Pembahasan IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO DI UNIT DESTILASI ATMOSFERIS PENGOLAHAN MINYAK PUSDIKLAT MIGAS CEPU

commit to user 55 55

B. Pembahasan

Dari hasil observasi langsung dan wawancara kepada beberapa operator didapatkan penilaian dan signifikan risiko identifikasi bahaya serta pengendalian bahaya yang telah dilakukan di Unit Destilasi Atmosferis Pusdiklat Migas Cepu dalam upaya peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat kita ketahui bahwa : 1. Unit Tangki-101 dan Tangki-102 Terdapat proses penampungan minyak mentah crude oil dan pemisahan air dengan minyak mentah crude oil . Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko, maka dapat diketahui bahwa : a. Bahaya yang memiliki nilai risiko tinggi di proses penampungan minyak mentah yaitu kebakaran dari timbulnya nyala api maupun loncatan listrik statis. Bahaya kebakaran dapat menyebabkan bencana yang berakibat fatal bila terjadi. Tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga dapat meghancurkan seluruh aset instansi. Untuk itu Pusdiklat Migas Cepu melakukan tindakan pengendalian antara lain pemasangan penetral listrik statis pada setiap tangki timbun dan persambungan pipa yang langsung dihubungkan ke tanah untuk mencegah timbulnya listrik statis loncatan listrik yang sudah sesuai dengan UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 20 ayat 1 berbunyi “ Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penang kal petir”, PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan commit to user 56 56 Gas Bumi pasal 5 ayat 7 “ Semua peralatan, bangunan dan instalasi yang dapat menimbulkan kemungkian terjadinya arus listrik yang diakibatkan oleh petir, arus liar, muatan statis dan sebagainya, harus dilangkapi dengan suatu sistim untuk meniadakannya” dan lebih spesifik pada Kep. 75MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja dan pemasangan alarm system sebagai peringatan awal, water drenching untuk mendinginkan tangki dan terdapat alat pemadam seperti foam chamber dan hydrant . Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik dan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi. Pada Bab XIX pasal 34 3 , “Instalasi pemadam kebakaran yang permanen disamping dilengkapi dengan sistim pemompaan utama harus dilengkapi pula dengan sistim pemompaan tambahan yang tidak tergantung pada jaringan pusat tenaga listrik tempat pemurnian dan pengolahan”. b. Bahaya yang memiliki nilai risiko sedang tidak ada. c. Bahaya di proses penampungan dan pemisahan air dengan minyak mentah yang memiliki tingkat rendah yaitu kebocoran pipa saat pengisian ke tangki minyak metah, dan terpeleset ceceran minyak mentah saat pembuangan air dari tangki penampungan minyak mentah. commit to user 57 57 Untuk pengendalian atau penurunan risiko dari bahaya terpleset ceceran minyak mentah yang tercampur air dengan cara pembersihan ketika terjadi ceceran telah sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 8 ayat 1 “Tempat kerja harus bersih dan dipelihara dengan baik” dan harus memakai APD pakaian kerja, safety shoes , safety helmet , telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 13 yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” , hanya saja spesifikasi dari alas karet safety shoes belum sesuai dengan karakteristik minyak sehingga operator masih sering terpeleset. Bahaya yang mempunyai nilai risiko rendah seperti kebocoran pipa saat pengisian, tersengat listrik apabila ada perbedaan potensial antara grounding dengan pipa dan terjatuh dari tangga saat pengecekan tidak memerlukan tindakan pengendalian dan penurunan risiko yang spesifik. Dikarenakan sudah dilengkapi dengan perlindungan di tangga dan harus memakai APD pakaian kerja, safety shoes , safety helmet , dan kaca mata yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang Keselamatan Kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP commit to user 58 58 No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” . Pada pencegahan bahaya terjatuh dari tangga sudah dilakukan dengan memberikan pegangan tangan dan memakai sabuk pengaman saat menaiki tangki, hal ini sudah sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 6 “Geladag kerja, lantai dan lorong, termasuk titian untuk berjalan, jembatan tangga dan lubang yang dibuat dengan memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, serta apabila dianggap perlu, dilindungi dengan pagar yang aman untuk mencegah terjadinya bahaya atau kecelakaan” . Hanya saja pemeriksaan dan pembersihan lantai tangga tangki yang belum rutin dilakukan, hal ini belum sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 8 ayat 1 “Tempat kerja harus bersih dan dipelihara dengan baik” . 