PEMBAHASAN Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Sejak pertengahan tahun 1940, resin akrilik sudah banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk berbagai keperluan seperti splinting, pelapis estetik, bahan pembuat anasir gigitiruan, piranti ortodonti, bahan reparasi dan bahan basis gigitiruan. Resin akrilik banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan, yaitu harganya yang relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya yang menggunakan peralatan yang sederhana, warna yang sesuai dengan jaringan disekitar rongga mulut, stabilitas dimensinya baik, serta mudah dipoles. 3,5 Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah ester dari asam akrilat CH 2 = SHCHOOH dan asam methacrylac CH 2 = CCH 3 COOH. 1 Akrilik resin atau resin akrilik telah tersedia di beberapa variasi dan bentuk yang terbagi atas 3 yaitu bubuk - cairan, gels, sheet. 16 Penggunaan bubuk-cairan dalam bentuk bubuk atau cairan pada saat ini merupakan tipe yang paling popular. Ini karena penggunaannya cukup sederhana dalam hal prosedur maupun prosesnya. 16 Resin akrilik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu resin akrilik polimerisasi panas, polimerisasi sinar dan swapolimerisasi. Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik yang memerlukan energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perendaman air di dalam waterbath, atau dengan oven gelombang mikro. Resin akrilik polimerisasi sinar adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinar yang terlihat oleh mata. Resin akrilik swapolimerisasi adalah resin akrilik yang menggunakan energi gelombang mikro dan panas untuk melakukan proses polimerisasi. Aktivasi kimia dicapai melalui penambahan aktivator amin tersier, seperti dimetil-para-toluidin terhadap monomer. Jika komponen bubuk dan cairan diaduk, amin tersier menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida BPO sebagai inisiator. Akibatnya dihasilkan radikal bebas dan dimulainya polimerisasi. Polimerisasi berlangsung dengan cara yang serupa dengan aktivasi termal. Bahan ini juga jarang digunakan karena porositasnya besar, kadar monomer sisa tinggi, dan stabilitas warna buruk. 1,5

2.1.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas heat cured acrylic resin adalah resin akrilik yang menggunakan proses pemanasan untuk polimerisasinya. Resin akrilik jenis ini tidak memerlukan aktivator dalam proses polimerisasinya, sehingga working time dari resin akrilik ini lebih lama jika dibandingkan dengan resin akrilik swapolimerisasi dan polimerisasi sinar, tetapi resin akrilik jenis ini memiliki kekuatan yang paling besar. 1,5,7,17

2.1.2 Komposisi

Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Bubuknya dapat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Beberapa sediaan bahkan mengandung serat-serat merah agar dapat menyerupai pembuluh darah. Cairannya tersedia dalam botol kecoklatan untuk mencegah premature polimerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultra violet pada saat penyimpanan. 1,5,18,19 Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari cairan monomer dan bubuk polimer yaitu, sebagai berikut : 5,7 1. Cairan monomer a. Metil metakrilat sebagai polimer plasticizers. b. Dibutil phatalat sebagai plasticizer. c. Glikol dimetakrilat 1-2 sebagai agen cross linking atau memacu ikatan silang penting pada sifat fisik polimer sehingga lebih keras dan tahan terhadap pelarut. d. Hydroquinon 0.006 sebagai Inhibitor preventing setting atau penstabil untuk mencegah terjadinya proses polimerisasi selama penyimpanan. 2. Bubuk Polimer a. Polimetil metakrilat dan co-polimer 5 sebagai unsur utama dalam bubuk resin akrilik polimerisasi panas. b. Benzoil peroksida sebagai initiator. c. Gabungan merkuri sulfit dan cadmium sulfit sebagai pigmen. d. Zink atau titanium oxide sebagai opacifiers atau bahan membuat terlihat lebih radiopak. e. Dibutil pthalat sebagai plasticizer. f. Partikel organik dan inorganik, seperti serat kaca, zirconium silikat sebagai estetik untuk resin akrilik polimerisasi panas.

2.1.2 Reaksi polimerisasi

Polimerisasi adalah proses bereaksinya molekul monomer bersama dalam reaksi kimia untuk membentuk rantai polimer, resin akrilik ketika berpolimerisasi akan menjadi padat. 3,20 Proses polimerisasi dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya sebagai berikut: 5 Bubuk Polimer + Cairan monomer + Heat eksternal  Polimer + Heat reaksi.

2.1.3 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas dimanipulasi sehingga menghasilkan bentuk yang keras dan kaku dengan menggunakan teknik compression moulding molding- tekanan. Proses manipulasi resin akrilik polimerisasi panas dengan teknik molding- tekanan antara lain: 1 a. Perbandingan monomer dan polimer Pencampuran bubuk polimer dan cairan monomer dilakukan dengan perbandingan volume 2:1. 3