Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

commit to user 6. Akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggara pelayaan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holder, seperti nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori-teori yang disampaikan oleh penulis, maka diperlukan adanya suatu kerangka pemikiran yang jelas. Kerangka pemikiran dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pembaca dan penguji dalam memahami penelitian mengenai “Kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya”. Selain itu, kerangka pemukiran merupakan landasan berpikir bagi penulis yang digunakan sebagai pemandu dan penunjuk arah yang hendak dituju. Kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dapat dilihat atau diukur dari beberapa indikator, yaitu responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Indikator ini dipilih karena ketiga indikator tersebut dirasa dapat berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta. Sehingga dengan melihat indikator-indikator tersebut dapat diketahui apakah kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dalam melestarikan Kawasan Cagar Budaya KCB telah berhasil atau belum. Dalam pelaksanaan kinerja, Dinas Tata Ruang Kota Surakarta tidak terlepas dari adanya faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Faktor penghambat dapat berasal dari internal yang berupa kurangnya pendanaan, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya perda dan faktor penghambat internalnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat. commit to user Sedangkat faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama dengan instansi terkait dan sumber daya manusia Dinas Tata Ruang Kota yang mencukupi dan profesional. Bagan 2.1 Gambar Kerangka Berfikir Faktor yang mempengaruhi kinerja : 1. Faktor pendukung : adanya kerjasama dengan instansi terkait, adanya SDM yang mencukupi dan professional. 2. Faktor penghambat : kurangnya pendanaan, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya peraturan daerah, dan kurangnya pemahaman masyarakat Kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dalam pelestarian Kawasan Cagar Budaya 1. Responsivitas 2. Responsibilitas 3. Akuntabilitas Peningkatan Kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta commit to user 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian dapat dikatakan mencapai hasil yang diharapkan atau tidak sangat tergantung pada metode penelitan yang digunakan. Metode penelitian ini dapat mengemukakan teknis, tata kerja dari sebuah penelitian. Untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut sugiyono 2003:11 penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang Kinerja Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dalam .Pelestarian Kawasan Cagar Budaya KCB.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Tata Ruang Kota Surakarta. Alasan penulis memilih Dinas Tata Ruang Kota dikarenakan :