2. Unit Rumah Pompa Di unit ini terdapat berbagai kegiatan antara lain : a. Penyaluran minyak mentah ke HE Heat Exchanger b. Tempat pengambilan sampel baik sampel minyak mentah maupun produk untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium kilang. commit to user 59 59 c. Pemisahan air dengan minyak yang terbawa oleh produk Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko, maka dapat diketahui bahwa : 1 Bahaya yang memiliki nilai risiko tinggi tidak ada. 2 Bahaya yang memiliki nilai risiko sedang antara lain tersengat listrik pada mesin pompa, ceceran minyak di washteful dan lantai bila mengenai kulit akan menimbulkan gatal-gatal, bau crude oil yang dapat mengganggu pernafasan, terdapat ceceran minyak yang terkoagulasi dengan air yang menyebabkan licin jika terkena kulit bisa menjadi gatal- gatal, dan terperosok ke dalam parit. Untuk penurunan atau pengendalian nilai risiko pada tersengat listrik saat pengoperasian mesin pompa dilakukan pemasangan instalasi listrik yang baik yang memang telah sesuai dengan Kep. 75MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-0225- 2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 29 ayat 4 “Pegaman kawat atau kabel baik disalut maupun tidak, termasuk jarak antara kawat atau kabel tersebut pada dinding, baik di luar maupun di dalam bangunan, tingginya dari permukaan tanah dan jarak antara kawat atau kabel masing-masing harus cukup. Luas penampang kawat atau kabel tersebut harus sesuai dengan kekuatan arus listrik yang mengalir di dalamnya untuk mencegah timbulnya bahaya”. Hanya saja belum rutin dalam pegecekan dan pergantian komponen instalasi listrik sesuai masa commit to user 60 60 kadaluarsanya. Sedangkan untuk pengendalian bahaya terperosok ke dalam parit sebenarnya telah dilakukan pemasangan pengaman dari besi tetapi sudah banyak yang hilang, sehingga perlu pergantian pengaman yang baru agar tidak sering terjadi operator masuk parit apalagi saat malam hari kejadian ini sering terjadi. Sebenarnya pemasangan pengaman parit dari besi telah sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 6 “Geladag kerja, lantai dan lorong, termasuk titian untuk berjalan, jembatan tangga dan lubang yang dibuat dengan memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, serta apabila dianggap perlu, dilindungi dengan pagar yang aman untuk mencegah terjadinya bahaya atau kecelakaan” , hanya saja penggantian pengaman parit dari besi yang belum terlaksana. Untuk penurunan atau pengendalian risiko ceceran minyak di wa shteful dan lantai, bau crude oil yang dapat mengganggu pernafasan, dan terdapat ceceran minyak yang terkoagulasi dengan air yang menyebabkan licin jika terkena kulit akan menjadi gatal dilakukan pembersihan secara rutin dan disediakan tempat untuk mencuci tangan dan membersikan badan di kamar mandi control room yang telah sesuai dengan Kepmentamben No. 555.K26M.PE1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum pasal 48 tentang Ruang Ganti Pakaian. Pemakaian alat pelindung diri APD seperti safety shoes, safety helmet , dan masker yang telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal commit to user 61 61 13 tentang Keselamatan Kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” . 3 Sedangkan untuk bahaya yang mempunyai nilai risiko rendah yaitu terciprat ceceran minyak sehingga dapat mengenai mata dan mengenai kulit tidak memerlukan tindakan pengendalian dan penurunan risiko yang spesifik hanya dilengkapi dengan safety googles ataupun kaca mata yang telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 13 tentang Keselamatan Kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” .. 3. Unit Furna ce Di unit furnace terdapat kegiatan antara lain : a. Pemanasan lebih lanjut minyak mentah kegiatan utama b. Pompa pengisian bahan bakar furnace c. Penggunaan gas flare dan gas LPG sebagai pilot fire Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko, maka dapat diketahui bahwa : commit to user 62 62 1 Bahaya yang memiliki nilai risiko tinggi adalah ledakan karena tekanan berlebih dan kebakaran karena timbulnya nyala api. Untuk mengendalikan bahaya ledakan dan kebakaran usaha yang dilakukan adalah saat pengoperasian furnace harus sesuai dengan suhu dan tekanan yang diperbolehkan oleh SOP Pengoperasian Furnace yang telah sesuai dengan Permenakertrans No. 01MEN1982 pasal 9 ayat 3 tentang Bejana Tekanan dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab VIII Tungku Pemanas pasal 18 dan 19. Perlindungan kebakaran dengan mengatur tekanan