Bentuk Serat Kaca Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Penambahan Serat Kaca

komposisi, proses manipulasi, absorpsi air. 10,12 Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah Microcomputer screen display hydraulic Universal Testing Machine, China . Kapasitas beban alat pengukuran compressive strength 300 kN. Beban tekan N digerakaan dengan kecepatan 1.3 mmmin. 17 Nilai kekuatan tekan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan. 9-12 T = compressive strength atau kekuatan tekan MPa F = beban maksimum N A = luas bidang permukaan mm 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resin Akrilik sudah digunakan di kedokteran gigi sejak pertengahan tahun 1940an. Resin akrilik atau lebih dikenal dengan nama polimetil metakrilat PMMA adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi untuk berbagai keperluan seperti untuk splinting, pelapis estetis, bahan pembuat mahkota gigi tiruan dan anasir gigi tiruan, piranti ortodonti, bahan reparasi dan bahan pembuat basis gigi tiruan lepasan. 1-3 Resin akrilik yang digunakan dikedokteran gigi umumnya dibedakan menjadi 3 jenis yaitu resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi sinar, dan resin akrilik polimerisasi panas. 3 Hingga saat ini, resin akrilik polimerisasi panas menjadi bahan yang sering dipilih karena memiliki banyak keuntungan diantaranya kualitas estetis, warna, tekstur mirip dengan gingiva, daya serap air relatif rendah, perubahan dimensi kecil, konduktivitas termal yang baik, mudah dimanipulasi dan harga relatif yang murah. 1-3 Selain mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, resin akrilik polimerisasi panas mempunyai kelemahan. 2 Kelemahan resin akrilik polimerisasi panas adalah mudah patah dan patahnya basis gigi tiruan disebabkan karena adaptasi gigitiruan yang tidak baik, tidak adanya keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh. 4 Selain itu resin akrilik polimerisasi panas dapat menimbulkan bermacam-macam porositas sehingga mudah distorsi jika disimpan dalam keadaan kering. 5 Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, telah banyak penelitian yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan meningkatkan kekuatan basis gigitiruan, salah satunya yaitu dengan penambahan serat penguat. Hasil penelitian tentang serat penguat seperti serat karbon, metal, serat polietilen dan serat kaca menghasilkan hasil yang bervariasi di dalam meningkatkan kekuatan basis gigitiruan. 6,7 Pemakaian serat karbon atau serat metal sebagai penguat memiliki kekurangan dalam segi estetis. 3 Serat penguat yang umum digunakan pada basis gigitiruan resin akrilik adalah serat kaca karena dapat menambah kekuatan basis gigitiruan resin akrilik, mudah dimanipulasi, memiliki estetis yang baik, dan memiliki ikatan kimia yang baik dengan resin akrilik. 6 Serat kaca merupakan material yang terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca. Serat kaca sangat estetis dan dapat beradhesi dengan matriks polimer resin akrilik sehingga memiliki kekuatan yang baik dengan resin akrilik, oleh karena itu serat kaca menjadi pilihan untuk ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai bahan penguat. 8 Berdasarkan penelitian sebelumnya penambahan serat dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanik resin akrilik. Salah satu syarat mekanis dari resin akrilik memiliki compressive strength kekuatan tekan yang baik. Compressive strength atau kekuatan tekan suatu material didefinisikan sebagai kemampuan material dalam menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan. Compressive strength kekuatan tekan merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki bahan basis gigi tiruan. Syarat tersebut sangat penting dalam proses mastikasi, karena sebagian besar kekuatan pada proses mastikasi adalah kekuatan tekan. 9-11 Kurniawan C, dkk 2011, kuat tekan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 6 mm memiliki nilai yang paling optimum dibandingkan dengan ukuran lainnya dengan besar kuat tekan 88,9 MPa, meningkat dari nilai kuat tekan resin akrilik yaitu 75 MPa. Secara umum penambahan serat kaca berukuran kecil pada resin akrilik berhasil meningkatkan kuat tekan sebesar 5,6 - 25,6 dibandingkan tanpa penambahan serat kaca. 10,12 Berdasarkan bentuknya serat kaca dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batang, anyaman dan potongan kecil. Pemakaian serat kaca berbentuk potongan kecil lebih praktis dan lebih tersebar merata pada resin akrilik. 13,14 Sitorus Z dan Dahar E 2012 Serat kaca potongan kecil berukuran 6 mm sebanyak 1 dari total berat yang ditambahkan kedalam resin akrilik polimerisasi panas akan memberikan sifat fisis dan mekanik yang paling optimum. 3 Salah satu metode penambahan serat kaca adalah merendam serat kaca tersebut dalam metal metakrilat selama 15 menit sebelum diaduk dalam polimer dan