Evaluasi Analisa Pemakaian Air Dengan Ketersediaan Air Bagan Alir Tahapan Penelitian Sumber Air .1 Daerah Tangkapan Hujan Bendung Bandar Sidoras

Bendung Karet Bandar Sidoras. Setelah dilakukan analisa curah hujan rata-dara, dilanjutkan dengan menganalisa besarnya evapotranspirasi. Analisa evapotranspirasi acuan menggunakan metode Penman Modifikasi Modified Penman dengan menggunakan rumus 2-16. Perhitungan dilanjutkan dengan mengolah data-data curah hujan, evapotranspirasi acuan dan data klimatologi yang telah diperoleh untuk mendapatkan besarnya debit andalan. Debit andalan dihitung dengan mengalikan besarnya total runoff dengan luas catchment area. Perhitungan debit andalan dengan metode F.J.Mock menggunakan langkah-langkah perhitungan menggunakan rumus-rumus yang ditampilkan pada bab II sub bab 2.3.3. Besarnya nilai ketersediaan air di lahan dianggap terpenuhi dengan probabilitas 80 Q80 atau dengan kata lain, kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah 20. Dalam menentukan data debit andalan Q80, data debit diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Nomor data debit andalan dihitung dengan rumus 2-15, yaitu data dengan urutan dari bawah.

3.5 Evaluasi Analisa Pemakaian Air Dengan Ketersediaan Air

Untuk mengetahui keseimbangan air dalam mengairi daerah irigasi Bandar Sidoras kanan, maka perlu dilakukan perbandingan antara jumlah debit pemakaian air berdasarkan kebutuhan air sesuai dengan pola tanam yang diterapkan dengan besarnya ketersediaan air yang ada. Air yang tersedia adalah air yang tersedia pada Sungai percut, yakni debit andalan sungai Percut berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis. Dengan mengetahui keseimbangan antara besarnya debit andalan yang menunjukkan besarnya ketersediaan air dengan besar pemakaian air pada daerah Irigasi Bandar Sidoras kanan, maka akan diketahui apakah air yang tersedia saat ini pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras yang telah mengalami pengembangan mencukupi kebutuhan pemakaian air atau tidak. Apabila kebutuhan air mencukupi maka bila direncanakan melakukan perluasan Daerah Irigasi, dapat ditelaah lebih lanjut berapa luas areal yang boleh dibuka berdasarkan ketersediaan air yang ada. Tetapi apabila ketersediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi yang ada saat ini, maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya untuk mengatasi kekurangan air agar tidak berimplikasi negatif pada produksi.

3.6 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Gambar 3.3 Bagan Alir Tahapan Penelitian Tinjauan Pustaka Mula • Curah Hujan Rata-Rata • Perhitungan Debit Andalan • Perhitungan Ketersediaan Air Aktual • Analisa Kebutuhan Air Pengolahan Lahan • Analisa Kebutuhan Air Masa Tanam Evaluasi Ketersediaan Air Dengan Besar Pemakaian Air Analisa Ketersediaan Air Pengumpulan Data Klimatologi • Analisa Curah Hujan Efektif • Analisa Evapotranspirasi • Jenis Tanaman • Pola Tanam • Lapangan • Analisa Pola Tanam • Perhitungan Kebutuhan Air Konsumtif Tanaman • Perkolasi Selesai Hasil Kesimpulan dan BAB IV PEMAKAIAN AIR DAN SUMBER AIR IRIGASI

4.1 Pemakaian Air

Pemakaian air irigasi dipengaruhi luas areal pengairan, jenis tanaman dan kebutuhan tanaman. Semakin luas areal yang akan diairi, maka semakin besar pula kuantitas tanaman yang harus diairi sehingga jumlah pemakaian air semakin besar. Jenis tanaman yang berbeda memiliki kebutuhan akan air yang berbeda pula. Demikian juga sistem pemberian airnya. Pemberian air secara tanaman akan air dipengaruhi cara penyaluran air dan pola tanam yang diterapkan. Pola tanam mempengaruhi besarnya pemakaian air pada waktu-waktu penanaman tertentu. Usia tanaman yang berbeda menyebabkan perbedaan besar pemakaian air dikarenakan kebutuhan tanaman. Bila penanaman dilakukan pada musim kering atau kemarau, maka pemakaian air irigasi akan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi pemakaian air diperlukan perolehan data dan analisa akan data-data yang mempengaruhi pemakaian air tersebut.