pompa bahan bakar furnace dan menempatkan APAR dan pipa hydrant di tempat yang mudah di jangkau sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per- 04MEN1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 34 ayat 4 Pada tempat-tempat tertentu harus disediakan alat pemadam kebakaran yang portabel dalam jumlah yang cukup yang jenisnya disesuaikan dengan sifat kebakaran yang mungkin timbul, serta pekerja yang bekerja di tempat bersangkutan harus melayani atau menggunakan alat tersebut” 2 Bahaya yang memiliki nilai risiko sedang adalah kebisingan, konsleting listrik, terpapar panas dan uap gas yang keluar di dapur pembakaran dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. commit to user 63 63 Kebisingan sebesar 90 dB pada setiap unit dapur pembakaran yang beroperasi dan apabila berada di sana dalam waktu dalam waktu 2 jamhari, sehingga masih di bawah nilai ambang batas menurut Kepmen No.51 tahun 1999 tentang NAB Faktor Fisik di Tempat Kerja Lampiran II yang menyebutkan NAB Kebisingan 91 dB untuk lama paparan 2jamhari. Untuk penurunan tingkat risiko, letak furnace dekat dengan ruang bebas serta pemberlakuan shift kerja operator, yang dimana operator hanya melakukan pengecekan tidak sering, hanya sesekali untuk melihat pembakaran hingga menjadi sempurna dan saat pengoperasian harus sesuai SOP Standart Operation Procedure di unit furnace yang berpedoman kepada Kepmenaker No. 51MEN1999 adalah 91 dB untuk pemaparan selama 2 jamhari. Hal ini dilakukan oleh Pusdiklat Migas Cepu untuk melindungi tenaga kerjanya dari bahaya kebisingan. Tetapi apabila harus berada di furnace dalam waktu lebih dari 2 jam maka perlu dilengkapi alat pelindung diri APD ear plug atau ear muff yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang Keselamatan Kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja” . Sebaiknya ditambah dengan pemasangan safety sign untuk commit to user 64 64 adanya bahaya kebisingan dan wajib menggunakan alat pelindung telinga bila dalam waktu yang lama. Untuk mengurangi atau menurunkan nilai risiko maka dilakukan pemasangan instalasi listrik yang baik yang memang telah sesuai dengan Kep. 75MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 29 ayat 4 “Pegaman kawat atau kabel baik disalut maupun tidak, termasuk jarak antara kawat atau kabel tersebut pada dinding, baik di luar maupun di dalam bangunan, tingginya dari permukaan tanah dan jarak antara kawat atau kabel masing-masing harus cukup. Luas penampang kawat atau kabel tersebut harus sesuai dengan kekuatan arus listrik yang mengalir di dalamnya untuk mencegah timbulnya bahaya”, hanya saja belum dilakukan pemeriksaan dan pergantian rutin komponen instalasi listrik sesuai masa kadaluarsanya. Untuk melindungi tenaga kerja dari paparan panas maupun uap gas diberikan alat pelindung diri safety shoes , safety helmet , pakaian kerja, masker gas dan safety googles yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan commit to user 65 65 dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” . Bahaya yang mempunyai nilai risiko rendah yaitu terkena tetesan steam , kebocoran saluran pipa gas flare atau gas LPG dan terpeleset ceceran air. Tindakan penanggulangan untuk tetesan steam harusnya dengan steam trap , tetapi dikarenakan rusak maka diganti dengan pemberian wadah dari besi untuk menampung tetesan steam yang apabila penuh akan meluber keluar. Hal ini kurang sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 18 ayat 3 “Pada tungku pemanas harus dipasang alat- lat pengaman yang selalu dapat bekerja dengan baik” . Sebaiknya dibuatkan steam trap yang baru untuk menyalurkan ke parit agar operator tidak terkena panas steam dan tidak ada ceceran air yang tercecer di lantai serta pengecekan saluran gas LPG secara rutin. 4. Unit Fraksinasi Di unit fraksinasi terdapat berbagai kegiatan antara lain : a. Lantai dasar terdapat pemanasan awal di HE, dan pemberian amoniak untuk injeksi top kolom agar tidak berkarat. b. Lantai I terdapat terdapat bagian bawah dari kolom C-2, C-3, C4 dan C5 untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak, Akumulator facial steam untukmenyimpan steam sementara dari boiler, dan Evaporator memisahkan fasa uap dan fasa cair bagian bawah. commit to user 66 66 c. Lantai II terdapat kolom C-1 untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak. d. Lantai III terdapat Terdapat kolom C-2, C-3, C-4, dan C-5 untuk memisahkan fraksi minyak. e. Lantai IV terdapat evaporator top coulom , pengambilan produk side steam no. 4, 5, 6 f. Lantai V terdapat kolom C-1A dan C-1B, pengambilan produk side steam no. 7 dan 8. g. Lantai