuhan steril untuk seluruh lingkungan rumah sakit, mencegah terjadinya infeksi nosokomial
hingga seminimal mungkin dan mempertahankan mutu hasil sterilisasi dengan melakukan monitoring terhadap proses dan hasil sterilisasi.
Untuk mendapatkan pelayanan CSSD yang optimal disediakan ruangan yang memadai yang terdiri atas: ruang pencucian, ruang kerja dan ruang steril
penyimpanan barang steril yang memenuhi syarat. Instalasi Sterilisasi Pusat dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh wakil kepala instalasi, tata usaha
dan tiga pokja lainnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Struktur Organisasi Instalasi CSSD RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Instalasi Central Sterilized Supply Department CSSD RSUP H. Adam Malik Medan
Kepala instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan dalam perencanaan dan
pemenuhan kebutuhan CSSD, menyelenggarakan sterilisasi dan pelayanan kepada unit-unit lain yang membutuhkan perlengkapan steril, menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan dalam bidang sterilisasi. Tata Usaha
Pokja Penyediaan
Pokja Sterilisasi
Pokja Pengemasan
Ka. Instalasi CSSD Wa. Ka. Instalasi CSSD
Direktur Umum dan Operasional
Direktur Umum
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Wakil kepala instalasi membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan, mengkoordinasikan, merencanakan serta mengawasi seluruh
kegiatan di Instalasi CSSD. Tata Usaha bertugas membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan
seluruh ketatausahaan dan kerumahtanggaan di CSSD. Dalam menunjang tugas dan fungsi CSSD, dibentuk 3 pokja yaitu:
a. Pokja Penyediaan
Pokja penyediaan bertugas untuk membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan penyediaan di CSSD.
b. Pokja Sterilisasi
Pokja sterilisasi bertugas untuk membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan sterilisasi kebutuhan di CSSD.
c. Pokja Pengemasan
Pokja pengemasan bertugas untuk membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan pengemasan kebutuhan steril untuk
unit IGD, IBP, Poliklinik, Rindu A dan Rindu B
3.5Depo Farmasi Rindu B
Depo farmasi rindu B dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi, yang bertugas
membantu kepala instalasi farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap di rindu B dan melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan
depo farmasi rindu B. Staf yang bekerja di Depo Farmasi Rindu B terdiri dari 1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
orang Apoteker, 13 orang Asisten Apoteker, 2 orang Tenaga Tehnik Kefarmasian lulusan SMA. Depo Farmasi Rindu B terdiri dari 3 ruangan yaitu ruangan
distribusi pelayanan, ruang penyimpanan dan ruang Kepala Depo.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Panitia Farmasi dan Terapi PFT
Berdasarkan KepMenKes RI Nomor 1197MENKESSKX2004 tentang standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit menyatakan bahwa Panitia Farmasi dan
Terapi diharuskan membuat Formularium yang harus selalu dimutakhirkan dan direvisi secara periodik. Formularium ini berguna sebagai pedoman pemberian
obat oleh para dokter dalam pemberian pelayanan kepada pasien, sehingga tercapai penggunaan obat yang aman, rasional, efektif dan efisien.
RSUP H. Adam Malik telah menerbitkan formularium pada tahun 2003, sebagai pedoman pembuatan formularium edisi pertama ini mengacu pada Daftar
Obat Esensial Nasional DOEN tahun 2002. Kemudian formularium ini direvisi pada bulan Juli 2009 sehingga diterbitkanlah formularium edisi kedua, dimana
pembuatan formularium ini mengacu pada DOEN tahun 2008 dan pedoman penyusunan formularium yang disusun oleh panitia farmasi dan terapi.
Formularium yang terbaru diterbitkan pada bulan Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4.2.1 Penyimpanan