kebangkrutan sebesar 99,8. Sisanya sebesar 0,02 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Pengujian terhadap perusahaan-perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan Z-Score Altman menunjukkan
bahwa masing-masing perusahaan memiliki tingkat kebangkrutan yang berbeda-beda, yaitu bangkrut, grey area, dan tidak bangkrut. Khusus untuk
perhitungan tahun 2008 menunjukkan tingkat prediksi bangkrut yang tinggi. Namun secara keseluruhan untuk perusahaan properti memiliki tingkat
kebangkrutan yang berbeda-beda. Dari hasil pengujian ditemukan nilai signifikansi F adalah 0,000
0.05. Maka hal ini menujukkan bahwa variabel independen yaitu working capitaltotal asset, retained earningtotal asset, EBITtotal asset, market
value equitybook value of total liabilities, salestotal asset, quick ratio, rata- rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran aktiva tetap,
rasio total hutang, return on asset, dan return on equity secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kebangkrutan.
Hasil pengujian menunjukkan, variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prediksi tingkat kebangkrutan adalah working
capitaltotal asset, retained earningtotal asset, EBITtotal asset, market value equitybook value of total liabilities, salestotal asset, dan return on
equity. Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu quick ratio, rata-rata umur
piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran aktiva tetap, rasio total hutang, return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap prediksi
kebangkrutan. Hal ini mendukung penelitian Altman 1968 dan sesuai dengan penelitian Sesilia 2009 yang menemukan bahwa variabel dari
Altman yaitu working capitaltotal asset, retained earningtotal asset, berpengaruh signifikan.
Pada penelitian ini variabel quick ratio tidak berpengaruh terhadap prediksi kebangkrutan. Hal ini tidak sama dengan peneltian dari Platt Platt
2006 yang menyatakan variabel quick ratio berpengaruh positif terhadap prediksi kebangkrutan. Untuk hasil dari variabel return on equity tidak
mendukung penelitian sebelumnya dari Purwanti 2005 yang menyatakan bahwa variabel return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap
prediksi kebangkrutan. Hasil penelitian menunjukkan variabel return on asset tidak berpengaruh terhadap prediksi kebangkrutan dan tidak mendukung
penelitian dari Cheng et.al. 2006. Sedangkan variabel rata-rata umur piutang, rasio perputaran aktiva
tetap, rasio total hutang, dan return on asset sesuai dengan penelitian Sesilia 2009 tidak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kebangkrutan.
B A B V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab IV telah dilakukan analisis data dan pembahasan terhadap hipotesis yang diajukan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV
dapat dirumuskan simpulan, saran, dan keterbatasan penelitian yang akan disajikan pada bab ini.
A. Kesimpulan