VI terdapat top kolom C1A dan C-1B. Dari keseluruhan penilaian risiko bahaya yang ada di unit fraksinasi antara lain : 1 Bahaya yang memiliki nilai risiko tinggi adalah ledakan karena tekanan berlebih dan kebakaran oleh karena timbulnya nyala api. Tindakan pengendalian bahaya ledakan oleh karena tekanan berlebih yaitu pengecekan secara rutin tekanannya bila berlebih tekanannya dibuang lewat relief valve . Hal ini sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 9 “Bejana, resivoir dan bak yang terbuka yang berisikan bahan cair, termasuk yang mendidih, panas atau yang dapat melukai, sepanjang dapat menimbulkan bahaya, harus dikelilingi dengan pagar yang aman dibuat usaha-usaha lainnya untuk mencegah kecelakaan” Untuk sistem proteksi tehadap kebakaran, unit fraksinasi telah dilengkapi oleh APAR dan pipa hydrant di setiap lantai yang terletak di commit to user 67 67 ujung-ujung tangga, hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04MEN1980 tentang Syarat- syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan dan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi. Pada Bab XIX pasal 34 3 , “Instalasi pemadam kebakaran yang permanen disamping dilengkapi dengan sistim pemompaan utama harus dilengkapi pula dengan sistim pemompaan tambahan yang tidak tergantung pada jaringan pusat tenaga listrik t empat pemurnian dan pengolahan”. 2 Bahaya yang memiliki nilai risiko sedang antara lain terpapar panas, terpeleset dan kebocoran uap minyak dari bocoran pipa bocor yang dapat menimbulkan bau menggaggu saluran pernafasan. Bahaya terkena paparan panas dari pipa-pipa steam dan kolom yang isolatornya terlepas yang dapat melukai ataupun membakar kulit operator. Untuk itu dilakukan tindakan pencegahan dengan pemasangan isolator pada setiap pipa steam maupun kolom fraksinasi tetapi banyak yang lepas dan belum dipasang kembali isolator yang baru tetapi hal ini belum sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 9 “Bejana, resivoir dan bak yang terbuka yang berisikan bahan cair, termasuk yang mendidih, panas atau yang dapat melukai, sepanjang dapat menimbulkan bahaya, harus dikelilingi dengan pagar yang aman dibuat usaha- usaha lainnya untuk mencegah kecelakaan” dan commit to user 68 68 Kepmenaker No. 51MEN1999 tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja dan Selain itu untuk melindungi tenaga kerja dari paparan panas diberikan alat pelindung diri APD seperti sarung tangan yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing peke rja” . Mengurangi bahaya terpeleset dan bau dari bocoran uap minyak maka operator dilengkapi dengan APD seperti, safety shoes, safety helmet , safety googles dan masker gas yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang Keselamatan Kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” , tetapi untuk safety shoes spesifikasi dari alas karet safety shoes belum sesuai dengan karakteristik minyak sehingga operator masih sering terpleset. commit to user 69 69 3 Untuk bahaya dengan nilai risiko rendah yaitu tersandung pipa-pipa tidak memerlukan teknik khusus dikarenakan operator diwajibkan memakai APD safety shoes dan safety helmet ketika masuk Unit Kilang yang telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” . 5. Unit Kondesor dan Cooler Di unit ini terdapat berbagai macam kegiatan antara lain : a. Kondesor melakukan pengembunan uap kondensasi minyak dari puncak kolom fraksinasi. b. Cooler digunakan untuk mendinginkan produk panas tetapi tidak merubah fase. Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko, maka dapat diketahui bahwa tingkat bahaya di kondensor dan cooler hanya rendah yaitu kebocoran pipa sehingga minyak tercampur air dan terpleset sehingga bisa menyebabkan jatuh dari tangga. Dikarenakan unit Kilang telah terdapat pagar pegangan tangan pada tangga box cooler yang telah sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 9 “Bejana, resivoir dan commit to user 70 70 bak yang terbuka yang berisikan bahan cair, termasuk yang mendidih, panas atau yang dapat melukai, sepanjang dapat menimbulkan bahaya, harus dikelilingi dengan pagar yang aman dibuat usaha-usaha lainnya untuk mencegah kecelakaan” . SOP dan Work Permit saat pengecekan serta perbaikan, pembuangan air saat pengurasan lebih hati-hati yang telah sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi No. 87.K38DDJM1996 tentang Tata Cara Penilaian dan Pemberian tanda Penghargaan dalam Bidang Keselamatan Kerja Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusaha Sumber Daya Panas Bumi ayat 2 tentang Pengendalian Bahaya. Penggunaan APD seperti safety shoes dan safey helmet saat pengecekan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja” . Tetapi untuk spesifikasi dari alas karet safety shoes belum sesuai dengan karakteristik minyak sehingga operator masih sering terpleset sehingga operator harus lebih hati-hati saat menaiki kondesor dan cooler . 