commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembangunan dewasa ini, telah mendorong kita untuk berusaha memajukan industri yang mandiri dalam rangka mewujudkan Era
Industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme elektrifikasi dan modernisasi. Dalam keadaan yang demikian maka
penggunaan mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Kemajuan ini tentunya membawa dampak
positif bagi kehidupan manusia, selain itu juga menambah jumlah dan ragam sumber bahaya apabila dalam pelaksanaannya tidak menggunakan sistem yang
terkontrol, antara lain akan terjadi lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat, proses, dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan jumlah
maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan Depnaker dan Transmigrasi RI, 2003.
Smart people learn from experience, wise people learn from experience of others
. Kalimat bijak ini jika dikaitkan dengan industri minyak, berarti menghendaki kita bukan saja menimba pengalaman dari insiden-insiden
yang terjadi agar tidak terulang kembali, tetapi menambah ilmu-ilmu lainnya agar menjadi orang bijak yang dapat mengidentifikasi bahaya sebelum menjadi
insiden Gunawan, 2008.
commit to user 2
Bahaya yang ada oleh karena
unsafe act
dan
unsafe condition
dilakukan identifikasi tidak hanya agar kecelakaan tidak terulang lagi, tetapi masih ada faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap terjadinya
kecelakaan tersebut. Adanya penyelidikan tambahan agar menjadi evaluasi sehingga dihasilkan langkah koreksi yang lebih sempurna dan tepat. Bahkan
hampir celaka
near miss incident
harus dibuat dan didukung data yang lengkap, agar menjadi perbaikan di kemudian hari Gunawan, 1998.
IBPR Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. IBPR dilakukan diseluruh aktivitas organisasi untuk
menentukan kegiatan
organisasi mengandung
potensi bahaya
dan menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja Ramli,
2009. Selanjutnya hasil IBPR menjadi masukan untuk penyusunan obyektif
dan target K3 yang akan dicapai yang dituangkan dalam program kerja. Dimana IBPR merupakan titik pangkal dari pengelolaan K3. Jika IBPR tidak
dilakukan dengan baik maka penerapan K3 akan salah arah
misguided
, acak atau virtual karena tidak mampu menangani isu pokok yang ada dalam
organisasi Ramli, 2009. Pusdiklat Migas Cepu merupakan tempat pengolahan minyak mentah
menjadi bahan bakar seperti pertasol, kerosin, solar, PH solar dan residu. Selain itu Pusdiklat Migas juga menghasilkan produksi non minyak, misalnya
commit to user 3
wax
lilin. Dalam proses produksinya terdapat berbagai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh faktor pekerjaan pada manusia, peralatan atau mesin dan
lingkungan. Hal tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Maka dari itu perlu penetapan risiko yang signifikan untuk
menentukan langkah pengendalian yang tepat. Melalui kegiatan observasi dan
survey
di Unit Destilasi Atmosferis Pengolahan Minyak Pusdiklat Migas Cepu, penulis mencoba untuk
mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi bahaya yang ada, menilai ri
siko dan mengendalikannya melalui laporan dengan judul ”Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko di Unit Destilasi Atmosferis
Pengolahan Minyak Pusdiklat Migas Cepu” .
B. Rumusan Masalah