4.1.1 Kondisi Eksisting Lapangan

Pada daerah irigasi Bandar Sidoras kanan, air irigasi yang diperoleh dari bendung Bandar Sidoras digunakan untuk mengairi areal irigasi seluas 2016 ha. Tiap petak sawah mengambil air dari saluran pada daerah irigasi Bandar Sidoras kanan berdasarkan kebutuhan tanaman sesuai dengan pola tanam yang diterapkan. MT II Padi Sawah Pada pola tanam yang disarankan, terdapat tiga musim tanam, yakni palawija-padi-padi. Akan tetapi yang terjadi pada di lapangan, hanya dilakukan dua kali masa tanam yakni padi-padi yaitu pada masa tanam II dan III. Padi yang digunakan oleh petani adalah padi INPARI-30 yang merupakan padi varietas unggul. Pola tanam yang diterapkan pada daerah irigasi Bandar Sidoras Kanan disajikan dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Pola Tanam Daerah Irigasi Bandar Sidoras Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Sumber: P3A Daerah Irigasi Bandar Sidoras Dari tabel 4.1, berdasarkan polat tanam yang dilaukan dilapangan oleh petani, dalam baik pada masa penyiapan lahan dan masa tanam diketahui: 1. Pola tanam 2 kali dilakukan dengan jenis tanaman padi varietas unggul. 2. Masa penyiapan lahan dilakukan selama 1 bulan dan masa tanam dilakukan selama 3 bulan. 3. Masa penyiapan lahan I dibuka pada bulan maret pertama dan ditutup apda bulan mei kedua. Masa penyiapan lahan II dibuka pada Agustus pertama dan ditutup pada September kedua. MT III Padi Sawah MT I Palawija 4. Awal masa tanam pertama I divuka pada pertengahan bulan April kedua dan ditutup dan masa tanam kedua II dibuka pada bulan September pertama.

4.1.2 Sampel Data Pemakaian Air Oleh Petani

4.1.2.1 Kebutuhan Air Pada Tingkat Persawahan Penelitian lapangan dengan tujuan memperoleh data pemakaian air oleh petani dilakukan pada bulan September pertama. Petak sawah yang diambil menjadi sampel sedang pada tahap penyiapan lahan. Pengukuran pada sawah yang dilakukan dengan mengukur debit air yang masuk ke dalam sepetak sawah sebagai sampel. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, yakni bejana dengan diameter 8 inch dan tinggi 4.5 inci dan stopwatch. Dalam mengukur besar debit air yang tersedia pada petak sawah, terlebih dahulu diukur kecepatan air memenuhi bejana hingga garis ketinggian 4 inci. Luas petak sawah yang dijadikan sampel adalah 0,5 ha, dengan tinggian genangan air S = 150 mm. Data volume air yang ditampung dalam bejana adalah sebagai berikut: Diameter bejana d = 8 inch = 0,2032 m Tinggi muka air h = 4 inch = 0,1016 m Volume air V = 1 4 �� 2 × ℎ = 1 4 �0,2032 2 × 0,1016 = 0,003295 m 3 Dari pengukuran yang dilakukan dilapangan, diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Lapangan Pada Petak Sawah No. Pengujian Waktu t Volume air V detik m 3 1 3,65 0,003295 2 2,18 0,003295 3 2,86 0,003295 4 2,02 0,003295 5 2,24 0,003295 6 2,15 0,003295 7 2,69 0,003295 Rata-rata 2,54 0,003295

4.1.2.2 Kebutuhan Air Pada Pintu Pengambilan

Pengukuran lapangan dilakukan pada pintu pengambilan bertujuan untuk mengetahui berapa debit yang dipakai oleh petani secara keseluruhan pada pintu pengambilan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan. Hasil Pengukuran lapangan disajikan dalam tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Lapangan Pada Pintu Pengambilan No. Pengujian Waktu t Jarak ujung saluran pintu s detik m 1 2,37 3 2 2,23 3 3 2,68 3 Rata-rata 2,43 3 4.2 Sumber Air 4.2.1 Daerah Tangkapan Hujan Bendung Bandar Sidoras Sumber air pada bendung Bandar Sidoras berasal dari Sungai Percut. Dalam penelitian ini, dalam dipilih 3 stasiun curah hujan, yakni dari hulu, tengah dan hilir sungai Percut yaitu Patumbak, Tanjung Morawa dan Sampali. Dari ketiga stasiun curah hujan ini akan dihitung luas daerah tangkapan hujan bendung. Luas daerah tangkapan hujan akan dihitung dengan metode poligon Thiessen. Dengan menggambar poligon Thiessen pada DAS Percut,akan diperoleh luas tangkapan hujan stasiun curah hujan yang memiliki pengaruh terhadap bendung Bandar Sidoras. Proyeksi poligon Thiessen dan luas tangkapan hujan bendung disajikan pada gambar 4.1 dan data hasil perhitungan luas tangkapan hujan bendung Bandar Sidoras disajikan dalam tabel 4.4. Gambar 4.1 Polygon Thiessen DAS Bendung Bandar Sidoras Tabel 4.4 Luas Areal Tangkapan Stasiun Curah Hujan Stasiun Luas Catchment Area km 2 Patumbak 87,999 Tanjung Morawa 19,597 Sampali 78,405 Total 186 Sumber : Hasil Perhitungan

4.2.2 Curah Hujan

Data curah hujan yang diambil adalah data curah hujan tengah bulanan dari stasiun Sampali, Tanjung Morawa dan Patumbak. Data curah hujan tengah bulanan dari stasiun Patumbak selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran. Data curah hujan tengah bulanan dari ketiga stasiun ini akan dikalikan dengan luas catchment area per stasiun curah hujannya. Hasil perkalian dari setiap data curah hujan tengah bulanan dengan stasiun pencatat curah hujan per tahunnya kemudian akan dirata-ratakan, untuk akhirnya di peroleh curah hujan rata-rata tengah bulanan per tahun dari ketiga stasiun. Hasil rata-rata curah hujan tengah bulanan per tahun dari ketiga stasiun ini kemudian diakumulasikan untuk diperoleh nilai rata-rata tengah bulanannya daerah tangkapan hujan per tengah bulanan secara keseluruhan. Nilai rata-rata tengah bulananan ini kemudian akan digunakan untuk mencari besarnya curah hujan efektif. Hasil perhitungan lengkap mengenai curah hujan tengah bulanan rata-rata dengan metode Thiessen dapat dilihat pada lampiran 1.1 sampai kepada lampiran 1.14. 4.2.3 Data Iklim Sumber air yang terdapat pada Bendung Sidoras akan dihitung dengan menggunakan metode F.J.Mock. Perhitungan metode ini membutuhkan data-data iklim yang merepresentasikan kondisi wilayah lokasi penelitian, dalam hal ini daerah irigasi Bandar Sidoras. Data-data klimatologi yang dibutuhkan yakni data temperatur udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, kelembaban udara, exposed surface dan kecepatan angin. Data-data klimatologi tersebut pada metode F.J.Mock akan digunakan dalam menghitung besarnya nilai evapotranspirasi dengan menggunakan metode Penman, seperti yang tertera pada bab II sub bab 2.4.1. Data lengkap hasil perhitungan rata-rata data-data klimatologi dan data jumlah hari hujan secara keseluruhan yang akan digunakan juga dalam perhitungan besar evapotranspirasi terbatas pada metdoe F.J.Mock dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 1.15. BAB V ANALISIS DAN EVALUASI

5.1 Umum