6. Unit Tangki Produk 106-144 Di dalam unit ini terdapat kegiatan penampungan produk jadi sesuai dengan jenisnya. commit to user 71 71 Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko, maka dapat diketahui bahwa : a. Bahaya yang memiliki nilai risiko tinggi yaitu kebakaran. Untuk itu unit kilang telah melakukan proteksi terhadap bahaya kebakaran antara lain pemasangan penetral listrik statis pada setiap tangki timbun dan persambungan pipa yang langsung dihubungkan ke tanah untuk mencegah timbulnya listrik statis loncatan listrik yang sudah sesuai dengan UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 20 ayat 1 berbunyi “ Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir”, PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 5 ayat 7 “ Semua peralatan, bangunan dan instalasi yang dapat menimbulkan kemungkian terjadinya arus listrik yang diakibatkan oleh petir, arus liar, muatan statis dan sebagainya, harus dilangkapi dengan suatu sistim untuk meniadakannya” dan lebih spesifik pada Kep. 75MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja dan pemasangan alarm system sebagai peringatan awal, water drenching untuk mendinginkan tangki dan terdapat alat pemadam seperti foam chamber dan hydrant . Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik dan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi. Pada Bab XIX pasal 34 3 , “Instalasi pemadam commit to user 72 72 kebakaran yang permanen disamping dilengkapi dengan sistim pemompaan utama harus dilengkapi pula dengan sistem pemompaan tambahan yang tidak tergantung pada jaringan pusat tenaga listrik tempat pemurnian dan pengolahan”. b. Bahaya yang memiliki nilai risiko sedang tidak ada. c. Bahaya yang memiliki nilai risiko rendah antara lain kebocoran minyak saat pengisisan menyebabkan ceceran minyak, terpeleset ceceran minyak dan terjatuh dari atas tangki saat pengecekan. Memiliki nilai risiko rendah dikarenakan di unit pengumpulan produk telah dilakukan pengecekan secara rutin pipa-pipa penyalur, dilengkapi juga dengan pagar pegangan tangan di tangga maupun bagian atas tangki sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi pasal 7 ayat 6 “Geladag kerja, lantai dan lorong, termasuk titian untuk berjalan, jembatan tangga dan lubang yang dibuat dengan memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, serta apabila dianggap perlu, dilindungi dengan pagar yang aman untuk mencegah terjadinya bahaya atau kecelakaan” , serta para tenaga kerja yang masuk unit kilang harus memakai APD seperti safety shoes dan safety helmet sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri pasal 40 ayat 1 commit to user 73 73 “Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuiakan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing- masing pekerja” . Tetapi untuk spesifikasi dari alas karet safety shoes belum sesuai dengan karakteristik minyak sehingga operator masih sering terpleset sehingga operator harus lebih hati-hati saat menaiki tangki. 7. Control Room Di dalam control terdapat kegiatan antara lain pengawasan, pengendalian proses dan administrasi sementara. Terdapat potensi bahaya antara lain : a. tersengat aliran listrik b. oli kiriman dari bolier sehingga terciprat keluar c. terpeleset ceceran minyak yang menepel dari sepatu operator yang habis dari lapangan Dari hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko diketahi bahwa secara keseluruhan memiliki nilai resiko yang rendah. Tetapi untuk mencegah terjadinya konsleting listrik maka diperlukan pemasangan instalasi listrik yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja, hanya saja penataan kabel aliran listrik yang kurang rapi dan belum dilakukan pemeriksaan dan pergantian rutin komponen listrik sesuai masa kadaluarsa. Tetapi untuk pemasangan lampu telah baik dengan lampu listrik yang dilindungi dengan tutup gelas yang commit to user 74 74 kuat dan kedap gas yang telah sesuai dengan PP No.11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XXIII Perlengkapan Penyelamat dan Pelindung Diri Bab Xvi Penerangan Lampu pasal 31. Selain itu perlu juga kesadaran dari operator dari lapangan ingin masuk control room untuk melepas alas kaki atau masuk dengan sepatu bersih tanpa adanya ceceran minyak yang terbawa. commit to user 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan