Data Pola Tanam Data Jaringan Irigasi

data yang memiliki pengaruh dalam pada menghitung besarnya ketersediaan air dengan menggunakan metode Mock antara lain curah hujan dan iklim.

3.3.2.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan yang ada,

data yang diambil adalah data dari Stasiun BMKG Sampali, Stasiun Curah Hujan Patumbak, dan Stasiun Curah Hujan Tanjung Morawa. Data Curah Hujan yang digunakan pada penelitian ini memiliki rentang waktu 10 tahun, yaitu dari tahun 2005 hinga tahun 2014. Data yang telah diperoleh akan diolah untuk menghitung besarnya curah hujan efektif yang akan digunakan dalam menghitung besarnya ketersediaan air pada debit andalan DAS Bandar Sidoras.

3.3.2.1.2 Data Klimatologi Data klimatologi diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali, Medan. Data

yang diperoleh adalah data dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2005 hingga 2014. Data Klimatologi yang dibutuhkan untuk menghitung besar evapotranspirasi dalam penelitian ini berupa data temperatur rata-rata, penyinaran matahari, kelembaban udara, jumlah hari hujan, kecepatan angin, dan exposed surface permukaan luar.

3.3.3 Data Pola Tanam

Data pola tanam yang dipakai dalam peneitian ini diperoleh dari UPT PSDA Belawan Padang. Berdasarkan surat keputusan Camat Percut Sei Tuan nomor 521 Tahun 2015 tentang Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam Komoditi Tanaman Pangan Musim Tanam Tahun 2015 Di Kecamatan Percut Sei, disebutkan bahwa pola tanam di daerah Irigasi Bandar Sidoras adalah PadiPalawija – Padi – Padi dengan mulai tanam bulan Januari untuk Musim Tanam I, April untuk Musim Tanam II dan September untuk Musim Tanam III. Kondisi aktual yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan yang disebutkan dalam Surat Keputusan Camat. Petani pada Daerah Irigasi Bandar Sioras Kanan tidak menanam tanaman palawija dan kegiatan tanam-menanam hanya dilakukan pada musim tanam II dan III. Pada musim tanam I, petani tidak menanam tanaman apapun.

3.3.4 Data Jaringan Irigasi

Peta Jaringan Irigasi adalah skema jaringan aliran irigasi yang dilayani oleh bendung Bandar Sidoras tersebut. Data peta jaringan irigasi diperoleh dari Unit Pelayanan Teknis PSDA Belawan-Padang Lubuk Pakam. Dalam gambar peta jaringan irigasi terdapat pembagian – pembagian luas daerah irigasi yang harus dilayani oleh bendung Bandar Sidoras bagian Kanan. Data Jaringan Irigasi dipakai untuk mengetahui luas baku petak-petak sawah pada irigasi Bandar Sidoras kanan. Data ini dibutuhkan untuk mengetahui besar pemakaian air Bandar Sidoras Kanan. Data jaringan yang dipakai dalam mengevaluasi ketersediaan dan pemakaian air adalah data debit aktual pada pintu pengambilan kanan bendung Bandar Sidoras. 3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Pemakaian Air 3.4.1.1 Secara Teoritis 3.4.1.1.1 Analisis Debit Kebutuhan Air Irigasi Pada Tingkat Persawahan Dalam analisa kebutuhan air irigasi pada tingkat persawahan, hanya dihitung pada masa penyiapan lahan. Hal ini dikarenakan waktu penyiapan lahan dan penanaman pada daerah irigasi tidak merata, dan kebutuhan air untuk irigasi terbesar terjadi ketika sawah sedang dalam masa pengolahan lahan. Dengan alasan demikian, dilakukan analisa kebutuhan air pada masa penyiapan lahan pada tingkat persawahan. Selain dari pada itu, alasan menganalisa kebutuhan air pada tingkat persawahan pada masa pola tanam adalah untuk membandingkan kebutuhan air ditingkat persawahan secara teoritis dengan besar kebutuhan air pada tingkat persawahan berdasarkan penelitian dilapangan. Dengan membandingkan keduanya, akan dapat dilihat manakah yang membutuhkan air paling besar, apakah berdasarkan kenyataan dilapangan ataukah berdasarkan teori yang ada. Kedua hasil perhitungan akan dievaluasi dengan besar ketersediaan air pada bendung Bandar Sidoras. Langkah pertama diawali dengan menghitung nilai M, yaitu kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air dengan rumus 2-27. Setelah diperoleh besar nilai M, maka dengan menggunakan tabel 2.6 akan dicari besarnya kebutuhan air